a. Pengajaran St. Cyprian
Tuhan berkata kepada Petrus: “Aku berkata kepadamu,” Ia berkata, ‘bahwa engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya. Dan kepadamu aku akan memberikan kunci Kerajaan Surga: dan apapun yang kamu ikat di dunia akan terikat di surga dan apapun yang kamu lepaskan di dunia akan terlepas di Surga.” Dan lagi Ia berkata kepadanya setelah kebangkitan-Nya, “Gembalakanlah domba- domba-Ku.” Atasnya Ia mendirikan Gereja-Nya, dan kepadanya Ia memberikan perintah untuk menggembalakan domba- domba-Nya; dan meskipun Ia memberikan kuasa serupa kepada semua rasul-Nya, namun Ia mendirikan [hanya] satu kursi kepemimpinan; dan Ia mendirikan dengan kuasa-Nya sendiri sebuah sumber dan alasan mendasar untuk kesatuan itu. Memang para rasul yang lain ada di mana Petrus berada, namunkeutamaan diberikan kepada Petrus, di mana sudah dinyatakan dengan jelas bahwa hanya ada satu Gereja dan satu kursi kepemimpinan. Demikian pula, semua gembala dan kawanan dombanya dinyatakan satu, yang diberi makan oleh semua Rasul dengan pemikiran yang satu. Jika seseorang tidak berpegang pada kesatuan dengan Petrus ini, dapatkah ia membayangkan bahwa ia masih memegang iman? Jika ia mengabaikan kursi kepemimpinan Petrus yang atasnya Gereja didirikan, dapatkah ia masih yakin dan percaya bahwa ia berada di dalam Gereja?”[25]Hanya ada satu Tuhan dan satu Kristus, dan satu Gereja dan satu kursi kepemimpinan yang didirikan di atas Petrus, oleh perkataan Tuhan Yesus. Tidaklah mungkin untuk membangun altar yang lain atau imamat yang lain di samping altar yang satu dan imamat yang satu itu. Siapapun yang berkumpul di luar kesatuan itu, akan tercerai berai.”[26].
b. Surat St. Cyprian kepada Paus Kornelius di Roma (252)
Dalam suratnya kepada Paus Cornelius di Roma (252), Cyprian menulis:
“Dengan uskup yang mereka tunjuk sendiri oleh para heretik, mereka bahkan berlayar dan membawa surat- surat dari para skismatik dan bidat kepada kursi kepemimpinan Petrus dan pimpinan Gereja, di mana kesatuan imamat mempunyai sumbernya; namun mereka [para bidat] tidak berpikir bahwa mereka [Gereja Roma] ini adalah jemaat Roma, yang imannya dipuji oleh Rasul pengkhotbah dan di antara mereka tidak mungkin kesesatan dapat masuk.”[27]
c. Surat St. Cyprian kepada Antonianus, Uskup Numidia (252)
“Kamu menulis juga bahwa saya harus meneruskan kepada Kornelius [Uskup Roma], kolega kita, salinan dari suratmu, sehingga beliau dapat mengesampingkan semua keresahan dan mengetahui langsung bahwa kamuberada di dalam persekutuan dengan beliau, yaitu dengan Gereja Katolik.”[28]
Di sini diketahui bahwa St. Cyprian mengajarkan bahwa untuk berada dalam persekutuan dengan seluruh Gereja Katolik, seseorang harus berada dalam persekutuan langsung dengan Uskup Roma.
“Ketika penganiayaan sudah reda, dan kesempatan untuk bertemu memungkinkan; sejumlah besar uskup Afrika …. bertemu bersama … Dan jika sejumlah uskup di Afrika tidak puas, kamu juga menulis ke Roma, kepada Kornelius [Paus], kolega kita tentang hal ini, yang juga akan mengadakan konsili dengan banyak sekali uskup, yang setuju dalam satu pendapat seperti yang kita pegang.[29].
Melalui surat ini St. Cyprian menyatakan praktek yang terjadi dalam menangani perbedaan pendapat di keuskupannya, dengan mengakui keutamaan Uskup Roma.
