Latest News

Friday, February 28, 2014

Gereja Katedral St. Yoseph Pontianak yang Megah Mempesona

Seiring semakin bertambahnya jumlah umat yang mengikuti misa di Gereja Katedral St. Yoseph Pontianak, dari waktu ke waktu memang menunjukkan perkembangan yang berarti, hal ini terlihat jelas pada setiap hari minggu jumlah umat yang hadir tidak dapat tertampung lagi sehingga banyak yang harus rela berpanas-panas di bawah terik matahari. Setiap hari minggu misa diadakan sebanyak 4 (empat) kali, namun tetap dipenuhi umat baik yang berasal dari paroki Keuskupan Agung Pontianak, maupun umat pendatang yang mungkin saja ada yang berstatus mahasiswa, pelajar, pegawai negeri sipil, karyawan swasta pindahan dari daerah lainnya.

Menanggapi keadaan ini, akhirnya diputuskan untuk membangun kembali gereja yang sudah berumur 100 tahun agar di masa-masa yang akan datang dapat menampung lebih banyak lagi umat beriman.
 
Gereja Katedral St. Yoseph Pontianak ketika belum dipugar, saat ini sudah berumur 100 tahun.
 
Di menara setinggi 22 meter itu, sebelumnya tergantung sebuah lonceng besar. Juga ada jarum jam raksasa di sudut-sudutnya  yang bisa menjadi patokan pengguna jalan yang tergesa mengejar jadwal masuk kerja. Atau di malam hari, dentang yang terdengar berat dan menggema, ikut mewarnai suasana kota. Teng, teng, teng�
 
Menyaksikan Gereja Katedral Pontianak yang sudah tua namun bersejarah itu yang perlahan-lahan mulai diambrukkan itu telah menimbulkan perasaan tersendiri. Khususnya, warga Pontianak. Pemerintah setempat pernah mengklaim bangunan gereja katedral ini sebagai warisan budaya yang tidak boleh dibongkar. Namun, klaim itu hanya berhenti sampai pada tingkat pernyataan, karena toh juga tidak pernah ada upaya konkret bagaimana seharusnya bangunan sejarah ini mesti dirawat.

Bangunan tua itu memang harus menyerah menghadapi tantangan zaman. Dia harus berkorban, meski banyak cerita kehidupan yang menyertainya untuk digantikan dengan bangunan baru yang modern dan kokoh.

Kembali saya teringat ucapan Monsinyur Bumbun yang pernah berkata, �Rasa sayang pada bangunan lama � Itu artinya bangunan ini harus kita pelihara dan dibangun kembali sehingga menjadi lebih kokoh dan kuat. Itu wujud rasa sayang.�
 
Di sisi lain, kebutuhan umat akan gedung baru tak bisa dipungkiri, terlebih dengan bertambahnya jumlah umat katolik di kota Pontianak. Menurut catatan, gedung gereja katedral yang sudah berumur 100 tahun ini hanya sanggup menampung 1.100 orang. Rencana gedung baru berarsitektur gaya gothic dengan kubahnya yang megah didesain bisa menampung tiga kali lipat dari kapasitas gedung lama.
 
Dengan dana tak kurang Rp 64 miliar, wajah Gereja Katedral St. Yoseph Pontianak yang baru nanti diharap bisa sedikit menyerupai kemegahan Basilika Santo Petrus di Vatican City. Ada kemegahan, kerja keras terpatri di tiang-tiang utama, suasana kebersamaan dan kepedulian ikut terangkum di dalamnya.
 
Gereja Katedral St. Yoseph Pontianak diusulkan naik status menjadi Basilika Minor. (Pontianak Post, 9 April 2013)
 
Karena bangunan yang sedang dibangun mirip dengan Basilika St. Petrus, melalui pastor Paroki, Damian, Ofm.Cap dalam hal ini Dewan Pastoral Paroki mengutarakan keinginan untuk menjadikan Gereja Katedral St. Yoseph Pontianak sebagai Basilika Minor di Indonesia.

Terkait dengan kesiapan persyaratan untuk dapat menjadi Basilika Minor, Pastor Wiliam Cang, Ofm.Cap menyebutkan ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi.

