Latest News

Sunday, April 28, 2013

Komuni Dengan Tangan? Salahkah ?




Sejak abad-abad pertama naskah Santo Cyrilus dari Yerusalem dan Santo Ambrosius telah menunjukkan kebiasaan umat menerima Komuni kudus dengan tangan. Sampai Abad XII-XIII umat menerima sambil berdiri.

Santo Cyrillus menulis: “Buatlah tangan kirimu sebuah takhta bagi tangan kananmu yang harus menerima Sang Raja. Dengan tanganmu terimalah Tubuh Kristus dan jawablah, Amin.”

Santo Ambrosius menulis: ”Apabila engkau berdiri didepan imam, imam berkata, Tubuh Kristus. Engkau harus menjawan: Amin, artinya: Sungguh benar!”

Sejak Abad IX hosti kudus diterima dengan mulut untuk menghindari pencemaran dan menjamin rasa hormat. Sejak Abad XIII komuni diterima sambil berlutut.

Gereja dewasa ini menghargai dua warisan tradisi itu. Berdasarkan wewenang yang direstui Takhta Apostolik, KWI boleh menentukan komuni diterimakan dengan meletakkan hosti kudus pada tangan umat beriman, asal saja dicegah jangan sampai mereka menerimanya secara kurang hormat atau dengan pandangan yang keliru mengenai Ekarisiti Mahakudus. Remah-remah yang mungkin tertinggal hendaknya dikumpulkan dengan penuh hormat.

Rev. Pater Bosco Da Cunha O.Carm, Memahami Misa Kudus Demi Penghayatan Yang Utuh

Sumber: Blog-katolisitas-indonesia.blogspot.com

Kata "Katolik" Apakah Tertera Didalam Kitab Suci ?




Bapa Gereja awal yang pertama kali menggunakan istilah GEREJA KATOLIK adalah St. Ignatius dari Antiokia. Beliau menurut tradisi Kristen adalah murid St. Yohanes Rasul dan konon beliau juga seorang anak yang pernah dipangku oleh Tuhan Yesusdalam Markus 9:36.

Kutipan dari tulisan St. Ignatius dari Antiokia kepada Jemaat di Smirna:

Wherever the bishop appears, let the people be there; just as wherever Jesus Christ is, there is the Catholic Church" (Letter to the Smyrneans 8:2 [A.D. 110])."Di mana ada uskup, hendaknya umat hadir di situ, sama seperti di mana ada Yesus Kristus, Gereja Katolik hadir di situ."



Hal ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa sebelum masa St. Ignatius, istilah "Gereja Katolik" telah digunakan sebagai nama Gereja yang didirikan oleh Tuhan Yesus di ayat berikut.

Mat 16:18Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan GEREJA-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.

Mt 16:18kagw de soi legw oti su ei petroV kai epi tauth th petra oikodomhsw mou thn EKKLHSIAN kai pulai adou ou katiscusousin authV (Perjanjian Baru Yunani - Stephanos 1550)

Mt 16:18And I say also unto thee, That thou art Peter, and upon this rock I will build my CHURCH; and the gates of hell shall not prevail against it.



Catatan: Lembaga Alkitab Indonesia mencantumkan kata "Jemaat" pada Mat 16:18. Namun, hal ini adalah sesuatu yang tidak tepat karena yang benar seharusnya "Gereja". Bisa dilihat di terjemahan Bahasa Inggris terdapat kata "CHURCH". Jadi saya ganti kata "Jemaat" dengan "Gereja".

Nah, sekarang bisa kita lihat dengan jelas bahwa Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya di atas Sang Batu Karang (St. Petrus).

Selanjutnya, dimanakah letak kata "Katolik" yang merupakan nama Gereja yang didirikan oleh Tuhan Yesus??? Disinilah kita bisa melihatnya.

Kis 9:31Selama beberapa waktu Gereja di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus.(Cat: "Jemaat" diganti jadi "Gereja")

Acts 9:31So the church throughout all Judea and Galilee and Samaria had peace and was built up; and walking in the fear of the Lord and in the comfort of the Holy Spirit it was multiplied.

Kis 9:31μεν ουν εκκλησια καθ ολης της ιουδαιας και γαλιλαιας και σαμαρειας ειχεν ειρηνην οικοδομουμενη και πορευομενη τω φοβω του κυριου, και τη παρακλησει του αγιου πνευματος επληθυνοντο.atau ini saja, terjemahan berbahasa Yunani yang lebih enak dibaca.

Acts 9:31ai men oun ekklhsiai kaq olhV thV ioudaiaV kai galilaiaV kai samareiaV eicon eirhnhn oikodomoumenai kai poreuomenai tw fobw tou kuriou kai th paraklhsei tou agiou pneumatoV eplhqunonto (Perjanjian Baru Yunani - Stephanos 1550).

Perhatikan ekklhsiai kaq olhV pada Kitab Suci berbahasa Yunani. Nah, kata tersebut kira-kira berbunyi "Ekklesia Katha Holos" yang diterjemahkan di Inggris menjadi "the church throughout all," dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi "Gereja di seluruh."

