Ini Cara Paus Dipilih Dalam Konklaf


VATIKAN,KOMPAS.com - Para kardinal yang berkumpul di Roma untuk memilih Paus baru, dijadwalkan mulai memberikan suara, Selasa (12/3/2013) petang waktu setempat, dengan prosesi awal berlangsung sejak pagi harinya. Tak ada kandidat kuat dalam pemilihan ini.

Pemilihan Paus tidak dilakukan dengan memunculkan kandidat, yang kemudian baru dipilih melalui pemungutan suara. Tapi, setiap kardinal akan memberikan suara dengan mencantumkan kandidat pilihan masing-masing. Paus terpilih adalah bila dua pertiga kardinal yang berhak memberikan suara, memilih satu kandidat yang sama.

Karena tak adanya kandidat kuat dan sulitnya mendapatkan satu kandidat dengan dukungan dua pertiga kardinal pemilih, pemungutan suara dijadwalkan berlangsung empat kali dalam sehari. Yaitu dua kali pemungutan suara pada pagi hari dan dua kali pemungutan suara pada petang hari.

Prosesi pemungutan suara akan terus berlanjut sampai didapat angka minimal dua pertiga suara dari 115 kardinal pemilih yang mendukung satu kandidat, atau berarti kandidat terpilih butuh sekurangnya 77 suara pendukung. Bila pemungutan suara belum mendapatkan kandidat terpilih, dari dalam Kapel Sistina akan keluar asap berwarna hitam dari pembakaran kertas suara para kardinal.

Sebaliknya, bila pemungutan suara telah mendapatkan kandidat terpilih, asap putih akan menyiarkan kabar gembira tersebut. Tak ada cara komunikasi selain asap itu, yang diizinkan selama proses pemilihan Paus baru.


Data dan angka konklaf
Dalam sejarah pemungutan suara untuk memilih Paus selama seratus tahun terakhir, kandidat terpilih didapat paling cepat melalui pemungutan suara ketiga, pada 1939. Dua Paus terpilih dalam empat pemungutan suara, dan selebihnya paling sedikit butuh enam kali pemungutan suara.

Para kardinal-pemilih akan menghadiri Misa khusus, di Basilika Santo Petrus, Selasa (12/3/2013) pagi sebelum memasuki Kapel Sistina untuk memulai prosesi di sore hari. Paus baru akan menjadi pemimpin ke-266 Gereja Katolik, dengan 1,2 miliar umat se-dunia.

Ketika proses pemungutan suara dimulai, kerahasiaan menjadi kata kunci. Setelah pengucapan sumpah kerahasiaan, Monsignor Guido Marini, pemimpin upacara kepausan, akan mengatakan "Extra omnes" atau "Semua orang keluar" dan pintu-pintu kapel akan dikunci.

Untuk memastikan kerahasiaan, 90 staf akan melayani para kardinal selama masa karantina, dengan sumpah kerahasiaan yang sama. Setiap hari Kapel Sistina juga akan disisir untuk memastikan tidak ada alat penyadap.

Beberapa nama yang disebut punya kans terpilih menjadi Paus baru, antara lain Kardinal Angelo Scola dari Milan, Odilo Scherer dari Brasil dan Kardinal AS Timothy Dolan.

Dari 115 kardinal pemilih, 76 di antaranya ditunjuk oleh Paus Benediktus XVI, dan 49 yang lain ditunjuk oleh pendahulunya yaitu Paus Yohanes Paulus II. Komposisi negara asal para kardinal pemilih, 60 di antaranya berasal dari kawasan Eropa, 21 dari Italia, 19 dari Amerika Latin, 14 dari Amerika Utara, 11 dari Afrika, 10 dari Asia, dan satu orang dari Oceania.

Post a Comment

Previous Post Next Post