Latest News

Thursday, July 25, 2013

Umat Non-Muslim di Malaysia dilarang gunakan kata Allah


Sindonews.com - Pemerintah Malaysia melarang umat Non-Muslim menggunakan kata Allah. Dekrit itu dikeluarkan oleh Sultan Negeri Selangor, Sharafuddin Idris Shah. Sikap Pemerintah Malaysia tersebut menyulut keprihatinan dan mengundang keluhan etnis minoritas atas hak-hak mereka untuk menggunakan kata Allah.

Menteri Urusan Agama Islam, Abdullah Zin mengatakan, bahwa menurut pandangan kabinet, Allah mengacu pada Tuhan umat Islam dan hanya boleh digunakan oleh muslim, yang meliputi 60 persen dari sekitar 27 juta penduduk Malaysia.

"Penggunaan kata 'Allah' oleh non muslim akan meningkatkan kepekaan dan menciptakan kebingungan di antara muslim di Malaysia," kata Abdullah seperti dilansir asiaone, Minggu (13/1/2013)

Bahkan, Sekretaris Majelis Islam Selangor (Mais), Datuk Muhammad Misri Idris mengatakan, Sultan sangat menyesal dekritnya terkait penggunaan kata Allah tiga tahun lalu dianggap remeh oleh beberapa pihak dan mengakibatkan timbulnya masalah yang sama.

Sebab itu, dia mengatakan, sultan telah memerintahkan Mais dan Departemen Islam Selangor (Jais) untuk menindak keras siapa saja yang melanggar dekrit ini, baik itu muslim maupun non-muslim. Seperti diketahui, dekrit ini sudah menjadi undang-undang yang dibuat oleh majelis pada April 1998, di mana mencantumkan perihal aturan penggunaan kata Allah yang dilarang untuk kaum non-muslim.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Partai Aksi Demokrasi (DAP), Lim Guan Eng, meminta kepada pemerintah Malaysia agar mengizinkan Alkitab berbahasa Melayu menggunakan kata Allah. Pelarangan tersebut merupakan perkembangan dari kontroversi panjang yang melibatkan The Herald, sebuah mingguan Gereja Katolik Malaysia.

Bulan lalu Kementerian Keamanan Internal menyatakan, bahwa seksi bahasa Melayunya melarang kalau tidak menghentikan penggunaan kata "Allah" sebagai sinonim Tuhan.

Namun, mingguan itu terkejut, ketika kementerian tersebut berbalik pada akhir pekan lalu dengan memperbarui izin tahunan mereka - sebuah persyaratan pemerintah bagi seluruh terbitan di Malaysia - tanpa menerapkan suatu persyaratan apa pun. Mingguan tadi mengasumsikan itu sebagai persetujuan diam-diam untuk penggunaan kata "Allah".

Sumber :
http://international.sindonews.com/read/2013/01/13/40/706709/umat-non-muslim-di-malaysia-dilarang-gunakan-kata-allah

Wednesday, July 24, 2013

Selama Puasa, Siswa Non-Muslim Malaysia Terpaksa Makan di Toilet

Salah satu foto ini diunggah di Fecebook menunjukkan para siswa non-Muslim di SK Seri Pristina, Sungai Buloh, Selangor, Malaysia terpaksa makan di toilet selama bulan Ramadhan.

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com � Sejumlah foto yang beredar di Facebook menampilkan sejumlah siswa sekolah Seri Pristina di Sungai Buloh, Selangor, Malaysia, tengah menyantap makanan mereka. Namun, tempat mereka menyantap makanan bukanlah di kantin atau ruang makan yang semestinya. Mereka makan di toilet sekolah.

Foto-foto itu diunggah Guneswary Kelly, seorang ibu yang putrinya bersekolah di sekolah milik Pemerintah Malaysia itu. Mendampingi foto-foto itu, Guneswari mengatakan, sekolah "memaksa" para siswa non-Muslim makan di toilet dengan alasan menghormati mereka yang berpuasa.

Guneswari sangat prihatin dengan kondisi ini, karena bagaimanapun toilet bukanlah tempat yang layak untuk menyantap makan siang.

"Kamar mandi itu penuh bakteri dan baunya sungguh tidak sedap," kata Guneswari.

Dia menambahkan, saat para orangtua murid mengeluhkan kebijakan sekolah ini, anak-anak itu hanya diarahkan ke toilet lain atau gudang.

"Sebagai seorang ibu, saya menangis dan merasa sedih. Seberapa sering mereka harus berlari? Apakah ini terlihat adil, teman-teman warga Malaysia? Apakah Tuhan mengizinkan hal ini?" kata Guneswari lewat akun Facebook-nya.

Foto-foto yang diunggahnya kemudian di-share 1.900 kali dan menerima 160 tanggapan hanya dalam 12 jam. Di antara pemberi tanggapan terdapat juga warga Muslim yang mengecam kebijakan ini dan mendesak pemerintah menghukum pengelola sekolah itu.

"Saya warga Malaysia, dan saya Muslim. Tapi saya benar-benar tak setuju dengan kebijakan seperti ini," kata seorang pengguna Facebook.

