Dosa apakah yang ditebus oleh Yesus di kayu salib?
- KGK, 813 , “The Church is one because of her source: “the highest exemplar and source of this mystery is the unity, in the Trinity of Persons, of one God, the Father and the Son in the Holy Spirit.” The Church is one because of her founder: for “the Word made flesh, the prince of peace, reconciled all men to God by the cross, . . . restoring the unity of all in one people and one body.”
Gereja itu satu menurut asalnya. “Pola dan prinsip terluhur misteri itu ialah kesatuan Allah tunggal dalam tiga Pribadi, Bapa, Putera, dan Roh Kudus” (UR 2). Gereja itu satu menurut Pendiri-Nya. “Sebab Putera sendiri yang menjelma telah mendamaikan semua orang dengan Allah [melalui Salib], dan mengembalikan kesatuan semua orang dalam satu bangsa dan satu tubuh” (GS 78,3).
Catatan: saya tidak tahu kenapa [by the cross] tidak ada di terjemahan Katekismus Gereja Katolik bahasa Indonesia. Mungkin harus mengecek bahasa aslinya. - KGK, 1505 – “….Di kayu salib Kristus menanggung seluruh beban kejahatan. Ia “menghapus dosa dunia” (Yoh 1:29), yang adalah sebab bagi penyakit. Oleh sengsara dan wafat-Nya di kayu salib, Kristus memberi arti baru kepada penderitaan: Ia dapat membuat kita menyerupai-Nya dan dapat menyatukan kita dengan sengsara-Nya yang menyelamatkan.“
- KGK, 1741 – “Pembebasan dan keselamatan. Dengan salib-Nya yang mulia, Kristus telah memperoleh keselamatan bagi semua manusia. Ia telah membebaskan mereka dari dosa yang membelenggu mereka. “Kristus telah memerdekakan kita” (Gal 5:1). Di dalam Dia kita mengambil bagian dalam “kebenaran” yang memerdekakan (Yoh 8:32). Kepada kita diberi Roh Kudus, dan “di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan” (2 Kor 3:17), demikian santo Paulus mengajarkan. Sejak sekarang kita bermegah bahwa “kita telah masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah” (Rm 8:21).“
- KGK 1992 – “Pembenaran diperoleh bagi kita melalui sengsara Kristus, yang menyerahkan Diri di salib sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan kepada Allah dan yang darah-Nya telah menjadi alat pemulih bagi dosa semua manusia. Pembenaran diberi kepada kita melalui Pembaptisan, Sakramen iman. Ia menjadikan kita serupa dengan kebenaran Allah, yang membenarkan kita secara hatin melalui kekuasaan betas kasihan-Nya. Tujuan pembenaran ialah kemuliaan Allah dan Kristus demikian juga anugerah kehidupan abadi.“
- KGK, 2305 – “Perdamaian duniawi adalah gambaran dan hasil perdamaian Kristus, Sang “Raja damai” mesianis (Yes 9:5). Melalui darah-Nya yang tertumpah di salib, Ia telah “melenyapkan perseteruan di dalam diri-Nya” (Ef 2:16), memperdamaikan manusia dengan Allah dan membuat Gereja-Nya menjadi Sakramen kesatuan umat manusia dan persatuannya dengan Allah. “Ialah perdamaian kita” (Ef 2:14). Yesus menamakan “bahagia, orang yang membawa damai“
Dari sini, maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa:
- Salib Kristus menyatukan manusia dan mendamaikan manusia dengan Tuhan. Tanpa salib, maka hubungan manusia yang terputus dengan Tuhan karena dosa, tidak mungkin tersambung. Dan inilah sumber keselamatan umat manusia.
Dengan pengorbanan Kristus di kayu salib, Dia menghapus seluruh dosa umat manusia (KGK, 1505) dan juga pengorbanan tersebut adalah alat pemulih bagi dosa semua manusia (KGK, 1992).
Ini berarti jalan telah dibukakan, dosa telah ditanggung oleh Kristus, maka yang dilakukan oleh Tuhan adalah menawarkan jalan keselamatan ini kepada manusia. Dan kalau manusia menerima jalan keselamatan ini, maka tanggapan ini diwujudkan dalam Sakramen Baptis (KGK, 1992). - Misteri Paska (kehidupan, penderitaan, kematian, dan kebangkitan) Kristus adalah menjadi sumber bagi semua Sakramen.
- Untuk menjawab pertanyaan Phill, maka kita harus membedakan “definisi sebabatau cause“, dimana dikenal: 1) “instrumental cause” dan “principal cause” (lih. St. Thomas Aquinas, ST, III, q.64, a.1). Mungkin di bagian ini, saya tidak ingin terlalu membahas istilah-istilah yang sangat teknikal di dalam teologi dan filsafat. Secara prinsip, instrumental cause disebabkan oleh principal cause dan principal causeselalu lebih besar dari instrumental cause, karena penyebab (cause) selalu lebih besar dari efek (effect). Sebagai contoh, pada saat seorang artis melukis, makainstrumental cause-nya adalah kuas. Namun kuas ini tidak dapat melakukan atau menghasilkan apapun, kalau tidak digerakkan oleh sang seniman. Sang seniman ini adalah principal cause. Sebaliknya principle cause memerlukan kuas untuk memberikan efek yang diinginkan, yaitu lukisan. Apakah sang seniman dapat memilih alat yang berbeda selain kuas? Mungkin saja, namun ini adalah kehendak bebas dari Sang Seniman. Demikian juga dengan Sakramen. Apalah berkat pengampunan dapat terjadi tanpa sakramen? Bisa saja, namun Yesus sendiri telah menetapkan tujuh Sakramen untuk memberikan berkat-Nya yang mengalir dari misteri Paska.
- Mari kita menerapkannya ke dalam pertanyaan Phill. Paska misteri, termasuk adalah salib, menjadi principal cause dari semua Sakramen. Tanpa misteri Paska, maka tidak ada berkat yang tercurah di dalam Sakramen, karena berkat di dalam Sakramen adalah karena hasil pengorbanan Kristus di kayu Salib. Jadi kalau Sakramen Baptis adalah menghapus dosa asal, maka kematian Yesus di kayu salib adalah principal cause dari semua efek yang dihasilkan oleh Sakramen Baptis. Kalau Sakramen Tobat menghapuskan dosa ringan dan berat, maka kematian Yesus di kayu Salib adalah principal cause dari berkat pengampunan, dimana tanpa Paska Misteri, maka berkat pengampunan tidak akan tercurah dalam Sakramen Tobat.
- Oleh karena itu, tepatlah kalau kita mengatakan bahwa dengan pengorbanan Kristus di kayu Salib, maka dosa kita ditanggung oleh-Nya, baik dosa asal, maupun dosa yang lain. Karena Tuhan tidak dibatasi oleh waktu, maka dosa seluruh umat manusia, dari Adam sampai manusia terakhir – sebelum kedatangan Kristus, pada saat Kristus hidup, dan setelah kematian Kristus – ditanggung oleh Kristus.
Demikian jawaban singkat yang dapat saya sampaikan, semoga dapat berguna. Mari kita bersama-sama mengenang kembali pengorbanan Kristus dalam setiap Sakramen yang kita terima, terutama adalah Sakramen Ekaristi dan Sakramen Tobat. Dan mari kita bersama-sama memasuki masa Pra-Paskah dengan pertobatan.
Salam kasih dalam Kristus Yesus,
stef –
stef –
Source : katolisitas.org
Post a Comment