Sesawi.Net - Kabar memprihatinkan berhembus dari Yogyakarta, tepatnya dari Gereja Santo Yusup Bintaran. Ketika tengah sibuk membagikan komuni saat misa hari Sabtu (9/11) petang kemarin, tiba-tiba datang orang yang tidak dikenal dan langsung menonjok dari belakang dengan sabetan tangannya (digablok) dan pukulan sabetan tangan itu langsung mendarat di punggung Romo Subagya Pr hingga menyebabkan beliau jatuh tersungkur.
Hosti yang terdapat dalam sibori di tangan Romo Bagya langsung jatuh berhamburan di lantai Gereja. Umat pun sangat terkejut dan sontak langsung �bereaksi� mengamankan orang yang berbuat tidak sepantasnya di Gereja Santo Yusup Bintaran ini.
Dari perbincangan Romo Aloysius Budipurnama Pr dari Paroki Kebon Dalem Semarang dengan Romo Bagya Pr, informasi yang tertulis di media sosial Keuskupan Agung Semarang (KAS) menyebutkan beberapa fakta berikut ini.
- Pelaku tindak yang sangat tidak terhormat ini diketahu bernama Sapta
- Pelaku berasal dari Prawiradirjan, Yogyakarta
- Saat terjadi insiden di TKP, pelaku memakai kaos T-Shirt bergambar Amien Rais.
Begitu insiden terjadi dan pelaku diamankan petugas tata tertib Gereja, yang bersangkutan segera dibawa ke Polsek Mergangsan, Yogyakarta untuk investigasi insiden dan �proses verbal�.
Usai misa selesai dan ketika keadaan sudah menjadi tenang, Romo Bagya Pr segera dibawa ke RS Panti Rapih Yogyakarta untuk mendapatkan visum.
Ternyata Pelaku Penonjokan Itu Terganggu Jiwanya
Dari pembicaraan telepon Romo Aloysius Budi Purnama Pr dengan Romo Bagya Pr, ada informasi valid yang menyebutkan bahwa pelaku bernama Sapta ini ternyata secara psikis dan emosional dalam kondisi kejiwaan yang tidak sehat.
Yang bersangkutan pernah menjadi pasien dua kali di sebuah rumah sakit jiwa di Pakem, Yogyakarta.
Ketegangan dan kemarahan umat Katolik di Gereja Santo Yusup Bintaran pun menjadi reda, setelah mengetahui �pelecehan agama� ini terjadi karena pelaku dalam kondisi kejiwaan yang tidak stabil alias gila.
Keluarga Pelaku Penonjokan Sudah Minta Maaf
Menurut penuturan Romo Willem Pau Pr, mantan Ketua Komsos Keuskupan Agung Semarang kepada Sesawi.Net, keluarga pelaku dengan itikad sangat baik sudah datang mengunjungi Gereja Santo Yusuf Bintaran dan bertemu dengan Romo Bagya Pr di Pasturan.
�Tujuannya menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas �ulah� tak terduga dari Sapta,� kata romo diosesan (praja) KAS putra asli Magelang ini.
Keluarga juga mohon diberikan pengampunan yang sebesar-besarnya dari segenap Umat Katolik Paroki Bintaran atas �ulah� tak terduga itu. �Dan Romo Bagya Pr pun dengan jiwa besar juga sudah memaafkannya,� sambung romo pecinta musik ini.
Keluarga juga mohon diberikan pengampunan yang sebesar-besarnya dari segenap Umat Katolik Paroki Bintaran atas �ulah� tak terduga itu. �Dan Romo Bagya Pr pun dengan jiwa besar juga sudah memaafkannya,� sambung romo pecinta musik ini.
Menurut penuturan keluarga, Sapta �sang pelaku penggamblogan itu� memang sudah pernah dua kali dirawat intensif di sebuah rumah sakit jiwa di kawasan Pakem, Yogyakarta Utara. Niat keluarga untuk mengirim Sapta kembali ke Pakem untuk perawatan lebih lanjut terhalang oleh kendala finansial.
Romo Willem Pau juga menegaskan, insiden ini sama sekali tidak ada unsur pelecehan agama. Kaos yang dipakai dengan gambar Amien Rais sama sekali juga tidak mencerminkan kaitan �ideologi politik� apa pun. �Ya sekedar baru memakai sebuah kaos T-Shit dengan kebetulan juga gambarnya begitu saja,� tegas Romo Willem Pau Pr.
إرسال تعليق