Anggur, Tidak Berguna ?




Mengapa anggota Gereja Katolik tidak menerima Darah Tuhan secara rutin? Gereja Katolik mengajarkan Anggur tidak berguna. Demikianlah salah satu kalimat dari teman Protestan. Anggur cuma boleh diminum oleh pastor/romo saja. Dengan demikian anggota Gereja Katolik hanya menerima separuh Tuhan Yesus. Yah tuduhan yang tidak berdasar dan disebabkan oleh pengertian yang kurang mengenai Perjamuan Tuhan. Mari kita lihat buktinya.
  
Gereja Katolik mengajarkan bahwa setelah konsekrasi terjadi, substansi roti dan anggur diubah menjadi Tubuh dan Darah, Jiwa dan KeAllahan Yesus Kristus sendiri. Tiap rupa (yaitu roti atau anggur) mengandung Tubuh dan Darah, Jiwa dan KeAllahan Yesus Kristus secara utuh dan lengkap. Rahmat dan buah Perjamuan juga akan diterima secara utuh meski cuma satu rupa saja yang diterima. Mari kita lihat Katekismus Gereja Katolik.

1390 Karena Kristus hadir secara sakramental dalam setiap rupa itu, maka seluruh buah rahmat Ekaristi dapat diterima, walaupun komuni hanya diterima dalam rupa Roti saja. Karena alasan-alasan pastoral, maka cara menerima komuni inilah yang paling biasa di dalam ritus Latin. Tetapi "arti perlambangan komuni dinyatakan secara lebih penuh, apabila ia diberikan dalam dua rupa. Dalam bentuk ini lambang perjamuan Ekaristi dinyatakan atas cara yang lebih sempurna" (IGMR 240). Di dalam ritus Gereja-gereja Timur cara menerima komuni macam inilah yang biasa dipergunakan.
Pada 1414, seorang profesor dari Universitas Praha, Jacob of Mies, memulai suatu pengajaran baru yang tidak pernah dikenal sebelumya, yaitu untuk dapat diselamatkan anggota Gereja harus menerima Komuni Dua Rupa (“sub utraque specie”). Karena frase ini, penganut paham Jacob sering disebut utraquist. Orang awam yang hanya menerima Satu Rupa, menurut Jacob tidak akan masuk Surga. Pendapat konyol ini diadopsi oleh kelompok Jan Huss, yang telah di-ekskomunikasi pada tahun 1411 dan kemudian dibakar 1415. Kelompok Jan Huss merupakan kelompok yang paling sering mendengung-dengungkan kekonyolan ini dan di Indonesia rupanya semangat yang sama muncul di salah satu denomasi Protestan.

Konyol? Iya konyol karena Kitab Suci sendiri menuliskan pada 1 Kor 11:27

“Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan” (LAI-TB)
Perhatikan kalimat majemuk ini. kalimat ini terdiri atas dua kalimat yang disambung dengan kata sambung “atau”. Kedua kalimat ini adalah:
1.      Barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan
2.      Barangsiapa dengan cara yang tidak layak minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan

Paulus dengan tegas menuliskan makna konsekrasi. Tiap rupa mengandung Tubuh dan Darah, Jiwa dan KeAllahan Tuhan Yesus. Menerima salah satu bearti menerima keduanya. Bila dalam suatu Perjamuan Ekaristi, jumlah Hosti kurang dibandingkan jumlah jemaat dan romo terpaksa membagi Hosti yang tersisa menjadi dua bagian atau lebih, ini tentu tidak bearti sekarang jemaat yang kurang beruntung menerima setengah, sepertiga atau seperlima Tuhan Yesus. Tentu ha itu konyol sekali. Manusia berusaha memaksa Tuhan memasuk pikirannya.

Lucunya, saat wabah flu babi merebak di negara Eropa, Gereja Inggris (yang termasuk Protestan) menghimbau agar anggotanya tidak menerima Anggur. Kalau sudah begini, mereka tidak ribut soal "saya cuma menerima separuh Tuhan Yesus". Mereka malah berkata "Yah, mau bagaimana lagi?". Siapa yang menyesuaikan diri terhadap siapa? Beritanya dapat dilihat di sini.

Jadi bukan Anggur tidak berguna, tetapi bila seseorang menerima Komuni Satu Rupa, dia telah menerima segenap Tubuh dan Darah, Jiwa dan KeAllahan Tuhan Yesus. Satu Rupa = Dua Rupa.

Ipsa Conteret Caput Tuum "ditulis ulang dengan izin"
Sumber: Blog-katolisitas-indonesia.blogspot.com

Post a Comment

أحدث أقدم