“Kornelius dijadikan Uskup [Uskup Roma] oleh keputusan Tuhan dan Kristus, oleh kesaksian hampir semua klerus, oleh dukungan orang- orang yang hadir pada saat itu, oleh kolese para imam yang terberkati, dan orang- orang yang baik lainnya, … di mana adalah tempat Petrus, martabat kursi kepemimpinan imamat. Sebab kursi terisi sesuai dengan kehendak Tuhan dan dengan persetujuan kita semua…. Sebab seseorang tidak dapat mempunyai jabatan gerejawi jika tidak memegang kesatuan dengan Gereja.”[30]
d. St. Cyprian kepada Paus Stephen (254- 257)
“Cyprian kepada saudaranya [Paus] Stephen, salam …. Adalah pantas bagimu untuk menuliskan surat- surat kepada sesama uskup yang ditunjuk di Gaul, agar tidak menderita lagi karena Marcian….karena ia sepertinya tidak di-ekskomunikasi oleh kami …. Biarlah surat- surat ditujukan olehmu kepada provinsi dan orang- orang yang ada di Arles, yang dengan demikian, Marcian diekskomunikasi; [dan] orang lain dapat menggantikan kedudukannya… Sebab kehormatan dari para pendahulu kami, para martir Paus Kornelius dan Lucius, seharusnya dilestarikan… Tunjukkan kepada kami siapa yang ditunjuk menggantikan Marcian, sehingga kami mengetahui kepada siapa kami mengarahkan saudara- saudara kami, dan kepada siapa kami harus menulis [surat].”[31]
Di sini terlihat bahwa St. Cyprian tetap mengakui keutamaan dan kepemimpinan uskup Roma, sebab jika tidak, ia tidak perlu menulis demikian kepada Paus Stephen. Bahkan St. Cyprian yang sering dianggap menentang kepemimpinan Paus[32], namun St. Cyprian memohon kepada Uskup Roma (Paus Stephen) untuk melakukan kepemimpinan atas Gereja universal.
e. St. Cyprian kepada semua jemaatNya
“Hanya ada satu Tuhan dan satu Kristus, dan satu Gereja dan satu Tahta yang didirikan di atas Petrus oleh Sabda Tuhan. Adalah tidak mungkin untuk memasang altar yang lain, atau imamat yang lain di samping altar yang satu dan imamat yang satu. Barangsiapa yang mengumpulkan di tempat lain akan tercerai berai.”[33]
12. Paus Kornelius kepada St. Cyprian dari Carthage (251- 253)
“Kornelius kepada Cyprian, saudaranya, salam … Urbanus dan Sidonus… datang kepada para penatua kita, menjamin bahwa Maximus …yang setara dengan mereka, berkeinginan untuk kembali ke pangkuan Gereja… Semua transaksi ini disampaikan kepada saya… Terdapat satu suara dari semua, pujian kepada Tuhan…. Dan untuk mengutip perkataan mereka sendiri, “Kami”, kata mereka, “mengetahui bahwa Kornelius adalah uskup dari Gereja Katolik yang paling kudus, dipilih oleh Tuhan yang Maha Besar, dan oleh Kristus Tuhan kita…. Sebab meskipun kami sepertinya… memegang persekutuan dengan seseorang yang adalah skismatik dan heretik, namun pikiran kami selalu tulus di dalam Gereja. Sebab kami tidak lalai mengetahui bahwa hanya ada satu Tuhan; bahwa hanya ada satu Kristus Tuhan…, satu Roh Kudus; dan di dalam Gereja Katolik harus hanya ada satu uskup.”[34]
Heretik yang dimasud adalah Novatian, yang bertobat dan kembali ke pangkuan Gereja Katolik, dan diterima oleh Paus Kornelius. Kornelius memberitahukan Cyprian akan kembalinya beberapa imam ke pangkuan Gereja, setelah sekian waktu terasingkan dari Gereja karena tipuan ajaran sesat Novatian. Keutamaan Roma di sini nampak sebagai penjaga ajaran yang murni.
