Bagaimana menaklukkan Saksi Yehova V ?


SAKSI YEHOVAH V
TENTANG SURGA & NERAKA
A) Ajaran Saksi Yehovah tentang tempat sesudah kematian:
1) Hanya 144.000 (hurufiah) orang yang akan masuk surga. Ini mereka dasarkan atas Wah 7:4-8. Lebih dari itu, mereka juga berpendapat bahwa:
a) Tidak ada orang jaman Perjanjian Lama (termasuk Abraham, Ishak, Yakub) yang masuk ke surga!
b) Orang-orang Saksi Yehovah sendiri tidak termasuk dalam bilangan 144.000 ini. Jadi mereka yakin bahwa mereka tidak akan masuk surga. Mereka hanya berharap untuk bisa tetap tinggal di bumi yang telah disempurnakan (termasuk golongan 2 di bawah ini).
2) Orang-orang yang tidak masuk ke surga akan tetap tinggal di bumi yang telah disempurnakan, yang mereka sebut dengan istilah Firdaus (Maz 37:9-11 Maz 104:5 Amsal 2:21-22 Yes 35:1 Yes 65:1-dst Mat 5:5).
3) Orang-orang yang sangat jahat, termasuk kristen dan kafir, akan dilenyapkan / dimusnahkan. Inilah yang dimaksudkan dengan 'neraka' atau 'hukuman' oleh orang Saksi Yehovah!
Jadi, dalam arti yang sesungguhnya, mereka tidak percaya akan adanya neraka / hukuman kekal. Mereka bahkan menyebut doktrin tentang neraka sebagai God-dishonoring doctrine / God-defaming doctrine (= doktrin yang tidak memuliakan Allah / doktrin yang mencemarkan Allah / doktrin yang memalukan Allah) dan mereka mengatakan bahwa doktrin itu disebarkan oleh setan untuk menakut-nakuti manusia sehingga mere-ka tidak belajar Kitab Suci dan menjadi benci kepada Allah.
Bahwa ini memang merupakan ajaran mereka, terbukti dari beberapa kutipan di bawah ini, yang saya kutip dari buku Saksi Yehovah yang berjudul 'Let God Be True':
  • "Imperfect man does not even torture a mad dog, but kills it. And yet the clergymen attribute to God, who is love, the wicked crime of torturing human creatures merely because they had the misfortune to be born sinners" (= manusia yang tidak sempurna tidak akan menyiksa anjing yang gila sekalipun, tetapi membunuhnya. Sekalipun demikian, para pendeta / pastor menghubungkan dengan Allah, yang adalah kasih, per-buatan jahat menyiksa manusia, semata-mata karena mereka mengalami kesialan dilahirkan sebagai orang berdosa) - hal 99.
  • "The doctrine of a burning hell where the wicked are tortured eternally after death cannot be true, mainly for four reasons, (1) because it is wholly unscriptural, (2) it is unreasonable, (3) it is contrary to God's love, and (4) it is repugnant to justice" [= doktrin tentang neraka yang menyala-nyala dimana orang jahat disiksa secara kekal setelah kematian tidak bisa benar, karena empat alasan, (1) karena itu sama sekali tidak alkitabiah, (2) itu tidak masuk akal, (3) itu bertentangan dengan kasih Allah, dan (4) itu menjijikkan / bertentangan dengan keadilan] - hal 99.
B) Bantahan Kristen:
1) Bilangan 144.000 dalam Wah 7:4-8 jelas tidak bisa ditafsirkan secara hurufiah, tetapi harus ditafsirkan sebagai lambang.
Alasannya:
a) Kitab Wahyu memang merupakan kitab yang penuh dengan lambang.
b) Kontex dimana Wah 7:4-8 itu terletak (yaitu Wah 7:1-8), memang merupakan bagian yang penuh dengan lambang, misalnya:
  • 'meterai pada dahi dari hamba-hamba Allah' (Wah 7:2-3) jelas merupakan lambang. Kita tidak mungkin menafsirkan bahwa Allah betul-betul akan mencap dahi hamba-hambaNya dengan meterai!
