Latest News

Showing posts with label Petrus. Show all posts
Showing posts with label Petrus. Show all posts

Thursday, February 9, 2012

Kenalkah Aku Akan Paus Roma?


Kepala Gereja Katolik di dunia dipanggil dengan sebutan Paus (dari bahasa Yunani pappas, atau bahasa Italia papa, panggilan akrab seorang anak kecil terhadap ayahnya) karena otoritasnya yang superior dan karena dilaksanakan dengan cara yang paternal, mengikuti teladan Yesus Kristus.

Paus Pertama

Dan Aku berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kau ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kau lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga. (Matius 16:18-19)

Suksesi Apostolik

Rasul-rasul yang kudus (Petrus dan Paulus), setelah mendirikan dan membangun Gereja (Katolik di Roma),menyerahkan kursi keuskupan kepada Linus. Paulus menyebutkan tentang Linus ini dalam surat kepada Timotius (2 Timotius 4:21). Dia digantikan oleh Anacletus, dan setelahnya, pada urutan ketiga dari para Rasul, Clement diangkat sebagai uskup.Dia telah bertemu muka dengan para Rasul yang kudus dan bersama-sama mereka. Boleh dikatakan bahwa dia masih mendengar gema kotbah para Rasul, dan menyaksikan tradisi-tradisi mereka dengan mata kepalanya sendiri. Dan tidak hanya dia, karena masih ada banyak lagi yang lain, yang telah diajarkan langsung oleh para Rasul.

...Setelah Clement, Evaristus menggantikan, dan Alexander menggantikan Evaristus. Lalu, yang keenam setelah Rasul, Sixtus diangkat, setelahnya Telesphorus, yang juga menjadi martir dengan mulia. Lalu Hyginus, dan setelahnya, Pius, dan setelahnya Anicetus. Soter menggantikan Anicetus, dan sekarang, di tempat kedua-belas setelah Rasul,kedudukan uskup jatuh kepada Eleutherus. Dalam urutan ini, dan melalui ajaran para Rasul yang diteruskan dalam Gereja, kotbah kebenaran telah sampai kepada kita. (Santo Irenaeus, uskup Lyons, Perancis. Lahir tahun 140 - wafat tahun 202. Salah satu Bapa Gereja.)

Paus Pertama => Santo Petrus (33-64 atau 33-67)

Martir, disalibkan dan wafat di Roma. Makamnya baru ditemukan pada tahun 1950-an tepat berada di bawah altar Basilika Santo Petrus di Vatikan.Mengingatkan kita akan sabda Yesus di Matius 16:18. Dengan demikian nubuat Yesus dalam ayat tersebut terpenuhi dengan suatu tanda yang signifikan.

Anti-Paus

Sejak abad-abad pertama berdirinya Gereja sampai abad pertengahan, ada sejumlah orang-orang yang disebut sebagai anti-paus. Mereka adalah orang-orang yang diangkat sebagai paus tandingan oleh pihak yang tidak setuju terhadap seorang paus sah yang baru diangkat maupun terhadap kebijakan yang ditempuhnya. Santo Hippolytus mungkin adalah seorang anti-paus yang paling terkenal. Ia tidak menyetujui kebijaksanaan yang ditempuh sejumlah paus. Terakhir pada masa jabatan Paus Pontian, ironisnya ia malah ditangkap dan diasingkan bersama-sama sang Paus. Di pengasingan, sebelum wafatnya, Santo Hippolytus berdamai dan diterima kembali oleh Gereja.

Para Paus Avignon

Sejumlah Paus yang berasal dari Perancis berdomisili di Avignon, Perancis antara tahun 1309-1377. Mereka adalah Clement V, Yohanes XXII, Benedictus XII, Clement VI, Innocentius VI, Urban V dan Gregorius XI. Pada masa itu terjadilah pergulatan kekuasaan menyangkut kepentingan Gereja dan negara diantara para penguasa Perancis (Philip IV, Yohanes II), Bavaria (Lewis IV), Inggris (Edward III), dan fraksi-fraksi kaum religiusdi Perancis dan Italia. Kekacauan politik yang tersangkut paut dengan Gereja di Italia merupakan sebuah faktor yang memperlama domisili para Paus di Avignon, Perancis.


In Spiritu Domini

Tuesday, January 24, 2012

Tanpa Petrus dan Para Paus Tidak Akan Ada Kekristenan yang Otentik


Pada tahun 1517, pendiri gerakan Protestantisme, Martin Luther, bertemu dengan seorang yang kelak akan menjadi Bapa Protestantisme Inggris dan Amerika, John Calvin. Mereka bertemu untuk menyatukan perbedaan teologis. Tetapi, mereka gagal mencapai kesepakatan. Pada suatu titik frustasi, Luther datang ke Calvin dan berkata, �Saya memulai semuanya ini dan engkau harus mengikuti apa yang telah aku mulai!� Calvin menjawab, �Kamu pikir siapa dirimu di dunia ini, seorang Paus?�

Dalam kasus ini, para protestor tersebut tidak menyadari bahwa tanpa suatu penentu keputusan terakhir, tidak akan ada kesatuan dalam ajaran iman. Tanpa penentu ini, Kekristenan akan menjadi sebuah akumulasi dari kepercayaan dan praktik yang membingungkan. Setiap orang akan berpegang pada opini pribadi untuk membenarkan apa yang dia yakini dan dengan demikian, tidak akan ada kesatuan ajaran dalam Kekristenan.

Dalam Kekristenan, penentu ini adalah Petrus dan Para Paus. Mari kita melihat kepada beberapa Para Paus dalam lima abad pertama Kekristenan, terutama Para Paus yang mengajarkan doktrin yang dipegang oleh orang-orang Kristen. Ketika kita memeriksanya, kita dapat melihat bahwa tanpa Para Paus, Kekristenan tidak akan ada atau hadir sebagai akumulasi dari keyakinan-keyakinan yang membingungkan.