13. Firmilian dari Kaisarea (268)
Dalam suratnya kepada St. Cyprian, Firmilian menulis:
"Tetapi betapa salah dan betapa besar kebutaan seseorang yang berkata bahwa pengampunan dosa dapat diperoleh di sinagoga- sinagoga para heretik (bidat) dan mereka yang tidak bertahan pada pondasi satu Gereja yang didirikan atas batu karang oleh Kristus...., Kristus berkata hanya kepada Petrus: "Apapun yang kamu ikat di dunia akan terikat di surga; dan apapun yang kamu lepaskan di dunia akan terlepas di surga;" dan dengan ini, juga dalam Injil: "Terimalah Roh Kudus: jika kamu mengampuni dosa orang, maka dosanya diampuni; dan jika kamu menyatakan dosanya tetap ada, dosanya tetap ada." Oleh karena itu, kuasa mengampuni dosa diberikan kepada para rasul, dan kepada Gereja- gereja mereka yang didirikan oleh Kristus: dan kepada para uskup yang meneruskan mereka, yang ditahbiskan untuk menggantikan mereka."[35]
Firmilian dengan jelas menjelaskan tentang keutamaan Petrus.
14. Paus Dionysius (268, menjadi Paus sejak 259)
Konsili Ariminum dan Seleucia menuliskan,
"Ada perkara dilaporkan oleh beberapa orang terhadap Uskup Aleksandria, dibawa ke hadapan Uskup Roma, seperti seolah mengatakan bahwa Allah Putera diciptakan dan tidak setara dengan Allah Bapa. Dan, sinoda di Roma yang menolak, uskup Roma mengekspresikan sentimen yang satu dan sama, dalam sebuah surat demi namanya [Uskup Roma]. Ia [Dionysius Uskup Alexandria], dalam mempertahankan dirinya, menulis sebuah buku kepadanya [Dionysius Uskup Roma]….”[36]
Di sini terlihat bagaimana Uskup Roma melakukan tugasnya untuk menjaga kemurnian ajaran Gereja- gereja di luar keuskupan Roma.
CATATAN KAKI:
- lihat J. Michael Miller, The Shepherd and the Rock, (Huntington, Ind: Our Sunday Visitor, 1995), 88 [↩]
- disarikan dari Stephen Ray, Upon This Rock, (San Francisco: Ignatius Press, 1999), p. 145-242. Sebelum menjadi Katolik, Stephen Ray adalah seorang Evangelis non Katolik. Ia menyadari bahwa hal yang paling membedakan antara Katolik dan non- Katolik adalah hal otoritas. Maka ia mempelajari Kitab Suci dan tulisan jemaat di lima abad pertama, untuk membuktikan bahwa hal keutamaan Petrus sudah ada sejak Gereja awal. [↩]
- John Henry Cardinal Newman, An Essay on the Development of Christian Doctrine 4,3,2 and 4, in Consciense, Consensus, and the Development of Doctrine (New York: Double Day, 1992), 157-158. Cardinal Newman adalah seorang imam gereja Anglikan, sebelum bergabung dalam Gereja Katolik, dan menjadi Kardinal [↩]
- John Lowe, Saint Peter (New York: Oxford Univ. Press: 1956), p. 55-56 [↩]
- St. Yustinus Martir, Dialogue with Trypho 100, 4-5, ANF 1:249 [↩]
- St. Irenaeus, Letter to Victor of Rome, quoted in Eusebius 5, 24, 16-17, NPNF 2, 1:243-244 [↩]
- Eusebius, Church History 4, 23, NPNF 2, 1:201 [↩]
- Eusebius, Church History 5, 4, NPNF2, 1:219 [↩]
- lih. Eusebius, Church History 4, 22, 1, NPNF2, 1:198 [↩]
- Eusebius, Church History 4, 22, 2-3 NPNF2, 1:198-99 [↩]
- Eusebius, Church History 5, 23, 2-3 NPNF2, 1:241-42 [↩]
- Eusebius, Church History 5, 28, 2-3 NPNF2, 1:247 [↩]