  • 144.000 orang itu dikatakan berasal dari 'semua suku keturunan Israel', yaitu Yehuda, Ruben, Gad, dan seterusnya (Wah 7:5-8). Bagian ini jelas tidak bisa diartikan secara hurufiah, dan oleh orang Saksi Yehovahsendiri ditafsirkan secara rohani, yaitu menunjuk pada 'Israel rohani'.
c) Kalau bilangan 144.000 itu diartikan secara hurufiah, maka bagian ini akan bertentangan dengan:
  • Wah 7:9 yang mengatakan bahwa jumlah orang yang masuk surga itu 'tidak terhitung banyaknya'. Bahwa ini menunjuk pada orang yang masuk surga, terlihat dari kalimat 'berdiri di hadapan tahta dan di hadapan Anak Domba' dalam Wah 7:9 itu.
Orang Saksi Yehovah mengatakan bahwa kata Yunani ENOPION TOU THRONOU yang diterjemahkan 'di hadapan tahta' itu, seha-rusnya artinya adalah 'kelihatan dari tahta', sehingga mereka me-ngatakan bahwa orang yang tidak terhitung banyaknya itu bukan-lah orang yang masuk surga, tetapi orang yang tinggal di bumi yang telah disempurnakan.
Tetapi ini adalah suatu omong kosong belaka karena dalam kamus bahasa Yunani dikatakan bahwa ENOPION berarti: before (= di hadapan); in the presence of (= di hadapan); in front of (= di depan). Jadi kata ENOPION itu memang berarti 'di hadapan', bukannya 'kelihatan dari'.
Perhatikan juga terjemahan Kitab Suci bahasa Inggris di bawah ini tentang Wah 7:9 ini:
KJV/RSV/NASB: before the throne and before the Lamb (= di hadapan tahta dan di hadapan Anak Domba).
NIV: before the throne and in front of the Lamb (= di hadapan tahta dan di depan Anak Domba).
Catatan:
Kata bahasa Yunani yang oleh NIV diterjemahkan 'in front of / di depan' itu juga adalah ENOPION.
  • banyak bagian Kitab Suci yang mengatakan bahwa seadanya orang yang percaya kepada Yesus Kristus pasti akan masuk surga (seperti Yoh 3:16 dsb). Tidak masuk akal bahwa dalam sepanjang jaman, orang yang percaya kepada Yesus Kristus hanya berjumlah 144.000 orang!
Selanjutnya, kalau mereka mengatakan bahwa Abraham, Ishak dan Yakub tidak termasuk dalam bilangan 144.000 orang yang akan masuk surga, mereka jelas bertentangan dengan Mat 8:11, yang jelas menun-jukkan bahwa Abraham, Ishak dan Yakub ada di surga, dan juga dengan Luk 16:22-23, yang jelas menunjukkan bahwa Abraham itu ada di surga. Dan kalau orang-orang suci jaman Perjanjian Lama semuanya tidak masuk surga, lalu bagaimana dengan Elia dan Henokh, yang tidak meng-alami kematian tetapi diangkat ke surga (Kej 5:24 2Raja-raja 2:1,3,5,11)?
2) 2Pet 3:10-13 dan Wah 21:1 mengatakan bahwa bumi akan dihancurkan sehingga tidak ada lagi. Jadi, tidak mungkin orang akan tinggal di bumi ini setelah kematian.
Lalu, bagaimana kita menafsirkan Mat 5:5 yang dijadikan dasar oleh orang-orang Saksi Yehovah? Mari kita melihat pembahasan ayat ini di bawah ini.
Catatan:
Hanya ini ayat dasar mereka yang saya bahas, karena ayat dasar yang lain sama sekali tidak kuat.
Mat 5:5 berkata: "Berbahagialah orang yang lemah lembut karena mereka akan memiliki bumi".
Ada beberapa kemungkinan untuk menafsirkan ayat ini:
a) Orang Kristen memang memiliki bumi dalam arti tertentu.
  • Di dalam Kristus, kita memiliki segala sesuatu (1Kor 3;21,22 2Kor 6:10).
  • Sekalipun ditinjau secara materi / duniawi orang dunia mempunyai banyak dan orang Kristen mempunyai sedikit, tetapi ada hal-hal yang perlu kita ingat:
  • Untuk orang dunia, bukan ia yang memiliki harta, tetapi hartanya yang memiliki / menguasai dia (ia menjadi budak uang). Disamping itu, orang dunia tidak mempunyai damai; semua miliknya sia-sia.