Paus Pertama, St. Petrus (33-67), memimpin konsili pertama Gereja, Konsili Yerusalem. Ia menyatakan bahwa orang-orang non-Yahudi dapat diterima ke dalam Gereja tanpa perlu disunat. Paus ke-2, St. Linus (67-76), dikenal sebagai seorang yang berperan dalam pembagian kota Roma menjadi beberapa paroki untuk memenuhi kebutuhan spiritual dari populasi Kristen yang tumbuh. Dia juga berperan dalam pengembangan kaum klerus dan pembagian tugas dan fungsi mereka. Paus ke-9, St. Hyginus (136-140), menetapkan bahwa seorang bayi atau kanak-kanak yang dibabtis harus memiliki wali babtis yang membimbing iman anak-anak tersebut. Paus ke-10, St. Pius I (140-155), menolak bidaah agnotisisme dan menetapkan proses penentuan tanggal Paskah. Paus ke-11, St. Anisetus (155-166), menekankan Perayaan Paskah sebagai perayaan sentral dan utama Kristen. Paus ke-12, St. Soter (166-175), menegaskan perkimpoian sebagai Sakramen. Paus ke-21, St. Kornelius (251-253), menolak dan melawan bidaah Novasianisme yang meyakini bahwa dosa-dosa tidak dapat diampuni dan Gereja harus terdiri dari orang-orang kudus saja. Paus ke-22, St. Lusius I, menegaskan kembali larangan hubungan seksual pra-nikah dan hidup bersama sebelum menikah. Paus ke-26, St. Feliks I (269- 274), menegaskan ajaran bahwa Kristus adalah sungguh Allah sungguh manusia, memiliki dua kodrat dalam satu pribadi. Paus ke-35, St. Julius I (337- 352), menetapkan bahwa Natal dirayakan pada tanggal 25 Desember. Ia juga menolak dengan tegas bidaah Arianisme. Paus ke-37, St. Damasus I (366-384), menentukan kitab-kitab yang dimasukkan ke dalam Kanon Kitab Suci dan menolak beberapa kitab untuk dimasukkan ke dalam Kanon Kitab Suci. St. Damasus I kemudian memerintahkan St. Hieronimus (St. Jerome) untuk menerjemahkan Kitab Suci berbahasa Yunani ke dalam Bahasa Latin yang kita kenal dengan nama Vulgata. Kitab-kitab yang ditentukan oleh Paus St. Damasus ke dalam Kanon Kitab Suci adalah yang kita pergunakan oleh orang-orang Kristen hingga saat ini. Daftar kitab-kitab yang ditolak oleh St. Damasus I untuk dimasukkan ke dalam Kanon Kitab Suci antara lain:

�Injil� Thomas, Dialog Sang Penyelamat, �Injil� Maria Magdalena, �Injil� masa kanak-kanak Yesus menurut Thomas, �Injil� masa kanak-kanak Yesus menurut Yakobus, �Injil� Petrus, �Injil� Bartolomeus, �Injil� Nikodemus, �Injil� Nazorean, �Injil� kaum Ebionit, �Injil� Filipus, �Injil� orang-orang Mesir, Apokrifa Yakobus, Apokrifa Yohanes, Wahyu kepada Paulus, dua kitab Wahyu kepada Yakobus, Wahyu kepada Petrus, Kisah Petrus dan Kedua belas Rasul, Kisah Andreas, Kisah Yohanes, Kisah Thomas, dll.

Menarik bahwa orang-orang Kristen non-Katolik tidak menolak atau mempertanyakan otoritas dan karya Paus St. Damasus I ini. Dengan kata lain, mereka menerima bahwa Paus St. Damasus infallible (tidak dapat salah) dalam menentukan kitab-kitab dalam Kanon Kitab Suci.

Di samping hal-hal di atas, Para Paus Roma tersebut pun berjuang dengan gigih untuk melawan bidaah-bidaah (ajaran sesat) yang muncul pada masanya. Para Pauslah yang berjuang melawan dan menolak bidaah-bidaah berikut:

Docetisme, Gnostisisme, Marcionisme, Montanisme, Donatisme, Novasianisme, Modalisme, Sabelianisme, Monarkianisme, Patripasionisme, Subordinasionisme, Arianisme, Pneumatomakisme, Eunominanisme, Nestorianisme, Monofisitisme, Jansenisme, dan lain-lain.

Sebagian besar Kristen non-Katolik menerima apa yang diajarkan dan dipertahankan oleh Para Paus tersebut. Tetapi, mengapa mereka menerima ajaran-ajaran Para Paus ini tetapi menolak seluruh ajaran-ajaran Paus lainnya? Mengapa mereka memilih yang mereka suka tetapi menolak yang tidak mereka suka?

Perlulah orang-orang Kristen yakini bahwa dalam penggembalaan Para Paus-lah kita dapat menemukan Iman yang sejati, benar adanya dan berasal dari Firman Allah.

*diadaptasi dari tulisan Pater John J. Pasquini dalam buku "Ecce Fides" hlm. 31-32


