St. Ambrosius adalah salah satu dari empat Pujangga Gereja dalam Gereja Latin. Sebagai Uskup ia mempertahankan Gereja Milan dari pengaruh ajaran Arianisme, dan membawa Kaisar Roma, Theodosius I, kepada pertobatannya. Ia dikenal sebagai uskup yang bersimpati pada St. Monika, ibu St. Agustinus, dan ia adalah uskup yang menerima Agustinus ke dalam Gereja Katolik. Ia menganggap uskup Roma sebagai gembala Gereja universal. Bersama Sabinus, Bassian dan para uskup lainnya menulis kepada Paus Siricius, tahun 389, demikian:
“Kami mengenali di dalam suratmu kesiagaan sebagai gembala yang baik. Engkau dengan setia menjaga pintu gerbang yang dipasrahkan kepadamu dan dengan perhatian yang saleh engkau menjaga kawanan Kristus (Yoh 10:7-), engkau layak mempunyai domba- domba yang mendengarkan dan mengikuti engkau. Sebab engkau mengenal para domba Kristus, engkau dengan mudahnya menangkap serigala- serigala dan melawan mereka sebagai gembala yang melindungi [dombanya], sebab jika tidak mereka mencerai beraikan kawanan domba Tuhan karena kekurangan iman mereka dan auman mereka yang bengis.”[71].“Kepada Petrus sajalah Ia [Kristus] berkata, “Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini aku akan mendirikan Gereja-Ku.” Di mana Petrus berada, Gereja berada. Dan di mana Gereja berada, tidak ada kematian, tetapi kehidupan kekal.”[72]“… Petrus, setelah dicobai Iblis (Luk 22:31-32), ditempatkan atas Gereja. Karena itu, Tuhan, yang telah melihat hal tersebut sebelum terjadi, setelah itu memilihnya sebagai gembala kawanan domba Tuhan. Sebab kepadanya [Petrus] Ia berkata, tetapi kamu ketika telah insaf, kuatkanlah saudara- saudaramu.”[73]“Kristus adalah Sang Batu Karang, “Sebab mereka minum dari Batu Karang rohani yang mengikuti mereka, dan Batu Karang itu ialah Kristus’, dan Ia tidak menolak untuk mengaruniakan gelar ini bahkan kepada murid-Nya, sehingga ia juga dapat menjadi Petrus [atau Batu Karang] dalam hal, seperti batu karang, ia mempunyai ketetapan yang solid, sebuah iman yang kokoh.”[74].
30. St. Yohanes Krisostomus (347- 407)
St. Yohanes Krisostomus adalah seorang Pujangga Gereja dan Bapa Gereja dari Gereja Timur (Antiokhia), yang terkenal karena kefasihannya mengajar/ berkhotbah. Menarik untuk disimak, bahwa meskipun Yohanes Krisostomus adalah seorang uskup dari Gereja Timur, ia mengajarkan bahwa Petrus adalah pengajar universal dari Gereja universal. Ia mengatakan:
“[Yesus] berkata kepadanya, “Gembalakanlah domba- domba-Ku”. Dan mengapa… ia berkata demikian kepada Petrus? Ia adalah seorang yang dipilih dari para Rasul, [menjadi] juru bicara bagi para murid, pemimpin kelompok; karena itu juga Paulus pergi mengunjunginya untuk bertanya kepadanya dan bukan kepada orang lain. Dan pada saat yang sama…. Yesus meletakkan ke dalam tangannya otoritas tertinggi di antara para saudara; …. “Jika kamu mengasihi Aku, gembalakanlah saudara- saudaramu.”[75]“Untuk apa Ia menumpahkan darah-Nya? Adalah agar Ia dapat memenangkandomba- domba-Nya yang dipercayakan-Nya kepada Petrus dan para penerusnya.”[76]“Petrus sendiri adalah pemimpin kepala para Rasul, yang pertama di dalam Gereja, sahabat Kristus, yang menerima wahyu bukan dari manusia tetapi dari Allah Bapa, sebagaimana dikatakan Tuhan Yesus dengan berkata, “Diberkatilah engkau Simon anak Yohanes, sebab daging dan darah tidak menyatakannya kepadamu, tetapi Bapa-Ku yang di surga; inilah Petrus, dan ketika Aku menamai dia Petrus, Aku menamakan batu karang yang tidak terputus, fondasi yang kuat itu, Rasul yang besar yang pertama dari para murid, yang pertama dipanggil dan yang pertama taat.”[77]
Selanjutnya, pengakuan St. Yohanes Krisostomus akan Paus ditunjukkan saat mengirim surat kepada Paus Innocentius I untuk memperoleh koreksi dari akta yang ditujukan melawan dia, dan pembatalan hukuman yang dijatuhkan kepadanya, dan penegasan sangsi kepada mereka yang telah melanggar hukum kanon[78].