"Ekklesia" adalah "Gereja"
"Katha Holos" adalah asal dari kata "Katolik"
"Ekklesia Katha Holos" = "Gereja Katolik"

Bukti lebih lanjut:
1. "The word Catholic is derived from the Greek adjective καθολικός (katholikos), meaning "universal"... (Kutipan darihttp://en.wikipedia.org/wiki/Catholic ).

Terlihat bahwa bahasa Yunani dari kata "Katolik" adalah "καθολικός" bandingkan dengan yang di Kis 9:31, "καθ ολης". Bisa dilihat kesamaan hurufnya. Tidak sama persis karena masalah gramatikal. Yah, kurang lebih seperti perbedaan penggunaan "you" dengan "your".

2. http://dictionary.reference.com/browse/catholic
[Middle English catholik, universally accepted, from Old French catholique, from Latin catholicus, universal, from Greek katholikos, from katholou, in general : kat-, kata-, down, along, according to; see cata- + holou (from neuter genitive of holos, whole. See sol- in Indo-European Roots).]

Lihat yang digarisbawahi. Dikatakan kata-kata tersebut berasl dari kata yunani "katholikos" yang berasal dari kata "katholou" dan kata ini berasal dari "kata" + "holou".


3. Terjemahan dari kata per kata dari frasa "throughout all" yang ada pada Kisah 9:31 dari Bahasa Yunani ke Bahasa Inggris.

*Original word: katav
Transliterated Word: Kata
Definition:
1. down from, through out
2. according to, toward, along
http://www.biblestudytools.com/lexicons/greek/kjv/kata.html

*Original word: o&loß
Transliterated Word: Holos
Definition:
1. all, whole, completely
http://www.biblestudytools.com/lexicons/greek/kjv/holos.html

Dengan melihat bukti di atas, dapat disimpulkan bahwa Kata "Katolik" itu ada di dalam Kitab Suci dan merupakan nama dari Gereja yang didirikan Tuhan Yesus Sendiri di atas St. Petrus


Dominus Illuminatio Mea
Follow Katolisitas Indonesia on twitter
Like Katolisitas Indonesia Fanpage on Facebook

Sumber: Blog-katolisitas-indonesia.blogspot.com


Perang Salib, Inikah Sejarah Kelam Gereja Katolik ?




Perang Salib, satu di antara dua hal yang paling sering dipakai untuk menyerang Gereja Katolik. Satu hal yang lain ada Inkuisisi. Sering penyerang mengutip fakta sejarah separuh-separuh, sedang mereka yang diserang tidak tahu fakta sejarah sama sekali. Mari kita kali ini melihat masalah Perang Salib secara umum.
 

Sebenarnya Perang Salib itu apa?
 

Perang Salib sering digambarkan sebagai usaha orang Kristen Eropa untuk menduduki tanah Islam, yaitu Timur Tengah. Orang Islam sendiri digambarkan sebagai pihak yang cinta damai. Ini adalah gambaran yang salah. Secara historis, sebagian daerah Timur Tengah adalah tanah Kristen. Meski propaganda Islam mengatakan bahwa agama Islam adalah agama damai, kenyataannya tidak demikian. 

Islam berkembang melalui peperangan. Pada saat kelahiran Islam pada abad ketujuh, Muhammad memimpin perang di Jazirah Arab. Pasukan Arab Islam menghadapi dua kerajaan besar dunia waktu itu yang saling berperang, Byzantium dan Persia. Byzantium didominasi oleh Kristen sedang Persia oleh Zoroaster. 

Kerajaan Persia berhasil ditaklukkan dan terserap ke dominasi Islam.(1) Zoroaster sekarang tinggal dijalankan oleh sejumlah kecil keluarga. Sekarang tujuan invasi Islam tinggl satu yaitu Byzantium. Seluruh tentara Byzantium di Timur Tengah dikalahkan oleh tentara Arab Islam pada 636 dan Yerusalem jatuh pada tahun 638.(2)


Invasi Islam

Pada abad kedelapan, bangsa Arab, sambil membawa Islam, telah menaklukkan seluruh Afrika Utara, yang sebelumnya didiami orang Kristen.(1) Penduduk Afrika Utara, bangsa Berber, yang sebelumnya Kristen sekarang menjadi Islam. Bahkan tentara Berber Islam pada tahun 711 telah mendarat di daratan Spanyol atas nama Kekhalifahan Umayyad (Arab) dan menghancurkan pasukan Kristen Visigoth. Pada tahun 712 mereka telah mencapai jantung Semenanjung Iberia. Pada tahun 730, tentara Berber Islam (ditambah tentara Arab Islam yang datang belakangan) ini telah memasuki jantung Perancis. Mereka akhirnya dapat ditahan oleh Charles Martel di Pertempuran Tours (Poitiers) pada tahun 732.(2) 

Bataille de Poitires, oleh Charles de Steuben
Perhatikan Salib tegak berdiri

Kisah penaklukan dunia oleh bangsa Islam tidak berhenti di sana. Pada abad kedelapan, bangsa Islam telah menguasai Sisilia (bagian Italia sekarang) dan beberapa pulau Mediterania.(2) Pada abad kesebelas, dunia Islam dipimpin oleh bangsa Turki (Kekhalifahan Ottoman),(2) yang telah menaklukkan Asia Kecil (Republik Turki sekarang), yang juga merupakan daerah Kristen. Semua daerah Kristen ini (kecuali Spanyol dan Perancis) adalah wilayah Byzantium dulunya. Kerajaan Byzantium yang dulunya luas sekarang hanya tersisa sedikit.