In Spiritu Domini

Tuesday, January 10, 2012

Daftar Paus Gereja Katolik Roma

DAFTAR PAUS GEREJA KATOLIK ROMA

1.Santo Petrus (33-64 atau 33-67)
2.Santo Linus dari Tuscany (67-76)
3.Santo Anacletus (atau Cletus) dari Roma (76-88)
4.Santo Clement I dari Roma (88-97)
5.Santo Evaristus dari Yunani (97-105)
6.Santo Alexander I dari Roma (105-115)
7.Santo Sixtus I dari Roma (115-125)
8.Santo Telesphorus dari Yunani (125-136)
9.Santo Hyginius dari Athena, Yunani (136-140)
10.Santo Pius I dari Aquileia (140-155)
11.Santo Anicetus dari Emesa, Syria (155-166)
12.Santo Soter dari Campagna, Italia (166-175)
13.Santo Eleutheriusdari Nicopolis di Epirus, Yunani (175-189)
14.Santo Victor I dari Afrika (189-199)
15.Santo Zephyrinusdari Roma (199-217)
16.Santo Callixtus I dari Roma (217-222)
17.Santo Urban I dari Roma (222-230)
18.Santo Pontian dari Roma (230-235)
19.Santo Anterus dari Yunani (235-236)
20.Santo Fabian dari Roma (236-250)
21.Santo Cornelius dari Roma (251-253)
22.Santo Lucius I dari Roma (253-254)
23.Santo Stephen I dari Roma (254-257)
24.Santo Sixtus II dari Athena, Yunani (257-258)
25.Santo Dionysius, asal tidak diketahui (259-268)
26.Santo Felix I dari Roma (269-274)
27.Santo Eutychian dari Luni (275-283)
28.Santo Caius dari Dalmatia (283-296)
29.Santo Marcellinus dari Roma (296-304)
30.Santo Marcellus I dari Roma (308-309)
31.Santo Eusebius dari Calabria, Yunani (309-310)
32.Santo Melchiades atau Miltiades dari Afrika (311-314)
33.Santo Sylvester I dari Roma (314-335)
34.Santo Markus dari Roma (336)
35.Santo Julius I dari Roma (337-352)
36.Liberiusdari Roma (352-366)
37.Santo Damasus I dari Spanyol (366-384)
38.Santo Siricius dari Roma (384-399)
39.Santo Anastasius I dari Roma (399-401)
40.Santo Innocentius I dari Albano (401-417)
41.Santo Zozimus dari Mesuras, Yunani (417-418)
42.Santo Boniface I dari Roma (418-422)
43.Santo Celestinus I dari Campania (422-432)
44.Santo Sixtus III dari Roma (432-440)
45.Santo Leo I (Agung) dari Tuscany (440-461)
46.Santo Hilarius dari Sardinia (461-468)
47.Santo Simplicius dari Tivoli (468-483)
48.Santo Felix III (II) dari Roma (483-492)
49.Santo Gelasius I dari Afrika (492-496)
50.Anastasius IIdari Roma (496-498)
51.Santo Symmachus dari Sardinia (498-514)
52.Santo Hormisdas dari Frosinone (514-523)
53.Santo Yohanes I dari Tuscany (523-526)Martir
54.Santo Felix IV (III) dari Samnium (526-530)
55.Boniface II dari Roma (530-532)
56.Yohanes II(Mercury) dari Roma (533-535)
57.Santo Agapitus I dari Roma (535-536)
58.Santo Silverius I dari Campania (536-537)
59.Vigiliusdari Roma (537-555)
60.Pelagius I dari Roma (556-561)
61.Yohanes III dari Roma (561-574)
62.Benedictus Idari Roma (575-579)
63.Pelagius IIdari Roma (579-590)
64.Santo Gregorius I (Agung)dari Roma (590-604)
65.Sabiniandari Blera di Tuscany (604-606)
66.Boniface IIIdari Roma (607)
67.Santo Boniface IVdari Abruzzi (608-615)
68.Santo Deusdedit (Adeodatus I)dari Roma (615-618)
69.Boniface Vdari Naples (619-625)
70.Honorius I dari Campania (625-638)
71.Severinus dari Roma (640)
72.Yohanes IV dari Dalmatia (640-642)
73.Theodore I orang Yunani dari Leventine Koloni di Roma (642-649)
74.Santo Martin I dari Todi (649-655)
75.Santo Eugene I dari Roma (654-657)
76.Santo Vitalian dari Segni (657-672)
77.Adeodatus II dari Roma (672-676)
78.Donusdari Roma (676-678)
79.Santo Agatho dari Yunani dari Sicilia (678-681)
80.Santo Leo II dari Sicilia (682-683)
81.Santo Benedictus II dari Roma (684-685)
82.Yohanes V dari Antiokia, Siria (685-686)
83.Conon dari Yunani dari Thracian (?) (686-687)
84.Santo Sergius I orang Siria dari Palermo (687-701)
85.Yohanes VI dari Yunani (701-705)
86.Yohanes VIIorang Yunani dari Calabria (705-707)
87.Sisinnius orang Yunani dari Siria (708)
88.Constantine dari Siria (708-715)
89.Santo Gregorius II dari Roma (715-731)
90.Santo Gregorius III dari Siria (731-741)
91.Santo Zacharius orang Yunani dari Calabria (741-752)
92.Stephen II (III) dari Roma (752-757)
93.Santo Paulus I dari Roma (757-767)
94.Stephen III (IV)dari Sicilia (768-772)
95.Adrianus I dari Roma (772-795)
96.Santo Leo III dari Roma (795-816)
97.Stephen IV dari Roma (816-817)
98.Santo Paschal I dari Roma (817-824)
99.Eugene II dari Roma (824-827)
100.Valentinus dari Roma (827)
101.Gregorius IV dari Roma (827-844)
102.Sergius II dari Roma (844-847)
103.Santo Leo IV dari Roma (847-855)
104.Benedictus III dari Roma (855-858)
105.Santo Nicholas I (Agung) dari Roma (858-867)
106.Adrianus II dari Roma (867-872)
107.Yohanes VIII dari Roma (872-882)
108.Marinus I dari Gallese (882-884)
109.Santo Adrianus III dari Rome (884-885)
