Latest News

Showing posts with label Yesus. Show all posts
Showing posts with label Yesus. Show all posts

Tuesday, March 25, 2014

Perbedaan Teologi Katolik dan Teologi Protestan

Tanpa mengurangi rasa hormat, beberapa perbedaan yang memang nyata antara teologi Katolik dan *teologi Protestan secara umum, kalau mau disarikan adalah:
*Protestan di sini tak semuanya tapi sebagian besar, karena denominasi protestan itu puluhan ribu.

(1) Konsep pilar kebenaran
(2) Konsep otoritas
(3) Konsep ekklesiologi
(4) Konsep sakramen
(5) Konsep keselamatan
(6) Maria dan Para Kudus


1. Tiga pilar (Kitab Suci, Tradisi Suci, Magisterium Gereja) vs Sola Scriptura.

a. Protestan: mempercayai hanya Kitab Suci sebagai satu-satunya sumber kebenaran (sola scriptura).

b. Katolik: mempercayai tiga pilar kebenaran: Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja.

Gereja Katolik menolak bahwa satu-satunya pilar kebenaran hanyalah Kitab Suci (Sola Scriptura). Penolakan ini disebabkan karena: (a) Kitab Suci sendiri tidak pernah mengatakan demikian bahkan menekankan pentingnya Magisterium Gereja dan sumber tertulis maupun lisan, (b) Gereja lahir terlebih dahulu sebelum Kitab Suci, (c) Gereja dengan inspirasi Roh Kudus yang menentukan buku-buku mana yang masuk dalam Kitab Suci, (d) Sola Scriptura tanpa ada otoritas yang menentukan interpretasi yang benar membawa perpecahan.

Mempercayai tiga pilar ini (Kitab Suci, Tradisi Suci, Magisterium Gereja) sebetulnya lebih alkitabiah dibandingkan hanya mempercayai Sola Scriptura.



2. Konsep tentang otoritas

a. Protestan: semua umat beriman mempunyai otoritas dan bertanggungjawab secara langsung kepada Kristus dan tidak perlu mentaati pengajaran dari siapapun.

b. Katolik: Karena Kristus sendiri yang memberikan otoritas kepada para Paus dan para uskup, maka umat Katolik dengan kerendahan hati mengikuti apa yang diperintahkan Kristus dan memberikan diri untuk mentaati pengajaran yang diberikan oleh Magisterium Gereja yang bersumber pada Kitab Suci dan Tradisi Suci.



3. Konsep ekklesiologi

a. Protestan: gereja dipandang hanya sebagai persatuan umat beriman yang percaya kepada Kristus, walaupun antar gereja mempunyai pengajaran yang berbeda-beda.

b. Katolik: Bagi Gereja Katolik, Kristus mendirikan satu Gereja, yaitu Gereja Katolik (lih. Mat 16:16-19). Gereja Katolik inilah yang menjadi Tubuh Mistik Kristus (Ef 1:23; Ef 5), yang mempunyai empat tanda yaitu satu, kudus, katolik dan apostolik.



4. Konsep Sakramen

a. Protestan: hanya mengenal Sakramen Baptis dan Sakramen Perjamuan Kudus (kadang termasuk juga Sakramen Tobat) bagi Lutheran.

b. Katolik: Gereja Katolik mengenal adanya tujuh sakramen: Sakramen Baptis, Sakramen Krisma, Sakramen Ekaristi, Sakramen Tobat, Sakramen Perkawinan, Sakramen Imamat, Sakramen Minyak Suci.



5. Konsep keselamatan

a. Protestan: hanya karena iman saja, kita diselamatkan (sola fide). "Once Saved, Always Saved" - sekali selamat selalu selamat.

b. Katolik: tidak mempercayai hanya iman (sola fide) saja kita diselamatkan, tetapi juga pentingnya iman untuk keselamatan, baptisan yang menjadi syarat keselamatan, dan orang akan diadili menurut perbuatannya.



6. Maria dan Para Kudus

a. Protestan: memandang bahwa orang-orang yang telah meninggal sama sekali terpisah dari umat Allah yang masih mengembara di dunia ini.

b. Katolik: kematian tidaklah memisahkan orang-orang yang telah dibenarkan oleh Allah dengan umat Allah di dunia ini. (lih. Rom 8:38-39).

Gereja Katolik mempercayai bahwa semua orang dipanggil untuk menjadi rekan sekerja Kristus. (lih. 1Kor 3:9) Kalau kita semua dipanggil menjadi teman sekerja Kristus, apalagi Maria, Bunda Allah dan para kudus. Bunda Maria dan para kudus adalah mereka yang sungguh telah berjasa dengan rahmat Allah, sehingga mereka dapat berpartisipasi dalam karya keselamatan Allah.

Friday, November 15, 2013

Patung Yesus Berdiri Tegak Meski Dihantam Topan Haiyan

Di antara pohon-pohon yang hancur akibat Topan Haiyan, patung Yesus kokoh berdiri tanpa goresan sedikitpun.

MANILA - Sebuah patung Yesus yang diperkirakan mencapai tinggi hingga dua lantai gedung, tetap berdiri kokoh di saat Topan Haiyan melanda Filipina. Ini adalah keajaiban lain yang terjadi di saat bencana dahsyat itu melanda.

Patung Yesus itu berdiri tegak di tengah kehancuran yang terjadi di sekelilingnya usai topan menghantam. Tampak patung itu seperti memberi berkah kepada para korban akibat Topan Haiyan.

Menurut CNN, Kamis (14/11/2013), patung itu ditemukan di Kota Tanauan. Jelas sekali patung itu tidak tersentuh sama sekali oleh Topan Haiyan yang melanda dengan kecepatan mencapai 315 kilometer per jam, Jumat 8 November 2013.

Keajaiban berbau religi beberapa kali terjadi di saat sebuah wilayah yang dilanda bencana. Sebelumnya pada guncangan gempa di Filipina Oktober 2013, dua buah patung Bunda Maria juga tidak mengalami kerusakan sama sekali.

Kekuatan Topan Haiyan memang dahsyat. Bahkan kuatnya hembusan angin membuat puluhan ribu bangunan dilaporkan hancur, khususnya di Tacloban yang menjadi wilayah paling parah dihantam topan. 600 ribu warga pun terpaksa mengungsi akibat bencana ini.

Jumlah resmi korban tewas akibat Topan Haiyan terus bertambah. Pemerintah Filipina menyatakan korban tewas kini bertambah menjadi 2.275 jiwa
. Selain korban tewas, jumlah korban terluka dilaporkan mencapai 3.655 jiwa dan 80 lainnya hilang.

Proses penyelamatan besar-besaran terhadap korban selamat masih terus berlanjut. Namun masih banyak wilayah yang belum tersentuh oleh tim penyelamat, mengingat beratnya medan.

Presiden Aquino pun menetapkan status darurat bencana dan mengerahkan prajurit Filipina ke Tacoblan untuk mencegah penjarahan. Penerapan status darurat itu amat penting untuk mempermudah pengerahan bantuan kepada warga yang terkena imbas topan.