Persyaratannya selain bangunan gereja bentuknya mirip dengan yang asli, ada sekira empat kriteria wajib ada. Adapun kriteria tersebut adalah pertama adanya Sanctuarium atau Panti Imam yang terpisah dari bagian gereja. Kedua adanya bangunan kapel adorasi 24 jam, ketiga adalah memiliki Plasa Maria, dan keempat adalah ruang atau kamar pengakuan dosa minimal lima buah.

Basilika Minor di Indonesia ini akan menjadi kebanggaan jika Bapa Paus Fransiskus berkenan hadir meresmikannya. "Pada prinsipnya saya selaku kepala daerah memberi dukungan terhadap rencana menjadikan Katedral Pontianak sebagai Basilika St. Petrus Minor di Indonesia," ujar Cornelis.

Gereja Katedral St. Yoseph, Pontianak Selatan, yang dalam dua tahun terakhir terus dipugar dengan dana Rp 64 miliar. Sebanyak Rp 20 miliar dari keseluruhan dana yang dibutuhan, dibantu Pemprov Kalbar selama dua tahun anggaran, yakni 2012 dan 2013. 
 
"Bangunan yang mengambil gaya gothic dan berpatokan pada patron zaman Bizantium pada abad ke-4 itu diharapkan akan menjadi salah satu kebanggaan masyarakat Pontianak terutama kalangan gereja," kata Ketua Panitia Pembangunan Gereja Katedral Santo Yosep, Frederika Cornelis.
 
"Bangunan ini dirancang oleh arsitek asli dari Kalbar, didampingi Tim Asistensi Pembangunan Gereja," kata dia. Model gereja itu mengacu arsitektur klasik "Corinten" yang terlihat dari kubah bulat sebagai kubah utama, dan di atasnya ada kubah kecil lagi yang disebut "Rotunda".

Frederika Cornelis melanjutkan, konstruksi kubah utama menggunakan "space frame" atau rangka ruang. "Konstruksi ini terbilang canggih di Kalimantan Barat dan pertama kali digunakan di gereja," katanya menjelaskan.

Sedangkan untuk tata suara, menganut sistem tata suara yang sangat akustik dan dirancang dengan sangat baik, sehingga menghasilkan efek suara yang prima. "Jadi jika Imam menyampaikan khotbah walau tanpa pengeras suara elektronik, maka suaranya akan terdengar jelas oleh umat, demikian sebaliknya," kata Frederika Cornelis.

Gubernur Kalimantan Barat, Drs. Cornelis, MH.

Gubernur Kalbar Cornelis mengatakan, pencapaian pembangunan gereja tersebut patut disyukuri bersama. "Pembangunan gereja merupakan upaya untuk memberi pelayanan yang lebih baik kepada jemaat, agar lebih nyaman berbakti dan memuliakan nama Tuhan," kata dia.

Cornelis pun mengatakan bahwa Gereja Katedral St. Yoseph Pontianak yang sedang dalam tahap pembangunan ini akan menjadi gereja terbesar di Indonesia.  "Sebagai masyarakat biasa kita merasa senang dan bangga dengan pembangunan Gereja Katedral St. Yoseph yang begitu megah ini, dan ini akan menjadi Gereja Katedral yang paling megah yang pernah ada di Indonesia," ungkap Cornelis.

Gubernur Cornelis pun mengingatkan kepada panitia pembangunan, bahwa tanggungjawabnya belum selesai. Apalagi masih ada kekurangan dana dari total biaya pembangunan yang direncanakan panitia.  Cornelis lalu mengajak umat Katolik untuk tidak segan-segan mengeluarkan uang, guna mendukung pembangunan katedral. Sumbangan umat yang beragam nominalnya, jika terkumpul akan membuat gereja tersebut berdiri kokoh. 

Susunan panitia pembangunan Gereja Katedral St. Yoseph Pontianak

Tidak hanya kepada umat yang belum menyumbang. Kepada yang sudah menyumbang, Cornelis juga berharap umat tersebut kembali menyumbang. "Bagi yang sudah berpartisipasi, tambahlah lagi partisipasinya," imbaunya.

Harapan itu disampaikan Cornelis. Dia pun berharap agar umat Katolik bersatu padu dalam menyelesaikan pembangunan gereja tersebut. "Mari bersatu bangun Katedral. Supaya bisa digunakan sampai 300 tahun," katanya.