110.Stephen V (VI) dari Rome (885-891)
111.Formosus Uskup Porto (891-896)
112.Boniface VI dari Roma (896)
113.Stephen VI (VII) dari Roma (896-897)
114.Romanus dari Gallese (897)
115.Theodore II dari Roma (897)
116.Yohanes IX dari Tivoli (898-900)
117.Benedictus IV dari Roma (900-903)
118.Leo V dari Ardea (903)
119.Sergius III dari Roma (904-911)
120.Anastasius III dari Roma (911-913)
121.Landus dari Sabina (913-914)
122.Yohanes X dari Tossignano (Imola) (914-928)
123.Leo VI dari Roma (928)
124.Stephen VII (VIII) dari Roma (928-931)
125.Yohanes XI dari Roma (931-935)
126.Leo VII dari Roma (936-939)
127.Stephen VIII (IX) dari Roma (939-942)
128.Marinus II dari Roma (942-946)
129.Agapitus II dari Roma (946-955)
130.Yohanes XII (Octavius) dari Tusculum (955-964)
131.Leo VIII dari Roma (963-965)
132.Benedictus V dari Roma (964-966)
133.Yohanes XIII dari Roma (965-972)
134.Benedictus VI dari Roma (973-974)
135.Benedictus VII dari Roma (974-983)
136.Yohanes XIV (Peter Campenora) dari Pavia (983-984)
137.Yohanes XV dari Roma (983-996)
138.Gregorius V (Bruno dari Carinthia) dari Saxony (996-999)
139.Sylvester II (Gerbert) dari Auvergne (999-1003)
140.Yohanes XVII (Siccone) dari Roma (1003)
141.Yohanes XVIII (Phasianus) dari Roma1004-1009
142.Sergius IV(Peter) dari Roma (1009-1012)
143.Benedictus VIII (Theophylactus) dari Tusculum (1012-1024)
144.Yohanes XIX (Romanus) dari Tusculum (1024-1032)
145.Benedictus IX (Theophylactus) dari Tusculum (1032-1044)
146.Sylvester III (Yohanes) dari Roma (1045)
147.Benedictus IX (kedua kalinya) (Theophylactus) dari Tusculum (1045)
148.Gregorius VI (Yohanes Gratianus) dari Roma (1045-1046)
149.Clement II (Suitger, Lord Morsleben & Hornburg) dari Saxony (1046-1047)
150.Benedictus IX (ketiga kalinya) (Theophylactus) dari Tusculum (1047-1048)
151.Damasus II (Poppo) dari Bavaria, Jerman (1048)
152.Santo Leo IX (Bruno) dari Alsace (1049-1054)
153.Victor II (Gebhard) dari Swabia (1055-1057)
154.Stephen IX (X) (Frederick) dari Lorraine (1057-1058)
155.Nicholas II (Gerard) dari Burgundy (1059-1061)
156.Alexander II (Anselmo da Baggio) dari Milan (1061-1073)
157.Santo Gregorius VII (Hildebrand) dari Tuscany (1073-1085)
158.Beato Victor III (Dauferius atau Desiderius) dari Benevento (1086-1087)
159.Beato Urban II (Otto diLagery) dari Perancis (1088-1099)
160.Paschal II (Raniero) dari Ravenna (1099-1118)
161.Gelasius II (Giovanni Caetani) dari Gaeta (1118-1119)
162.Callistus II (Guido dari Burgundi) dari Burgundy, Perancis (1119-1124)
163.Honorius II (Lamberto) dari Fiagnano (Imola) (1124-1130)
164.Innocentius II (Gregorio Papareschi) dari Roma (1130-1143)
165.Celestinus II (Guido) dari Citta di Castello (1143-1144)
166.Lucius II (Gerardo Caccianemici) dari Bologna (1144-1145)
167.Beato Eugene III (Bernardo Paganelli di Montemagno) dari Pisa (1145-1153)
168.Anastasius IV (Corrado) dari Roma (1153-1154)
169.Adrianus IV (Nicholas Breakspear) dari Inggris (1154-1159)
170.Alexander III (Rolando Bandinelli) dari Siena (1159-1181)
171.Lucius III (Ubaldo Allucingoli) dari Lucca (1181-1185)
172.Urban III (Uberto Crivelli) dari Milan (1185-1187)
173.Gregorius VIII (Alberto de Morra) dari Benevento (1187)
174.Clement III (Paulo Scolari) dari Roma (1198-1191)
175.Celestinus III (Giacinto Bobone) dari Roma (1191-1198)
176.Innocentius III (Lotario dei Conti di Segni) dari Anagni (1198-1216)
177.Honorius III (Cencio Savelli) dari Roma (1216-1227)
178.Gregorius IX (Ugolino, Count Segni) dari Anagni (1227-1241)
179.Celestinus IV (Goffredo Castiglioni) dari Milan (1241)
180.Innocentius IV (Sinibaldo Fieschi) dari Genoa (1243-1254)
181.Alexander IV (Rinaldo) dari Ienne (Roma) (1254-1261)
182.Urban IV (Jacques Pantalon) dari Troyes, Perancis (1261-1264)
183.Clement IV (Guy Foulques atau Guido le Gros) dari Perancis (1265-1268)
184.Beato Gregorius X (Teobaldo Visconti) dari Piacenza (1271-1276)
185.Beato Innocentius V (Peter dari Tarentaise) dari Savoy (1276)
186.Adrianus V (Ottobono Fieschi) dari Genoa (1276)
187.Yohanes XXI (Petrus Juliani atau Petrus Hispanus) dari Portugal (1276-1277)
188.Nicholas III (Giovanni Gaetano Orsini) dari Roma (1277-1280)
189.Martin IV (Simon de Brie) dari Perancis (1281-1285)
190.Honorius IV (Giacomo Savelli) dari Roma (1285-1287)
191.Nicholas IV (Girolamo Masci) dari Ascoli (1288-1292)
192.Santo Celestinus V (Pietro del Murrone) dari Isernia (1294)
193.Boniface VIII (Benedetto Caetani) dari Anagni (1294-1303)
194.Beato Benedictus XI (Niccolo Boccasini) dari Treviso (1303-1304)
195.Clement V (Bertrand de Got) dari Perancis (1305-1314)