Sumber :  http://international.okezone.com/read/2013/11/14/411/896692/patung-yesus-berdiri-tegak-meski-dihantam-topan-haiyan

Wednesday, October 30, 2013

Penampakan Yesus dan Bunda Maria di Google Earth


Walensee - Gambaran seperti sosok Yesus dan Bunda Maria muncul di Google Earth. Figur Yesus dan Bunda Maria itu terlihat seperti berada di atas awan.

Gambar menakjubkan yang terlihat di layanan pencitraan satelit itu menunjukkan sang Mesias didampingi oleh ibunya Bunda Maria, seperti dilansir situs mirror.co.uk, Selasa (29/10).

Sosok yang tampak lebih gelap, yang dikatakan sebagai Yesus dapat dilihat di sebelah kiri. Sementara sosok Bunda Maria, yang terlihat berwarna putih dan merah muda, berada di sebelah kanannya.

Figur Bunda Maria bahkan terlihat seakan diselubungi gaun yang melambai dengan kepala tertunduk dan posisi tangan seperti sedang berdoa.

Gambar itu tertangkap oleh Google Earth di atas sebuah kendaraan melaju dengan pencitraan di sepanjang jalan tol A5 di dekat Walensee, danau terbesar di Swiss.

Penampakan di era modern ini bukan kali pertama terjadi, sebelumnya sebuah awan berwarna jingga muncul di langit Florida Royal Beach, Amerika Serikat, beberapa jam setelah Paus Fransiskus terpilih.

Sebelumnya juga pernah terjadi pemandangan yang unik, ketika Paus Benediktus XVI memutuskan untuk mundur dari jabatannya, cuaca di Vatikan yang tadinya cerah menjadi mendung dan tiba-tiba petir menyambar kubah St. Peter Basilika.

Selain itu, Malaysia juga pernah dihebohkan oleh penampakan Bunda Maria. Sosok menyerupai Bunda Maria muncul di sebuah jendela di Rumah Sakit Sime Darby, di Kota Subang Jaya, Negara Bagian Selangor, Malaysia.

Apa makna dari penampakan-penampakan ini? Hanya Dia yang tahu.

Wednesday, February 27, 2013

MENGAPA ALLAH MAU MENJADI MANUSIA?




MENGAPA ALLAH MAU MENJADI MANUSIA?

Bagaimana manusia yang serba terbatas seperti kita ini dapat memahami Allah yang tidak terbatas? Sangat sulit bagi kita untuk memahami hal-hal abstrak seperti kebenaran, kebaikan, atau keindahan kalau kita tidak memiliki contoh-contoh yang tampak oleh mata kita. Kita dapat mengenal keindahan karena kita dapat melihat keindahan itu pada suatu benda yang indah; kita dapat mengenal kebaikan karena kebaikan itu terlihat di dalam diri orang yang baik, dan sebagainya. Tetapi bagaimana dengan Allah? Bagaimana orang dapat mengerti seperti apa Allah itu?

Sampai tahap tertentu kita dapat mengenal Allah kalau Allah mewujudkan diri-NYAdalam suatu bentuk yang dapat dipahami oleh manusia, yaitu dengan menjadikan diri-NYA seorang manusia. Walaupun demikian, memang dalam wujud manusia Ia tidak akan dapat menyatakan sifat-NYA yang kekal dan yang mahahadir -- tidak akan ada waktu dan ruang untuk itu, tetapi IA dapat secara kelihatan menyatakan sifat-sifat-NYA.

Itu adalah berita yang disampaikan di dalam Perjanjian Baru. Rasul Paulus berkata bahwa di dalam Kristus [B]berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allah-an[B] . Kristus menjadi manusia supaya manusia dalam batas-batas tertentu dapat memperoleh pengertian tentang Allah yang tidak terbatas.

Alasan kedua mengapa Allah mau menjadi manusia ialah untuk menjembatani jurang pemisah antara Allah dan manusia. Seandainya Yesus Kristus "hanyalah" seorang manusia atau makhluk ciptaan, maka jurang pemisah antara Allah dan manusia -- antara yang tidak terbatas dan yang terbatas, antara Pencipta dan yang diciptakan, antara Yang Kudus dan yang tidak kudus -- akan tetap ada. Supaya kita dapat mengenal Allah, maka Allah harus turun kepada kita. Tidak ada "makhluk ciptaan" yang dapat menjembatani jurang antara Allah dan manusia, seperti halnya segumpal tanah liat tidak dapat mengerti atau mencapai taraf sang penjunan. Karena kasih, Allah telah turun ke dunia ini, kepada kita. Ia membuka jalan supaya semua orang dapat mengenal Dia. 





Sumber: 

"Jesus: A Biblical Defense for His Deity", Josh McDowell & Bart Larson, © 1983 Here's Life Publishers, Inc Source : sarapanpagi.org

Friday, February 22, 2013

Klarifikasi Berita-Berita HOAX Pengunduran Diri Paus Benediktus XVI


Di Facebook, twitter dan jejaring sosial lainnya, bahkan lewat BBM dan SMS beredar berita bahwa Bapa Suci Benediktus mengundurkan diri karena telah meninggalkan Gereja Katolik dan keyakinannya sebagai penerus Kristus dan para rasul..

Ini berita yang sangat lucu dan penuh kebohongan.. Hanya karena sebuah foto kunjungan Bapa Suci pada tahun 2006 yang melakukan kunjungan ke sebuah Mesjid di Turki, dikatakan bahwa Bapa Suci sedang melakukan ritual keagamaan lain.. Jelas terlihat bahwa di foto ini Bapa Suci hanya menundukkan kepala sedangkan orang-orang di belakangnya tidak melakukan hal serupa..

Prihatinnya adalah banyak umat Katolik terprovokasi dan menjadi goncang imannya karena berita bohong ini..

Bapa Suci Benediktus mengundurkan diri karena ALASAN KESEHATAN dan Beliau bukan Paus pertama yg mengundurkan diri.. Apakah hal ini aneh? TIDAK..

For your info, Bapa Suci Beato Yohanes Paulus II juga digosipkan meninggalkan Gereja Katolik..

Dimana-mana entah di Indonesia dan mancanegara, Gereja Katolik selalu menjadi pusat perhatian karena Gereja adalah institusi tertua di muka bumi ini yang telah bertahan selama 2000 tahun.. Gereja telah melewati banyak tantangan dan tetap bertahan karena apa?

Janji Yesus sendiri "Di atas Batu Karang ini, Aku akan mendirikan jemaatKu dan ALAM MAUT TAKKAN MENGUASAINYA"

Apakah Iblis menyukai kebenaran? Tidak! Sampai kapanpun ia akan terus menyerang kebenaran itu, dan mereka yg menyerang Gereja dengan berita-berita HOAX adalah rekan sekerja Iblis..

Apakah anda mau setia pada Kristus dan GerejaNya?
Tak pernah ada alasan utk meninggalkan Kristus dan Gereja Katolik..

Tuesday, January 22, 2013

Kalender Yesus merokok dan tenggak bir beredar di India


Umat Kristen di Negara Bagian Maharashtra, India, marah lantaran ada kalender 2013 memuat gambar Yesus sedang memegang sebatang rokok dan segelas bir.

Mereka meradang dengan menyatakan gambar itu telah menghina agama. Mereka juga meminta pemerintah untuk segera mengambil tindakan atas kejadian itu, seperti dilansir situs eurasiareview.com, Selasa (22/1).