Bahkan Kerajaan Byzantium sekarang menghadapi masalah besar yaitu tentara Islam yang berkemah di luar ibukota Constantinople. Penguasa Constantinople meminta bantuan kepada kerajaan Eropa lainnya. Paus Urban II menjawab pada Konsili Clermont 1095 dengan meminta para ksatria Eropa untuk membantu Byzantium. Ini lah yang menjadi Perang Salib. Perang salib bukanlah usaha Paus yang gila kuasa untuk menyerang kaum lemah lembut cinta damai. Perang Salib adalah usaha bangsa Kristen Eropa untuk bertahan dari gempuran Islam, yang dalam 400 tahun telah berhasil menguasai 2/3 tanah Kristen dan mengeringkan 3/5 Patriarchate (Alexandria, Antiokhia, Yerusalem).(1) 

Wilayah Kekhalifahan Ottoman,
pada saat kejayaannya

Tentara Salib sendiri sering digambarkan sebagai tentara yang haus kekayaan, ketenaran dan popularitas. Para pemimpin Tentara Salib katanya adalah anak bangsawan kedua atau ketiga, yang tidak memiliki tanah dan kuasa karena mereka bukan ahli waris. Tujuan mereka bergabung dengan Tentara Salib adalah demi mendapatkan gelar, kuasa, kekayaan dan tanah. Kenyataannya berbeda jauh. Pemimpin Tentara Salib adalah para raja suatu kerajaan atau putra mahkota. Tujuan mereka bersifat spiritual. Mereka bergabung dengan Tentara Salib sebagai tanda penitensi dan peziarahan. Gereja Katolik sendiri memberikan para Tentara Salib indulgensi peziarah. Banyak di antara mereka rela menggadaikan tanah milik mereka demi membiayai pengadaan pasukan dan artileri yang tidak sedikit. Banyak di antara mereka akhirnya pulang dalam keadaan miskin.(1)
 

Tujuan Perang Salib ada dua. Pertama membantu Gereja Timur menangkal serangan Islam, sebagaimana yang mereka minta. Kedua, menguasai Yerusalem lagi yang telah ditaklukkan oleh Islam sehingga orang Kristen dapat berziarah dengan aman.(1) Ketika berada di bawah kekuasaan tentara Arab Islam, bangsa Kristen tetap diberi kebebasan menjalankan ziarah ke Yerusalem (kecuali saat kekuasaan Kalifah Hakim si Gila, yang menghancurkan gereja dan menganiaya orang Yahudi dan Kristen). Hal ini berbeda saat dunia Islam dipimpin oleh bangsa Turki (Kekhalifahan Ottoman). Mereka menutup kota Yerusalem. Orang Kristen dilarang berziarah.(2) Tentara Salib tidak pernah berniat menduduki Jazirah Arab, rumah kelahiran Islam. Ini menandakan bahwa Perang Salib murni bersifat bertahan.(3)

St. Bernard de Clairvaux, Preaching for Crusade,
pelukis tidak diketahui

Perang Salib adalah perang. Ini bearti pasti ada pembunuhan dan aneka tindakan brutal lainnya. Meski bukan tujuan utama, Tentara Salib tidak menolak jarahan tetapi penjarahan adalah suatu tindakan lazim dalam perang meski sampai kini. Perang Salib juga tidak ditujukan untuk menyerang kaum Yahudi meski pada kenyataannya beberapa daerah Yahudi diserang. Atas kejadian, ini Paus, para uskup dan pengkhotbah (mis. St. Bernard) jelas-jelas mengutuknya. Korban di pihak Yahudi dapat dianggap sebagai “collateral damage” yang pasti terjadi di setiap perang.(1)
 

Episode Perang Salib
 
Setelah membersihkan benak dari berbagai mitos tidak benar akan Perang Salib, mari kita sekarang melihat episode Perang Salib itu sendiri.
 

Perang Salib Pertama
 
Pada 1071, tentara Byzantium berhasil dikalahkan oleh tentara Turki Islam di Manzikert, dekar Armenia. Ini bearti seluruh wilayah Byzantium di Asia Kecil terbuka tanpa pertahanan. Dengan cepat tentara Turki Islam ini berkemah di Nicea, dekat Constantinople, ibukota Byzantium. Kaisar Byzantium, Alexius Comnenus, memohon bantuan kepada Paus. Sialnya Paus saat itu, Gregorius VII, meski sempat berpikiran untuk memimpin langsung bala bantuan ke Byzantium, sedang ribut dengan Kaisar Romawi Suci, Henry IV, dan invasi Normandia oleh Robert Guiscard.(2) 

