Latest News

Showing posts with label AJARAN YESUS. Show all posts
Showing posts with label AJARAN YESUS. Show all posts

Friday, August 31, 2007

153) Benarkah Ajaran Paulus tentang Sunat bertentangan dengan Ajaran Yesus?

153) GALATIA 5:1-6 VS LUKAS 2:21.
Dalam Galatia, Paulus berkata, "...jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu...Kamu lepas dari Kristus...Sebab...hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti...", TETAPI dalam Lukas, "ketika genap delapan hari, Yesus disunat". Bagaimana Paulus mengajarkan sesuatu tentang Yesus tetapi justru bertentangan dengan pokok ajaran Yesus sendiri yaitu menegakkan hukum Taurat?

JAWAB :
Sunat itu wajib bagi bangsa Israel, Alkitab tidak menulis bahwa Yesus tidak membatalkan sunat melainkan Yesus tidak meniadakan Taurat. Meniadakan tidak sama artinya dengan membatalkan. Yesus memang disunat karena Dia adalah bangsa Yahudi secara daging, sedangkan Kisah Para Rasul 15:1-2 bukanlah ajaran para rasul melainkan hasutan sebagian kalangan Yahudi agar orang Kristen non-Yahudi juga harus disunat.

Praktek sunat yang sudah lebih dahulu terdapat di antara bangsa-bangsa lain, dipakai untuk menandakan orang dimasukkan ke dalam perjanjian Abraham. Artinya yang berlangsung telah diketahui dari fungsinya pada waktu ditetapkan. Perjanjian-perjanjian itu diteguhkan dengan sumpah; kutuk sumpah itu ditunjukkan di dalam upacara-upacara simbolis. Suatu kutuk yang lazim ialah pemotongan (penyerahan) orang yang ditaklukkan untuk dibinasakan dan peniadaan nama dari benihnya. Yang menyertai tindakan ini adalah suatu upacara dengan pisau yang melambangkan orang yang tidak memenuhi perjanjian akan dipotong-potong. Demikianlah sunat adalah suatu upacara pisau yang dengannya perjanjian Abraham dipotong.

Upacara itu melambangkan kutuk pemotongan atau pemisahan dari persekutuan perjanjian. Lebih tepat lagi, pemotongan kulup kelamin lelaki melambangkan pemotongan para keturunan. Pada pihak lain, sebagai tanda sumpah mengakui ketuhanan Allah, maka sunat juga menandai pengudusan. Perjanjian dengan orang taklukan pada zaman purba meliputi; kecuali raja yang ditaklukkan itu, juga kerajaannya dan keturunannya. Demikian juga Tuhan memberikan perjanjian-Nya kepada Abraham, bukan hanya sebagai seorang pengaku iman secara perorangan, melainkan sebagai kepala suatu masyarakat, dalam hal ini, rumah tangga keluarganya, termasuk anak-anak dan hamba-hamba, dan hal itu diteruskan hingga keturunan-keturunannya.
Sunat dihisabkan ke dalam ajaran Musa terkait dengan Paskah, dan agaknya diteruskan sepanjang zaman PL. Sunat menjadi ciri asasi Yudaisme dalam PB dan menimbulkan pertentangan pada zaman para rasul. Masyarakat Yahudi pada zaman PB mengaitkan sunat dengan Musa begitu rupa, sehingga mereka melupakan kaitannya yang lebih asasi dengan Abraham.

Kisah Para Rasul 15:1,
"Beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada saudara-saudara di situ: 'Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan.'"
Kisah Para Rasul 15:5,
"Tetapi beberapa orang dari golongan Farisi, yang telah menjadi percaya, datang dan berkata: 'Orang-orang bukan Yahudi harus disunat dan diwajibkan untuk menuruti hukum Musa.'"

Yesus telah mengingatkan mereka bahwa sunat adalah lebih dahulu dari Musa. Paulus menekankan bahwa yang tak dapat diterima agama Kristen ialah pandangan umum yang menghubungkan sunat dengan Musa, dan senantiasa mengarahkan pembacanya kembali kepada Abraham.

Kejadian 17 menunjukkan bahwa sunat pertama-tama mewujudkan tanda rohani; kedua, mempunyai arti kebangsaan. Bahwa sunat bersifat kebangsaan, yang mencirikan keanggotaan bangsa Israel, tidak dapat disangkal. Hal ini memang sama jelasnya dalam Kejadian 34 seperti juga setelah Musa. Tapi sifat kebangsaan itu sebenarnya hanyalah dampak sampingan, karena umat Israel pemilik sunat itu disamakan dengan bangsa Israel PL. Dalam Kejadian 17:10-14 sunat disamakan dengan perjanjian yang dibuat oleh Abraham. Artinya, sunat menandai gerakan yang penuh kasih karunia dari Allah menuju manusia, dan hanya secara sekunder saja dapat dikatakan menandai penyerahan manusia kepada Allah. Ketika bangsa itu mengembara di padang gurun karena tidak diperkenankan Allah, perjanjian itu seolah-olah ditunda dan sunat tidak diberlakukan. Lagi, ketika Musa berbicara tentang seorang yang tidak petah lidaknya (harfiah tak bersunat), hanya karunia firman Allah yang dapat menyembuhkannya. Selanjutnya, PL berbicara tentang sunat sebagai meterai atau pemberian kebenaran dari Allah. Karena itu sunat menjadi tanda dari kasih karunia dimana Allah memilih dan menandai orang-orang milik-Nya.