  • Untuk orang Kristen, William Hendriksen mengucapkan kata-kata ini:
"They may posses only a small portion of this earth or of earthly goods, but a small portion with God's blessing resting upon it is more than the greatest riches without God's blessing" (= mereka mungkin hanya memiliki sebagian kecil dari bumi / hal-hal duniawi, tetapi sebagian kecil dengan berkat Allah di atasnya adalah lebih banyak dari kekayaan terbesar tanpa berkat Allah).
b) Yang dimaksud dengan 'bumi' dalam Mat 5:5 adalah 'langit dan bumi yang baru', yaitu surga (Wahyu 21:1).
c) 'Memiliki bumi' berarti 'diberkati oleh Tuhan'.
Dari mana bisa ditafsirkan seperti ini? Kata bahasa Yunani yang diterjemahkan 'bumi' itu adalah GE. Kata ini mempunyai bermacam-macam arti yaitu: earth (= bumi), land (= tanah), country (= negara / negeri), region (= daerah), soil (= tanah), ground (= tanah). Jadi, sekalipun bisa diterjemahkan 'bumi', tetapi bisa juga diterjemahkan 'tanah / negeri'.
Tuhan berjanji untuk memberikan tanah Kanaan kepada Abraham (Kej 12:1-3,7). Selama ratusan tahun janji itu diulang-ulang kepada bangsa Israel. Akhirnya kata-kata 'memiliki tanah (Kanaan)' menjadi suatu ungkapan yang artinya 'menerima berkat Tuhan' atau 'diberkati oleh Tuhan'.
Kalau kita membandingkan dengan Maz 37:11,22a,29,34 maka jelas terlihat bahwa 'memiliki bumi' memang bisa diartikan 'diberkati oleh Tuhan'.
3) Terhadap ajaran Saksi Yehovah yang mengatakan bahwa orang berdosa (termasuk orang kristen) akan dimusnahkan, maka bisa kita menjawab / menyerang sebagai berikut:
a) Manusia diciptakan oleh Allah sebagai gambar dan rupa Allah (Kej 1:26-27). Karena itu manusia mewarisi sifat kekal dari Allah, sekalipun tidak secara sempurna. Manusia memang tidak kekal dalam arti manusia ada awalnya. Jadi ada saat dimana manusia tidak ada. Tetapi sekali manusia itu ada, ia akan ada terus (tidak bisa musnah). Kalau manusia itu mati, ia hanya pindah tempat, atau ke surga, atau ke neraka. Tetapi ia akan tetap ada! Ini jelas merupakan ajaran dari seluruh Kitab Suci (Luk 16:19-31 Yoh 5:28-29 dsb).
Yoh 5:28-29 berbunyi: "Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suaraNya, dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum".
Ayat ini jelas bertentangan dengan ajaran Saksi Yehovah tentang pemusnahan orang jahat, karena ayat ini berkata bahwa orang jahat yang sudah dalam kuburan itu akan bangkit untuk dihukum!
Karena itu, dalam Kitab Suci, kata 'mati' atau 'binasa', kalau ditujukan kepada manusia, tidak pernah berarti 'musnah'!
b) Allah memang kasih, tetapi Ia tetap menghukum manusia yang berdosa karena:
  • Ia juga adalah Allah yang adil, sehingga tidak mungkin Ia membiarkan begitu saja manusia berbuat dosa tanpa dihukum.
Nahum 1:3a berbunyi: "TUHAN itu panjang sabar dan besar kuasa, tetapi Ia tidak sekali-kali membebaskan dari hukuman orang yang bersalah".
Adalah sesuatu yang lucu kalau orang Saksi Yehovah justru menganggap doktrin tentang neraka justru menunjukkan bahwa Allah itu tidak adil (lihat kutipan dari buku 'Let God Be True' di atas), karena adanya neraka sebetulnya justru menunjukkan keadilan Allah (Ro 2:5 2Tes 1:6-9). Di dalam dunia ini jelas ada banyak dosa yang tidak dihukum, juga ada orang benar yang ditindas dan orang jahat yang justru hidup enak. Kalau nanti ternyata neraka itu tidak ada, maka Allah benar-benar tidak adil, atau bahkan tidak ada!