Maka walaupun St. Yohanes Krisostomus pernah mengatakan tentang Yakobus dan tahta Yerusalem (yang sering dipahami sebagai keuskupan/ tahta pertama di Gereja), namun St. Yohanes Krisostomus memahami bahwa posisi keuskupan Yerusalem berada di bawah panggilan St. Petrus. St. Yohanes Krisostomus menulis, “Jika seseorang bertanya, “Bagaimana Yakobus menerima tahta di Yerusalem? Aku akan menjawab, bahwa Ia menunjuk Petrus sebagai guru, tidak di Yerusalem, tetapi di dunia.”[79]
“… Sebab perhatikanlah, mereka ada seratus dua puluh orang, dan Ia meminta satu dari keseluruhan kelompok dengan hak yang baik sebagai yang telah diberi kuasa atas mereka: sebab kepadanya Kristus telah berkata, “Dan ketika kamu sudah insaf, kuatkanlah saudara- saudaramu.”[80]“Apa yang dapat lebih rendah hati daripada jiwa itu [Paulus]? Setelah kesuksesannya, yang tidak kalah dengan Petrus…, tetapi dengan martabat yang sama dengan dia, ia datang kepadanya sebagai penatuanya dan superiornya. Satu- satunya tujuan dari perjalanannya adalah untuk mengunjungi Petrus; dan menunjukkan penghormatan kepada para rasul…. Ia mengatakan, “untuk mengunjungi Petrus”, dia tidak mengatakan untuk melihat/ bertemu, tetapi untuk mengunjungi (ἱστορέω), kata yang digunakan untuk menunjukkan tentang mereka yang mencari pengetahuan/ pengalaman akan suatu kota yang besar dan indah, dan menerapkannya dalam diri mereka sendiri. Dia menganggap layak semua kesukaran agar ia dapat melihat Petrus; dan ini muncul dalam Kisah para rasul juga.”[81].
31. Socrates Scholasticus (380-450) dan Sozomen (370-439)
Socrates Scholasticus adalah seorang sejarahwan Gereja Yunani. Kebanyakan tulisannya adalah tentang Gereja Timur, dan hanya menyebut Gereja Barat jika ada kaitannya dengan Gereja Timur. Maka ia tidak mempunyai kepentingan untuk mempromosikan Gereja Barat. Namun demikian ia menulis demikian tentang kejadian pada masa St. Athanasius:
“Yulius, Uskup Roma yang mulia tidak hadir, dan juga ia tidak mengirimkan pengganti, meskipun hukum Gereja memerintahkan bahwa semua gereja tidak dapat membuat aturan apapun melawan pendapat Uskup Roma.”[82]
“Sementara itu, Athanasius, setelah perjalanan yang panjang sampai di Italia …. pada saat yang sama juga Paulus, uskup Konstantinopel, Asclepas dari Gaza, Maercellus dari Ancyra … dan Lucius dari Adrianopel, setelah dituduh dalam berbagai kasus dan diusir dari gereja- gereja mereka, sampai di kota kerajaan [Roma]. Di sana, masing- masing memaparkan kasusnya di hadapan Yulius, Uskup Yulius, Roma. Ia [Yulius], atas keutamaaan hak istimewa Gereja Roma, mengirimkan mereka kembali ke Gereja Timur, dengan memperkuat mereka dengan surat-surat pengakuan/ persetujuan; dan pada saat yang sama mengembalikan mereka masing- masing ke tempat mereka, dan menegur dengan tajam mereka yang telah memecat mereka. Mengandalkan tanda tangan Uskup Yulius, para uskup itu meninggalkan Roma, dan mengambil kembali hak milik di gereja- gereja mereka dengan menunjukkan surat-surat itu [dari Paus] kepada pihak- pihak kepada siapa surat itu ditujukan.”[83]