- Gereja perdana mengartikan ‘pertemuan yang tidak sah ini sebagai perkumpulan di luar Gereja Katolik. St. Ignatius dari Antiokhia menyebutkan tentang hal ini demikian, “Siapapun yang mengikuti ia yang membentuk skisma dalam Gereja, ia tidak akan masuk dalam Kerajaan Allah.” (Epistle to the Philadelphians 3,2, ANF 1:80 [↩]
- St. Irenaeus, Against Heresies 3,3,4, ANF, 1:415-16 [↩]
- St. Irenaeus, Against Heresies, 3,3,3, in ANF 1;416 [↩]
- St. Clement of Alexandria, Who is the Rich Man that Shall be Saved? 21, ANF 2:597 [↩]
- Tertullian, On Prescription against Heretics 22, ANF 3:253 [↩]
- Tertullian, On Prescription against Heretics 23 ANF 3:254 [↩]
- Tertullian, On Prescription against Heretics 36, 1 in Jurgens, Faith of the Early Fathers 1:122. Ia juga mengajarkan demikian, “Siapakah yang menjaga iman yang benar? Siapa yang mempunyai Kitab Suci? Oleh siapa dan melalui siapa dan kapan dan kepada siapa ajaran diberikan yang membuat kita menjadi umat Kristen? Ia juga mengajarkan demikian, “Siapakah yang menjaga iman yang benar? Siapa yang mempunyai Kitab Suci? Oleh siapa dan melalui siapa dan kapan dan kepada siapa ajaran diberikan yang membuat kita menjadi umat Kristen? Sebab di manapun kebenaran ajaran Kristen dan iman berada, di sana juga berada Kitab Suci yang benar dan interpretasi yang benar dan semua tradisi Kristen yang benar.” ((James T. Shotwell and Louise Ropes Loomis, The See of Peter, (New York: Columbia, 1927 reprint, 1991) p. 289 [↩]
- Poems against the Marcionites, 3, 276-96, In William Jurgen, The Faith of the Early Fathers, (Collegeville, Minnesota: Liturgical Press, 1970), 1:390, written prior to 325, in Tertullian: Adversus Marcionem libri Quinque, in Jurgens [↩]
- Origen, Commentaries on John 5,3, in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1:202 [↩]
- Origen, Homilies on Exodus 5,4, in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1:205 [↩]
- Origen, The Fundamental Doctrines 1, preface 2, (220-230) in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1:190 [↩]
- Origen’s Commentary on Mat 12:10-11, ANF 9: 455-456 [↩]
- St. Cyprian, The Unity of the Church, 4, (251-256)in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1:220. Menurut Cyprian, The See of Rome is ecclesia principalis unde unitas sacerdotalis exorta est, “The Church which persides in Love” (Gereja yang memimpin di dalam kasih), seperti dikutip dalam John Meyendorff,The Primacy of Peter, (Crestwood: New York: St. Vladimir’s Seminary Press, 1992) p. 98-99 [↩]
- St. Cyprian, Letter of Cyprian to All His People [43 (40),5] in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1:229 [↩]
- Letter of Cyprian to Cornelius of Rome 59, 14, in Jurgen, Faith of the Early Fathers, 1: 232 [↩]
- Letter of Cyprian to Antonianus, a Bishop in Numidia 55(52), 1, (251-252), in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1:230 [↩]
- Letter of Cyprian to Antonianus, a Bishop in Numidia 51, 6, (251-252), ANF, 5:328 [↩]
- Letter of Cyprian to Cornelius of Rome 55 (52), 8, in Jurgen, Faith of the Early Fathers, 1: 230 [↩]
- St. Cyprian, To Father [Pope] Stephen, concerning Maricianus of Arles, who had joined himself to Novatian; Epistle LXVI, ANF 5:367-369. [↩]