Ada juga di antara orang-orang Saksi Yehovah yang berpendapat bahwa penghukuman kekal di neraka ini tidak adil, karena manusia berbuat dosa hanya 'sebentar', tetapi Allah menghukum manusia berdosa itu selama-lamanya.
Terhadap serangan ini perlu kita ketahui bahwa adil atau tidaknya seorang hakim dalam menjatuhkan hukuman:
  • tidak tergantung dari sama atau tidaknya waktu untuk berbuat kesalahan dengan waktu hukuman.
Coba bayangkan, kalau saya membunuh orang yang saudara cintai, maka saya melakukan hal itu mungkin dalam waktu kurang dari 1 menit. Apakah saudara lalu merasa adil kalau hakim ternyata menghukum saya untuk masuk penjara selama 1 menit?
  • tergantung apakah ia menjatuhkan hukuman sesuai dengan hukum / undang-undang yang berlaku atau tidak. Kalau hukum / undang-undang sudah mengatakan bahwa orang yang mencuri harus dihukum 5 tahun penjara, dan lalu hakim men-jatuhkan hukuman itu, maka itu adil!
Allah juga mempunyai Undang-undang, yaitu Firman Tuhan / Kitab Suci. Dan dalam Undang-undangNya itu, Allah sudah mengatakan bahwa kalau orang berbuat dosa dan tidak mau bertobat, maka hukumannya adalah masuk neraka selama-lamanya. Karena itu kalau Allah akhirnya melaksanakan Undang-undang itu dan menjatuhkan hukuman kekal di neraka, Ia justru bertindak adil!
Jadi, adanya neraka bukannya menunjukkan Allah tidak adil, tetapi sebaliknya justru menunjukkan keadilan Allah!
  • Ia sudah berulangkali berfirman dalam Kitab Suci bahwa Ia akan menghukum orang berdosa yang tidak mau bertobat. Kalau ternyata pada akhirnya Allah tidak menghukum mereka yang tidak bertobat dari dosanya, maka jelas bahwa Allah adalah seorang pendusta! Bandingkan dengan Ibr 6:18 yang menunjukkan bahwa Allah tidak mungkin berdusta.
c) Bahwa Kitab Suci secara jelas mengajarkan adanya neraka / hukuman kekal. Ini terlihat dari:
  • Dalam Kitab Suci sering digunakan kata SHEOL (bahasa Ibrani) dan HADES (bahasa Yunani).
Dalam Kitab Suci Indonesia biasanya kedua kata ini diterjemahkan dengan istilah 'alam maut' atau 'dunia orang mati'.
Kata SHEOL / HADES memang tidak selalu mempunyai arti yang sama.
  • Kadang-kadang SHEOL / HADES tidak menunjuk pada suatu tempat tertentu, tetapi dipakai dalam arti yang abstrak untuk menunjuk pada 'keadaan kematian / the state of death' atau 'keadaan terpisahnya tubuh dengan jiwa / roh'.
Misalnya: Maz 89:49 Hos 13:14 Kis 2:27.
  • Kadang-kadang SHEOL /HADES menunjuk pada suatu tempat, dan dalam hal ini maka SHEOL / HADES berarti:
    • Kuburan (Kej 37:35 Yunus 2:2).
    • Neraka (Maz 9:18 Maz 49:15 Amsal 15:24 Luk 16:23).
Perhatikan bahwa semua ayat-ayat ini merupakan ayat-ayat yang memberikan ancaman kepada orang berdosa. Kalau dalam ayat-ayat ini SHEOL / HADES diartikan sebagai 'tempat netral' kemana setiap orang akan pergi setelah mati, maka ayat-ayat itu kehilangan ancamannya! Jadi, dalam ayat-ayat ini SHEOL / HADES harus diartikan sebagai 'neraka'!
Bahwa SHEOL / HADES sering harus diartikan sebagai 'neraka' juga terlihat dari fakta bahwa Kitab Suci sering mengkontraskan SHEOL / HADES itu dengan surga (Ayub 11:8 Maz 139:8 Amos 9:2 Mat 11:23).
Ini penting kita ketahui karena orang Saksi Yehovah, yang karena ketidak-percayaan mereka akan adanya neraka, lalu mengatakan bahwa SHEOL / HADES selalu berarti 'ku-buran'.
  • Dalam Mat 26:24 Yesus berkata tentang Yudas Iskariot sebagai berikut:
"Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan apa yang tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan".