Kota Manzikert terletak di atas kanan
yang ada tulisan 1071

Permohonan putus asa Byzantium ini baru mendapatkan perhatian yang memadai oleh Paus berikutnya, Paus Urban II. Pada musim semi 1095, paus mengizinkan utusan Byzantium untuk menyampaikan permohonan mereka di Konsili Piacenza. Paus Urban II memberi hukuman bagi bangsawan yang enggan membantu.  Kemudian Paus, pada 27 November 1095, memberikan khotbah pada Konsili Clermont.  Reaksi para pendengar sungguh mengagetkan.(2)
 

Serendak seluruh peserta Konsili merespon positif. Mereka mengambil salib merah sebagai lambang tentara. Dalam beberapa jam, seluruh kain berwarna merah lenyap dari kota karena dipotong menjadi lambang salib dan dijahit ke pakaian para kesatria.(3) Petani pun merespon seruan ini. Ribuan petani dan kesatria tak berpengalaman berjalan kaki dari Eropa ke Timur Tengah dan memasuki daerah musuh tanpa garis komando yang jelas, tanpa pemimpin tunggal, tanpa logistik, tanpa taktik yang rinci. Mereka hanya ingin menolong Gereja Timur dan membebaskan Yerusalem. Alhasil, dengan mudahnya mereka dikalahkan. Tentara yang dibangun atas spontanitas ini disebut Tentara Salib Petani (Peasant Crusade) atau Tentara Salib Rakyat (Peoples’ Crusade). Karena tidak memiliki pemimpin, Tentara Salib ini bergerak tidak terpimpin. Beberapa kelompok, sedihnya, menyerang kaum Yahudi.(3) 
 

Para baron Frankis menghimpun kekuatan dan memimpin Tentara Salib dengan lebih persiapan yang lebih baik pada tahun 1096. Saat ini tidak ada raja yang ikut. Tentara Salib kali ini dipimpin oleh Bohemond of Taranto, Raymond of Tolouse, Hugh of Vermandois, Godfrey of Bouillon, Balwin of Bologne, Robert of Flanders, dan Robert of Normandy. Paus Urban II juga mengirimkan utusannya, Uskup Le Puy, Mgr. Adhemar, yang akan berperan menjada keharmonisan para pemimpin ini. (2,3)

Paus Urban II
pada Konsili Clermont

Tentara ini mencapai Constantinople pada April 1907. Pada Juni 1097 mereka berhasil mengembalikan Nicea (kota dekat Constantinople) ke tangan orang Kristen. Pada tanggal 1 Juli 1907, Tentara Salib menyerang Dorylaeum. Pada Oktober 1907, Tentara Salib mencapai Antiokhia  dan mengepungnya. Pada tahun 1908 Antiokhia dibebaskan. Meski sempat dikempung balik, Tentara Salib berhasil menghalau tentara Turki Islam pada tanggal 28 Juni 1098. Para pemimpin  setuju untuk beristirahat hingga tanggal 1 November 1098. Pada bulan Agustus, Uskup Adhmar meninggal tanpa meninggalkan pengganti. Sekarang para pemimpin kehilangan pemersatu. Bohemond enggan berangkat dan ingin menguasai Antiokhia sendirian. Raymond of Tolouse tetap ingin menyerang Yerusalem. Para tentara mendung Raymond bahkan mengancam akan merubuhkan tembok kota bila mereka diperintah untuk tinggal di Antiokhia.(3)
 

Pada tanggal 13 Januari 1099, Raymond memimpin Tentara Salib menuju Yerusalem. Pada tanggal 7 Juni, Tentara Salib berhasil melihat Yerusalem dari Mountjoy, tempat para peziarah menatap Yerusalem pertama kali dalam peziarahan mereka. Saat ini ditandai dengan air mata haru dan ucapan syukur sambil berlutut oleh para tentara kepada Tuhan karena telah menyertai peziarahan mereka.(3) 
 

Pengepungan Yerusalem lebih sulit daripada Antiokhia. Di tengah keputus-asaan, seseorang dari tentara mengatakan bahwa ia mendapat mimpi dari Uskup Adhemar yang meminta mereka mengitari tembok Yerusalem di siang hari terik dengan telanjang kaki, berpuasa dan memohon kepada Tuhan. Para tentara mendapatkan semangat mereka lagi dan benar-benar melakukan permintaan Uskup Adhemar. Pada tanggal 15 Juni 1099, Tentara Salib mulai menyerang kota Yerusalem lagi. Godfrey of Bouillon bahkan melakukannya sambil memanggul salib. Tentara Godfrey berhasil masuk dan membuka Gerbang St. Stefanus. Tetapi Yerusalem baru jatuh setelah tentara Raymond ikut masuk ke Yerusalem. (3)

Mungkin gambar ini lebih cocok
 untuk Tentara Salib
yang berziarah

Pada Juli 1099, Yerusalem berhasil dibebaskan. Terjadi Penjarahan dan pembunuhan orang tidak berdosa (The Sack of Jerusalem). Baik Raymond maupun Godfrey tidak terlibat dan tidak menyetujui tindakan ini. Banyak pihak menyalahkan Tentara Salib akan Penjarahan Yerusalem ini, bahkan menambahkan pembantaian menyebabkan banjir darah hingga setinggi mata kaki. Pembantaian dan penjarahan kota taklukan adalah sesuatu yang biasa pada perang terutama perang zaman dahulu. Meski ini terlihat brutal dari kacamata modern, ini adalah sesuatu yang lazim bagi Abad Pertengahan. Mengenai darah setinggi mata kaki, hal itu jelas tidak mungkin. Dengan luas kota Yerusalem, dibutuhkan banyak sekali korban untuk bisa menggenangi seluruh kota dengan darah hingga setinggi mata kaki. Jumlah penduduk di sekitar Yerusalem saat itu pun tidak akan mencukupi.(4)
 