Bahkan seorang pengguna Facebook yang lain, Myth Laddu Tinna Aasai mengklaim, sudah melaporkan hal ini ke kepolisian.

Kegeraman warga lewat jejaring sosial ini membuat Deputi Menteri Pendidikan Malaysia P Kamalanathan mengatakan sudah memerintahkan pengelola sekolah untuk mengubah ruang makan sementara sekolah itu.

Dia menambahkan, pihaknya sudah memerintahkan penyidikan atas kasus ini.

"Jika kantin sedang direnovasi, maka seharusnya sekolah memberikan tempat yang layak, dan tentu saja bukan kamar mandi atau toilet," kata Kamalanathan.

"Ini bukan kebijakan yang benar. Sekolah seharusnya bisa menunjuk pengelola kantin sementara selama Ramadhan," Kamalanathan menegaskan. 

Friday, July 5, 2013

�Griya Samadi� Romo Utomo Ditentang Ormas Islam

Salah satu bangunan mirip candi di pintu belakang kediaman Romo Utomo yang tidak boleh dilanjutkan

KLATEN - Griya Samadi milik Romo Utomo yang berada di Desa Rejoso, Jogonalan Klaten keberadaannya dipersoalkan gara-gara mengurus IMB di KPT Klaten. Rumah milik Romo Utomo ini sudah puluhan tahun dipakai untuk berbagai kegiatan, berdiri cukup lama di atas lahan 3800 mdi tengah kampung desa Rejoso, Jogonalan.

Rumah dengan halaman luas dan bangunan samping yang terdiri beberapa kamar dan di belakang berdiri Joglo yang sering dipakai kegiatan sosial, seminar, ngudaroso dan banyak kegiatan lainnya yang tidak pernah mengkotak-kotakan keyakinan ataupun agama. Kini tempat itu nampak agak disibukkan dan terlihat aparat keamanan dari TNI dan Kepolisian berjaga-jaga, meski santai namun suasananya berbeda dengan hari-hari sebelumnya.

Pembangunan di samping Joglo dan bangunan semacam candi di pintu belakang dihentikan sementara, para pekerja pun dialihkan untuk membangun jalan di sebelah rumah dan tanggul lapangan yang terletak tepat di belakang kediaman Romo Utomo.

Menelusuri jejak hidup Romo Utomo, membawa semangat tersendiri bagi hidup, semakin mencintai Tuhan, sesama, dan alam semesta; semakin menjadi Indonesia sejati, dan semakin menjadi Jawa sejati. Figur penggerak SPTN-HPS (serikat Paguyuban Petani dan Nelayan � Hari Pangan Sedunia) yang berdiri di tahun 1980-an dan merupakan pegiat organik.
 

Seperti layaknya rumah di perkampungan saat mendirikan jarang yang mencari IMB, termasuk di kala itu rumah Romo Utomo pun juga belum memiliki IMB, dalam rangka ulang tahun emas (50th) pelayanan menjadi romo, pendiri STPN-HPS ini berniat menyelenggarakan ulang tahun di kampung kelahiran. Berbenah rumah menjadi hal yang lumrah di saat akan menyambut tamu-tamu termasuk membangun beberapa kamar tidur untuk tamu-tamu dari jauh yang akan menginap.

Maka Romo memberitahukan ke warga masyarakat sekitar yang selama ini sudah cukup dekat dengannya untuk mengurus IMB atas rumah kediaman tersebut. Oleh Romo Utomo rumah ini diberi nama �Griya Samadi�, jelas salah satu  pengurus rumah ini.

Namun dalam perjalanan untuk mendapatkan IMB, ada yang menghembuskan isu bahwa rumah tersebut akan dipakai untuk tempat ibadah/gereja, hal inilah yang akhirnya memantik beberapa Ormas Islam (FPI, FKAM, MMI, JAT). Saat audiensi dengan pemkab pun sudah dijelaskan bahwa IMB ini adalah untuk rumah kediaman dan dijadikan sebagai tempat berbagai pelatihan, seminar, dll. Tapi ormas-ormas tersebut tetap bersikeras menolak keberadaan tempat tersebut dan berencana merobohkannya.


Penanggungjawab pembangunan saat dikonfirmasi menjelaskan bahwa baru saja Fauzan (25/06)  yang mewakili keempat ormas tersebut menanyakan pembangunan tambahan kamar di samping Joglo dan kami tegaskan bahwa ini bukan untuk gereja, tetapi Griya Samadi oleh KPT Pemkab Klaten kini menjadi persoalan. Keberadaan bangunan sudah lama dan selama ini tidak pernah terjadi masalah, Romo sangat dekat dengan warga, dan warga pun melihat berbagai bantuan yang diberikan Romo ke warga pun tidak pernah membeda-bedakan imbuhnya.

Beberapa warga yang ditemui menyatakan bahwa mereka tidak masalah atas pembangunan kediaman Romo Utomo, dan tidak benar apa yang diberitakan salah satu media beberapa waktu yang lalu.

Recent Post