Latest News

Thursday, December 12, 2013

Pemberontak Suriah Culik 12 Biarawati Ortodoks untuk Dijadikan Perisai Manusia

Para pemberontak Suriah ingin menjadikan para biarawati yang "diculik" dari biara mereka di Maalula di utara Damaskus sebagai perisai manusia.
 
DAMASKUS, KOMPAS.COM � Para pemberontak Suriah ingin menjadikan para biarawati yang "diculik" dari biara mereka di Maalula di utara Damaskus sebagai perisai manusia, demikian laporan harian pro-rezim, Al-Watan, Rabu (4/12).

Para pemberontak membawa belasan biarawati Suriah dan Lebanon dari Maalula ke daerah terdekat yang berada di bawah kendali para pemberontak setelah menguasai kota Kristen bersejarah itu Senin malam. Namun, tidak segera jelas apakah para biarawati telah diculik atau dipindahkan demi keselamatan mereka sendiri.

"Pasukan tentara Suriah mulai berdatangan di daerah Maalula untuk memulihkan keamanan, setelah ratusan pemberontak menimbulkan kekacauan di kota itu. Mereka masuk lewat pegunungan dan menculik 12 biarawati Suriah dan Lebanon lalu membawa mereka ke Yabrud," sebuah kota yang dikuasai pemberontak di timur laut Maalula, lapor Al-Watan.

"Para teroris itu ingin menjadikan mereka sebagai tameng manusia," tambah koran tersebut.

Yabrud merupakan sasaran berikutnya para loyalis militer di Qalamoun, sebuah wilayah pegunungan di utara Damaskus yang strategis karena letaknya yang dekat dengan rute penyelundupan di perbatasan Lebanon dan jalan utama yang menghubungkan ibu kota provinsi Homs.

Laporan Al-Watan itu muncul sehari setelah suster superior biara Saydnaya di Provinsi Damaskus, Fibronia Nabhan, mengatakan, dia telah berbicara dengan rekannya di  Maalula, yang mengonfirmasi bahwa para biarawati itu telah berada di Yabrud.

Suster superior di Maalula, Pelagia Sayyaf, mengatakan, "Dia dan 11 biarawati lainnya, yang didampingi tiga pelayan muda, ditempatkan di sebuah rumah di Yabrud dan tidak ada yang mengganggu mereka, " ujar Nabhan.

Hari Rabu, Paus Fransiskus mengajak umat Katolik untuk berdoa bagi para biarawati itu. "Saya mengajak Anda semua untuk berdoa bagi para biarawati dari biara Ortodoks Yunani dari St Takla Maalula, Suriah, yang telah dipaksa pergi oleh orang-orang bersenjata dua hari lalu," kata Fransiskus kepada khalayak di Lapangan Santo Petrus. "Kita berdoa untuk para biarawati itu dan untuk semua korban penculikan dalam konflik," katanya. 
 
Seorang biarawati Kristen Ortodoks Suriah sedang menyalakan lilin di biara yang terletak di desa Mar Takla, sebelah utara Damaskus, pada 24 Desember 1998.
 

Wednesday, December 11, 2013

Paus Fransiskus Terpilih Jadi 'Person of the Year 2013' Versi Majalah "Time"


NEW YORK, KOMPAS.com � Majalah Time, Rabu (11/12/2013), akhirnya menobatkan Paus Fransiskus sebagai "Person of The Year" (Tokoh Tahun Ini) dengan alasan selama sembilan bulan "berkuasa", pemimpin Gereja Katolik sedunia itu menjadi suara baru hati nurani.

"Paus Fransiskus mendekatkan institusi kepausan ke masyarakat, mendorong gereja terbesar di dunia ini mampu menghadapi kebutuhan mendasarnya, serta menyeimbangkan penghakiman dengan kasih. Maka, Paus Fransiskus dinobatkan menjadi 'Tokoh Tahun Ini' majalah Time," kata Editor Pelaksana Time, Nancy Gibbs.

"Sangat jarang seorang 'pemain' baru di panggung dunia langsung mendapatkan perhatian sebesar dan secepat Paus Fransiskus," sambung Nancy.

Selama sembilan bulan menduduki takhta kepausan, Nancy melanjutkan, Paus Fransiskus berhasil menempatkan dirinya di pusat pembicaraan dunia.

"Paus selalu menjadi pusat perbincangan mengenai kaya dan miskin, keadilan, transparansi, modernitas, globalisasi, peran perempuan, hakikat pernikahan, hingga nafsu kekuasaan," ujar Nancy.

Di peringkat kedua, majalah Time memilih pembocor data intelijen AS Edward Snowden yang kini mendapatkan suaka sementara di Rusia.