Demikian pula Salaminius Hermias Sozomen adalah seorang pengacara dari Palestina yang menuliskan sejarah Gereja, menyambung tulisan Eusebius tentang Sejarah Gereja. Sozomen juga menulis hal yang serupa tentang bagaimana para Uskup Gereja- gereja Timur yang diusir oleh gereja- gereja mereka karena mempertahankan credo Nicea, memohon dukungan dan peneguhan dari Uskup Roma. Demikian catatan Sozomen:
“Ia [Yulius] menulis kepada para uskup di Gereja Timur, dan menegur mereka karena telah menghakimi para uskup ini (yang menemui Yulius] dengan tidak adil, dan karena mereka telah merendahkan Gereja karena telah mengabaikan ajaran Konsili Nicea. Ia memanggil beberapa di antara mereka untuk menghadapnya pada suatu hari tertentu, untuk mempertanggungjawabkan kepadanya tentang keputusan mereka, dan mengancam akan menurunkan mereka, jika mereka tidak berhenti membuat inovasi. Ini adalah inti dari surat-suratnya. Athanasius dan Paulus dinyatakan kembali di keuskupan mereka, dan menyampaikan surat Yulius kepada para uskup di Gereja Timur.”[84].
“Pada saat yang sama ia [Yulius] menjawab surat para uskup yang bertemu di Antiokhia, sebab ia menerima surat mereka, dan menuduh mereka telah secara diam- diam memperkenalkan inovasi- inovasi (penemuan baru) yang bertentangan dengan ajaran Konsili Nicea, dan [mereka] telah melanggar hukum- hukum Gereja, dengan tidak mengundangnya untuk menghadiri Sinoda mereka; sebab …. ada kanon Gerejawi yang menyatakan bahwa apa yang dilakukan bertentangan dengan penentuan Uskup Roma adalah nihil/ tidak sah.”[85]
CATATAN KAKI:
- lihat J. Michael Miller, The Shepherd and the Rock, (Huntington, Ind: Our Sunday Visitor, 1995), 88 [↩]
- disarikan dari Stephen Ray, Upon This Rock, (San Francisco: Ignatius Press, 1999), p. 145-242. Sebelum menjadi Katolik, Stephen Ray adalah seorang Evangelis non Katolik. Ia menyadari bahwa hal yang paling membedakan antara Katolik dan non- Katolik adalah hal otoritas. Maka ia mempelajari Kitab Suci dan tulisan jemaat di lima abad pertama, untuk membuktikan bahwa hal keutamaan Petrus sudah ada sejak Gereja awal. [↩]
- John Henry Cardinal Newman, An Essay on the Development of Christian Doctrine 4,3,2 and 4, in Consciense, Consensus, and the Development of Doctrine (New York: Double Day, 1992), 157-158. Cardinal Newman adalah seorang imam gereja Anglikan, sebelum bergabung dalam Gereja Katolik, dan menjadi Kardinal [↩]
- John Lowe, Saint Peter (New York: Oxford Univ. Press: 1956), p. 55-56 [↩]
- St. Yustinus Martir, Dialogue with Trypho 100, 4-5, ANF 1:249 [↩]
- St. Irenaeus, Letter to Victor of Rome, quoted in Eusebius 5, 24, 16-17, NPNF 2, 1:243-244 [↩]
- Eusebius, Church History 4, 23, NPNF 2, 1:201 [↩]
- Eusebius, Church History 5, 4, NPNF2, 1:219 [↩]
- lih. Eusebius, Church History 4, 22, 1, NPNF2, 1:198 [↩]
- Eusebius, Church History 4, 22, 2-3 NPNF2, 1:198-99 [↩]
- Eusebius, Church History 5, 23, 2-3 NPNF2, 1:241-42 [↩]
- Eusebius, Church History 5, 28, 2-3 NPNF2, 1:247 [↩]
- Gereja perdana mengartikan ‘pertemuan yang tidak sah ini sebagai perkumpulan di luar Gereja Katolik. St. Ignatius dari Antiokhia menyebutkan tentang hal ini demikian, “Siapapun yang mengikuti ia yang membentuk skisma dalam Gereja, ia tidak akan masuk dalam Kerajaan Allah.” (Epistle to the Philadelphians 3,2, ANF 1:80 [↩]