Ia melanjutkan, gereja adalah tempat ibadah, dan sebagai sarana untuk mendalami agama sehingga harus dipergunakan sebaik-baiknya. Selain itu, gereja dapat secara langsung memberi pengaruh positif ke masyarakat serta turut serta berpartisipasi bersama umat lain dalam mewujudkan suasana yang aman, damai, tenteram, baik secara internal, dengan gereja maupun umat lain.


Artikel terkait : Karena Menggunakan Kubah yang Mirip Masjid, Gereja Katedral St Yoseph Pontianak Didemo FPI
 
Dalam tahap pembangunan, Gereja Katedral St. Yoseph Pontianak
 



Sumber :
http://www.antarakalbar.com/berita/305414/penutup-rangka-kubah-katedral-pontianak-rp65-miliar
http://www.sesawi.net/2011/06/15/katedral-pontianak-face-off-karena-tuntutan-zaman/ 

Wednesday, February 26, 2014

Brunei Darusalam Melarang Non Muslim Gunakan Kata "Allah"


Seperti Malaysia, Brunei kini melarang penggunaan kata �Allah� selain untuk muslim. Penerapan itu seiring dengan penerapan syariah Islam di Brunei yang melarang minum alkohol di depan publik atau di dekat komunitas muslim.

Harian berita The Sun menyebutkan ada 19 kata-kata dalam istilah ke-Islaman yang dilarang digunakan oleh non-muslim. �Pemerintah Brunei akan melarang penggunaan 19 kata Islam, termasuk �Allah� dan masjid, oleh kaum kafir,� dilansir dari Brunei Times.

Larangan tersebut akan diberlakukan mulai bulan April 2014. Berdasarkan hukum syariah yang berlaku, 19 istilah dari agam Islam tidak dapat digunakan oleh agama lain. Kata-kata tersebut meliputi: Azan, Baitullah, Al Quran, Allah, fatwa, Firman Allah, hadits, haji, Hukum syara, ilahi, Ka�bah, kalimat syahadat, kiblat, masjid, imam, mufti, mukmin, shalat, dan wali.

Jika terbukti melanggar, hukuman bagi non-muslim adalah denda sebesar  Brunei $ 4.000 atau minimum satu tahun penjara.

Untuk perzinahan  seorang muslim yang sudah menikah, kedua belah pihak dapat dihukum dengan rajam sampai mati. Jika pelanggaran tersebut dibuktikan dengan pengakuan atau kesaksian dari empat saksi mata.

�Selain itu, bila ada  orang tua muslim yang menyerahkan anaknya ke dalam perawatan seorang non-muslim dapat didenda sampai dengan Brunei  $ 20.000 atau dipenjara hingga lima tahun,� katanya.

Artikel terkait : Malaysia Larang Warga Non Muslim Gunakan Kata "Allah", Allah Hanya Tuhan Milik Umat Islam

Tuesday, February 25, 2014

Kristen Ortodoks Syria, Upaya Menemukan Kembali Akar

Ajaran Kristen Ortodoks Syria hadir di Indonesia. Mereka salat tujuh kali sehari, dengan menggunakan bahasa Arab.


Bermula dari keingintahuannya tentang ajaran Kristen yang berwajah oriental, Bambang Noorsena, 34 tahun, menelaah teks Kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Ia juga melakukan perjalanan ke beberapa negara Timur Tengah pada 1995-1997. "Saya melacak jejak historis Gereja Anthiokia purba yang dikisahkan dalam Kitab Kisah Para Rasul," katanya kepada Gatra. Pencariannya tidak sia-sia. Bambang menemukan ajaran Kristen Ortodoks yang berpusat di Anthiokia, Syria.

Dalam ajaran Ortodoks itu Bambang Noorsena menemukan jembatan yang bisa menghubungkan antara Kristen dan Islam yang dipeluk mayoritas penduduk Indonesia. Lalu, warga Malang, Jawa Timur, yang tercatat sebagai jemaat Kristen Jawi Wetan itu berguru khusus kepada Mar Ignatius Zaka al Awwal al Uwais yang berkedudukan sebagai Patriark Anthiokia dan seluruh wilayah Timur. Mar Ignatius dikenal juga sebagai Rais al Aliy (Pemimpin Tertinggi) Gereja Ortodoks Syria. "Selama belajar di sana saya menemukan kembali akar kekristenan semitik. Inilah penerus dan pewaris Kristen yang pertama," kata Bambang.