Kerajaan Salib di Timur Tengah didirikan. Raymond dan Godfrey menolak mahkota Yerusalem dengan alasan mereka tidak mau mengenakan mahkota emas sementara Tuhan Yesus mengenakan mahkota duri. Godfrey setuju untuk menjaga Yerusalem. Dia menggunakan gelar “Pembela Makam Suci” (Defender of the Holy Sepulcher). Kebanyakan dari tentara berziarah ke Makam Suci, menuntaskan sumpah mereka dan kembali ke Eropa.(3) Sebenarnya istilah “perang salib” adalah istilah modern. Orang yang terlibat dalam “perang salib” itu sendiri menggunakan istilah “ziarah”.(2) 
 

Tentara Salib berhasil membangun Kerajaan Salib, yang dibagi menjadi empat wilayah County of Edessa, Principality of Antiochia, County of Tripoly, dan Kingdom of Jerusalem.(2) Untuk menjamin keamanan Yerusalem, ordo militer Kesatria St John (Knight of St. John, atau Hospitaller) didirikan. Sayangnya kejayaan ini tidak bertahan lama.(3)

Kingdom of Crusade

Perang Salib Kedua
 
Pada 24 Desember 1144, County of Edessa jatuh ke tangan Turki dan Kurdi, yang dipimpin oleh Zengi.(1,3) Bangsa Eropa merasa perlunya Perang Salib baru. Raja Perancis, Louis VII of France dan Raja Jerman, Conrad III, memimpin Perang Salib Kedua yang gagal ini. Parahnya lagi, Tentara Salib menyerang Damaskus, kota yang awalnya merupakan sekutu Tentara Salib. Kegagalan yang kontras dengan Perang Salib Pertama ini membuat bangsa Eropa merasa diri dihukum Tuhan. Akibatnya, banyak gerakan awam bangkit memperbaiki kehidupan religius masyarakat Eropa saat itu. Kaum awam pun ikut berperan dengan puasa dan doa. Namun Tuhan berkata lain. Di pihak Islam bangkit Saladin, pemimpin hebat dari suku Kurdi, yang berhasil mempersatukan dunia Islam melawan kerajaan Kristen Eropa yang terpecah-pecah. Pada 1187, sultan yang gemar menyerukan jihad terhadap orang Kristen ini menang mutlak di Pertempuran Hattin. Sejak saat itu, satu per satu kota Kerajaan Salib jatuh ke tangan tentara Islam, termasuk Yerusalem pada tanggal 2 Oktober 1187. Kejadian inilah yang diangkat ke layar lebar dalam “Kingdom of Heaven”. Hanya tersisa beberapa pelabuhan yang dikuasai Tentara Salib. Relik Salib Suci diambil oleh tentara Islam.(1)

Kekalahan Tentara Salib
pada Pertempuran Hattin

Perang Salib Ketiga
Kekalahan tragis ini memancing Perang Salib Ketiga, yang dipimpin oleh Kaisar Jerman Frederik I Barbarossa, Raja Perancis Philip II Agustus, dan Raja Inggris Richard I Lionheart.  Kaisar Barbarossa tenggelam saat berusaha menyembragi sungai dengan kuda lengkap dengan baju zirahnya. Tentara Jerman pulang. Raja Phillip II juga pulang setelah berhasil mengalahkan kota Acre. Perang Salib Ketiga sekarang menjadi tanggung jawab penuh Raja Richard. (1)

Ilustrasi yang menggambarkan
tenggelamnya Barbarossa

Raja Richard I Lionheart adalah petarung unggul, ahli taktik yang berpengalaman dan pemimpin yang hebat, bahkan dihormati oleh Sultan Saladin. Sebenarnya kedua pemimpin ini saling menghormati dan saling mengakui. Raja Richard berhasil mengusai seluruh pantai Timur Tengah, tetapi tidak berhasil menguasai Yerusalem. Richard kemudian mengadakan gencatan senjata dengan Saladin dan kembali ke Eropa. Saladin berjanji akan mengizinkan peziarah memasuki Yerusalem selama mereka tidak bersenjata. (1)


Perang Salib Keempat (1201-1204)


Perang Salib Keempat, meski lebih dipersiapkan dan lebih heboh, tetap gagal bahkan berakibat pahit, yaitu penjarahan Constantinople. (1) Mengapa Perang Salib Keempat ini begitu bodoh, silakan lihat di sini
St. Louis IX

Perang Salib Kelima (1217-1221)
Paus Innocent III berniat membentuk Tentara Salib kelima tetapi meninggal seblum menyelesaikannya (1217). Perang Salib kelima ini ditujukan ke Mesir tetapi gagal juga. (3)
 