- St. Irenaeus, Against Heresies 3,3,4, ANF, 1:415-16 [↩]
- St. Irenaeus, Against Heresies, 3,3,3, in ANF 1;416 [↩]
- St. Clement of Alexandria, Who is the Rich Man that Shall be Saved? 21, ANF 2:597 [↩]
- Tertullian, On Prescription against Heretics 22, ANF 3:253 [↩]
- Tertullian, On Prescription against Heretics 23 ANF 3:254 [↩]
- Tertullian, On Prescription against Heretics 36, 1 in Jurgens, Faith of the Early Fathers 1:122. Ia juga mengajarkan demikian, “Siapakah yang menjaga iman yang benar? Siapa yang mempunyai Kitab Suci? Oleh siapa dan melalui siapa dan kapan dan kepada siapa ajaran diberikan yang membuat kita menjadi umat Kristen? Ia juga mengajarkan demikian, “Siapakah yang menjaga iman yang benar? Siapa yang mempunyai Kitab Suci? Oleh siapa dan melalui siapa dan kapan dan kepada siapa ajaran diberikan yang membuat kita menjadi umat Kristen? Sebab di manapun kebenaran ajaran Kristen dan iman berada, di sana juga berada Kitab Suci yang benar dan interpretasi yang benar dan semua tradisi Kristen yang benar.” ((James T. Shotwell and Louise Ropes Loomis, The See of Peter, (New York: Columbia, 1927 reprint, 1991) p. 289 [↩]
- Poems against the Marcionites, 3, 276-96, In William Jurgen, The Faith of the Early Fathers, (Collegeville, Minnesota: Liturgical Press, 1970), 1:390, written prior to 325, in Tertullian: Adversus Marcionem libri Quinque, in Jurgens [↩]
- Origen, Commentaries on John 5,3, in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1:202 [↩]
- Origen, Homilies on Exodus 5,4, in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1:205 [↩]
- Origen, The Fundamental Doctrines 1, preface 2, (220-230) in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1:190 [↩]
- Origen’s Commentary on Mat 12:10-11, ANF 9: 455-456 [↩]
- St. Cyprian, The Unity of the Church, 4, (251-256)in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1:220. Menurut Cyprian, The See of Rome is ecclesia principalis unde unitas sacerdotalis exorta est, “The Church which persides in Love” (Gereja yang memimpin di dalam kasih), seperti dikutip dalam John Meyendorff,The Primacy of Peter, (Crestwood: New York: St. Vladimir’s Seminary Press, 1992) p. 98-99 [↩]
- St. Cyprian, Letter of Cyprian to All His People [43 (40),5] in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1:229 [↩]
- Letter of Cyprian to Cornelius of Rome 59, 14, in Jurgen, Faith of the Early Fathers, 1: 232 [↩]
- Letter of Cyprian to Antonianus, a Bishop in Numidia 55(52), 1, (251-252), in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1:230 [↩]
- Letter of Cyprian to Antonianus, a Bishop in Numidia 51, 6, (251-252), ANF, 5:328 [↩]
- Letter of Cyprian to Cornelius of Rome 55 (52), 8, in Jurgen, Faith of the Early Fathers, 1: 230 [↩]
- St. Cyprian, To Father [Pope] Stephen, concerning Maricianus of Arles, who had joined himself to Novatian; Epistle LXVI, ANF 5:367-369. [↩]
- Cyprian berbeda pandangan dengan Paus Stephen dalam hal menerima baptisan yang dilakukan oleh para heretik. Cyprian berkeras untuk membaptis kembali, sedang Paus Stephen, memegang makna satu baptisan (Ef 4:5) menerima para heretik yang bertobat, tanpa perlu membaptis kembali; sepanjang baptisan diadakan dalam intensi, forma dan materia yang sama seperti yang dilakukan oleh Gereja Katolik [↩]