Dalam Kisah Para Rasul disebutkan, sepeninggal Isa, Rasul Petrus bertugas sebagai patriark yang pertama di Anthiokia. Selama tujuh tahun Rasul Petrus menjalani misi sucinya, sebelum bertugas ke Roma. "Sejak saat itu ajaran Kristen mengalami proses Helenisasi, diikuti dengan Westernisasi," ujar Bambang Noorsena menjelaskan.

Yang menarik, dalam menjalankan ibadah ritualnya, Ortodoks Syria ini menjalankan salat tujuh waktu dalam sehari semalam, dengan menggunakan bahasa Arab. Mereka juga membaca Kitab Injil -dalam bahasa Arab- mirip orang Islam Sedang mengaji Al-Quran.
  1. Adapun tata cara salatnya dimulai dengan posisi berdiri yang dipimpin oleh seorang imam berpakaian jubah warna hitam. Imam meletakkan kedua tangan di dada, membuat tanda salib, lalu mengucapkan lafaz dalam bahasa Arab: Bismil Abi wal Ibni wa Ruhil Quddus Ilahu Wahid (Demi nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus, Allah Yang Maha Esa). Jamaah menyambutnya: Amin.
  2. Imam melanjutkan berdoa dengan mengangkat kedua tangan dan disahuti oleh jamaah.
  3. Setelah membuat tanda salib berikutnya, imam membungkukkan badan seperti posisi ruku, dan mengucapkan: Quddusun Anta, ya Allah (Kuduslah Engkau, ya Allah). Jamaah menyahut dengan menyucikan nama Allah Yang Mahakuasa, Yang Tak Berkematian. Jamaah memohon kasih sayang Allah yang telah disalibkan sebagai ganti umat manusia.
  4. Imam berdiri tegak dan menadahkan tangan lagi.
  5. Lalu imam bersujud, dan diikuti seluruh jamaah. Ketika bangun dari sujud, imam membaca Subhanaka Allahumma (Mahasuci Engkau, ya Allah), jamaah menyahut bersamaan. Sambil menadahkan tangan, imam dan jamaah membaca Doa Rabbaniyah (Doa Bapa Kami versi bahasa Arab).
  6. Selanjutnya dibaca Salam Walidatullah (atawa Salam Maria).
  7. Imam kemudian membaca petikan Zabur (alias Mazmur dalam bahasa Aramaik), dan salat pun berakhir.

Kini, pengikut ajaran "baru" itu sudah ratusan jumlahnya, terutama di kalangan anak muda terpelajar. Mereka tersebar di Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Malang. Untuk menghimpun jamaah, Bambang Noorsena membentuk Yayasan Kanisah Ortodoks Syria, September tahun lalu. Peresmiannya diselenggarakan di Hotel Milenium di Jakarta, akhir tahun lalu. Barnabas Suebu (mantan Gubernur Irian Jaya) duduk sebagai ketua umum yayasan. Sedangkan Dr. Anton Lesiangi (tokoh teras di Kosgoro) sebagai sekretaris umum. Mereka memang masih belum mempunyai gereja sendiri, karena masih menunggu sang imam yang bakal ditasbihkan di Syria.

Meskipun demikian, sejauh ini yayasan tersebut belum tercatat dalam komunitas Kristen di Indonesia. Hal itu dikemukakan oleh Jan Kawatu, Direktur Bimbingan Masyarakat (Bimas) Kristen Protestan, Departemen Agama, kepada Gatra.

Selama ini, menurut Jan, untuk mengontrol lahirnya yayasan dari aliran-aliran keagamaan di lingkungan Kristen Protestan, pihaknya telah mengeluarkan surat edaran yang disampaikan kepada para notaris, agar mereka tidak mengesahkan berdirinya sebuah yayasan atau lembaga kristen sebelum mendapat izin resmi dari Direktur Bimas Kristen. "Izin itu kan perlu untuk mengetahui siapa mereka, apa tujuannya, dan macam apa alirannya," kata Jan. Selain itu, menurut Jan, Bimas Kristen Protestan sudah menutup pintu bagi aliran baru. "Tidak ada lagi izin bagi aliran baru," kata Jan menegaskan.

