Sesungguhnya doa dari setiap kita tidak ada yang ditolak oleh Tuhan. Maka kalau dikatakan bahwa “semua doa kita tidak mungkin ditolak oleh Kristus”, itu tidak otomatis mengatakan bahwa kita sejajar dengan Kristus. Allah selalu menerima doa setiap orang, namun tentang hal pengabulan doa, memang Tuhan yang menentukan, sesuai dengan kehendak-Nya, yang kadang tidak sama dengan kehendak orang yang berdoa.
Nah, tentang doa Bunda Maria [dan doa para orang kudus di surga], memang ada kekhususannya tersendiri, sebab mereka telah bersatu sepenuhnya dengan Allah dan menjadi sama seperti Dia (lih. 1 Yoh 3:2), sehingga kehendak mereka sama dengan kehendak Allah. Dengan demikian, maka Allah mengabulkan doa-doa mereka, sebab yang dimohonkan sesuai dengan kehendak-Nya. Bunda Maria dan para orang kudus itu dapat turut mendoakan kita, dan dengan demikian turut mendukung Perngantaraan Kristus kepada Allah Bapa, untuk mendatangkan yang terbaik demi keselamatan kita.
Maka bahwa kuasa doa Bunda Maria [dan para kudus di surga] sangat besar, itu sungguh terbukti. Sebab Kitab Suci mengajarkan, “Doa orang benar besar kuasanya” (Yak 5:16), dan ini tergenapi di dalam diri Bunda Maria [dan para kudus di surga] yang telah dibenarkan oleh Allah. Secara istimewa, Bunda Maria telah dipilih dan dikuduskan Allah sejak semua untuk menjadi ibu bagi Putera-Nya Yesus Kristus, yang taat setia kepada-Nya sampai akhir. Maka ia dibenarkan Allah, dan besarlah kuasa doanya. Namun besarnya kuasa doa Bunda Maria tidak menjadikannya sejajar dengan Allah, sebab pada dasarnya, yang mengabulkan doa manusia tetaplah Allah saja. Bunda Maria hanya turut menyampaikan doa permohonan kita, dan mempercayakan hal pengabulannya kepada Allah, sebagaimana yang dilakukannya dalam perjamuan perkawinan di Kana (lih. Yoh 2:1-11). Maka jika Allah mengabulkan doanya, itu adalah karena kebijaksanaan Allah.
Marilah kita menghormati kebijaksanaan-Nya itu, yang memang mengizinkan para orang kudus-Nya untuk turut mengambil bagian dalam karya keselamatan-Nya. Sebab demikianlah kehendak Allah, Ia berkarya di dalam diri manusia-manusia ciptaan-Nya, dalam keterbatasan mereka sebagai manusia, namun justru dalam kelemahan inilah kuasa Tuhan menjadi sempurna (lih. 2 Kor 12:9); sehingga tergenapilah kehendak-Nya: “Allah menjadi semua di dalam semua” (1Kor 15:28). Jadi dalam rencana keselamatan Allah itu, Pengantaraan Kristus juga melibatkan para anggota-Nya yang lain, sebagaimana Kepala melibatkan anggota-anggota Tubuh-Nya.
Ditulis oleh: Stefanus Tay & Ingrid Tay
Stefanus Tay, MTS dan Ingrid Listiati, MTS adalah pasangan suami istri awam dan telah menyelesaikan program studi S2 di bidang teologi di Universitas Ave Maria - Institute for Pastoral Theology, Amerika Serikat. (Katolisitas.org)
Post a Comment