- Letter of Cyprian to All His People [43 (40),5] in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1: 229 [↩]
- Cornelius [Pope] to Cyprian, on Return of the Confessors to Unity [Epistle 49,2 (45 in Coxe), ANF 5:323 [↩]
- Firmilian, Letter to Cyprian 75, 16, (255/256), in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1:245 [↩]
- Konsili Ariminum dan Seleucia 3,43, NPNF 2, 4:473 [↩]
- Select Demonstration of Aphrahat 21, 13, NPNF, 13:398, written in 336-345. Di sini Aphrahat mengajarkan bahwa Simon mengambil kedudukan sebagai kepala rumah tangga (steward) yang memerintah dengan kuasa raja, pada saat raja tidak ada di tempat. [↩]
- Jacob of Nisibis, Oratio 7, De Poenit. 6, 57 in Joseph Berington and John Kirk, comps., The Faith of Catholics, ed. T.J. Capel, (New York: Pustet& Co., 1885) 2:13-14 [↩]
- Holimies (Ephraim’s Memre) 4,1, written in 338-373, in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1:311 [↩]
- Council of Sardica, canon 3, in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1:311. Hal ini terjadi atas kasus St. Athanasius yang hampir dapat dikatakan melawan doktrin Arianism seorang diri, tanpa mendapat dukungan dari para Uskup dari Gereja Timur. [↩]
- Council of Sardica, canon 5, in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1:308 [↩]
- St. Athanasius, Defence against the Arians 2, 35, NPNF 2: 4:118-19 [↩]
- St. Athanasius, Defence against the Arians 1, 4, 48, NPNF 2: 4:130 [↩]
- St. Athanasius, Ibid., 130-131 [↩]
- St. Hilary of Potiers, Commentary in Matthew, 7,6, NPNF 2, 9: 105 [↩]
- St. Hilary, On the Trinity, 6, 20, NPNF 2,9, 105 [↩]
- On the Trinity, 6, 37, NPNF 2,9, 121 [↩]
- St. Hilary, Tract. in Ps 131, 8, in Joseph Berington and John Kirk, comps, The Faith of Catholics, ed. T.J. Capel 3 vols,( New York: F. Pustet& Co., 1885), 2:14-15. [↩]
- St. Hilary, Commentary on Matthew 7,6, ibid., 2:15 [↩]
- St. Hilary, Fragment 2 ex opere Hostorico (ex Epistle Sardic. Council ad Julium) n.9, p. 629, in ibid., 2:68-69 [↩]
- St. Macarius, Homily 26, in Joseph Berington and John Kirk, comps, The Faith of Catholics, ed. T.J. Capel 3 vols, (New York: F. Pustet& Co., 1885), 2:22. [↩]
- Optatus of Milevis, The Schism of the Donatists, 2,2 in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 2:140 [↩]
- St. Basil the Great, Adv. Eunom, 4, in Joseph Berington and John Kirk, comps,The Faith of Catholics, 2:22. [↩]
- St. Basil, Commentary on Esai 2, 66, in ibid., 2:22 [↩]
- St. Basil, Letter 69, to Athanasius, NPNF 2, 8: 165 [↩]
- St. Basil, Letter 263, To the Westerns, NPNF2, 8:32, 377AD [↩]
- Michael J. Miller, The Shepherd and the Rock, (Huntington, Ind: Our Sunday Visitor, 1995), p.124-125 [↩]
- St. Basil, Letter 70, NPNF2, 8:166, 366-384 AD [↩]
- NPNF2, 8: 253 [↩]
- Ray Ryland, “Papal Primacy and the Council of Nicaea”, This Rock, June 1997, 26-27 [↩]
- St. Gregory of Nissa, Homily 15, in Joseph Berington and John Kirk, The Faith of Catholics, (New York: F. Pustet & Co, 1885), 2:20-21 [↩]