196.Yohanes XXII (Jacques d'Euse) dari Cahors, Perancis (1316-1334)
197.Benedictus XII (Jacques Fournier) dari Perancis (1334-1342)
198.Clement VI (Pierre Roger) dari Perancis (1342-1352)
199.Innocentius VI (Etienne Aubert) dari Perancis (1352-1362)
200.Beato Urban V (Guillaume de Grimoard) dari Perancis (1362-1370)
201.Gregorius XI (Pierre Roger de Beaufort) dari Perancis (1370-1378)
202.Urban VI (Bartolomeo Prignano) dari Naples (1378-1389)
203.Boniface IX (Pietro Tomacelli) dari Naples (1389-1404)
204.Innocentius VII (Cosma Migliorati) dari Sulmona (1404-1406)
205.Gregorius XII (Angelo Correr) dari Venice (1406-1415)
206.Martin V (Oddone Colonna) dari Roma (1417-1431)
207.Eugene IV (Gabriele Condulmer) dari Venice (1431-1447)
208.Nicholas V (Tommaso Parentucelli) dari Sarzana (1447-1455)
209.Callistus III (Alfonso Borgia) dari Jativa (Valencia) (1455-1458)
210.Pius II (Enea Silvio Piccolomini) dari Siena (1458-1464)
211.Paul II (Pietro Barbo) dari Venice (1464-1471)
212.Sixtus IV (Francesco della Rovere) dari Savona (1471-1484)
213.Innocentius VIII (Giovanni Battista Cibo) dari Genoa (1484-1492)
214.Alexander VI (Rodrigo Borgia) dari Jativa (Valencia) (1492-1503)
215.Pius III (Francesco Todeschini-Piccolomini) dari Siena (1503)
216.Julius II (Giuliano della Rovere) dari Savona (1503-1513)
217.Leo X (Giovanni de'Medici) dari Florence (1513-1521)
218.Adrianus VI (Adrian Florensz) dari Utrecht, Jerman (1522-1523)
219.Clement VII (Giulio de'Medici) dari Florence (1523-1534)
220.Paulus III (Alessandro Farnese) dari Roma (1534-1549)
221.Julius III (Giovanni Maria Ciocchi) dari Roma (1550-1555)
222.Marcellus II (Marcello Cervini) dari Montepulciano (1555)
223.Paulus IV (Gian Pietro Carafa) dari Naples (1555-1559)
224.Pius IV (Giovan Angelo de'Medici) dari Milan (1559-1565)
225.Santo Pius V (Antonio-Michele Ghislieri) dari Bosco (Alexandria) (1566-1572)
226.Gregorius XIII (Ugo Buoncompagni) dari Bologna (1572-1585)
227.Sixtus V (Felice Peretti) dari Grottamare (Ripatransone) (1585-1590)
228.Urban VII (Giambattista Castagna) dari Roma (1590)
229.Gregorius XIV (Niccolo Sfondrati) dari Cremona (1590-1591)
230.Innocentius IX (Giovanni Antonio Facchinetti) dari Bologna (1591)
231.Clement VIII (Ippolito Aldobrandini) dari Florence (1592-1605)
232.Leo IX (Alessandro de'Medici) dari Florence (1605)
233.Paulus V (Camillo Borghese) dari Roma (1605-1621)
234.Gregorius XV (Alessandor Ludovisi) dari Bologna (1621-1623)
235.Urban VIII (Maffeo Barberini) dari Florence (1623-1644)
236.Innocentius X (Giovanni Battista Pamfili) dari Roma (1644-1655)
237.Alexander VII (Fabio Chigi) dari Siena (1655-1667)
238.Clement IX (Giulio Rospigliosi) dari Pistoia (1667-1669)
239.Clement X (Emilio Altieri) dari Roma (1670-1676)
240.Beato Innocentius XI (Benedetto Odescalchi) dari Como (1676-1689)
241.Alexander VIII (Pietro Ottoboni) dari Venice (1689-1691)
242.Innocentius XII (Antonio Pignatelli) dari Spinazzola (Venosa) (1691-1700)
243.Clement XI (Giovanni Francesco Albani) dari Urbino (1700-1721)
244.Innocentius XIII (Michelangelo dei Conti) dari Roma (1721-1724)
245.Benedictus XIII (Pietro Francesco-Vincenzo Maria-Orsini) dari Gravina (Bari) (1724-1730)
246.Clement XII (Lorenzo Corsini) dari Florence (1730-1740)
247.Benedictus XIV (Prospero Lambertini) dari Bologna (1740-1758)
248.Clement XIII (Carlo Rezzonico) dari Venice (1758-1769)
249.Clement XIV (Giovanni Vincenzo Antonio-Lorenzo-Ganganelli) dari Rimini (1769-1774)
250.Pius VI (Giovanni Angelo Braschi) dari Cesena (1775-1799)
251.Pius VII (Barnaba-Gregorio-Chiaramonti) dari Cesena (1800-1823)
252.Leo XII (Annibale della Genga) dari Genga (Fabriano) (1823-1829)
253.Pius VIII (Fracesco Saverio Castiglioni) dari Cingoli (1829-1830)
254.Gregorius XVI (Bartolomeo Alberto-Mauro-Cappelari) dari Belluno (1831-1846)
255.Pius IX (Giovanni M. Mastai-Ferretti) dari Senigallia (1846-1878)
256.Leo XIII (Gioacchino Pecci) dari Carpineto (Anagni) (1878-1903)
257.Santo Pius X (Giuseppe Sarto) dari Riese (Treviso) (1903-1914)
258.Benedictus XV (Giacomo della Chiesa) dari Genoa, Italia (1914-1922)
259.Pius XI (Achille Ratti) dari Desio, Milan, Italia (1922-1939)
260.Pius XII (Eugenio Pacelli) dari Roma (1939-1958)
261.Yohanes XXIII (Angelo Giuseppe Roncalli) dari Sotto il Monte (Bergamo) (1958-1963)
262.Paulus VI (Giovanni Battista Montini) dari Concescio (Brescia) (1963-1978)
263.Yohanes Paulus I (Albino Luciani) dari Forno di Canale (Belluno) (1978)
264.Yohanes Paulus II (Karol Wojtyla) Wadowice, Polandia (1978-2005)
265.Benedictus XVI (Y. Ratzinger) Bavaria, Jerman (2005-Sekarang)