"Gambar menghina itu sudah dicetak sebanyak 30 ribu eksemplar dan sudah beredar di pasaran," kata Presiden Forum Sekuler Katolik (CSF) Joseph Dias.

Dias mengatakan pengacara Vikram E. Amolik dan Pankaj K. Bhandari sudah melayangkan surat tuntutan kriminal ke pengadilan terkait kasus itu. Pengadilan akan segera menggelar dengar pendapat.

Mantan pejabat kota Tanaji D. Lonkar dikabarkan menerbitkan kalender itu. Namun dia mengelak dari tuduhan itu dengan mengatakan gambar itu diambil dari Internet. Lonkar menyatakan dia telah menarik peredaran kalender itu.

Dias mengancam akan membalas tindakan itu kecuali pemerintah bertindak cepat dan segera menangkap pelaku.

Beberapa waktu lalu di media sosial Facebook beredar gambar Bunda Maria sedang menyuruh Yesus membersihkan kamar. Kasus itu juga menyulut amarah umat Kristen.

Sunday, December 30, 2012

Toleransi Tingkat Tinggi, 12 Mahasiswa IAIN Walisanga Ikuti Misa Natal


Misa malam Natal di Gereja St Fransiskus Xaverius Kebon Dalem, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (25/12) tampak berbeda dari perayaan Natal tahun yang lalu.

Sebelum misa malam Natal, Senin (24/12), yang dipimpin Romo Aloysius Budi Purnomo PR itu, belasan pemuda dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisanga Semarang datang. Mereka bahkan duduk di kursi lipat paling depan dalam gereja yang disediakan secara mendadak karena kursi yang disediakan telah habis.

Kedatangan 12 mahasiswa dari IAIN Walisanga itu sebelumnya sempat membuat terkejut para staf gereja, tidak terkecuali Romo Budi. Mereka ternyata menunjukkan rasa hormat dan sikap toleransi yang tinggi. Bagaimana tidak, kedatangan mereka di tengah oknum elite keagamaan Islam yang melarang, bahkan memfatwakan haram, memberi ucapan selamat Natal kepada umat Kristiani oleh umat Islam.

Ke-12 mahasiswa tersebut berasal dari Fakultas Ilmu Perbandingan Agama IAIN Walisanga Semarang. Kedatangan mereka memberitahukan dan memohon izin untuk mengikuti misa malam Natal di gereja.

Romo Kepala Paroki St Fransiskus Xaverius Kebon Dalem, Aloysius Budi Purnomo PR, mengatakan kedatangan teman-teman mahasiswa dan mahasiswi IAIN Walisanga Semarang itu bermaksud mengikuti perayaan misa malam Natal. �Saya pikir, mereka datang untuk ikut mengamankan jalannya perayaan misa malam Natal, ternyata mereka mengatakan mau ikut serta dari awal sampai selesai,� kata dia.

Namun, karena semua bangku dan kursi di dalam dan di luar gereja sudah dipadati oleh ribuan umat yang hadir, mereka dipersilakan duduk di kursi lipat yang disediakan secara mendadak di bagian paling depan di dalam gereja. Mereka dengan khidmat mengikuti jalannya upacara misa malam Natal.

Tepuk tangan dan senyuman penuh arti oleh ribuan umat Katolik yang mengikuti misa tersebut riuh saat Romo Budi memperkenalkan kepada umat akan kedatangan mereka. �Yesus Kristus memang lahir bukan hanya untuk orang Kristiani, tetapi untuk siapa pun juga,� ujar dia.

Menurut Romo Budi yang juga Ketua Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan (HAK) Keuskupan Agung Semarang, peristiwa ini menjadi penting di tengah disertifikasi spiritual saat orang mudah terjebak dalam padang gurun kekeringan rohani yang bahkan membuat orang menolak keberadaan Tuhan.

�Apa pun yang menjadi motivasi mereka, kehadiran mereka dalam misa malam Natal hingga selesai memberikan kesejukan harmoni di tengah padang gurun kehausan orang mendambakan hidup rukun dan damai,� ungkap dia.

Aktualisasi Pemahaman Keagamaan

Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Perbandingan Agama IAIN Walisanga Semarang yang hadir pada misa malam di Gereja Kebon Dalem, Ahmad Muqsith, mengatakan apa yang dilakukannya bersama teman-teman adalah wujud tolorensi beragama yang diaktualisasikan. Wujud toleransi itu diaktualisasikan dengan menghadiri acara misa malam Natal.

�Kami mencoba mengambil bagian dalam upaya melestarikan kerukunan antarumat beragama. Saya rasa saat semua orang sudah mampu mempelajari agama dari beberapa aspek sosial. Mereka akan sangat menghargai umat agama lain. Karena saat kita berbuat baik, orang tidak akan menanyakan apa agama kita,� ujar dia. Demikian dikutp dari Koran Jakarta.

Fatwa MUI Melarang Ikut Ritual Natal

Berdasarkan Fatwa MUI tahun 1987, mengikuti upacara natal bersama bagi umat Islam hukumnya haram.

Dalam fatwa tersebut disebutkan, Islam mengajarkan kepada ummatnya untuk menjauhkan diri dari hal-hal yang syubhat dan dari larangan Allah Subhanahu wa Ta�ala serta untuk mendahulukan menolak kerusakan daripada menarik kemaslahatan, berdasarkan atas: hadits Nabi dari Numan bin Basyir (yang artinya): �Sesungguhnya apa-apa yang halal itu telah jelas dan apa-apa yang haran itu pun telah jelas, akan tetapi di antara keduanya itu banyak yang syubhat (seperti halal, seperti haram), kebanyakan orang tidak mengetahui yang syubhat itu. Barang siapa memelihara diri dari yang syubhat itu, maka bersihlah Agamanya dan kehormatannya, tetapi barangsiapa jatuh pada yang syubhat maka berarti ia telah jatuh kepada yang haram, misalnya semacam orang yang menggembalakan binatang di sekitar daerah larangan maka mungkin sekali binatang itu makan di daerah larangan itu. Ketahuilah bahwa setiap raja mempunyai larangan dan ketahuilah bahwa larangan Allah ialah apa-apa yang diharamkanNya (oleh karena itu yang haram jangan didekati).�

Aktualisasi yang Kufur

Menanggapi hal ini, Prof Dr KH Maman Abdurrahman, MA menegaskan, bahwa apa yang dilakukan para mahasiswa IAIN Walisanga itu sudah keluar dari pakem yang dimaksud dengan toleransi.  Menurut Ketua Umum Persatuan Islam (Persis) ini, yang namanya toleransi itu bukan ikut ibadah keyakinan orang lain.

�Mereka ini pemahamannya tentang Islam sudah salah. Mereka didorong oleh orang-orang pelaku paham sekuleris, pluralis, liberalis (SEPILIS), yang tidak bertanggungjawab,� tegas Prof Maman kepada salam-online, Ahad (30/12/2012).