- St. Gregory, Oration 26, in Berington dan Kirk, Ibid., 2:21 [↩]
- St. Gregory, Carm 2., in Berington dan Kirk, Ibid., 2:21 [↩]
- St. Damasus, The Decree of Damasus 3, 382AD, in William Jurgen, The Faith of the Early Fathers, (Collegeville, Minnesota: Liturgical Press, 1970), 1: 406-407 [↩]
- Letter of Jerome to Pope Damasus 15,2 374-379AD, NPNF2, 6:18 [↩]
- Letter of Jerome to Pope Damasus 16,2 374-379AD, in Jurgens, The Faith of the Church Fathers 2:184 [↩]
- St. Jerome, Against Jovianus 1, 26, NPNF2, 6:366 [↩]
- St. Alphonsus Liguori, Venita della Fede, 3,7, as quoted by Livius, T, St. Peter,Bishop of Rome, (London: Burns & Oats, 1888), p. 258 [↩]
- St. Jerome, Letter 130 to Demetrias, NPNF2, 6:269 [↩]
- St. Jerome, Against the Pelagians, 1, 14a, 26, NPNF2, 6:455 [↩]
- Synodal Letter of Ambrose, Sabinus, Bassian, and Others to Pope Siricius, 42, 1, in Jurgen, Faith of the Early Fathers, 2:148 [↩]
- St. Ambrose, Commentaries on Twelve of David’s Pslams 40, 30 [↩]
- St. Ambrose, in Ps 43, n.40, in Joseph Berrington and John Kirk, Faith of Catholics, (New York: F. Pustet & Co, 1900), p. 26 [↩]
- St. Ambrose, Exposition in Luc, in Colin Lindsay, The Evidence for Papacy(London: Longman’s, 1890), p. 37. Di sini terlihat bahwa Yesus memberi nama Simon dengan sebutan Petrus, untuk membuatnya mengambil bagian secara unik di dalam pondasi Gereja [↩]
- St. John Chrysostom, Homilies on John 88, 1. NPNF I, 14:331. [↩]
- St. John Chrysostom, De Sacerdotio, 53 [↩]
- St. John Chrysostom, Homily 3 de Poenit, 4, in Berrington dan Kirk, Ibid ., 2:31 [↩]
- cf. Joseph Hergenrother, Anti Janus, (Dublin: W.B. Kelly, 1870), p. 130-131 [↩]
- St. John Chrysostom, Homily 88, 1, on St. John, NPNF 1, 14:332 [↩]
- St. John Chrysostom, Homily 3, in Acts, NPNF 1, 11:20 [↩]
- St. John Chrysostom, Commentary on Galatians 1, 18, NPNf 1, 13:12-13 [↩]
- Socrates Scholasticus, The Ecclesial History 2,8, NPNF 2, 2:38 [↩]
- Socrates Scholasticus, The Ecclesial History 2,15, NPNF 2, 2:42 [↩]
- The Ecclesial History of Sozomen, 3,8, NPNF 2, 2:287 [↩]
- The Ecclesial History of Sozomen, 3,10, NPNF 2, 2:288-89 [↩]
- St.Letters of St. Augustine 53, 3, NPNF 1, 1:298. Donatism adalah aliran sesat yang berkembang pada masa St. Agustinus hidup [↩]
- Ibid. [↩]
- St. Augustine, Epistle 43,7, in Joseph Berrington and John Kirk, Faith of Catholics, ed. T.J. Capel, vol 2 (New York: F. Pustet & Co, 1885) p. 81-82 [↩]
- St. Augustine, Sermon 186, n.2, in Luke Rivington, The Primitive Church and the See of Peter, (London: Longmans, Green and Co., 1894), p. 290 [↩]
- St. Augustine, Lib., i.c. Julian c.4, in Rivington, Ibid.,p. 290 [↩]
- Retractationes 1,20,1, in St. Augustine: The Retractations, trans, Sis. Mary Inez Bogan (Washington DC: Catholic University of America Press, 1968), 60:90-91 [↩]