Bagian yang saya garisbawahi itu hanya ada artinya kalau ada hukuman kekal / siksaan kekal yang luar biasa hebatnya di neraka yang menantikan Yudas Iskariot! Kalau ternyata Yudas Iskariot itu hanya dimusnahkan begitu saja, maka kata-kata Yesus ini meru-pakan omong kosong belaka!
  • Mat 11:20-24 Mark 12:40b Luk 12:47-48 jelas menunjukkan ada-nya tingkat-tingkat hukuman di neraka. Ini menunjukkan keadilan Allah yang menghukum semua orang berdosa secara berbeda-beda sesuai dengan banyaknya dan besarnya dosa masing-masing.
Tetapi semua ayat ini tidak akan ada artinya kalau ternyata nanti orang berdosa hanya dimusnahkan, karena pemusnahan bukan hanya tidak menunjukkan perbedaan tingkat hukuman, tetapi bahkan tidak menunjukkan hukuman apa-apa!
  • Adanya ayat-ayat yang secara explicit berbicara tentang neraka.
Contoh:
Mat 3:12b - "... debu jerami itu akan dibakarnya dengan api yang tidak terpadamkan".
Mat 8:12 - "... akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, disanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi".
Mat 13:42 - "Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; disanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi".
Mat 13:50 - "lalu mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi".
Mat 22:13b - "... dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi".
Mat 25:41 - "Enyahlah dari hadapanKu, hai kamu orang-orang ter-kutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya".
Mat 25:46 - "Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, ...".
Mark 9:43-48 - "Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, peng-gallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan; [di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.] Dan jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, dari pada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka; [di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.] Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik eng-kau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu dari pada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka, dimana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak padam".
Catatan:
Perhatikan bahwa sekalipun Mark 9:44,46 ada dalam tanda ku-rung, yang menunjukkan bahwa ayat-ayat itu diperdebatkan keasliannya, tetapi Mark 9:48 tidak ada dalam tanda kurung. Bandingkan juga dengan Yes 66:24.
Luk 16:23-25 - "... sementara ia menderita sengsara di alam maut ... aku sangat kesakitan dalam nyala api ini. ... Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita".
Yudas 7 - "... telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang".
Wah 14:11 - "Maka asap api yang menyiksa mereka itu naik ke atas sampai selama-lamanya, dan siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa, yaitu mereka yang menyembah binatang serta patungnya itu, dan barangsiapa yang telah menerima tanda nama-nya".
Wah 19:20 - "Maka tertangkaplah binatang itu dan bersama-sama dengan dia nabi palsu, yang telah mengadakan tanda-tanda di depan matanya, dan dengan demikian ia menyesatkan mereka yang telah menerima tanda dari binatang itu dan yang telah menyembah patungnya. Keduanya dilemparkan hidup-hidup ke dalam lautan api yang menyala-nyala oleh belerang".
Wah 20:10 - "dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya".
Wah 21:8 - "Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua".
Dari ayat-ayat di atas ini bisalah disimpulkan bahwa Kitab Suci menggambarkan bahwa:
  • neraka adalah tempat penderitaan yang luar biasa hebatnya.
Ini ditunjukkan oleh macam-macam hal:
  • lambang-lambang seperti asap api / nyala api / dapur api / api / lautan api / lautan api dan belerang (yang jelas me-nyakitkan), kegelapan yang paling pekat (yang jelas menge-rikan), ulat-ulat / ulat-ulat bangkai (yang jelas juga menge-rikan).
Sekalipun semua ini hanya lambang, tetapi kalau lambang-nya menyakitkan dan mengerikan, sudah barang tentu aslinya lebih menyakitkan dan lebih mengerikan lagi.
Catatan:
Analoginya, pada waktu Kitab Suci menggambarkan surga, digunakan lambang-lambang yang indah (Wah 21:11-21). Ini pasti menunjukkan bahwa aslinya pasti lebih indah lagi.
  • kata 'siksa' yang sangat sering digunakan oleh Kitab Suci pada waktu membicarakan neraka.
  • kata-kata 'ratap dan kertak gigi' yang jelas menunjukkan kesakitan yang luar biasa.
  • kata-kata 'menderita sengsara', 'sangat kesakitan', 'sangat menderita' dalam Luk 16:23-25.
