IMAN atau RASIO? Ada dua ekstrim yang harus dihindari: Fideisme danRationalisme.
Fideisme mengagungkan iman dan menganggap akal budi menghalangi karya Tuhan. Fiedeisme yaitu iman tanpa akal budi menjadikan manusia tidak manusiawi, contohnya adalah teroris, fundamentalisme agama.
Rationalisme mengagungkan akal budi dan menganggap iman tidak rasional karena tidak dapat diukur, menyebabkan ateisme. Rationalisme dalam Gereja menyebabkan ketidak percayaan terhadap mukjizat2x dalam Kitab Suci, dan tidak percaya adanya setan.
Roh manusia diibaratkan memiliki dua sayap, iman akal budi yang memampukan roh manusia terbang mencapai kontemplasi dalam kebenaran.
Iman dan akal Budi tidaklah bertentangan. Kita harus mendudukkan pada posisinya masing-masing. Ada pengetahuan yang tidak bisa dicapai akal budi manusia kecuali bila diberitahukan/diwahyukan Allah seperti misteri kesalamatan manusia oleh Yesus Kristus. Namun akal budi akan berusaha untuk mengerti apa yang diimaninya. Iman berusaha untuk memahami (St. Anselmus).
Dengan memahami imannya, manusia beriman akan mencapai iman yang lebih besar dan pada gillirannya akan melahirkan cinta yang besar yang menjiwai imannya. Hingga akhirnya manusia dapat mengenal kebenaran seluruh wahyu Allah, artinya, mengenal keseluruhan rencana Allah dan misteri iman, demikian juga hubungannya antara yang satu dengan yang lain dan dengan Kristus, pusat misteri yang diwahyukan.
Dengan memahami imannya, manusia beriman akan mencapai iman yang lebih besar dan pada gillirannya akan melahirkan cinta yang besar yang menjiwai imannya. Hingga akhirnya manusia dapat mengenal kebenaran seluruh wahyu Allah, artinya, mengenal keseluruhan rencana Allah dan misteri iman, demikian juga hubungannya antara yang satu dengan yang lain dan dengan Kristus, pusat misteri yang diwahyukan.
By Iman Katolik.
Source : indonesianpapist.com
Post a Comment