Perjanjian sunat bekerja atas dasar kesatuan rohani antar anggota rumah tangga dan kepalanya. Perjanjian itu diadakan "antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun". Kejadian 17:26-27 khususnya mengungkapkan kebenaran yang sama: "Abraham... Ismael... dan semua orang dari isi rumah Abraham... disunat bersama-sama dengan dia." Demikianlah asal mula dan caranya sunat menjadi adat Israel, bukan diterima dan berasal dari Mesir atau negeri-negeri lain. Sunat Israel tegas berbeda dari sunat pada bangsa-bangsa lain yang terkait dengan berjenjang dewasa, dan melulu bersifat sosial. Sunat Israel adalah pertanda kedudukan di hadirat Allah, dan bahwa kasih karunia ilahi mendahului perbuatan manusia.

Mereka yang dengan cara demikian menjadi anggota perjanjian diwajibkan menyatakannya secara lahiriah dengan menaati hukum Allah, seperti dengan tegas dituntut kepada Abraham, "Hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela". Hubungan antara sunat dan ketaatan ditekankan sepanjang Alkitab. Dalam hal ini sunat mengandung gagasan penyerahan diri kepada Allah, tapi bukan inilah intinya. Sunat menjelmakan, menerapkan janji, dan menghimbau orang untuk hidup dalam ketaatan sesuai perjanjian. Darah yang tumpah dalam sunat tidak menyatakan batas penyerahan diri itu, tapi mengungkapkan tuntutan yang mahal yang dibuat Allah bagi mereka yang dipanggil-Nya, dan dicirikan dengan tanda perjanjian-Nya.

Tanggapan taat ini tidak senantiasa muncul. Dan sekalipun tanda dan caranya disamakan dalam Kejadian 17:10-14, namun Alkitab terus terang mengakui, bahwa bisa saja orang memiliki tanda sunat, tapi tidak lebih dari itu. Jika demikian, tanda itu tak berarti secara rohani, melainkan menjadi tanda hukuman. PL jelas mengajarkan hal itu, justru menuntut realitas penerapannya sesuai tanda itu, dan mengingatkan bahwa tanpa kenyataan itu maka tanda sunat sepi arti, dan menubuatkan sunat hati oleh Allah.

PB tegas dan pasti: bahwa tanpa ketaatan, sunat adalah melulu omong kosong. Tanda lahiriah pudar tanpa arti jika dibandingkan dengan menaati perintah-perintah, iman bekerja oleh kasih, dan suatu ciptaan baru. Namun orang Kristen tidak bebas memandang rendah tanda itu. Walaupun sejauh tanda itu mengungkapkan keselamatan karena perbuatan-perbuatan hukum, orang Kristen harus menghindarinya, namun dalam arti batiniah orang Kristen memerlukannya. Justru ada sunat Kristus, berupa "penanggalan akan tubuh (dan bukan hanya sebagian) yang berdosa", suatu perbuatan rohani, yang tidak dilakukan oleh tangan manusia, suatu hubungan dengan Kristus dalam kematian dan kebangkitan-Nya, dimeteraikan oleh peraturan penerimaan atas PB. Sebagai akibatnya, orang Kristen ialah orang bersunat.

Filipi 3:3, "karena kitalah orang-orang bersunat, yang beribadah oleh Roh Allah, dan bermegah dalam Kristus Yesus dan tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah."

Monday, August 21, 2006

121) Apa dulu yang dilakukan dalam perjamuan kudus?


121) Apa dulu yang dilakukan dalam perjamuan kudus ?  
a. Roti lalu anggur (Matius 26: 26-29, Markus 14:22-25)  
b. Anggur lalu roti (Lukas 22: 17-20)  

JAWAB : (Kategori : salah memahami konteks ayat)  

Matius 26:26-29  
26:26 Dan ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata: "Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku." 
26:27 Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: "Minumlah, kamu semua, dari cawan ini.  
26:28 Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.  
26:29 Akan tetapi Aku berkata kepadamu: mulai dari sekarang Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur ini sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, bersama-sama dengan kamu dalam Kerajaan Bapa-Ku."  

Markus 14:22-25  
14:22 Dan ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: "Ambillah, inilah tubuh-Ku."  
14:23 Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka, dan mereka semuanya minum dari cawan itu.  
14:24 Dan Ia berkata kepada  mereka: "Inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang.  
14:25 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, dalam Kerajaan Allah."  
versus  
Lukas 22:17-20  
22:17 Kemudian Ia mengambil sebuah cawan, mengucap syukur, lalu berkata: "Ambillah ini dan bagikanlah di antara kamu.
22:18 Sebab Aku berkata kepada kamu: mulai dari sekarang ini Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai Kerajaan Allah telah datang."  
22:19 Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku."  
22:20 Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan sesudah makan; Ia berkata: "Cawan ini adalah PB oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu.  