Berbeda dengan Jan, kehadiran aliran Kristen Ortodoks Syiria ini dapat diterima oleh cendekiawan muslim seperti Dr. Jalaluddin Rakhmat dan Dr. Nurcholis Madjid. "Kita harus menaruh hormat dan menghargai perbedaan," kata Kang Jalal -sapaan akrab Jalaluddin Rakhmat- pada Taufik Abriansyah dari Gatra. Menurut Kang Jalal, dia tidak kaget kalau dalam tata cara peribadatan mereka banyak yang sama dengan ajaran Islam. Sebab, menurut Kang Jalal, pada zaman dulu pun orang-orang Islam di Yordania, Syria, dan Lebanon hidup berdampingan dengan orang-orang Kristen yang disebut Kristen Moronit. Mereka melakukan tata cara peribadatan hampir mirip dengan cara beribadah orang Islam.

"Agama Nasrani itu makin klasik makin banyak kemiripan dengan Islam," kata Cak Nur -sapaan akrab Dr. Nurcholis Madjid- kepada Mauluddin Anwar dari Gatra. "Kalau sekarang ada yang mirip, ya tidak aneh," ujar Cak Nur. Menurut Cak Nur, aliran Kristen Ortodoks Syiria itu justru lebih murni ketimbang Kristen yang berkembang di Barat. "Kalau kita gunakan literatur yang lebih awal, sebetulnya Kristen yang paling asli ya aliran mereka itu," kata Cak Nur kepada Gatra.
Agaknya kita memang perlu arif sesuai dengan semangat toleransi antarumat beragama.

Monday, February 24, 2014

Putin Peringatkan Obama: Kau Mengubah Amerika & Barat Menjadi Selokan Tak Ber-Tuhan



Dengan Tuhan sebagai saksi untuk kebenaran pernyataan berikut, dengan demikian kita bersaksi: Tidak pernah dalam mimpi buruk paling sakit manapun yang kita pernah percaya bahwa Presiden Rusia, bukan Presiden Amerika, akan menjadi manusia yang beriman akan nilai-nilai Kristen.
  
Barracuda Brigade secara terbuka dan tanpa ragu-ragu angkat topi untuk Vladimir Putin. "Segala sesuatu yang Anda katakan seperti yang tercatat dalam laporan ini, kau benar!". Untuk Amerika dan dunia liberal kita katakan sebagai berikut: "baik kita kembali ke iman dan nilai-nilai yang memungkinkan kita untuk berhasil, atau kita bersulang."
 
Sebelum ini, berita pada puncak Perang Dingin, hal itu biasa bagi kaum konservatif Amerika untuk memberi label resmi atheis Uni Soviet sebagai sebuah "bangsa yang murtad". Lebih dari dua dekade, sejarah telah datang, kini lingkaran telah berbalik, seperti Kremlin dan sekutu-sekutunya di Gereja Ortodoks Rusia melemparkan tuduhan yang sama ke Barat.
 
"Banyak negara Eropa dan Amerika sudah pindah dari akar mereka, termasuk nilai-nilai Kristen," kata Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pidato baru-baru ini. "Kebijakan sedang dikejar tepat pada tingkat yang sama sebuah keluarga dengan anak hasil di luar nikah dan perkawinan sesama jenis, aborsi, praktik satanisme dan keyakinan dalam Setan. Ini adalah jalan menuju degradasi iman dan moral."
 
Dalam pidato bangsa pada pertengahan Desember, Vladimir Putin juga digambarkan Rusia sebagai pembela iman yang gigih "nilai-nilai tradisional kekristenan" terhadap apa yang ia katakan sebagai kebangkrutan moral kekristenan di Barat. Konservatisme sosial dan agama, mantan perwira KGB menegaskan, adalah satu-satunya cara untuk mencegah dunia tergelincir ke "kegelapan kacau".

Sebagai bagian dari pertahanan "nilai-nilai Kristen", Rusia telah mengesahkan hukum yang melarang "propaganda homoseksual", aborsi, dan lain sebagainya dengan membuat undang-undang tindak pidana untuk "penghinaan" umat beriman.

Undang-undang tentang agama tersebut disahkan di tengah protes di gereja katedral terbesar di Moskow oleh grup rock punk perempuan terhadap kebijakan Gereja Ortodoks dan Vladimir Putin. Kremlin melalui televisinya mengatakan protes kelompok "setan" didanai oleh "beberapa orang Amerika".
 
Vladimir Putin yang didukung penuh oleh Patriark Kirill I Moskow, pemimpin Gereja Ortodoks, mereka menuduh negara-negara Barat terlibat dalam "perlucutan senjata spiritual" rakyat mereka. Secara khusus, Patriark Kirill mengkritik undang-undang di beberapa negara Eropa yang mencegah orang beriman untuk menampilkan simbol-simbol keagamaan, termasuk salib kalung di tempat kerja.
 