Sementara di dalam daftar finalis terdapat nama-nama tenar, seperti Presiden Barack Obama, Presiden Iran Hassan Rohani, Presiden Suriah Bashar Al-Assad, dan penyanyi pop Miley Cyrus.

Majalah Time sudah menggelar pemilihan Tokoh Tahun Ini sejak 1927. Pemilihan tokoh murni berdasarkan penilaian tim editor Time yang yakin tokoh itu�baik atau buruk�sangat memengaruhi pemberitaan selama satu tahun.

Sementara itu, dalam versi pilihan pembaca yang sudah ditutup pekan lalu, Tokoh Tahun Ini versi pembaca majalah Time jatuh ke tangan Menteri Pertahanan Mesir, Jenderal Abdul Fattah al-Sisi. 


Tuesday, December 10, 2013

Karena Menggunakan Kubah yang Mirip Masjid, Gereja Katedral St Yoseph Pontianak Didemo FPI


Sedikit terhenyak dan mengernyitkan dahi ketika membuka beranda facebook-ku. Ada salah satu sahabat yang mengirimkan berita FPI mempermasalahkan pembangunan Katedral Pontianak. Dalam berita tersebut, disebutkan bahwa FPI Kalimantan mempermasalahkan bangunan gereja tersebut karena meniru gaya bangunan Masjid. Karena penasaran, saya pun meluncur ke TKP. Ternyata saya dibawa masuk ke Grup Dukungan untuk FPI �Indonesia tanpa JIL�.

Betapa kaget saya ketika membaca kalimat kedua dalam thread tersebut �Islam Tidak Akan Pernah Mencari Masalah Kalau Musuhnya Tidak Cari Gara-Gara!!!� Sebuah kalimat yang luar biasa. Saya memiliki banyak sahabat Muslim. Tetapi, dari sahabat-sahabat tersebut saya banyak berdiskusi dan bertukar pikiran mengenai perilaku beragama. Apakah umat Katolik telah dianggap sebagai musuh karena mencari gara-gara dengan membangun gereja berkubah?

Karena penasaran, akhirnya saya mencari banyak informasi tentang hubungan kubah yang menghiasai bangunan gereja. Saya pun berselancar mencari informasi lebih jauh.

Pada mulanya seluruh Gereja Katedral mulai dari Siria, Mesir, Yunani hingga Roma pasti menggunakan kubah, dan kubah memang pertama kali digunakan oleh orang beragama yang tempat ibadatnya disebut gereja, mengapa?

Karena kubah pada mulanya bernilai sebagai mahkota apostolik atau mahkota uskup atau paus yang disebut "chiara" dalam bahasa Latin. Setiap mahkota apostolik patriark, uskup dan paus pasti berbentuk kubah, oleh sebab itu gereja katedral memang seharusnya berkubah.

Setiap mahkota apostolik patriark, uskup dan paus pasti berbentuk kubah, oleh sebab itu gereja katedral memang seharusnya berkubah.

Memang pada arsitektur tradisi Romawi yang saat ini berkubah hanya beberapa terutama Gereja Basilika baik St. Yohanes Lateran maupun St. Petrus. Tetapi arsitektur Gereja-Gereja Timur Apostolik masih mempertahankan pemasangan kubah dalam pembangunannya.

Dalam penelusuran tersebut, saya menyimpulkan bahwa model kubah sudah ada jauh sebelum Islam berdiri. Soal kapan persisnya, tinjauan historis bisa menjadi salah satu cara untuk mengetahuinya. Ada beberapa diskusi dan pendapat soal kapan pertama kali model kubah muncul dalam khasanah arsitektur.

Dengan demikian, menjadi aneh ketika bangunan gereja Katedral Pontianak yang mengadopsi model kubah diklaim sebagai meniru kubah Masjid. Sementara, bangunan masjid pertama yang menggunakan model kubah adalah Masjid Ummar di Yerusalem. Masjid ini dibangun saat khalifah Abdul Malik berkuasa (685-688). Klaim tersebut menjadi aneh ketika model kubah sendiri sudah ada lebih dahulu. Model kubah sendiri tidak hanya digunakan untuk bangunan gereja, tetapi juga dipakai untuk bangunan yang lain.

Kiranya sebuah bukti historis tersebut sudah meruntuhkan klaim bangunan gereja Katedral Pontianak meniru gaya bangunan Masjid. Sejarah telah membuktikan bahwa model kubah telah lebih dahulu digunakan. Sejarah tidak pernah bohong, kecuali sejarah itu telah dibelokkan untuk kepentingan tertentu.

Bagaimana mungkin sesuatu yang sudah ada meniru sesuatu yang belum ada? Hanya dengan berpikiran jernih dan luas, maka kita akan mampu melihat sebuah persoalan dengan lebih arif.



Gereja Katedral St Yoseph Pontianak dalam proses pembangunan

Recent Post