Ini jelas bertentangan dengan ajaran Saksi Yehovah yang mengatakan orang jahat akan dimusnahkan, berarti tidak akan mengalami hukuman / penderitaan / siksaan.
  • neraka adalah tempat dimana orang menerima hukuman yang bersifat kekal / selama-lamanya.
Ini ditunjukkan oleh kata-kata:
  • 'api yang tidak terpadamkan'.
  • 'api yang kekal'.
  • 'siksaan yang kekal'.
  • 'siang malam tidak henti-hentinya'.
  • 'siang malam sampai selama-lamanya'.
  • 'ulat-ulatnya tidak akan mati'.
Ini tentu lagi-lagi bertentangan dengan ajaran Saksi Yehovah, karena kalau memang orang jahat dimusnahkan, untuk apa Kitab Suci menggambarkan bahwa hukuman itu berlangsung selama-lamanya? Apa gunanya api yang tidak akan padam, ulat yang tidak bisa mati, siksaan kekal, siksaan siang malam tidak henti-hentinya, dsb, kalau toh orang jahat itu dimusnah-kan?
Seorang ahli theologia Reformed yang bernama William G.T. Shedd berkata:
"Had Christ intended to teach that future punishment is remedial and temporary, he would have compared it to a dying worm, and not to an undying worm; to a fire that is quenched, and not to an unquenchable fire" (= Andaikata Kristus bermaksud untuk meng-ajar bahwa hukuman yang akan datang itu bersifat memperbaiki dan sementara, Ia akan membandingkannya dengan ulat yang bisa mati, dan bukannya dengan ulat yang tidak bisa mati; de-ngan api yang bisa padam, dan bukannya dengan api yang tidak dapat dipadamkan).
d) Wah 19:20 secara jelas mengatakan bahwa orang-orang jahat itu 'dilemparkan hidup-hidup' ke dalam lautan api itu! Kalau memang dimusnahkan, bagaimana bisa dilemparkan hidup-hidup?
e) Agama / kepercayaan yang tidak mempercayai hukuman kekal / neraka, tidak mungkin bisa memotivasi orang untuk bertobat dari dosa. Kalau memang tidak ada hukuman kekal setelah kematian maka lebih baik sekarang kita bersenang-senang dalam dosa. Toh paling-paling nanti kita dimusnahkan.
Bandingkan dengan 1Kor 15:32b dimana Paulus berkata sebagai berikut: "Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka 'marilah kita makan dan minum, sebab besok kita akan mati'".
Jelas dari ayat ini bahwa Paulus sendiripun setuju bahwa seandainya tidak ada kebangkitan orang mati, dan dengan demikian juga tidak ada hukuman, maka sebaiknya kita bersenang-senang dalam dosa, mumpung kita masih hidup!
f) Kita juga bisa menyerang mereka dalam hal ini dengan berkata sebagai berikut:
"Ajaran Saksi Yehovah tidak sama, dan bahkan bertentangan, dengan ajaran Kristen. Sekarang ada 2 kemungkinan: Saksi Yehovah yang benar, atau Kristen yang benar. Kalau Saksi Yehovah yang benar, maka orang Saksi Yehovah hanya tinggal di bumi yang sudah disempurnakan, sedangkan orang kristen hanya dimusnahkan. Tetapi sebaliknya, kalau Kristen yang benar, maka orang kristen akan masuk surga, sedangkan orang Saksi Yehovah akan masuk neraka untuk disiksa selama-lamanya. Dengan melihat pada 2 kemungkinan ini, orang yang punya akal sehat pasti akan memilih Kristen dari pada Saksi Yehovah!"
Catatan:
Dari semua doktrin Saksi Yehovah, saya berpendapat bahwa ketidak-percayaan mereka tentang neraka merupakan bagian yang paling lemah (paling lemah dasar Kitab Sucinya / argumentasinya). Dan karena ini merupakan titik lemah mereka, maka pada waktu saudara berdebat / ber-diskusi dengan orang Saksi Yehovah, sebaiknya saudara mulai menye-rangnya pada titik lemah ini, dan sesudah itu baru menyerangnya pada doktrin-doktrin yang lain.
-AMIN-

Sumber: http://www.facebook.com/groups/Christ.Lifestyle/doc/456528941034753/

Post a Comment

Previous Post Next Post