- Cyprian berbeda pandangan dengan Paus Stephen dalam hal menerima baptisan yang dilakukan oleh para heretik. Cyprian berkeras untuk membaptis kembali, sedang Paus Stephen, memegang makna satu baptisan (Ef 4:5) menerima para heretik yang bertobat, tanpa perlu membaptis kembali; sepanjang baptisan diadakan dalam intensi, forma dan materia yang sama seperti yang dilakukan oleh Gereja Katolik [↩]
- Letter of Cyprian to All His People [43 (40),5] in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1: 229 [↩]
- Cornelius [Pope] to Cyprian, on Return of the Confessors to Unity [Epistle 49,2 (45 in Coxe), ANF 5:323 [↩]
- Firmilian, Letter to Cyprian 75, 16, (255/256), in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1:245 [↩]
- Konsili Ariminum dan Seleucia 3,43, NPNF 2, 4:473 [↩]
- Select Demonstration of Aphrahat 21, 13, NPNF, 13:398, written in 336-345. Di sini Aphrahat mengajarkan bahwa Simon mengambil kedudukan sebagai kepala rumah tangga (steward) yang memerintah dengan kuasa raja, pada saat raja tidak ada di tempat. [↩]
- Jacob of Nisibis, Oratio 7, De Poenit. 6, 57 in Joseph Berington and John Kirk, comps., The Faith of Catholics, ed. T.J. Capel, (New York: Pustet& Co., 1885) 2:13-14 [↩]
- Holimies (Ephraim’s Memre) 4,1, written in 338-373, in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1:311 [↩]
- Council of Sardica, canon 3, in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1:311. Hal ini terjadi atas kasus St. Athanasius yang hampir dapat dikatakan melawan doktrin Arianism seorang diri, tanpa mendapat dukungan dari para Uskup dari Gereja Timur. [↩]
- Council of Sardica, canon 5, in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1:308 [↩]
- St. Athanasius, Defence against the Arians 2, 35, NPNF 2: 4:118-19 [↩]
- St. Athanasius, Defence against the Arians 1, 4, 48, NPNF 2: 4:130 [↩]
- St. Athanasius, Ibid., 130-131 [↩]
- St. Hilary of Potiers, Commentary in Matthew, 7,6, NPNF 2, 9: 105 [↩]
- St. Hilary, On the Trinity, 6, 20, NPNF 2,9, 105 [↩]
- On the Trinity, 6, 37, NPNF 2,9, 121 [↩]
- St. Hilary, Tract. in Ps 131, 8, in Joseph Berington and John Kirk, comps, The Faith of Catholics, ed. T.J. Capel 3 vols,( New York: F. Pustet& Co., 1885), 2:14-15. [↩]
- St. Hilary, Commentary on Matthew 7,6, ibid., 2:15 [↩]
- St. Hilary, Fragment 2 ex opere Hostorico (ex Epistle Sardic. Council ad Julium) n.9, p. 629, in ibid., 2:68-69 [↩]
- St. Macarius, Homily 26, in Joseph Berington and John Kirk, comps, The Faith of Catholics, ed. T.J. Capel 3 vols, (New York: F. Pustet& Co., 1885), 2:22. [↩]
- Optatus of Milevis, The Schism of the Donatists, 2,2 in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 2:140 [↩]
- St. Basil the Great, Adv. Eunom, 4, in Joseph Berington and John Kirk, comps,The Faith of Catholics, 2:22. [↩]
- St. Basil, Commentary on Esai 2, 66, in ibid., 2:22 [↩]
- St. Basil, Letter 69, to Athanasius, NPNF 2, 8: 165 [↩]
- St. Basil, Letter 263, To the Westerns, NPNF2, 8:32, 377AD [↩]
- Michael J. Miller, The Shepherd and the Rock, (Huntington, Ind: Our Sunday Visitor, 1995), p.124-125 [↩]
- St. Basil, Letter 70, NPNF2, 8:166, 366-384 AD [↩]
- NPNF2, 8: 253 [↩]
- Ray Ryland, “Papal Primacy and the Council of Nicaea”, This Rock, June 1997, 26-27 [↩]
- St. Gregory of Nissa, Homily 15, in Joseph Berington and John Kirk, The Faith of Catholics, (New York: F. Pustet & Co, 1885), 2:20-21 [↩]