"Arah politik Barat tanpa diragukan lagi, menjadi karakter anti-Kristen dan anti-agama," kata patriark dalam komentar yang ditayangkan di televisi yang dikendalikan negara. "Kami telah melalui zaman atheisme, dan kita tahu apa artinya hidup tanpa Allah," kata Patriark Kirill. "Kami ingin berteriak ke seluruh dunia, 'Berhenti!'"
 
"Pemisahan sekuler dan agama adalah kesalahan fatal yang dilakukan oleh Barat," kata Rev Chaplin. "Ini adalah fenomena mengerikan yang telah terjadi hanya dalam peradaban Barat dan akan membunuh Barat, baik secara politik, iman, dan moral."
 
Dorongan Kremlin untuk nilai-nilai tradisional kristen telah mengobarkan semangat di kalangan konservatif Ortodoks di seluruh Rusia. Kelompok seperti Uni Ortodoks, sebuah gerakan ultra-konservatif yang memiliki slogan yang sangat menonjol adalah "Ortodoks atau Mati".
 
Patriark Kirill telah dihormati sebagai pemimpin kelompok itu, secara terbuka turun ke jalan bersama-sama kelompok Ortodoks konservatif, yang berpakaian seragam militer hitam dihiasi dengan tengkorak, teratur menghadapi aktivis gay dan liberal yang berdemo di jalanan Moskow.
  
Meskipun Vladimir Putin tidak pernah merahasiakan apa yang dia katakan adalah iman kristen yang mendalam, dalam dekade pertama kekuasaannya sebagian besar dari retorika adalah terang-terangan mengarah tentang agama. Sedikit atau tidak ada upaya yang dilakukan untuk memaksakan suatu nilai agama pada Rusia atau ke Barat pada moral.
  
Namun, sejak pelantikannya untuk masa jabatan presiden ketiga pada Mei 2012, pemimpin otoriter tersebut telah berusaha untuk menjangkau kalangan konservatif Rusia, jantung xenophobia untuk mendapat dukungan.
 
"Nilai-nilai Barat dari liberalisme dengan pengakuan hak-hak minoritas seksual dari Katolik dan Protestan menjadi penjara yang nyaman bagi pembunuh, itu sangat memprovokasi, kita curiga, keheranan dan menjadi sangat asing," Yevgeny Bazhanov, rektor akademi diplomatik Kementerian Luar Negeri Rusia, menulis dalam esai baru-baru ini.
 
Analis menunjukkan bahwa Vladimir Putin menggeser nilai-nilai kristen menjadi sangat konservatif dan retorika anti-Barat dipicu oleh protes massa terhadap pemerintahannya yang mengguncang Rusia pada tahun 2011 dan 2012. Hal tersebut belum pernah terjadi sebelumnya, demonstrasi karena perbedaan pendapat dipimpin terutama oleh kaum berpendidikan, kota Moskow banyak ditutupi dengan simpati pro-Barat.
 
"Ini adalah respon pemerintah untuk memperbaharui Rusia menjadi lebih menantang dan mandiri," kata Maria Lipman, seorang analis dengan Pusat Carnegie yang berbasis di Moskow. "Pemerintah sedang mengadu mayoritas konservatif terhadap minoritas liberal. Akibatnya, ideologi anti-Barat kini berubah menjadi sesuatu yang hampir menjadi ideologi negara."
 
Maria Lipman, bagaimanapun, menyarankan agar Vladimir Putin tetap waspada terhadap pemberian dukungan yang terlalu banyak untuk Gereja Ortodoks - "simbol kenegaraan Rusia" - jangan sampai suatu hari nanti menantang otoritasnya.
 
Sekitar 70 persen dari Rusia menyatakan diri mereka sebagai orang Kristen Ortodoks di jajak pendapat, dan tokoh-tokoh oposisi di masa lalu telah menyerukan kepada gereja untuk memainkan peran mediasi antara Kremlin dan pengunjuk rasa.
 
