Beberapa alasan mengapa doa rosario menjadi salah satu doa yang disukai oleh kita umat Katolik adalah karena: 1) doa ini sederhana, mendalam maknanya, dan besar kuasanya, 2) doa rosario menggabungkan kita dengan misteri inkarnasi dan keselamatan Kristus, 3) doa rosario merupakan doa bersama Bunda Maria untuk meng-kontemplasi-kan wajah Kristus 4) doa rosario merupakan doa yang membuahkan damai sejahtera dan kasih, 5) doa rosario merupakan doa keluarga dan doa Gereja.
Pertama- tama, doa rosario digemari karena kesederhanaannya, dan bahkan anak- anakpun dapat mendaraskannya, karena terdiri dari doa- doa yang umum dikenal semua umat Katolik, yaitu doa Aku percaya, Kemuliaan, Bapa Kami, dan Salam Maria. Di dalam kesederhanaan inilah terletak kedalaman maknanya, karena bagian utama dari doa rosario adalah permenungan peristiwa hidup Yesus sejak awal penjelmaan-Nya dalam rahim Maria, karya- karya-Nya, sampai dengan wafat, kebangkitan dan kenaikan-Nya ke surga. Sedang doa Salam Maria yang melatarbelakangi permenungan tersebut, adalah doa yang Alkitabiah (lih. Luk 1:28, 42, 43). Doa rosario besar kuasanya, karena melibatkan pengantaraan doa Bunda Maria, seorang yang telah dibenarkan Allah di surga (lih. Yak 5:16). Melalui doa rosario kita berdoa bersama Bunda Maria dan memohon agar ia menghantar doa- doa kita kepada Tuhan Yesus.
Dengan merenungkan peristiwa hidup Yesus dalam doa rosario (Peristiwa Gembira, Terang, Sedih, Mulia), kita dibawa kepada penghayatan yang lebih mendalam tentang misteri keselamatan. Melalui rosario, kita seolah menapak tilas misteri keselamatan Kristus bersama dengan Bunda Maria, sehingga kita dapat memperoleh peningkatan pengetahuan akan maknanya sesuai dengan pertumbuhan rohani kita (lih. Surat apostolik Paus Yohanes Paulus II, Rosarium Virginis Mariae, 17). Kita masuk dalam kehidupan Kristus, bersama dengan Bunda Maria, yang telah terlebih dahulu tinggal dalam kesatuan dengan Dia.
Maka pada dasarnya doa rosario merupakan doa bersama Bunda Maria untuk mengkontemplasi-kan wajah Kristus. Artinya, kita memandang Kristus, sebagaimana Bunda Maria memandang-Nya. Kita memandang-Nya dengan pandangan bertanya (lih. Luk 2:48); pandangan penuh iman akan campur tangan-Nya (lih. Yoh 2:5); pandangan duka cita di kaki salib-Nya, dan kesediaan untuk menerima Maria sebagai ibu bagi kita (lih. Yoh 19:25-27); pandangan suka cita pada saat kebangkitan-Nya dan saat menerima Roh Kudus (lih. Kis 1:14). Dengan doa kontemplasi ini, kita mengenang Kristus dan karya penebusan-Nya bagi kita manusia.
Buah doa kontemplasi akan Kristus, Sang Raja Damai, yang adalah “damai sejahtera kita” (Ef 2:14; lih. Paus Yohanes Paulus II, Ibid. 40) adalah damai itu sendiri. Karena itu, doa rosario secara kodrati adalah doa damai. Disebut sebagai doa damai, karena doa rosario menghasilkan buah- buah kasih. Sebab jika didoakan dengan permenungan yang sungguh tentang peristiwa- peristiwa hidup Yesus, doa rosario akan membawa kita kepada pertemuan dengan Kristus dalam misteri- misteri-Nya, sehingga kita terbantu untuk mengenali wajah Kristus di dalam sesama kita, terutama di dalam mereka yang sakit dan menderita (Ibid.). Kasih yang kita bagikan ini mendatangkan damai sejahtera bagi sesama yang kita sapa/ beri, maupun juga kepada diri kita sendiri yang memberikannya.
Karena doa rosario membuahkan damai dan kasih, maka doa rosario menjadi doa yang penting dalam keluarga dan Gereja. Keluarga yang mendoakan doa rosario akan bertumbuh dalam kasih kepada Kristus, dan karenanya persatuan kasih mereka dikokohkan dan senantiasa diperbaharui. Demikian pula doa rosario merupakan doa yang membangun kesatuan umat di dalam Gereja, sebab yang pusat permenungan dalam doa tersebut adalah Kristus, yang adalah Sang Kepala Gereja.
Dasar Kitab Suci
- Luk 1:28: Salam Maria, penuh rahmat (Hail, full of grace)
- Luk 1:42: Terpujilah engkau di antara wanita dan terpujilah buah tubuh-mu
- Luk 1:43: “Ibu Tuhan”
- Luk 1:48: segala keturunan akan menyebut aku [Maria] berbahagia
- Yak 5:16: Doa orang benar besar kuasanya.