- St. Gregory, Oration 26, in Berington dan Kirk, Ibid., 2:21 [↩]
- St. Gregory, Carm 2., in Berington dan Kirk, Ibid., 2:21 [↩]
- St. Damasus, The Decree of Damasus 3, 382AD, in William Jurgen, The Faith of the Early Fathers, (Collegeville, Minnesota: Liturgical Press, 1970), 1: 406-407 [↩]
- Letter of Jerome to Pope Damasus 15,2 374-379AD, NPNF2, 6:18 [↩]
- Letter of Jerome to Pope Damasus 16,2 374-379AD, in Jurgens, The Faith of the Church Fathers 2:184 [↩]
- St. Jerome, Against Jovianus 1, 26, NPNF2, 6:366 [↩]
- St. Alphonsus Liguori, Venita della Fede, 3,7, as quoted by Livius, T, St. Peter,Bishop of Rome, (London: Burns & Oats, 1888), p. 258 [↩]
- St. Jerome, Letter 130 to Demetrias, NPNF2, 6:269 [↩]
- St. Jerome, Against the Pelagians, 1, 14a, 26, NPNF2, 6:455 [↩]
- Synodal Letter of Ambrose, Sabinus, Bassian, and Others to Pope Siricius, 42, 1, in Jurgen, Faith of the Early Fathers, 2:148 [↩]
- St. Ambrose, Commentaries on Twelve of David’s Pslams 40, 30 [↩]
- St. Ambrose, in Ps 43, n.40, in Joseph Berrington and John Kirk, Faith of Catholics, (New York: F. Pustet & Co, 1900), p. 26 [↩]
- St. Ambrose, Exposition in Luc, in Colin Lindsay, The Evidence for Papacy(London: Longman’s, 1890), p. 37. Di sini terlihat bahwa Yesus memberi nama Simon dengan sebutan Petrus, untuk membuatnya mengambil bagian secara unik di dalam pondasi Gereja [↩]
- St. John Chrysostom, Homilies on John 88, 1. NPNF I, 14:331. [↩]
- St. John Chrysostom, De Sacerdotio, 53 [↩]
- St. John Chrysostom, Homily 3 de Poenit, 4, in Berrington dan Kirk, Ibid ., 2:31 [↩]
- cf. Joseph Hergenrother, Anti Janus, (Dublin: W.B. Kelly, 1870), p. 130-131 [↩]
- St. John Chrysostom, Homily 88, 1, on St. John, NPNF 1, 14:332 [↩]
- St. John Chrysostom, Homily 3, in Acts, NPNF 1, 11:20 [↩]
- St. John Chrysostom, Commentary on Galatians 1, 18, NPNf 1, 13:12-13 [↩]
- Socrates Scholasticus, The Ecclesial History 2,8, NPNF 2, 2:38 [↩]
- Socrates Scholasticus, The Ecclesial History 2,15, NPNF 2, 2:42 [↩]
- The Ecclesial History of Sozomen, 3,8, NPNF 2, 2:287 [↩]
- The Ecclesial History of Sozomen, 3,10, NPNF 2, 2:288-89 [↩]
- St.Letters of St. Augustine 53, 3, NPNF 1, 1:298. Donatism adalah aliran sesat yang berkembang pada masa St. Agustinus hidup [↩]
- Ibid. [↩]
- St. Augustine, Epistle 43,7, in Joseph Berrington and John Kirk, Faith of Catholics, ed. T.J. Capel, vol 2 (New York: F. Pustet & Co, 1885) p. 81-82 [↩]
- St. Augustine, Sermon 186, n.2, in Luke Rivington, The Primitive Church and the See of Peter, (London: Longmans, Green and Co., 1894), p. 290 [↩]
- St. Augustine, Lib., i.c. Julian c.4, in Rivington, Ibid.,p. 290 [↩]
- Retractationes 1,20,1, in St. Augustine: The Retractations, trans, Sis. Mary Inez Bogan (Washington DC: Catholic University of America Press, 1968), 60:90-91 [↩]