Perang Salib Keenam dan Ketujuh
 
Raja Perancis, St. Louis IX memimpin dua Perang salib dalam hidupnya. Yang pertama berhasil menguasai Damietta di Mesir, namun tentara Islam berhasil merebutnya kembali. Usaha kedua dihabiskan oleh St. Louis IX terutama untuk memperkuat pertahanan tanpa berhasil menguasai Yerusalem. Pada 1290, beliau berusaha menyerang Tunis namun meninggal dalam perjalanan karena sakit dan usia tua. Pada tahun 1291, tentara Islam berhasil mengusir Tentara Salib, Kerajaan salib lenyap dari peta. (1,3)
 

Mengapa Perang Salib gagal?
Pada zaman Perang Salib, tentara Islam tumbuh menjadi kekuasaan adidaya dunia. Mereka mengusai perdagangan dan ilmu pengetahuan. Salah satu hal penting lainnya adalah tentara Islam lebih bersatu dibandingkan kerajaan Eropa. (1)
 

Sementara pihak lain menuding kelemahan iman bangsa Kristen Eropa, (1) saya ingin melihat dari sudut yang lebih duniawi. Tentara Salib berasal dari Eropa, menempuh perjalanan jauh hingga ke Timur Tengah. Saat itu, transportasi tidak sebagus sekarang. Korban jatuh dengan cepat selama perjalanan, entah karena kelelahan atau kecapaian. Medan pertempuran juga berbeda. Medan Eropa berupa hutan di mana kuda adalah suatu keuntungan sementara di Timur Tengah, medan perang berupa padang pasir panas di mana unta adalah keuntungan. Belum lagi peristiwa bodoh tenggelamnya Kaisar Barbarossa. Ini menandakan Tentara Salib tidak menguasai medan dengan baik. Sistem logistik belum berkembang. Tentara Salib bertempur dengan baju zirah yang cocok di udara sejuk Eropa tetapi baju perang tentara Islam yang simpel terbukti lebih cocok untuk udara gurun. Sering terjadi perdebatan kekuasaan antara pemimpin Tentara Salib yang baru datang dengan penguasa Kerajaan Salib yang sudah ada duluan. Ini disebabkan karena kerajaan Kristen Eropa bukan suatu kerajaan tunggal sehingga persaingan kuasa terjadi. Belum lagi, kudeta dan perang yang terjadi di daerah asal sementara sang raja berperang di Timur Tengah. Semua hal ini menyebabkan kekalahan Tentara Salib.
 

Perkembangan Lanjut
 

Pada tahun 1480, Sultan Mehmet II menguasai Otranto dan berniat menguasai Roma. Sultan ini meninggal tiba-tiba dan rencananya pun ikut meninggal bersama dengannya. Pada 1529, Sultan Sulaiman The Magnificent mengepung Wina tetapi gagal merebutnya karena tidak membawa artileri yang memadai lantaran hujan lebat.(1) Saya akan membahas kisah heroik martir Otranto di sini.
 

Sementara itu Renaissance merebak di Eropa. Sekarang Eropa berkembang pesat, kekuatan ekonomi tentara Islam berhasil diimbangi. Ancaman invasi Islam ditundukkan di Pertempuran Lepanto tahun 1571. Sejak saat itu, tidak ada lagi usaha signifikan dari  Islam untuk menduduki Eropa. Saya akan menulis artikel terpisah mengenai Pertempuran Lepanto. Di Eropa sendiri terjadi perubahan. Reformasi Protestan terjadi. Mereka menyangkal keutamaan Paus dan doktrin indulgensi. Ini menyebabkan mimpi Perang salib terkubur dan tak pernah dipikirkan lagi. (1)
 


Istilah Perang Salib sendiri sering dipakai untuk hal-hal lain yang tidak berhubungan dengan Timur Tengah. Contohnya Reconquista Spanyol sering disebut Perang Salib. Inkuisisi Abad Pertengahan terhadap kaum Cathar juga disebut Perang Salib. Perlawanan terhadap ajaran Jan Hus sekitar 1415 juga sering disebut Perang Salib. Ada pula Perang Salib yang berhubungan dengan Timur Tengah tetapi tidak termasuk dalam ketujuh rangkaian di atas misalnya Perang Salib Alexandria 1365, Perang Salib Nikopolis 1396 dan Perang Salib Varna 1444.(2)

Mehmet II

Sekarang mengapa kaum Islam jengkel bila Perang Salib disinggung-singggung? Bukannya mereka yang menang? Sebenarnya orang Islam bergembira akan kemenangan mereka hingga abad ke-19, saat kolonialisme Eropa. Pada sejarawan saat itu mendengung-dengungkan Perang Salib sebagai kolonialisme Eropa pertama. Karena kolonialisme dibenci dan menimbulkan sakit hati, Perang Salib pun dibenci dan menimbulkan sakit hati. Yang tidak dimengerti adalah Perang Salib adalah usaha bertahan bangsa Eropa Kristen dari ancaman orang Muslim yang merebut wilayah mereka, seperti yang dijelaskan di atas. Sama sekali tidak ada hubungannya dengan kolonialisme.(5) Juga tidak perlu terburu-buru meminta maaf kepada orang Islam mengenai Perang Salib. Toh mereka juga yang cari gara-gara duluan.