Menurutnya, inilah yang dikehendaki kaum kafir Quraisy kepada Rasulullah shallallahu �alaihi wasallam dan umat Islam ketika para pembesar Quraisy menawarkan konsep toleransi, pekan ini mereka beribadah dalam Islam, setelah itu berikutnya giliran umat Islam ikut dalam ritual mereka, demikian seterusnya. Lalu, turunlah surah Al-Kaafirun yang di akhir ayatnya menegaskan, �Bagimu Din (keyakinan)mu, bagiku keyakinanku.�

Jadi, kata Prof Maman Abdurrahman, Islam sudah sangat jelas dalam hal mengatur toleransi ini. Yang namanya toleransi itu AKTUALISASI-nya bukan mencampuradukkan ibadah atau ikut ritual ibadah keyakinan lain.

Ada wilayah akidah dan ibadah, ada pula ruang toleransi dalam muamalah dan berhubungan sosial, ini semua diatur dalam Islam. Jadi, apa yang dilakukan para mahasiswa ini sudah di luar  jalur toleransi. Salah dalam mengaktualisasikan toleransi.

Kata Prof Maman, sejak awal Islam sudah memagari bagaimana melaksanakan toleransi itu dengan turunnya surah Al-Kaafiruun. Toleransi bukan dalam konteks akidah dan ibadah. Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah jelas dalam hal ini.

�Para mahasiswa ini salah dalam memahami dan menafsirkan aktualisasi toleransi,� tandas Guru Besar Bandung Islamic University ini.

Eli, Eli, lama sabakhtani dan mengapa Yesus berdoa ?


Ada pertanyaan kritis yang diajukan oleh beberapa pembaca katolisitas, yaitu, kalau Yesus adalah Tuhan, mengapa Dia berdoa – sebagai contoh ketika Dia disalib.

I. “Eli, Eli, lama sabakhtani?” Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Mt 27:46; Mk 15:34; Lk 23:46).

Beberapa prinsip:
  1. Untuk menelaah hal ini, kita perlu melihat bahwa sebagai Putera Allah yang menjelma menjadi manusia, Yesus adalah Tuhan dan juga adalah manusia. Oleh karena itu, Yesus mempunyai dua keinginan dan juga dua akal budi. Untuk membuktikan hal ini, silakan membaca artikel-artikel Kristologi berikut ini:
  2. Jadi, pada waktu disalib Yesus tetap Tuhan dan juga manusia. Ini berarti bahwa Yesus tetap Tuhan dan manusia, walaupun Dia mengatakan “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?“. Dan keduanya tidaklah bertentangan dengan beberapa alasan berikut ini.
Doa Yesus di Salib adalah doa berpengharapan:
  1. Ini adalah salah satu contoh bagaimana Alkitab dapat dipercaya, karena penulis Alkitab yang ditulis dalam terang Roh Kudus, tetap menuliskan sesuatu yang terjadi, yang mungkin dapat menjadi kesalahpahaman bagi banyak orang di masa yang akan datang.
  2. Doa yang dipanjatkan oleh Yesus dia Mat 27:46 bukanlah doa orang yang berputus asa, namun doa yang berpengharapan. Adalah jamak bagi orang Yahudi untuk dapat mengingat Mazmur. Dan pada waktu seseorang memulai sebuah Mazmur, ini berarti orang tersebut berniat untuk menyatakan Mazmur tersebut sampai selesai. Dan oleh karena keterbatasan fisik Yesus pada saat disalibkan (sebagai catatan: pada saat seorang disalibkan, maka setiap tarikan nafas adalah merupakan suatu siksaan), Dia hanya mengucapkan satu baris dari Mazmur 22. Dan oleh karena itu, umat Katolik percaya bahwa Yesus menyatakan Mazmur 22 secara keseluruhan, yang merupakan suatu pernyataan akan kemenangan Tuhan terhadap segala penderitaan dan juga termasuk kematian. Hal ini dapat dilihat bahwa Yesus mengutip Mazmur, dimana pada permulaan Mazmur dikatakan “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? …” (Mz 22:1) dan kemudian diakhiri dengan seruan pujian kepada Tuhan. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah ayat-ayat dari Mzm 22:
    • Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Rusa di kala fajar. Mazmur Daud.
      1) Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku? Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku.
      2) Allahku, aku berseru-seru pada waktu siang, tetapi Engkau tidak menjawab, dan pada waktu malam, tetapi tidak juga aku tenang.
      3) Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel.
      4) Kepada-Mu nenek moyang kami percaya; mereka percaya, dan Engkau meluputkan mereka.
      5) Kepada-Mu mereka berseru-seru, dan mereka terluput; kepada-Mu mereka percaya, dan mereka tidak mendapat malu.
      6) Tetapi aku ini ulat dan bukan orang, cela bagi manusia, dihina oleh orang banyak.
      7) Semua yang melihat aku mengolok-olok aku, mereka mencibirkan bibirnya, menggelengkan kepalanya:
      (8) “Ia menyerah kepada TUHAN; biarlah Dia yang meluputkannyabiarlah Dia yang melepaskannya! Bukankah Dia berkenan kepadanya?”
      9) Ya, Engkau yang mengeluarkan aku dari kandungan; Engkau yang membuat aku aman pada dada ibuku.
      10) Kepada-Mu aku diserahkan sejak aku lahir, sejak dalam kandungan ibuku Engkaulah Allahku.
      11) Janganlah jauh dari padaku, sebab kesusahan telah dekat, dan tidak ada yang menolong.
      12) Banyak lembu jantan mengerumuni aku; banteng-banteng dari Basan mengepung aku;
      13) mereka mengangakan mulutnya terhadap aku seperti singa yang menerkam dan mengaum.
      14) Seperti air aku tercurah, dan segala tulangku terlepas dari sendinya; hatiku menjadi seperti lilin, hancur luluh di dalam dadaku;
      15) kekuatanku kering seperti beling, lidahku melekat pada langit-langit mulutku; dan dalam debu maut Kauletakkan aku.
      16) Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku, mereka menusuk tangan dan kakiku.
      17) Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku.
      18) Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan merekamembuang undi atas jubahku.
      19) Tetapi Engkau, TUHAN, janganlah jauh; ya kekuatanku, segeralah menolong aku!
      20) Lepaskanlah aku dari pedang, dan nyawaku dari cengkeraman anjing.
      21) Selamatkanlah aku dari mulut singa, dan dari tanduk banteng. Engkau telah menjawab aku!
      22) Aku akan memasyhurkan nama-Mu kepada saudara-saudaraku dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaah:
      23) kamu yang takut akan TUHAN, pujilah Dia, hai segenap anak cucu Yakub, muliakanlah Dia, dan gentarlah terhadap Dia, hai segenap anak cucu Israel!
      24) Sebab Ia tidak memandang hina ataupun merasa jijik kesengsaraan orang yang tertindas, dan Ia tidak menyembunyikan wajah-Nya kepada orang itu, dan Ia mendengar ketika orang itu berteriak minta tolong kepada-Nya.
      25) Karena Engkau aku memuji-muji dalam jemaah yang besar; nazarku akan kubayar di depan mereka yang takut akan Dia.
      26) Orang yang rendah hati akan makan dan kenyang, orang yang mencari TUHAN akan memuji-muji Dia; biarlah hatimu hidup untuk selamanya!
      27) Segala ujung bumi akan mengingatnya dan berbalik kepada TUHAN; dan segala kaum dari bangsa-bangsa akan sujud menyembah di hadapan-Nya.
      28) Sebab Tuhanlah yang empunya kerajaan, Dialah yang memerintah atas bangsa-bangsa.
      29) Ya, kepada-Nya akan sujud menyembah semua orang sombong di bumi, di hadapan-Nya akan berlutut semua orang yang turun ke dalam debu, dan orang yang tidak dapat menyambung hidup.
      30) Anak-anak cucu akan beribadah kepada-Nya, dan akan menceritakan tentang TUHAN kepada angkatan yang akan datang.
      31) Mereka akan memberitakan keadilan-Nya kepada bangsa yang akan lahir nanti, sebab Ia telah melakukannya.
  3. Pada beberapa kata-kata di atas digaris bawah dari Mazmur yang tertulis dari abad 14-8 SM, terpenuhi dalam drama penyaliban Yesus. Inilah salah satu yang menyebabkan umat Katolik percaya akan Yesus sebagai Tuhan, karena Dia telah dinubuatkan sebelumnya, termasuk kelahiran, karya publik, mukjijat, penderitaan, kematian, kebangkitan, dll. Nubuat ini begitu penting agar manusia tidak salah mengenali Orang yang telah dijanjikan oleh Allah dari awal mula. Kalau ini bukan dari Tuhan sungguh sangat sulit untuk menerangkan bagaimana suatu nubuat yang dinyatakan ratusan bahkan seribu tahun lebih sebelum masehi terpenuhi dalam diri Yesus. Keterangan lebih lanjut dapat dibaca di dalam rangkaian artikel Kristologi.