- Contoh tulisan ini adalah: “Dengan memandang bahwa Kristus adalah batu karang (Petra), Petrus adalah umat Kristen. Sebab batu karang (Petra) adalah sebutan aslinya. Oleh karena itu Petrus disebut dari batu karang, bukan batu karang dari Petrus; sebagaimana Kristus tidak disebut dari Kristen, namun Kristen dari Kristus. Oleh karena itu, Dia berkata, “Engkau adalah Petrus; dan di atas Batu Karang ini” yang mana telah engkau akui, diatas Batu Karang ini yang mana telah engkau nyatakan, dengan berkata, “Engkau adalah Kristus, Putera Allah yang hidup’ akan Kubangun GerejaKu;” yaitu atas DiriKu Sendiri, Putera dari Allah yang hidup, “akan Kubangun GerejaKu.” Aku akan membangunmu diatas DiriKu Sendiri, bukan Diri-Ku Sendiri diatasmu.” (St. Augustine of Hippo, Sermon XXVI. 1:2)Memang sepertinya dari kutipan ini St. Agustinus mengartikan ‘Batu karang’ sebagai Kristus yang kepada-Nya Petrus menyatakan imannya. Namun kemudian St. Agustinus mempertimbangkan kembali tulisannya ini. Kita ketahui, di saat usianya yang lanjut (72 tahun, 4 tahun sebelum ia wafat) St. Agustinus menuliskan semacam buku review (tinjauan ulang) akan semua tulisan/ ajarannya yang terdahulu dalam suatu tulisan yang diberi judulRetractions yang artinya ‘pertimbangan kembali’. Di sana ia memperjelas maksud pernyataannya tentang hal ini, dan bahwa Batu Karang dalam perikop Mat 16:18 mengacu baik kepada Kristus yang kepada-Nya Petrus menyatakan imannya, maupun kepada Petrus itu sendiri, karena pengakuan imannya itu. [↩]
- St. Augustine, Sermons 131,10, William A. Jurgens, The Faith of the Early Fathers, (Collegeville, Minnesota: Liturgical Press), 3:28 [↩]
- St. Augustine, Against the Epistle of Manichaeus 5,4-5, in Joseph Cullen Ayer,A Source Book for Ancient Church History, (New York: Charles Scribner’s Sons, 1948), p. 454-455, cf. NPNF 1, 4:130, 131 [↩]
- Letter of Pope Innocentius I to the Fathers of the Council of Carthage on Jan 27, 417, in Jurgen, Faith of the Early Church Fathers, Ibid., 3:181-182 [↩]
- Letter of Pope Innocentius I to Vitricius, Bishop of Rouen, 2,3,6, dated Feb 15, 404, in in Jurgen, Faith of the Early Church Fathers, Ibid., 3:179 [↩]
- Theodoret, Epistle 116 to Renatus, in Hergenrother, Anti- Janus, Ibid., p.67 [↩]
- Council Ephesus, third session in The First Seven Ecumenical Councils, 325-787, by Leo Donald Davis (Minneapolis: Liturgical Press, 1990) p.157 [↩]
- Letter of Pope Leo I to Bishops of the Province of Vienne, 10, 1-2, July 445, in Jurgen, Faith of the Early Fathers, 3:269 [↩]
- Pope Leo I, Sermon 4,2, (461 AD), in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 3:275 [↩]
- Pope Leo I, Epistle 105, NPNF2, 12:76,77 [↩]
- Response to Pope Leo’s Tome, quoted in John Jay Hughes, Pontiffs: Popes Who Shaped History, (Huntington, Indiana: Our Sunday Visitor, 1994), p.46 [↩]
- Letter 98: From the Synod of Chalcedon to Leo, NPNF 2, 12:73 [↩]
- S. Herbert Scott, The Eastern Churches and the Papacy, London: Sheed and Ward, 1928), p.189-190 [↩]
- St. Cyril, Commentary on John, in Joseph Berrington and John Kirk, The Faith of Catholics, (New York: F. Pustet & Co., 1885), 2:46 [↩]
- Ibid. [↩]
- St. Cyril, In Concl. Ephes, 1,14, as quoted in Paul Bottalla, The Pope and the Church, (London: Burns, Oates and Co., 1868), p.84 [↩]
- Ibid., 86 [↩]
- St. Peter Chrysologus, Letter to Eutyches 25,3, (449 AD), in Jurgen, Faith of the Early Fathers, 3:268 [↩]
- Letter to Pope Leo, in Vladimir Solovyev, Russia and the Universal Church, (London: Geoffrey Bles,1948), p. 134 [↩]
Post a Comment