- Contoh tulisan ini adalah: “Dengan memandang bahwa Kristus adalah batu karang (Petra), Petrus adalah umat Kristen. Sebab batu karang (Petra) adalah sebutan aslinya. Oleh karena itu Petrus disebut dari batu karang, bukan batu karang dari Petrus; sebagaimana Kristus tidak disebut dari Kristen, namun Kristen dari Kristus. Oleh karena itu, Dia berkata, “Engkau adalah Petrus; dan di atas Batu Karang ini” yang mana telah engkau akui, diatas Batu Karang ini yang mana telah engkau nyatakan, dengan berkata, “Engkau adalah Kristus, Putera Allah yang hidup’ akan Kubangun GerejaKu;” yaitu atas DiriKu Sendiri, Putera dari Allah yang hidup, “akan Kubangun GerejaKu.” Aku akan membangunmu diatas DiriKu Sendiri, bukan Diri-Ku Sendiri diatasmu.” (St. Augustine of Hippo, Sermon XXVI. 1:2)Memang sepertinya dari kutipan ini St. Agustinus mengartikan ‘Batu karang’ sebagai Kristus yang kepada-Nya Petrus menyatakan imannya. Namun kemudian St. Agustinus mempertimbangkan kembali tulisannya ini. Kita ketahui, di saat usianya yang lanjut (72 tahun, 4 tahun sebelum ia wafat) St. Agustinus menuliskan semacam buku review (tinjauan ulang) akan semua tulisan/ ajarannya yang terdahulu dalam suatu tulisan yang diberi judulRetractions yang artinya ‘pertimbangan kembali’. Di sana ia memperjelas maksud pernyataannya tentang hal ini, dan bahwa Batu Karang dalam perikop Mat 16:18 mengacu baik kepada Kristus yang kepada-Nya Petrus menyatakan imannya, maupun kepada Petrus itu sendiri, karena pengakuan imannya itu. [↩]
- St. Augustine, Sermons 131,10, William A. Jurgens, The Faith of the Early Fathers, (Collegeville, Minnesota: Liturgical Press), 3:28 [↩]
- St. Augustine, Against the Epistle of Manichaeus 5,4-5, in Joseph Cullen Ayer,A Source Book for Ancient Church History, (New York: Charles Scribner’s Sons, 1948), p. 454-455, cf. NPNF 1, 4:130, 131 [↩]
- Letter of Pope Innocentius I to the Fathers of the Council of Carthage on Jan 27, 417, in Jurgen, Faith of the Early Church Fathers, Ibid., 3:181-182 [↩]
- Letter of Pope Innocentius I to Vitricius, Bishop of Rouen, 2,3,6, dated Feb 15, 404, in in Jurgen, Faith of the Early Church Fathers, Ibid., 3:179 [↩]
- Theodoret, Epistle 116 to Renatus, in Hergenrother, Anti- Janus, Ibid., p.67 [↩]
- Council Ephesus, third session in The First Seven Ecumenical Councils, 325-787, by Leo Donald Davis (Minneapolis: Liturgical Press, 1990) p.157 [↩]
- Letter of Pope Leo I to Bishops of the Province of Vienne, 10, 1-2, July 445, in Jurgen, Faith of the Early Fathers, 3:269 [↩]
- Pope Leo I, Sermon 4,2, (461 AD), in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 3:275 [↩]
- Pope Leo I, Epistle 105, NPNF2, 12:76,77 [↩]
- Response to Pope Leo’s Tome, quoted in John Jay Hughes, Pontiffs: Popes Who Shaped History, (Huntington, Indiana: Our Sunday Visitor, 1994), p.46 [↩]
- Letter 98: From the Synod of Chalcedon to Leo, NPNF 2, 12:73 [↩]
- S. Herbert Scott, The Eastern Churches and the Papacy, London: Sheed and Ward, 1928), p.189-190 [↩]
- St. Cyril, Commentary on John, in Joseph Berrington and John Kirk, The Faith of Catholics, (New York: F. Pustet & Co., 1885), 2:46 [↩]
- Ibid. [↩]
- St. Cyril, In Concl. Ephes, 1,14, as quoted in Paul Bottalla, The Pope and the Church, (London: Burns, Oates and Co., 1868), p.84 [↩]
- Ibid., 86 [↩]
- St. Peter Chrysologus, Letter to Eutyches 25,3, (449 AD), in Jurgen, Faith of the Early Fathers, 3:268 [↩]
- Letter to Pope Leo, in Vladimir Solovyev, Russia and the Universal Church, (London: Geoffrey Bles,1948), p. 134 [↩]
إرسال تعليق