Dasar Tradisi Suci
- “[Perempuan] yang pertama [Hawa] terpengaruh untuk tidak taat kepada Tuhan, namun perempuan yang berikutnya [Maria]… taat kepada Tuhan, sehingga Perawan Maria dapat menjadi pembela bagi Hawa. Sebagaimana umat manusia tunduk kepada maut melalui perbuatan seorang perawan, maka umat manusia diselamatkan oleh [ketaatan] seorang perawan.” (Irenaeus, Against Heresies, V:19,1 (A.D. 180).
- Di bawah belas kasihanmu kami berlindung, O Bunda Tuhan. Jangan menolak permohonan kami dalam kesesakan, tetapi bebaskanlah kami dari mara bahaya, [o engkau] yang suci dan terberkati.” (Sub Tuum Praesidium, dari Rylands Papyrus, Mesir, abad ke- 3)
- “Diangkat ke surga, ia [Maria], tetap menjadi tempat perlindungan bagi umat manusia, menjadi pendoa syafaat bagi kita di hadapan Putera-nya dan Allah Bapa.” (Theoteknos dari Livias, Assumption 29, sebelum 560 AD)
- “Ia [Maria] bertindak sebagai mediatrix (pengantara) antara kebesaran Tuhan dan kerendahan manusia …. (Andreas dari Kreta, Homily 1 on Mary’s Nativity (ante A.D. 740).
- “Ibu Tuhan adalah ibu kita. Semoga bunda yang baik memohon bagi kita, semoga ia memohon dan memperoleh apa yang baik bagi kita.” (St. Anselmus, Oration 7, (sebelum 1109 AD)
Dasar Magisterium
- Katekismus Gereja Katolik:
KGK 971 “Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia” (Luk 1:48). “Penghormatan Gereja untuk Perawan Maria tersuci termasuk dalam inti ibadat Kristen” (MC 56). “Tepatlah bahwa ia dihormati oleh Gereja dengan kebaktian istimewa. Memang sejak zaman kuno santa Perawan dihormati dengan gelar “Bunda Allah”; dan dalam segala bahaya dan kebutuhan mereka umat beriman sambil berdoa mencari perlindungannya… Kebaktian Umat Allah terhadap Maria… meskipun bersifat istimewa, namun secara hakiki berbeda dengan bakti sembah sujud, yang dipersembahkan kepada Sabda yang menjelma seperti juga kepada Bapa dan Roh Kudus, lagi pula sangat mendukungnya” (LG 66). Ia mendapat ungkapannya dalam pesta-pesta liturgi yang dikhususkan untuk Bunda Allah (Bdk. SC 103). dan dalam doa marian – seperti doa rosario, yang merupakan “ringkasan seluruh Injil” (Bdk. MC 42).
KGK 2708 Meditasi memakai pikiran, daya khayal, gerak perasaan dan kerinduan. Usaha ini penting untuk memperdalam kebenaran iman, untuk menggerakkan pertobatan hati dan memperkuat kehendak guna mengikuti Kristus. Doa Kristen terutama berusaha untuk bermeditasi tentang “misteri Kristus”, sebagaimana terjadi waktu pembacaan Kitab Suci, “lectio divina“, dan pada doa rosario. Bentuk renungan doa ini mempunyai nilai yang besar; tetapi doa Kristen harus mengejar lebih lagi: perkenalan Yesus Kristus penuh cinta dan persatuan dengan Dia.
- “Tanpa kontemplasi [akan peristiwa- peristiwa hidup Yesus], doa rosario adalah sebuah tubuh tanpa jiwa, dan pendarasannya dapat beresiko menjadi pengulangan rumusan secara mekanis, yang melanggar peringatan Kristus: “…dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan.” (Mat 6:7). Secara kodrati pendarasan doa rosario mensyaratkan ritme yang hening dan tahapan yang tetap hidup; membantu setiap orang untuk merenungkan misteri- misteri kehidupan Tuhan sebagaimana dilihat oleh dia [Maria] yang terdekat dengan-Nya. Dengan cara ini, kekayaan yang tak terpahami dari misteri- misteri ini akan terungkap.” (Paus Paulus VI, Ekshortasi Apostolik, Marialis Cultus, 47: AAS, 156).
- “Tidak mungkin untuk menyebutkan semua nama para orang kudus yang menemukan di dalam doa rosario, sebuah jalan yang asli untuk bertumbuh di dalam kekudusan. Namun kita perlu menyebut St. Louis Marie Grignon de Monfort …., Padre Pio dari Pietrelcina…., Bartolo Longo yang terberkati…. (Paus Yohanes Paulus II, Rosarium Virginis Mariae, 8).
- “Ketika di dalam doa rosario, kita memohon bersama Maria, tempat kediaman Roh Kudus (lih. Luk 1:35), ia berdoa syafaat bagi kita di hadapan Allah Bapa yang telah memenuhinya dengan rahmat, dan di hadapan Sang Putera yang lahir dari rahimnya, berdoa bersama kita dan untuk kita.” (Ibid., 16)
Source :katolisitas.org
Post a Comment