"Karena Putin, pergeseran nilai-nilai kristen menjadi sangat konservatif, gereja mungkin merasa lebih berani," Maria Lipman mengatakan. "Jadi Putin tidak terlalu menekankan gereja dalam pidato, lebih memilih untuk berkonsentrasi pada pembicaraan tentang nilai-nilai tradisional. Dia sebaiknya waspada terhadap dukungan kepada Gereja yang bahkan terlalu tinggi."

Sumber : http://www.washingtontimes.com/news/2014/jan/28/whos-godless-now-russia-says-its-us/

Wednesday, February 12, 2014

Patung Bunda Maria 'Menangis' di Israel, Ribuan Orang Berkumpul


TARSHIHA - Fenomena patung Bunda Maria 'menangis' terjadi di Kota Tarshiha, Israel. Bukan air, melainkan minyak yang jatuh dari mata patung Ibu dari Yesus Kristus itu. Ribuan orang pun datang untuk menyaksikan sendiri keajaiban tersebut.

Patung Bunda Maria yang menangis minyak itu milik sebuah keluarga di desa kecil Kota Tarshiha, di Israel bagian utara, dekat perbatasan Lebanon.

"Istriku Amira yang pertama kali melihat patung Bunda Maria yang ada di ruang keluarga kami berbalur minyak," ujar pemilik rumah, Osama Khoury seperti dikutip News.com.au, Rabu (12/2/2014). "Amira bilang padaku kalau patung Bunda Maria berbicara kepadanya dan mengatakan kepada Amira untuk tidak takut," imbuh dia.

Keluarga mengatakan, minyak itu muncul dari bagian mata di patung tersebut dan bergulir ke pipi. Minyak terus keluar dari patung Bunda Maria itu meski telah dibersihkan dengan air. Saat para tetangga Khoury melihatnya mereka menyaksikan sendiri patung itu menangis minyak dan segera berita cepat menyebar.

Beberapa bagian pipi dari patung itu selalu terlihat licin meski sudah berkali-kali dilap. "Yang paling mencengangkan adalah ketika butiran minyak jatuh dari mata patung Bunda Maria," beber Osama.

Amira Khoury mengaku ingin lebih banyak lagi berdoa setelah melihat patung tersebut. Dirinya kerap merasa aneh dan mendorongnya untuk berdoa.

Berita tentang patung Bunda Maria milik Osama itu menyebar dengan cepat, setelah seorang tetangga Osama datang dan menyaksikan langsung keajaiban tersebut. Sampai saat ini, patung di rumah keluarga Osama sudah dikunjungi oleh sekitar 2.000 orang dari berbagai penjuru Kota Tarshiha, Israel.

Ribuan orang berbondong-bondong mendatangi tempat Patung Bunda Maria menangis

Pada tahun 2011 silam, patung Bunda Maria 'menangis' juga ditemukan di sebuah rumah milik seorang pendeta di kota Taal, Provinsi Batangas, Filipina.

Orang-orang di Filipina tersebut percaya bahwa air mata patung Bunda Maria itu dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Mereka kemudian datang ke rumah si pemilik patung dan menampung air mata tersebut untuk kemudian diminum.

Friday, February 7, 2014

PBB Kecam Paus Fransiskus Tak Serius Atasi Pelecehan Anak, Vatikan Dipersalahkan


JENEWA - Laporan Komite Hak Anak alias Committee on the Rights of the Child (CRC) tentang pelecehan terhadap anak membuat PBB geram. Kemarin (5/2) organisasi terbesar dunia itu mengkritik Vatikan yang dianggap gagal mencegah praktik tersebut. Sebab, beberapa rohaniwan Katolik terlibat dalam pelecehan anak.

"Komite (CRC) sangat prihatin pada Holy See (Vatikan) yang tidak bisa mengatasi pelecehan terhadap anak. Gereja Katolik secara sistematik melindungi para imam pemerkosa bocah dan membiarkan puluhan ribu anak-anak mengalami pelecehan seksual," terang CRC dalam pernyataannya. Komisi tersebut juga menyatakan "sangat prihatin bahwa Tahta Suci tidak mengetahui tindak kriminal itu dan tidak melakukan langkah pencegahan sehingga pelecehan seksual itu berlangsung terus menerus," tulis komisi PBB tersebut.

Kemarin PBB juga mendesak agar Vatikan segera menyerahkan para petingginya yang diduga terlibat dalam berbagai kasus pelecehan anak kepada polisi. Dengan demikian, polisi bisa menjalankan tugas investigasi dengan baik.