Orang yang meminta maaf perlu mengerti akan hal apa yang dia mintai maaf. Perang Salib bukanlah kesalahan bangsa Kristen Eropa. Tidak perlu kita sekarang meminta para leluhur Kristen Eropa dikutuk. Perang Salib adalah bagian dari persaingan antara dua agama besar yaitu Kristen dan Islam. Persiangan ini telah bermula sejak abad ketujuh hingga sekarang. Perang Salib hanyalah letupan dari sesuatu yang mendidih di bawah permukaan. Meminta maaf atas Perang Salib memang suatu langkah yang mungkin dapat dipuji tetapi tidak akan dihargai oleh orang Islam. Lebih baik bila fakta sejarah mengenai Perang Salib tidak dilihat dalam kerangka benar-salah melainkan sebagai suatu fakta sejarah yang telah terjadi.(6) 
 

Kesimpulan
 
Perang Salib adalah usaha bangsa Kristen Eropa untuk membebaskan Timur Tengah dari cengkraman Islam. Para Tentara Salib adalah orang-orang saleh yang rela menanggung derita perang demi tujuan mulia. Meski kenyataannya Perang Salib tidak sukses besar, ini tidak bearti Tuhan meninggalkan Gereja Katolik. Tuhan dapat membawa kebaikan dari sesuatu yang nampaknya tidak baik. Perang Salib bukanlah kesalahan sejarah. Perang Salib adalah peristiwa Abad Pertengahan sehingga analisis mengenainya harus menggunakan kacamata Abad Pertengahan, bukan kacamata zaman modern. Perang Salib memang harus terjadi. Deus Vult.   

Dominus illuminatio mea!

Sumber: Blog-katolisitas-indonesia.blogspot.com

Mengapa Tanggal Hari Raya Paskah selalu berubah-ubah ?



Mengapa Tanggal Hari Raya Paskah selalu berubah-ubah ?

Pertama-tama saya akan menjelaskan terlebih dahulu definisi dari Paskah Yahudi dengan Paskah Kristiani.

Paskah Yahudi
Perayaan Paskah kita memang awalnya berasal dari Paskah Yahudi. Adapun peraturan yang harus ditaati oleh seorang Yahudi ialah, bisa kita dapatkan di Keluaran 12 dan Ulangan 16:

1. Unsur utama perayaan paskah ialah adanya seorang anak “domba paskah”. Waktu perayaan yakni bulan pertama Nisan (atau disebut pula bulan Abib, Kel 23:15 yang jatuh sekitar bulan Maret menurut kalender kita), di Israel bertepatan dengan musim semi, saat ketika juga padang-padang mulai menumbuhkan rerumputan, Tanggal 15 bulan itu, yakni pada saat bulan purnama, adalah ciri yang sangat khas pada semua peribadatan atas tahun lunar.

2.  Tetapi Kel 12:18 masih berbicara juga tentang sesuatu yang lain: yakni “roti tak beragi”. Penyatuan kedua hari raya itu dalam Kel 12 diberi pendasarannya dengan menyebutkan, bahwa domba paskah harus dimakan bersama roti tak beragi dan sayuran pahit.Itulah juga sebabnya mengapa Hari Raya Paskah dalam Ul 16:16, seperti dalam Kel 23:15, sudah disamakan dengan, bahkan disebut juga “Hari Raya Roti Tak Beragi”, persis seperti kelak akan dipraktek juga dalam PB (Mat 26:17, Mrk 14:12, dan Luk 22:7). 
Itulah juga sebabnya mengapa kemudian hari, Santo Paulus mengatakan: “Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus. Karena itu marilah kita berpeseta, bukan dengan ragi yang lama, tetapi dengan roti yang tak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran” (1 Kor 5:7-8). Penggabungan Hari Paskah asli sebagai peringatan pembebasan umat Israel dari tanah Mesir dengan syukuran para petani yang diatur oleh Ul. 16 ini menyebabkan juga diberikannya aturan lain tentang hari raya petani itu. Maka disusulkanlah dalam Ul.16 “Hari Raya Pondok Daun (ay 13-15)


Paskah Kristiani
Kekristenan mewarisi iman dan peribadatannya dari agama Yahudi melalui Kitab Sucinya, tetapi pewarisan itu tidak semena-mena diambil,melainkan menurut Sabda Yesus sendiri, bahwa tidak ada satu yota atau titikpun yang dihapuskan dari warisan itu, karena Dia datang bukan untuk menghapusnya, melainkan menggenapi dan menyempurnakannya (Mat 5:17-18). Oleh karena itu, kita tidak bisa berkata bahwa Paskah yahudi dan Paskah Kristiani tidak ada hubungannya sama sekali! Unsur pokok Hari Raya Paskah, yakni domba paskah, dalam kekristenan hal itu ditiadakan, sebab Kristus sendiri lah yang menjadi dombanya. Perjamuan anak domba paskah dalam kekristenan itu kini dirayakan pada Hari Kamis Putih, dimana Kristus mempersembahkan Tubuh dan Darahnya menjadi santapan kita.