Sebenarnya tidak ada kontradiksi, karena pada Lukas 22:20 itu barulah Yesus Kristus mengangkat cawan dan menjelaskan arti cawan itu demikian  "Cawan ini adalah  PB  oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu.". Inilah yang menjadikan apa yang ditulis dalam Lukas sepakat dengan apa yang ditulis dalam Matius 26:27-28 dan Markus 14:23-24, yaitu diucapkan setelah penyajian roti. Ketiganya juga menulis penjelasan Yesus mengenai lambang "darah yang tercurah" sebagai penebusan dosa yang akan segera dilaksanakan Yesus dengan mati di kayu salib.  

Perlu diketahui bahwa Tradisi Perjamuan Paskah orang Yahudi, cawan anggur tidak disajikan 1 kali saja, tetapi disajikan 4 kali! (dengan demikian apa yang ditulis oleh Lukas yang juga menyertakan penyajian anggur sebelumnya tidak bisa dipersalahkan /dianggap kontradiksi). Sebab ketika Yesus mengatakan "cawan anggur" sebagai lambang darah yang tercurah secara sepakat ditulis oleh Injil-Injil Sinoptik pada akhir perjamuan setelah makan roti yaitu penyajian cawan anggur ke-4 (yang terakhir) menurut tradisi Perjamuan Paskah Yahudi. 

Friday, August 11, 2006

118) Haruskah kita melawan terhadap musuh?


118) Haruskah kita melawan terhadap musuh ?  
a. Kasihilah musuhmu (Matius 5: 39, 44)  
b. Yesus ingin semua musuhnya dibunuh (Lukas 19: 27)  

JAWAB : (Kategori : salah memahami konteks ayat)  

Yesus memang jelas mencanangkan Hukum Kasih, termasuk mengasihi musuh : Matius 5: 39, 44  
5:39 Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.  
5:44 Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.  

Namun untuk mengerti apa yang tertulis dalam Lukas 19:27 sebaiknya dibaca keseluruhan perikop, sehingga kita tahu apa konteks ayat itu; tidak bisa dicomot sendirian kemudian digunakan untuk menuduh, baiklah kita baca ayat-ayat selengkapnya:  

Lukas 19:11-27 Perumpamaan tentang uang mina  
19:11 Untuk mereka yang mendengarkan Dia di situ, Yesus melanjutkan perkataan-Nya dengan suatu perumpamaan, sebab Ia sudah dekat Yerusalem dan mereka menyangka, bahwa Kerajaan Allah akan segera kelihatan.  
19:12 Maka Ia berkata: "Ada seorang bangsawan berangkat ke sebuah negeri yang jauh untuk dinobatkan menjadi raja di situ dan setelah itu baru kembali.  
19:13 Ia memanggil sepuluh orang hambanya dan memberikan sepuluh mina kepada mereka, katanya: Pakailah ini untuk berdagang sampai aku datang kembali.  
19:14 Akan tetapi orang-orang sebangsanya membenci dia, lalu mengirimkan utusan menyusul dia untuk mengatakan: Kami tidak mau orang ini menjadi raja atas kami.  
19:15 Dan terjadilah, ketika ia kembali, setelah ia dinobatkan menjadi raja, ia menyuruh memanggil hamba-hambanya, yang telah diberinya uang itu, untuk mengetahui berapa hasil dagang mereka masing-masing.  
19:16 Orang yang pertama datang dan berkata: Tuan, mina tuan yang satu itu telah menghasilkan sepuluh mina.  
19:17 Katanya kepada orang itu: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik; engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota.  
19:18 Datanglah yang kedua dan berkata: Tuan, mina tuan telah menghasilkan lima mina.  
19:19 Katanya kepada orang itu: Dan engkau, kuasailah lima kota.   
19:20 Dan hamba yang ketiga datang dan berkata: Tuan, inilah mina tuan, aku telah menyimpannya dalam sapu tangan.  
19:21 Sebab aku takut akan tuan, karena tuan adalah manusia yang keras; tuan mengambil apa yang tidak pernah tuan taruh dan tuan menuai apa yang tidak tuan tabur.  
19:22 Katanya kepada orang itu: Hai hamba yang  jahat, aku akan menghakimi engkau menurut perkataanmu sendiri. Engkau sudah tahu bahwa aku adalah orang yang keras, yang mengambil apa yang tidak pernah aku taruh dan menuai apa yang tidak aku tabur.  
19:23 Jika demikian, mengapa uangku itu tidak kauberikan kepada orang yang menjalankan uang? Maka sekembaliku aku dapat mengambilnya serta dengan bunganya.  
19:24 Lalu katanya kepada orang-orang yang berdiri di situ: Ambillah mina yang satu itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh mina itu.  
19:25 Kata mereka kepadanya: Tuan, ia sudah mempunyai sepuluh mina.  
19:26 Jawabnya: Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ada padanya.  
19:27 Akan tetapi semua seteruku ini, yang tidak suka aku menjadi rajanya, bawalah mereka ke mari dan bunuhlah mereka di depan mataku."  

Recent Post