Mengapa Yesus berdoa?

  1. Yesus berdoa dalam berbagai kesempatan (lih. Mt 16:23; Mt 26:36; Mk 14:32; Lk 3:21; 6:12;Lk 9:18, 28; Lk 11:1-2; Lk 18:1).
  2. Untuk itu, kita harus melihat definisi dari doa. Thomas Aquinas, Summa Theology, q. II-II, 83, a.1-2 membahas tentang definisi doa, dimana dia mengatakan bahwa doa adalah “membuka keinginan kita kepada Tuhan, sehingga Dia dapat memenuhinya.” Karena di dalam Kristus (satu pribadi) ada dua keinginan, yaitu manusia dan Tuhan, maka menjadi hal yang wajar, kalau Yesus berdoa karena Dia mempunyai kodrat manusia. Sama seperti kita sebagai orang beriman, kita menyatakan keinginan kita di hadapan Allah.
    Dalam konteks pribadi Yesus, yang mempunyai kodrat sungguh manusia, maka bukanlah hal yang aneh kalau Yesus berdoa, sebagaimana manusia juga perlu berdoa. Namun di satu sisi, karena di dalam Yesus ada persatuan (hypostatic union) antara Tuhan dan manusia, maka pada akhirnya kehendak-Nya sebagai manusia senantiasa sama dengan kehendak-Nya sebagai Tuhan.
  3. Yesus berdoa untuk kepentingan manusia. Yesus dapat saja berdoa dalam hati, namun Dia ingin menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya sebagai manusia kita berdoa, yaitu bahwa kita harus senantiasa tunduk kepada kehendak Allah Bapa, meskipun di dalam situasi yang paling sulit sekalipun.
    • Yesus berdoa tanpa henti, untuk mengajar manusia senantiasa berdoa di dalam segala kesempatan tanpa henti (lih. Mt 16:23; Mt 26:36; Mk 14:32; Lk 3:21; 6:12;Lk 9:18, 28; Lk 11:1-2; Lk 18:1).
    • Yesus mengajarkan kepada manusia bahwa di dalam doa yang terpenting adalah untuk mengikuti kehendak Tuhan, seperti yang dikatakan-Nya dalam doa-Nya di Taman Getsemani, dimana Dia berkata “”Ya Abba, ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ambillah cawan ini dari pada-Ku, tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki.” (lih. Mt 26:36; Mk 14:32-36).
    • Yesus mengajarkan doa yang sempurna, yaitu doa Bapa Kami, yang terdiri dari tujuh petisi (lih. Mt 6:9-13).
    • Yesus menunjukkan bahwa di dalam setiap percobaan, maka Tuhanlah yang menjadi kekuatan dalam doa, seperti yang ditunjukkan oleh Yesus di dalam drama penyaliban (Mt 27:46; Mk 15:34; Lk 23:46).
    • Yesus juga mengajarkan pentingnya untuk mengampuni orang yang bersalah kepada kita, seperti yang ditunjukkan oleh Yesus dengan berdoa “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” (lih. Lk 23:34).
    • Dan masih begitu banyak contoh yang lain, yang menyebabkan pengikut Kristus tahu bagaimana untuk berdoa, karena Tuhan sendiri – melalui Kristus – yang menunjukkan kepada manusia bagaimana seharusnya berdoa.
Jadi dari keterangan di atas, Yesus berdoa karena 1) kodratnya sebagai Tuhan dan juga sebagai manusia yang mempunyai dua keinginan, 2) untuk kepentingan manusia, sehingga manusia dapat meniru apa yang telah dilakukan-Nya. Mungkin akan sulit untuk menerima argumentasi di atas tanpa percaya terlebih dahulu bahwa Yesus adalah Tuhan yang menjelma menjadi manusia, karena apapun yang dilakukan oleh Yesus senantiasa bersumber pada kodrat-Nya sebagai persatuan (hypostatic union) antara kodrat Tuhan dan kodrat manusia.



Ditulis oleh: Stefanus Tay & Ingrid Tay
Stefanus Tay, MTS dan Ingrid Listiati, MTS adalah pasangan suami istri awam dan telah menyelesaikan program studi S2 di bidang teologi di Universitas Ave Maria - Institute for Pastoral Theology, Amerika Serikat. (Katolisitas.org)

Pengantaraan Yesus bersifat inklusif ( ? )


Saya ingin bertanya beberapa hal, karena sebagai umat Katolik saya ingin mendalami hal-hal yang masih saya kurang pahami, sebagai berikut:
1) Apakah dasar dari Alkitab bahwa perantaraan Kristus bersifat inklusif? Walaupun tidak disebutkan secara eksplisit, bagaimana kita dapat menyimpulkan hal itu? Apakah doa-doa orang Kudus mengarahkan kita kepada keselamatan? Bila iya, apakah akan sama halnya dengan doa teman kita?
2) Sesungguhnya, saya sudah paham mengenai doa orang Kudus besar kuasanya, namun, apa yang dimaksud ‘orang benar’ hanya orang Kudus saja, atau orang yang hidup dalam Kristus di dunia ini juga demikian?
3) Lalu, apakah bila kita mengatakan bahwa kita “memohon doa dari orang Kudus”. Kepada siapa-kah kita memohon permohonan tersebut? Apakah sesungguhnya kita benar-benar bisa berkomunikasi dengan orang Kudus? Nah, yang belum terlalu saya pahami, dari mana dasar Alkitab mengenai point (3) ini?
Terima Kasih atas kesediaan anda sekalian untuk menjawab pertanyaan saya. Semoga di lain waktu saya dapat lebih baik mempertahankan iman Gereja Katolik.
Dan mohon maaf sebelumnya bila sebenarnya pertanyaan saya sudah pernah terjawab, namun mungkin saya belum menemukan atau saya kurang dapat mengerti apa yang dimaksudkan dari jawaban tersebut.
Salam Kasih dan Tuhan beserta-mu.
Yohanes