Pembebasan bangsa manusia dari perbudakan dosa, yang dahulu dilambangkan dengan pembebasan bangsa Israel dari perbudakan Mesir oleh Allah “dengan tangan yang kuat”, sekarang dinyatakan dengan pengorbanan sampai mati dikayu salib, Sang Domba Paskah Kristus, yakni dengan ”membangkitkan-Nya dari antara orang mati”. Ketetapan tradisi Kel.12 bahwa perayaan Hari Raya Paskah ini kelak terpadu juga dengan unsur syukuran panenan “Hari Raya Roti Tak Beragi”, masih dipraktekan juga oleh Kekristenan sampai saat ini, tetapi lebih dalam unsut waktunya, yakni Hari Raya Pentakosta, yang diatur dalam “Hari Raya Tujuh Minggu”, saat ketika Orang Israel dalam perjalanannya dari tanah mesir menuju Gunung sinai. Oleh karena itu Hari Raya Pentakosta menjadi penutup dari “Masa Paskah”, yang menjadi ekstensi dari perayaan peribadatan terbesar dalam Kekristenan.


Penetapan Tanggal Perayaan Paskah Kristiani
Perbedaan yang paling mencolok antara Paskah Yahudi dan Paskah Kristiani adalah waktu perayaaanya. Perayaan hari Paskah Yahudi, seperti telah kita lihat sesuai dengan Kel 12:2-3, terikat dengan tanggal yang tetap, yakni tanggal 15 bulan Nisan, maka harinya bisa berubah-ubah, seperti Hari Raya Kelahiran Tuhan kita juga dikaitkan dengan tanggal yang tetap yaitu 25 Desember, sehingga harinya bisa berubah-ubah setiap tahunnya. Nah, sebalikanya, Hari Raya Paskah Kristiani,berbeda dengan Hari Raya Paskah Yahudi, dikaitkan dari hari yang tetap, yakni hari pertama dalam pekan, hari Minggu. 

Mengapa? Karena Kebangkitan Kristus, menurut kesaksian seluruh penginjil, pasti sudah terjadi “Pagi-pagi sekali pada hari pertama dalam pekan” (Mat 28:1, Mrk 16:1, Lk 24:1, dan Yoh 20:1). Dan sejak tahun-tahun pertama keberadaan Gereja, Rupanya sudah biasa juga umat memperingati Kebangkita Kristus pada: “Hari Pertama dalam pekan” (lih 1Kor 16:2). Nah, kalau kita mengikuti Injil Sipnotik , maka Hari Raya Paskah  pada waktu itu jatuh pada Hari Jumat Agung, karena hari perjamuan Paskah harus dirayakan pada tanggal 14 Nisan (Kamis), sehingga tanggal 15- nya jatuh pada hari Jumat, hari Wafatnnya Yesus.


Jadi, kalau Yesus bangkit hari Minggu, maka itu berarti pada tanggal 17 Nisan, atau 2 hari setelah Paskah Yahudi. Tetapi kalau kita mengikuti pemberitaan Yoh (19:31), hari jumat ketika Yesus disalibkan, “hari itu adalah hari persiapan Paskah, Kel 12:16), maka Hari Raya Paskah Yahudi pada waktu itu jatuh pada hari sabtu, karena itu juga maka sabar setelah Yesus wafat itu adalah “Sabat Besar” (Yoh 19:31). Jadi, wafat Kristus bertetapan dengan saat disembelihnya domba Paskah, sesuai dengan yang dikatakan Alkitab.


Ini berarti menurut Yohanes, Yesus mengadakan Perjamuan Malam Terakhir-Nya tidak sesuai dengan ketetapan Hukum Taurat Yahudi (tanggal 14 Nisan). Dan Dia bangkit sehari sesudah Hari Raya Paskah Yahudi tersebut. Maka dengan pelbagai pertimbangan antara lain pertimbangan hsitoris (Jumat hari wafat dan Minggu hari Kebangkitan Kristus) dan pertimbangan tradisional (perayaan paskah Yahudi menurut Kel.12), karena tidak mungkin merayakan Paskah pada tanggal yang menetap seperti Tradisi Yahudi, maka diusahakanlah untuk menetapkan tanggal Perayaan Kebangkitan Tuhan pada hari Minggu yang tanggalnya jatuh sedekat mungkin dengan Hari Raya Paskah Yahudi, Ketetapan resmi oleh Gereja dalam masalah penentuan Hari Raya Paskah Kristiani itu dibuat oleh Konsili Nicea (325).


Mungkin ada yang bertanya, mengapa tanggal 21 maret ditetapkan sebagai tanggal penentu? Dalam sistem kalender Gregorian yang kita pakai saat ini, seurang-kurangnya untuk belahan bumi sebelah utara, pada tanggal 21 Maret tersebut terjadilah apa yang dalam Ilmu Perbintangan yang disebut aequienox musim semi, yakni hari (siang) yang memilik lama yang sama panjangnya (aequi-) dengan malam (nox)- nya.


Semoga Bermanfaat
Dominus Illuminatio Mea!

Sumber: Blog-katolisitas-indonesia.blogspot.com

Recent Post