Sejarah Asal Mula Kitab Suci


Banyak orang sekarang ini mendirikan gerejanya berdasarkan Kitab Suci. Pertanyaan yang muncul: "Siapakah yang menciptakan Kitab Suci? Apakah Kitab Suci menciptakan gereja atau Gerejalah yang menciptakan Kitab Suci?" Semakin bingung kan? Walaupun topiknya lumayan sulit untuk dipahami, tapi lebih baik tahu daripada tidak sama sekali. Mau dapat pengetahuan gratis? Nantikan!

Terhadap pertanyaan pertama: "Siapakah yang menciptakan Kitab Suci?" memang rasanya sulit untuk dipahami. Karena itu, mungkin kita bisa merumuskan menjadi seperti ini: "Atas jasa siapakah tulisan-tulisan berserakan itu dikumpulkan menjadi Kitab Suci seperti yang kita miliki sekarang ini?"


1. KITAB SUCI BUKANLAH SATU-SATUNYA SUMBER IMAN

Dengan judul ini saja, kita sudah berseberangan dengan keyakinan saudara-saudari kita Protestan, yang inti ajarannya adalah "Sola Scriptura" (Hanya Kitab Suci saja). Namun, saya tidak mau berpolemik tentang keyakinan yang berbeda seperti ini. Apa yang saya jelaskan adalah soal kelogisan berpikir dan keyakinan akan kebenaran yang tertulis berdasarkan sejarahnya.

Yesus selama hidup-Nya di dunia ini tak pernah menyebutkan tentang sebuah Kitab Suci (dalam arti keharusan adanya sebuah Kitab Suci seperti Kitab Taurat dalam Agama Yahudi). Benar kan? Dia tidak pernah memerintahkan para Rasul-Nya untuk percaya kepada sebuah buku. Demikian pun Yesus tak pernah memerintahkan para murid-Nya untuk menuliskan sebuah buku. Karena itu, sewaktu hidupnya para Rasul, harus diakui bahwa tidak ada yang namanya Kitab Suci. Dengan kata lain, kita bisa menyimpulkan bahwa Yesus tak pernah membangun gereja-Nya di atas dasar sebuah Kitab/Buku sebagai dasar iman, tetapi Ia membangun sebuah Gereja sebagai pilar dan dasar dari sebuah kebenaran. (2 Tim 3:15). Dan Dia tidak pernah berjanji sebuah buku/Kitab melainkan Diri-Nya sendiri akan selalu beserta Gereja-Nya sampai akhir zaman (Mat 28:20) dan Roh Kudus akan memimpin para rasul dan para pengganti mereka sampai kepenuhan kebenaran yakni setelah Ia naik ke Surga (Yoh 14:16-17).


2. TRADISI DAN KITAB SUCI

Pada awal gereja di mana Kitab Suci belum ada, umat Kristen percaya pada pengajaran para Rasul, yang menjadi dasar iman mereka, yang mana disebut oleh gereja sebagai "Tradisi Suci". Hal ini bisa dilihat dalam Mat 15:6-9. Sedangkan istilah-istilah seperti Tritunggal, Api Penyucian dan lain-lain berasal dari surat-surat para bapa Gereja yang kemudian dikuatkan oleh isi Kitab Suci kelak.

Tentang pentingnya Tradisi Suci dalam gereja bisa dibaca dalam 2 Tesalonika 2:15; "Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis." Atau dalam 1 Korintus 11:2: "...kamu tetap mengingat akan aku dan teguh berpegang pada ajaran yang kuteruskan kepadamu."

Dengan penjelasan ini maka kiranya menjadi jelas bahwa: Pertama, Kitab Suci adalah sebuah Tradisi. Kitab Suci bukanlah sesuatu yang diturunkan oleh Allah sebagai sebuah buku melainkan berupa inspirasi yang menggerakan para penulis menuliskan apa yang mereka alami. Kedua, tradisi lisan maupun tulisan tetap penting dalam membangun iman umat.


3. ALASAN TULISAN-TULISAN DIKUMPULKAN MENJADI KITAB SUCI

Pada masa awal gereja, terdapat sekitar lebih dari 50 Injil, yang termasuk 4 Injil yang ada dalam Kitab Suci sekarang ini (Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes). Selain itu, ada juga Injil lain seperti Injil Yakobus, Injil Thomas, Injil Ibrani, dll. Ada juga 22 buku Kitab lain, Kisah Para Rasul, Kisah Paulus, dan lain sebagainya. Banyaknya Kitab-kitab Injil ini semakin membingungkan umat gereja perdana. Di antara Injil dan Kitab-kitab itu ada juga yang isinya sangat bertentangan dengan ajaran Para Rasul, seperti ajaran Arius yang mengatakan bahwa Yesus bukan Allah, Apolinarius; Yesus bukan manusia, Macedonius; Roh Kudus bukan Allah. Kenyataan ini sungguh sangat memprihatinkan umat terutama dalam usaha untuk mengembangkan kehidupan iman mereka.

Menghadapi tantangan-tantangan nyata seperti itu, Gereja Katolik akhirnya memutuskan untuk menyeleksi beberapa Kitab yang menunjukkan keaslian pada ajaran para Rasul dan yang betul-betul penuh inspirasi. Inilah yang nantinya disebut Kanon (sarana untuk mengukur keaslian dan kebenaran Kitab Suci). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa: "Injil datang dari Gereja dan bukan gereja datang dari Injil." (Inilah jawaban atas pertanyaan kedua di atas).

Sekedar sebagai kesaksian bahwa banyak orang Protestan akhirnya kembali kepada pangkuan Gereja Katolik setelah menyadari akan kebenaran cerita tentang Kitab Suci. Ini bukan terjadi karena mereka cuma belajar tentang Kitab Suci sendiri tetapi mereka belajar tentang sejarah terbentuknya Kitab Suci, yang merupakan hasil kerja keras dari Gereja Katolik. Dalam konteks ini, kita bisa mengatakan bahwa: "Tanpa Gereja Katolik, pasti kita tidak memiliki Kitab Suci seperti yang ada sekarang ini." 