Jawaban:

Shalom Yohanes,

1. Dasar perantaraan Kristus bersifat inklusif

Gereja Katolik mengajarkan bahwa pengantaraan Kristus bersifat inklusif, yaitu melibatkan anggota- anggota-Nya sebab Sabda Allah menyatakan bahwa Kristus sebagai Kepala tidak terpisahkan dari anggota- anggota-Nya, sama seperti kepala kita tidak terpisah dari anggota- anggota tubuh kita. Anggota tubuh yang lemah mendapat perhatian khusus, anggota yang kuat membantu yang lemah. Kitab Suci mengajarkan demikian:
a. “Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus….. Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota….. Allah telah menyusun tubuh kita begitu rupa, sehingga kepada anggota-anggota yang tidak mulia diberikan penghormatan khusus, supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikanKamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya. Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mukjizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata- kata dalam bahasa roh.” (1 Kor 12:12,14,24-28)
Maka dari sini kita ketahui, bahwa Allah sendiri menetapkan beberapa orang dalam jemaat untuk bekerjasama dengan Kristus Sang Kepala dalam tugas Pengantaraan-Nya untuk membawa manusia kepada Allah Bapa.
b. Rasul Paulus berkata, “Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah” (1 Kor 3:9).
Ayat ini menunjukkan bahwa walaupun Allah dapat berkarya sendirian saja untuk menyelamatkan manusia, namun pada kenyataannya, Ia melibatkan para rasul untuk menjadi kawan sekerja-Nya untuk membangun ladang Allah dan bangunan Allah.
c. Rasul Paulus mengajarkan, “Sama seperti aku juga berusaha menyenangkan hati semua orang dalam segala hal, bukan untuk kepentingan diriku, tetapi untuk kepentingan orang banyak, supaya mereka beroleh selamat. Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus.” (1 Kor 10:33- 11:1)
Sebagai umat beriman, kita harus meniru/ menjadi pengikut Rasul Paulus: yaitu kita harus mengusahakan keselamatan orang banyak, yaitu dengan mengikuti teladan Kristus. Dalam hal ini tugas membawa orang lain kepada keselamatan, juga menjadi bagian dari tugas kita semua, bukan hanya urusan Yesus saja sebagai Pengantara yang satu- satunya.
d. “Bertolong- tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus!” (Gal 6:2)
Allah menghendaki kita semua saling bertolong- tolongan dalam menanggung beban hidup ini, artinya kita harus saling mengasihi, saling membantu dan juga saling mendukung dalam doa.
e. “Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” (Rom 8:38-39)
Maka dari sini kita mengatahui bahwa hubungan kasih antar kita sebagai sesama anggota Kristus, tidak terputus oleh kematian. Lagipula, Yesus berjanji, bahwabarang siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan mati, melainkan memperoleh hidup kekal (Yoh 3:16; 11:25). Oleh karena itu, kita dapat memohon dukungan doa dari mereka yang sudah bersatu dengan Allah di surga, sebab merekapun di surga mempersembahkan doa- doa bagi kita kepada Allah (lih. Why 8:3-4).

2. Jawaban pertanyaan- pertanyaan anda:

Walaupun tidak disebutkan secara eksplisit, bagaimana kita dapat menyimpulkan hal itu?
Dengan analogi Kristus sebagai Kepala dan kita sebagai anggota- anggota TubuhNya, maka kita mengetahui bahwa sebagai Kepala, Ia selalu melibatkan anggota- anggota-Nya pada saat melakukan tugas-Nya. Anggota yang kuat membantu yang anggota yang lemah, dan yang sehat membantu yang sakit. Hal inilah yang diajarkan oleh jemaat Kristen awal, seperti telah dibahas di sini, silakan klik. Maka jika kita berpegang kepada pengajaran para Bapa Gereja, maka kita akan menyimpulkan hal yang sama: bahwa sejak awal Gereja percaya akan adanya persekutuan para kudus, dan karenanya kita dapat memohon dukungan doa dari para kudus di surga.
-Apakah doa-doa orang Kudus mengarahkan kita kepada keselamatan? Bila iya, apakah akan sama halnya dengan doa teman kita?
Jawabnya YA. Sebab orang- orang kudus yang di surga, telah bersatu sepenuhnya dengan Kristus, sehingga tidak mungkin menghendaki sesuatu yang lain daripada yang dikehendaki Kristus. Kalau Kristus ingin menyelamatkan manusia, maka itu pulalah yang menjadi kehendak mereka. Dalam hal ini doa- doa/ pengantaraan mereka mendukung Pengantaraan Kristus yang satu- satunya (1 Tim 2:5). Doa syafaat para kudus itu sudah jelas berkuasa -bahkan lebih berkuasa dari doa teman- teman kita yang masih berziarah di dunia- karena mereka sudah jelas orang- orang yang telah dibenarkan Allah di surga, sehingga doa mereka besar kuasanya (Yak 5:16). Walaupun mereka sudah beralih dari dunia ini namun mereka tidak mati, melainkan tetap hidup, sehingga mereka tetap dapat mendoakan kita. Sebab Kristus berkata demikian, “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati…” (Yoh 11:25)
Apa yang dimaksud ‘orang benar’ hanya orang Kudus saja, atau orang yang hidup dalam Kristus di dunia ini juga demikian?
Orang benar adalah orang yang hidup berdasarkan kebenaran, sesuai dengan perintah Allah. Awal Kitab Mazmur menunjukkan definisi orang benar (Mzm 1:6), sebagai orang yang tidak hidup menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, yang tidak suka mencemooh, tetapi yang kesukaannya adalah hukum- hukum Tuhan, dan merenungkannya siang dan malam (Mzm 1:1-2); orang benar melakukan keadilan dan kebenaran (Ams 21:15; Yeh 18:5); orang benar akan hidup oleh iman (Rm 1:17, Gal 3:11).
Maka dengan pengertian di atas, kita dapat mengatakan bahwa ada juga orang- orang benar di dunia ini, yaitu jika mereka hidup sesuai dengan Sabda Allah. Meskipun demikian, orang- orang benar yang hidup di dunia ini belum sepenuhnya sempurna, berbeda dengan para orang kudus yang sudah sepenuhnya dibenarkan Allah sehingga mereka sudah sempurna di dalam Kristus di surga (lih. Ibr 12:22-24).
Lalu, apakah bila kita mengatakan bahwa kita “memohon doa dari orang Kudus”. Kepada siapa-kah kita memohon permohonan tersebut? Apakah sesungguhnya kita benar-benar bisa berkomunikasi dengan orang Kudus? Apa dasar Alkitabnya?
Maka, jika kita mengatakan kita memohon dukungan doa dari orang kudus, artinya kita dapat memohon dukungan doa kepada Santa/Santo tertentu di dalam hadirat Allah. Mereka telah bersatu sepenuhnya dengan Kristus dan berada dalam hadirat Allah, sehingga kita dapat memohon dukungan doa mereka, pada saat kita berdoa kepada Allah. Jadi komunikasi dalam hal ini adalah: kita dapat mohon dukungan doa dari mereka, pada saat kita menaikkan permohonan kepada Allah. Maka fokus doa tetap tertuju kepada Allah, dan kepada para orang kudus, kita hanya mohon didoakan. [Ini berbeda dengan kasus Raja Saul yang, bukan memohon dukungan Samuel, tetapi malah meminta Samuel meramalkan masa depan (lih. 1 Sam 28). Hal ini dikecam Allah karena mencerminkan ketidakpercayaan kepada Allah sebagai Satu- satunya yang berkuasa atas masa depan kita, dan atas segalanya].
Dasar Alkitab tentang persekutuan orang kudus sudah saya sebutkan di atas. Selanjutnya, silakan juga anda membaca link- link berikut ini:

3. Kesimpulan

Akhirnya, Yohanes, sebenarnya ajaran tentang persekutuan orang Kudus ini hanya ingin mengatakan bahwa “siapa yang menjadi teman Kristus, sesungguhnya harus juga menjadi teman saya”. Pengantaraan Kristus yang sifatnya inklusif ini dapat dianalogikan demikian (sumber: Patrick Madrid, Any Friend of God’s is a Friend of Mine (San Diego: Basilica, 1996):
Bayangkan anda mengunjungi seorang raja di istananya. Bahkan sebelum anda memasuki ruangan tahtanya anda sudah mendengar musik yang agung. Saat anda memasuki ruangan, anda akan melihat lukisan- lukisan dan permadani yang begitu indah, lampu- lampu yang cantik, dekorasi interior yang mengagumkan, dengan pajangan bertahtakan mutiara dan permata. Anda melihat banyak kaum bangsawan pria dan wanita yang memakai pakaian yang anggun dengan wajah ramah menyapa anda. Semakin dekat anda kepada tahta raja anda akan semakin melihat kemegahan dan kemuliaannya. Saat anda berhadapan dengan sang raja, dengan mahkota dan pakaian kerajaannya, dengan wajah yang bersinar dan penuh kasih: maka sungguh sang raja adalah seorang yang paling agung, paling sempurna daripada semua yang anda lihat di ruangan itu. Namun sang raja itu melimpahkan keagungan dan keindahannya kepada semua yang ada di sekitarnya.
Sekarang bayangkan keadaan kedua. Anda datang mengunjungi seorang raja yang lain. Tetapi di istananya tidak ada musik, tak ada lukisan dan permadani. Tak ada dekorasi, tak ada lampu- lampu, tak ada pajangan. Tak ada satupun yang mengalihkan perhatian/ pandangan kepada raja yang bertahta dengan agungnya di ujung ruangan. Mengapa? Sebab raja itu tidak mau ada sesuatu apapun yang mengalihkan perhatian orang daripadanya.
Sekarang manakah dari kedua gambaran raja itu yang lebih menggambarkan keagungan dan kemegahan seorang raja? Tentu saja yang pertama. Kedua gambaran raja inilah yang mewakili dua cara pandang antara Gereja Katolik dan Protestan dalam mengartikan sikap Tuhan kepada ciptaan-Nya. Umat Protestan menganggap bahwa sang raja tidak akan memperbolehkan apapun ataupun siapapun untuk menarik perhatian darinya. Sedangkan pemahaman Katolik adalah sang raja akan melimpahkan kemuliaannya kepada apapun dan siapapun yang ada di sekitarnya. Ia tidak akan kuatir bahwa keindahan interior ataupun kebaikan para penghuni istana akan merebut kemuliaannya sebagai raja. Semua keindahan dan kebaikan itu hanya akan menambah kemuliaannya, dan hanya akan membawa semua perhatian kepadanya, sang raja yang membuat semuanya itu terjadi.
Gereja Katolik mengajarkan tentang persekutuan orang kudus dalam Katekismus:
KGK 957 Persekutuan dengan para orang kudus. “Kita merayakan kenangan para penghuni surga bukan hanya karena teladan mereka. Melainkan lebih supaya persatuan segenap Gereja dalam Roh diteguhkan dengan mengamalkan cinta kasih persaudaraan. Sebab seperti persekutuan kristiani antara para musafir mengantarkan kita untuk mendekati Kristus, begitu pulakeikut-sertaan dengan para kudus menghubungkan kita dengan Kristus, yang bagaikan Sumber dan Kepala mengalirkan segala rahmat dan kehidupan Umat Allah sendiri” (Lumen Gentium 50).
Demikian yang dapat saya sampaikan atas pertanyaan anda tentang Pengantaraan Yesus yang bersifat inklusif, yaitu yang melibatkan anggota- anggota-Nya. Karena kita mengasihi Tuhan Yesus, marilah kita juga mengasihi sahabat- sahabat-Nya di surga. Sebab dengan persatuan mereka dengan Tuhan Yesus yang mengasihi kita, maka para sahabat Kristus itu juga mengasihi kita. Berbahagialah kita jika kita menghayati misteri kesatuan Tubuh Kristus dalam kasih persaudaraan yang tak terputuskan; bahkan oleh maut sekalipun!
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org

Thursday, December 6, 2012

Darimanakah asalnya perayaan hari Natal?


Memang ada beberapa teori tentang asal mula Natal dan Tahun Baru. Menurut Catholic Encyclopedia, pesta Natal pertama kali di sebut dalam �Depositio Martyrum� dalam Roman Chronograph 354 [edisi Valentini-Zucchetti (Vatican City, 1942) 2:17). Dan karena Depositio Martyrum ditulis sekitar tahun 336, maka disimpulkan bahwa perayaan Natal dimulai sekitar pertengahan abad ke-4. Kita juga tidak tahu secara persis tanggal kelahiran Kristus, yang diperkirakan sekitar 8-6 BC. Menurut St. Yohanes Krisostomus, Natal memang jatuh pada tanggal 25 Desember, dengan perhitungan kelahiran Yohanes Pembaptis. Karena Zakaria, ayah Yohanes Pembaptis, adalah imam agung yang memimpin ibadah pada hari Atonement yang jatuh pada tanggal 24 September (pada saat ia menerima kabar dari malaikat bahwa istrinya Elisabet akan mengandung). Yohanes Pembaptis lahir 9 bulan sesudahnya, yaitu tanggal 24 Juni; dan Kristus lahir enam bulan setelahnya, yaitu tanggal 25 Desember (sumber: New Catholic Encyclopedia, Vol. 3: Can-Col, 2nd ed. (Gale Cengage, 2002), p.655-656).

Dan banyak orang yang mempercayai bahwa kelahiran Kristus pada tanggal 25 Desember adalah berdasarkan tanggal winter solstice (25 Desember dalam kalendar Julian), karena pada tanggal tersebut, matahari mulai kembali ke utara. Dan pada tanggal yang sama kaum kafir /pagan berpesta �dies natalis Solis Invicti� (perayaan dewa Matahari). Pada tahun 274, kaisar Aurelian menyatakan bahwa dewa matahari sebagai pelindung kerajaan Roma, yang dirayakan setiap tanggal 25 Desember. Hal ini juga berlaku untuk tahun baru, yang dikatakan berasal dari kebiasaan suku Babilonia. Dan semua itu adalah masih merupakan spekulasi.

