Para pemberontak Suriah ingin menjadikan para biarawati yang "diculik" dari biara mereka di Maalula di utara Damaskus sebagai perisai manusia. |
DAMASKUS, KOMPAS.COM � Para pemberontak Suriah ingin menjadikan para biarawati yang "diculik" dari biara mereka di Maalula di utara Damaskus sebagai perisai manusia, demikian laporan harian pro-rezim, Al-Watan, Rabu (4/12).
Para pemberontak membawa belasan biarawati Suriah dan Lebanon dari Maalula ke daerah terdekat yang berada di bawah kendali para pemberontak setelah menguasai kota Kristen bersejarah itu Senin malam. Namun, tidak segera jelas apakah para biarawati telah diculik atau dipindahkan demi keselamatan mereka sendiri.
"Pasukan tentara Suriah mulai berdatangan di daerah Maalula untuk memulihkan keamanan, setelah ratusan pemberontak menimbulkan kekacauan di kota itu. Mereka masuk lewat pegunungan dan menculik 12 biarawati Suriah dan Lebanon lalu membawa mereka ke Yabrud," sebuah kota yang dikuasai pemberontak di timur laut Maalula, lapor Al-Watan.
"Para teroris itu ingin menjadikan mereka sebagai tameng manusia," tambah koran tersebut.
Yabrud merupakan sasaran berikutnya para loyalis militer di Qalamoun, sebuah wilayah pegunungan di utara Damaskus yang strategis karena letaknya yang dekat dengan rute penyelundupan di perbatasan Lebanon dan jalan utama yang menghubungkan ibu kota provinsi Homs.
Laporan Al-Watan itu muncul sehari setelah suster superior biara Saydnaya di Provinsi Damaskus, Fibronia Nabhan, mengatakan, dia telah berbicara dengan rekannya di Maalula, yang mengonfirmasi bahwa para biarawati itu telah berada di Yabrud.
Suster superior di Maalula, Pelagia Sayyaf, mengatakan, "Dia dan 11 biarawati lainnya, yang didampingi tiga pelayan muda, ditempatkan di sebuah rumah di Yabrud dan tidak ada yang mengganggu mereka, " ujar Nabhan.
Hari Rabu, Paus Fransiskus mengajak umat Katolik untuk berdoa bagi para biarawati itu. "Saya mengajak Anda semua untuk berdoa bagi para biarawati dari biara Ortodoks Yunani dari St Takla Maalula, Suriah, yang telah dipaksa pergi oleh orang-orang bersenjata dua hari lalu," kata Fransiskus kepada khalayak di Lapangan Santo Petrus. "Kita berdoa untuk para biarawati itu dan untuk semua korban penculikan dalam konflik," katanya.
Para pemberontak membawa belasan biarawati Suriah dan Lebanon dari Maalula ke daerah terdekat yang berada di bawah kendali para pemberontak setelah menguasai kota Kristen bersejarah itu Senin malam. Namun, tidak segera jelas apakah para biarawati telah diculik atau dipindahkan demi keselamatan mereka sendiri.
"Pasukan tentara Suriah mulai berdatangan di daerah Maalula untuk memulihkan keamanan, setelah ratusan pemberontak menimbulkan kekacauan di kota itu. Mereka masuk lewat pegunungan dan menculik 12 biarawati Suriah dan Lebanon lalu membawa mereka ke Yabrud," sebuah kota yang dikuasai pemberontak di timur laut Maalula, lapor Al-Watan.
"Para teroris itu ingin menjadikan mereka sebagai tameng manusia," tambah koran tersebut.
Yabrud merupakan sasaran berikutnya para loyalis militer di Qalamoun, sebuah wilayah pegunungan di utara Damaskus yang strategis karena letaknya yang dekat dengan rute penyelundupan di perbatasan Lebanon dan jalan utama yang menghubungkan ibu kota provinsi Homs.
Laporan Al-Watan itu muncul sehari setelah suster superior biara Saydnaya di Provinsi Damaskus, Fibronia Nabhan, mengatakan, dia telah berbicara dengan rekannya di Maalula, yang mengonfirmasi bahwa para biarawati itu telah berada di Yabrud.
Suster superior di Maalula, Pelagia Sayyaf, mengatakan, "Dia dan 11 biarawati lainnya, yang didampingi tiga pelayan muda, ditempatkan di sebuah rumah di Yabrud dan tidak ada yang mengganggu mereka, " ujar Nabhan.
Hari Rabu, Paus Fransiskus mengajak umat Katolik untuk berdoa bagi para biarawati itu. "Saya mengajak Anda semua untuk berdoa bagi para biarawati dari biara Ortodoks Yunani dari St Takla Maalula, Suriah, yang telah dipaksa pergi oleh orang-orang bersenjata dua hari lalu," kata Fransiskus kepada khalayak di Lapangan Santo Petrus. "Kita berdoa untuk para biarawati itu dan untuk semua korban penculikan dalam konflik," katanya.
Seorang biarawati Kristen Ortodoks Suriah sedang menyalakan lilin di biara yang terletak di desa Mar Takla, sebelah utara Damaskus, pada 24 Desember 1998. |
Post a Comment