"Sebaiknya Vatikan juga mencopot semua pejabat yang diduga melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak dari jabatan yang mereka pegang sekarang," paparnya.

Namun yang terjadi, berdasarkan laporan yang dirilis PBB, Vatikan justru memindahkan pelaku seksual dari satu paroki (gereja kecil) ke paroki lainnya sehingga terkesan menutupi-nutupi kejahatan. Terkait laporan itu, pihak Vatikan sendiri mengatakan akan mempelajari laporan tersebut dan tetap berkomitmen untuk membela dan melindungi anak-anak.

Kirsten Sandberg, pemimpin CRC, mengapresiasi tekad Vatikan untuk tidak menoleransi semua rohaniwan yang terbukti melakukan pelecehan seksual terhadap anak. Tetapi, dia menyayangkan aksi Vatikan yang tidak signifikan. Bahkan, Vatikan nyaris tidak bertindak apa pun terhadap para tersangka. "Ini merupakan pelanggaran terhadap Konvensi PBB 1989 tentang Hak Anak-Anak," ungkapnya.

Komisi PBB menantang Paus Fransiskus untuk melakukan reformasi di tubuh Gereja Katolik. "Paus Fransiskus mempertaruhkan kedudukannya sebagai kepala Gereja Katolik bila ia tidak melakukan langkah positif dan memenuhi tuntutan Komisi PBB," tutur Keith Porteos Wood, eksekutif direktur Britain�s National Secular Society yang memberi setumpuk bukti pada Komisi PBB tersebut.

CRC juga menyarankan Vatikan mengubah kebijakan mereka terkait dengan aborsi dan alat kontrasepsi demi mencegah terulangnya pelecehan. "Vatikan harus berubah dan mulai memberi materi pendidikan seksual di sekolah-sekolah. Dengan begitu, hak-hak anak-anak terhadap kesehatan dan pendidik seksual terpenuhi," jelas PBB. Tetapi, Vatikan menganggap PBB terlalu jauh mencampuri kebijakan internalnya.


Bulan lalu, Vatikan mengakui hampir 400 pastur dikeluarkan atas tuduhan melakukan pelecehan seksual pada anak-anak. PBB menyebut Vatikan seharusnya melaporkan kasus dugaan pelecehan anak pada penegak hukum untuk diproses dan yang terlibat benar-benar dikeluarkan.

Sejumlah pejabat Vatikan akan diperiksa oleh Dewan Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa, Swiss terkait kasus kekerasan seksual kepada anak-anak. Namun, pihak Vatikan menolak untuk memberikan informasi berkaitan dengan rencana pemeriksaan oleh PBB, dengan mengatakan kasus tersebut merupakan tanggung jawab negara tempat kekerasan seksual terjadi.

Vatikan bersikukuh mengatakan "terpisah dan berbeda" dari Gereja Katolik Roma, dan tidak memiliki wewenang untuk mengungkapkan informasi mengenai masalah kepastoran kecuali ada permintaan dari otoritas negara yang menjadi tempat pelayanan.

Gereja Katolik telah menghadapi banyak tuduhan kasus kekerasan seksual terhadap anak-anak yang dilakukan oleh pastor di seluruh dunia dan mendapatkan kritik pedas karena keuskupan tidak memberikan reaksi yang memadai.

Sebagai sebuah negara, Vatikan telah menandatangani Konvensi Hak Anak PBB, dan meratifikasinya pada 1990. Dewan HAM PBB dalam waktu dekat akan mengajukan sejumlah pertanyaan, yang memaksa Vatikan untuk pertama kalinya menyampaikan pembelaan dalam kasus kekerasan seksual.

Sumber :
www.jpnn.com/read/2014/02/06/215221/PBB-Kecam-Vatikan-yang-Tak-Atasi-Pelecehan-Anak-
http://www.metrotvnews.com/metronews/read/2014/02/06/7/213719/PBB-Desak-Vatikan-Tuntaskan-Pelecehan-Seksual-Anak
http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2014/02/140205_pbb_vatikan_pencabulan_seks.shtml
http://web.inilah.com/read/detail/2071462/pbb-sesalkan-vatikan-soal-pelecehan-altar-boys#.UvPVc4GpNkj
http://web.inilah.com/read/detail/2065374/komite-pbb-akan-periksa-sejumlah-pejabat-vatikan#.UvPVboGpNkh

Recent Post