Pertanyaannya, anggaplah bahwa data histori tersebut di atas adalah benar, dan pesta Natal diambil dari kebiasaan kaum kafir, apakah kita sebagai orang Kristen boleh merayakannya? Jawabannya YA, dengan beberapa alasan:
  1. Dari alasan inkulturasi. Kita tidak harus menghapus semua hal di dalam sejarah atau kebiasaan tertentu di dalam kebudayaan tertentu, sejauh itu tidak bertentangan dengan ajaran dan doktrin Gereja dan juga membantu manusia untuk lebih dapat menerima Kekristenan. Essensi dari perayaan Natal ini adalah kita ingin memperingati kelahiran Yesus Kristus, yang menunjukkan misteri inkarnasi. Dan karena Yesus adalah terang dunia (Lih Yoh 8:12; Yoh 9:5), adalah sangat wajar untuk mengganti penyembahan kepada dewa matahari dengan Allah Putera, Yesus, Sang Terang Dunia. Dan karena Yesus adalah �awal dan akhir� dan datang �untuk membuat semuanya baru� (Wah 21:5-6), maka tahun kelahiran Kristus diperhitungkan sebagai tahun 1. Dengan ini, maka orang-orang yang tadinya merayakan dewa matahari, setelah menjadi Kristen, mereka merayakan Tuhan yang benar, yaitu Yesus. Dan orang-orang tersebut akan dengan mudah menerima Kekristenan dan sebaliknya Gereja juga tidak mengorbankan nilai-nilai Kekristenan.
    Namun di satu sisi, Gereja tidak pernah berkompromi terhadap hari Tuhan, yang kita peringati sebagai hari Minggu. Di sini Gereja mengetahui secara persis,  bahwa kematian Tuhan Yesus di kayu salib jatuh pada hari Jumat dan kebangkitannya adalah hari Minggu. Pada masa gereja awal, ada yang memaksakan untuk mengadakan hari Tuhan pada hari Sabat (mulai hari Jumat sore sampai Sabtu malam). Namun beberapa Santo di abad awal mempertahankan bahwa hari Tuhan harus hari Minggu dengan alasan: 1) Yesus bangkit pada hari Minggu, 2) Yesus memperbaharui hukum dalam Perjanjian Baru dengan hukum yang baru. Dengan dasar inilah Gereja berkeras untuk mempertahankan hari Minggu sebagai hari Tuhan. Namun dalam kasus perayaan Natal, tidak ada yang tahu secara persis hari kelahiran Tuhan Yesus.
  2. Kalau kita amati, manusia dalam relung hatinya, mempunyai keinginan untuk menemukan penciptanya. Penyembahan kepada dewa matahari adalah merupakan perwujudan bahwa ada sesuatu yang lebih tinggi daripada manusia, dalam hal itu adalah matahari, yang dipandang dapat memberikan kehidupan bagi mahluk hidup pada waktu itu. Namun sesuai dengan prinsip �grace perfects nature atau rahmat menyempurnakan sifat alamiah� (lihat St. Thomas Aquinas, ST, I, Q.1, A.8.), maka tidak ada salahnya untuk mengadopsi tanggal yang sama, dengan menyempurnakan konsep yang salah sehingga menjadi benar, dalam hal ini penyembahan terhadap dewa terang/matahari dialihkan penyembahan kepada Yesus, Sang Sumber Terang. Kalau kita perhatikan, tanggal 1 Mei adalah hari buruh sedunia (Labour day) yang disponsori kaum komunis, namun Gereja memperingatinya sebagai hari St. Yosep pekerja (ditetapkan oleh Paus Pius XII, tahun 1955). Gereja ingin menunjukkan kepada dunia, bahwa St. Yosep seharusnya menjadi figur bagi para buruh, di mana dengan mencontoh figur St. Yosep, maka dunia dapat dibangun dengan lebih adil. Juga permulaan tahun baru, Gereja menjadikan hari tersebut perayaan �Maria, bunda Allah�.
  3. Adalah baik untuk mempunyai tanggal tertentu (dalam hal ini 25 Desember untuk perayaan Natal), yang setiap tahun diulang tanpa henti sampai pada akhir dunia. Tanggal ini senantiasa akan mengingatkan kita akan kelahiran Yesus Kristus. Kalau kita mengadakan angket di seluruh dunia, dengan pertanyaan �Kita memperingati apakah pada tanggal 25 Desember?� saya yakin bahwa hampir semua jawaban akan mengatakan �Natal, atau kelahiran Kristus� dan bukan merayakan dewa matahari.
  4. Untuk umat Katolik, dengan masa adven, Gereja menginginkan agar seluruh umat Katolik mempersiapkan diri untuk menyambut datangnya Sang Raja. Dari sini kita melihat bahwa Gereja justru menyuruh umat-Nya untuk berpartisipasi dalam persiapan Natal, yang jatuh tanggal 25 Desember.

Sambutlah Allah yang telah menjelma menjadi manusia,
Hosanna in Excelsis!

Wednesday, December 5, 2012

Bolehkah Umat Katolik Merayakan Natal pada Masa Adven?

Siapkan jalan untuk kedatangan Tuhan
Hari ini kita memasuki Masa Adven. Pada masa-masa Adven ini, banyak Gereja Kristen Protestan akan merayakan Natal sebelum tanggal 25 Desember. Bagaimana sikap kita, orang Katolik, terhadap undangan dan ajakan untuk merayakan Pesta Natal pada masa Adven? Kita hendaknya mempunyai sikap tegas terhadap pesta Natal sebelum tanggal 25 Desember dengan mengatakan �tidak�. Kita hendaknya menghindari sikap kompromi dengan alasan demi persahabatan atau tidak ada kesempatan lagi merayakannya setelah tanggal 25 Desember karena banyak orang akan mengadakan liburan.
 
Gereja Katolik melarang pesta Natal pada Masa Adven karena Masa Adven merupakan masa pertobatan, sebagai persiapan menyambut kedatangan Tuhan. Bertobat berarti kita meratakan hati kita yang lekuk-lekuk oleh rupa-rupa dosa, seperti kebencian, irihati, dan dendam dengan cara menerima Sakramen Pengampunan Dosa di lingkungan-lingkungan atau di gereja. Dalam Sakramen Tobat itu, kita tidak hanya menyesali dosa-dosa kita, tetapi kita juga membuka diri terhadap pimpinan Roh Kudus sehingga kita mau diubah untuk menjadi manusia baru. Terus menerus berusaha menjadi manusia baru merupakan persiapan yang pantas untuk menyambut kedatangan Sang Raja ke dalam jiwa dan hati kita. Karena itu, perayaan Natal yang sangat meriah dan hebat, tetapi tanpa pertobatan adalah tidak berarti dan kosong. Dengan kata lain, kehilangan adven berarti kehilangan Natal, karena kita kehilangan sukacita Natal yang sesungguhnya, yaitu Lahir Baru di dalam Tuhan.

Supaya Natal sungguh bermakna, marilah kita menggunakan Masa Adven ini sebagai sebuah kesempatan yang indah untuk meluruskan hidup kita sebagai jalan untuk menyambut kedatangan Raja dari segala Raja. Yohanes Pembaptis mengulangi seruan Nabi Yesaya untuk menyongsong kedatangan Yesus Kristus, Sang Mesias : �... ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya� (Markus 1:3). Tuhan memberkati!


Sumber : http://renunganpagi.blogspot.com/2011/12/bolehkah-kita-merayakan-natal-pada-masa.html

Recent Post