4. GEREJA KATOLIK-LAH YANG MENGUMPULKAN TULISAN-TULISAN YANG BERSERAKAN DAN MENJADIKANNYA KITAB SUCI SEPERTI YANG SEKARANG INI
 
Berawal dari Melito, Uskup dari Sardis (tahun 170 SM) yang mencoba untuk memliki sebuah kanon tentang Kitab Suci Perjanjian Lama, namun karena ada kesulitan dalam daftar besar kitab-kitab yang beredar pada waktu itu maka usaha ini tidak berjalan dengan lancar.

Di bawah kepemimpinan Paus ke-37, St. Damasus I (366-384), dengan Magisterium Gereja yang infallible (tidak dapat salah), Paus Roma menentukan kitab-kitab yang dimasukkan ke dalam Kanon Kitab Suci dan membuang beberapa kitab untuk tidak dimasukkan ke dalam Kanon Kitab Suci. Paus Damasus I kemudian memerintahkan St. Hieronimus (St. Jerome) untuk menerjemahkan Kitab Suci berbahasa Yunani ke dalam Bahasa Latin yang kita kenal dengan nama Vulgata. Kitab-kitab yang ditentukan oleh Paus St. Damasus ke dalam Kanon Kitab Suci adalah yang kita pergunakan oleh orang-orang Kristen hingga saat ini.

Dengan kuasa infallible (tidak dapat salah) yang dimiliki oleh Paus, ia kemudian menerima Injil Lukas dan digabungkan dengan ketiga Injil lain dengan alasan bahwa dalam Injil Lukas terekam lengkap kisah kanak-kanak Yesus, terutama dalam hubungan dengan Santa Perawan Maria. Lukas jugalah yang untuk pertama kalinya melukis gambar Bunda Maria dengan Yesus, yang sampai saat ini masih tersimpan di Gereja Basilika Santa Maria major di Roma. Injil Matius jelas memberitahukan tentang kuasa mengajar Petrus dan gereja yang dibangun di atasnya. Injil Yohanes digunakan oleh orang Kristen perdana untuk mempertahankan imannya, terutama dalam hubungan dengan Sakramen Ekaristi sebagai Tubuh dan Darah Yesus. Injil Markus juga memberikan gambaran yang jelas tentang kuasa St. Petrus untuk memimpin gereja yang didirikan oleh Yesus, dan kuasa ini sampai saat ini masih dijalankan oleh para penggantinya, yakni Paus di Roma.

Daftar kitab-kitab yang diterima oleh Paus Damasus I dengan kuasa infallible (tidak dapat salah) untuk dimasukkan ke dalam Kanon Kitab Suci antara lain :
- Injil Matius
- Injil Markus
- Injil Lukas
- Injil Yohanes
- Kisah Para Rasul
- Surat Paulus kepada jemaat di Roma
- Surat Paulus kepada jemaat di Korintus 1
- Surat Paulus kepada jemaat di Korintus 2
- Surat Paulus kepada jemaat di Galatia
- Surat Paulus kepada jemaat di Efesus
- Surat Paulus kepada jemaat di Filipi
- Surat Paulus kepada jemaat di Kolose
- Surat Paulus kepada jemaat di Tesalonika 1
- Surat Paulus kepada jemaat di Tesalonika 2
- Surat Paulus kepada Timotius 1
- Surat Paulus kepada Timotius 2
- Surat Paulus kepada Titus
- Surat Paulus kepada Filemon
- Surat kepada orang Ibrani
- Surat Yakobus
- Surat Petrus 1
- Surat Petrus 2
- Surat Yohanes 1
- Surat Yohanes 2
- Surat Yohanes 3
- Surat Yudas
- Wahyu kepada Yohanes

Daftar kitab-kitab yang ditolak oleh Paus Damasus I dengan kuasa infallible (tidak dapat salah) untuk tidak dimasukkan ke dalam Kanon Kitab Suci antara lain :
- Injil Thomas
- Injil Maria Magdalena
- Injil masa kanak-kanak Yesus menurut Thomas
- Injil masa kanak-kanak Yesus menurut Yakobus
- Injil Petrus
- Injil Bartolomeus
- Injil Nikodemus
- Injil Nazorean
- Injil kaum Ebionit
- Injil Filipus
- Injil Ibrani
- Injil Andreas
- Injil Apelles
- Injil Barnabas
- Injil Basilides
- Injil Eva
- Injil Fayum
- Injil Yakobus Kecil
- Injil Yudas Iskariot
- Injil Marcion
- Injil Maria
- Injil Matias
- Injil Thaddeus
- Injil Duabelas
- Injil Hidup
- Injil Kesempurnaan
- Injil Kebenaran
- Injil orang-orang Mesir
- Kisah Petrus dan Kedua belas Rasul
- Kisah Andreas
- Kisah Yohanes
- Kisah Thomas
- Kisah Paulus
- Dialog Sang Penyelamat
- Peribahasa Yesus
- Ajaran Yesus Kristus
- Ajaran Duabelas Rasul
- Rahasia dari Yohanes
- Konstitusi Kerasulan
- Keturunan Maria
- Pertanyaan dari Maria
- Apokrifa Yakobus
- Apokrifa Yohanes
- Khotbah Petrus
- Surat Abgar
- Surat Barnabas
- Surat Clement
- Surat Clement kepada jemaat di Korintus 1
- Surat Clement kepada jemaat di Korintus 2
- Surat Clement untuk kegadisan
- Surat Clement kepada Yakobus
- Surat Ignatius
- Surat Paulus kepada jemaat di Leodicea dan Alexandria
- Wahyu kepada Paulus
- Wahyu kepada Yakobus 1
- Wahyu kepada Yakobus 2
- Wahyu kepada Petrus

Kitab-kitab tersebut ditolak karena tidak sesuai dengan Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Dengan infabilitas Paus Roma maka kitab-kitab tersebut dinyatakan sebagai bidaah (sesat) dan tidak layak untuk dibaca oleh umat kristen gereja perdana. Menarik bahwa orang-orang Kristen non-Katolik tidak menolak atau mempertanyakan otoritas dan karya Paus St. Damasus I ini. Dengan kata lain, mereka menerima bahwa Paus St. Damasus I adalah infallible (tidak dapat salah) dalam menentukan kitab-kitab dalam Kanon Kitab Suci.


5. TIDAK ADA KITAB SUCI TANPA GEREJA

Dari berbagai penjelasan di atas, kita lalu sampai pada kesimpulan logis bahwa: "Tidak ada Kitab Suci tanpa Gereja Katolik". Gereja Katoliklah yang mengadakan Kitab Suci, yang sekarang malah diklaim oleh banyak orang sebagai miliknya, dan lebih parah lagi jika mereka berani mengatakan bahwa mereka lebih benar dan lebih tahu tentang Kitab Suci daripada Gereja Katolik. Ini sungguh sebuah lawak yang tidak lucu.

Dengan demikian, bagi mereka yang menyangkal Tradisi Suci, kuasa mengajar dan memimpin Paus Roma (Magisterium Gereja) dan cuma percaya pada pewahyuan selalu mempertanyakan keabsahan Kitab Suci. Ini yang harus kita sadari bahwa ketika kita menyebut Injil Lukas, Injil Markus, dll. bukan berarti bahwa Kitab Suci sungguh ditulis oleh mereka. Kepercayaan ini berdasar pada tradisi gereja. Karena itu, isi Kitab Suci sendiri merupakan kumpulan dari tulisan-tulisan mereka yang menjadi saksi bukan hanya sebagai Rasul tetapi sebagai murid dari para rasul seperti Lukas dan Markus. Kedua penulis ini bukanlah tergabung dalam kelompok 12 Rasul. Mereka adalah murid dari Petrus dan Paulus.

Karena itu, perjuangan untuk memasukan sebuah kitab/Surat dalam Kitab Suci sungguh memakan waktu dan pertimbangan yang matang dari sisi pewahyuan dan isinya yang mendukung perkembangan iman umat, seperti misalnya; Kitab Wahyu. Kitab ini awalnya tidak diterima oleh umat kristen perdana. Tapi hanya karena keputusan dari Paus Roma (bersifat infallible / tidak dapat salah) yang mempertimbangkan bahwa isi kitab ini dapat membantu umat dalam mengenal dan mengimani Allah, maka akhirnya Kitab Wahyu termaktub dalam Kitab Suci seperti sekarang ini. Kuasa Paus untuk menentukan ini berdasar pada Mat 28:20; "Ajarilah mereka tentang segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan, lihatlah, Aku akan menyertaimu sampai akhir zaman." (kamu di sini adalah para rasul dibawa komando Petrus sebagai pemimpin resmi yang diangkat oleh Yesus).

Menjadi sebuah kebenaran bahwa segala sesuatu yang diperbuat oleh para rasul dan para bapa gereja perdana tidak tertulis dalam Kitab Suci. Kitab Suci sendiri mengakuinya itu dalam Yoh 21:25; "Masih ada banyak hal lain yang diperbuat oleh Yesus, tetpi jika semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu." Karena itu, mereka yang percaya bahwa kebenaran hanya terdapat dalam Kitab Suci membuat sebuah kontradiksi besar dalam hidup mereka, ketika mereka menerima pewahyuan lewat pemimpin gereja mereka sebagai kebenaran. Bukankah apa yang diwahyuhkan kemudian tidak tertulis dalam Kitab Suci? Mengapa mereka harus mengakuinya? Gereja Katolik telah melihat kemungkinan bahwa Allah akan terus bekerja dalam setiap generasi sampai akhir zaman. Karena itu, kebenaran dalam Kitab Suci tak pernah disangkal, tetapi pewahyuan atau apa yang dilestarikan dalam tradisi gereja juga dipercaya datang dari Allah.

Karena itu, di balik segala kelemahan dan kekurangan gereja, terutama lewat pemimpin-pemimpinnya, kita tidak bisa membuatnya menjadi alasan untuk meninggalkan Gereja Katolik, apalagi untuk membenci. Gereja Katolik adalah gereja yang didirikan oleh Yesus sendiri di atas dasar Petrus (Mat 16:18) sebagai lambang kesatuan para rasul yang lain. Para rasul yang lain, seperti Yakobus, Matius, Tadeus, dll. bahkan murid kesayangan Yesus, Yohanes, tak pernah mendirikan sebuah gereja baru karena kuasa yang diberikan kepada mereka. Walaupun berbeda pendapat atas banyak hal tapi mereka tetap percaya kepada Petrus sebagai pemimpin resmi mereka, yang diangkat sendiri oleh Yesus. Bahkan di zaman Paulus yang mendapatkan pewahyuan luar biasa dari Yesus, bahkan disebut rasul bagi bangsa-bangsa lain pun tetap mengakui Petrus sebagai pemimpinnya karena hak yang diberikan oleh Yesus kepada Petrus sendiri secara khusus.


Pertanyaan untuk direnungkan oleh semua orang Kristen (baik Katolik maupun Protestan) :
"Kalau Yesus, kalau Petrus dan para rasul yang lain tidak pernah membagi gereja menjadi bagian-bagian yang terpisah satu sama lain, sekalipun banyak terjadi salah paham baik pada level theologis maupun praktis hidup terjadi,  lalu mengapa kita manusia sekarang harus membaginya karena merasakan bahwa keinginan kita tidak terakomodir dalam Gereja Katolik, lalu kita mendirikan gereja baru? Apa artinya doa Yesus: "Semoga mereka bersatu" untuk dewasa ini? Kalau Yesus mempersatukan maka iblislah yang selalu mencerai beraikan kita lewat nafsu dan keinginan kita yang tidak bisa kita kontrol. Sadarlah akan itu dan renungkanlah. Kembalilah ke pangkuan Gereja Katolik karena itulah yang diinginkan oleh Yesus.


In Spiritu Domini

Referensi : Tulisan Rm Inno Ngutra

Recent Post