“Daud menerima kerajaan Saul, yang menganiayanya; dan Yesus menerima kerajaan Israel, penganiaya-Nya …. Daud meneruskan kerajaannya kepada Salomo, dan kemudian kembali ke pangkuan leluhur….dan Yesus meneruskan kunci kerajaan-Nya kepada Simon, dan kembali ke pangkuan Dia yang mengutus-Nya.”[37]
16. Yakub dari Nisibis (338)
“Dan Simon, kepala para Rasul, yang telah menyangkal Kristus … Tuhan kita menerimanya, dan menjadikannya sebagai pondasi, dan memanggilnya batu karang dasar bangunan Gereja.”[38]
17. St. Ephraim (306-373)
“Simon, pengikut-Ku, Aku telah menjadikanmu pondasi Gereja yang kudus. Aku memanggilmu Petrus [Kefas, atau batu karang, di dalam bahasa aslinya], sebab engkau akan mendukung semua bangunannya. Engkau adalah inspektur dari mereka yang akan membangun Gereja bagi-Ku di dunia ini. Jika mereka kelihatannya membangun apa yang salah, engkau, pondasinya, akan menghukum mereka. Engkau adalah kepala dari mata air yang daripadanya ajaran-Ku mengalir, engkau adalah pemimpin para murid-Ku. Melalui engkau, Aku akan memberikan minum kepada semua bangsa. Milikmulah kemanisan yang memberi hidup, yang Kuberikan. Aku telah memilihmu, sepertinya sebagai, yang sulung di dalam institusi-Ku, sehingga sebagai ahli waris, engkau dapat mengatur segala milik-Ku. Aku telah memberikan kepadamu kunci kerajaan- Ku. Lihatlah, Aku telah memberikan kepadamu kuasa atas semua milik-Ku!”[39]
18. Konsili Nicea (325)
Konsili Nicea dengan jelas merumuskan dalam Credo/ Syahadat Aku Percaya, “Aku percaya akan Gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik“…. Dengan demikian, ini menyebutkan otoritas institusi Gereja. Ini berbeda dengan Credo dari gereja- gereja non- Katolik, yang umumnya hanya menyebutkan “Kitab Suci saja” dan tidak pada institusi yang kelihatan. Jemaat pada abad awal percaya atas otoritas Gereja, dan menyebutkannya dengan jelas pada syahadat, sebab percaya akan otoritas yang diberikan oleh Yesus kepada para rasul.
19. Konsili Sardika (343)
“Tetapi jika ada uskup yang kalah dalam pengadilan pada kasus tertentu, dan masih percaya bahwa ia mempunyai kasus yang baik, [maka] agar kasusnya dapat diadili kembali, marilah menghormati kenangan Rasul Petrus, dengan membuat mereka yang mengadili untuk menulis kepada Yulius, Uskup Roma, sehingga jika dipandangnya layak, ia akan mengirim para hakim, dan pengadilan dapat diadakan kembali oleh para uskup pada provinsi tetangga.”[40]“Jika seseorang menginginkan agar kasusnya didengarkan kembali, dan memohon kepada uskup Roma untuk mengirimkan imam- imam sebagai utusannya untuk mengadili kasus tersebut, adalah kuasa uskup itu [Uskup Roma] untuk melakukan segala sesuatu yang dipandangnya baik; dan jika ia memutuskan bahwa ia akan mengirimkan mereka [utusannya] dan mereka mempunyai kuasa darinya ketika mengadili bersama- sama dengan para uskup; ini harus diperbolehkan. Tapi jika ia menganggap bahwa pengadilan kasus tersebut sudah cukup, ia akan melakukan apapun yang dianggapnya baik menurutnya kebijaksanaannya yang paling adil. Para uskup menanggapi: hal- hal yang dinyatakan disetujui.”[41].
Dari konsili ini, yang dilakukan 18 tahun setelah Konsili pertama di Nicea, dan 55 tahun sebelum penetapan kanon Kitab Suci, diketahui adanya supremasi kepemimpinan Paus (Uskup Roma) terhadap Gereja- gereja lainnya.
20. St. Athanasius (296- 373) dan Paus Julius
St. Athanasius dikenal sebagai seorang kudus dari Gereja Timur, yang berjuang melawan ajaran sesat Arianisme yang begitu populer di jamannya. Dia hampir tidak memperoleh dukungan dari Gereja Timur, yang banyak terpengaruh atas ajaran Arianism tersebut, dan karena itu ia mencari dukungan dari Paus Yulius yang merupakan penerus Rasul Petrus. Ia mengutip tulisan Paus Yulius untuk membela diri, demikian:
“Mengapa tidak ada yang dikatakan kepada kami [Paus Yulius dan Gereja Roma] tentang Gereja di Alexandria? Apakah kamu tidak tahu bahwa sudah menjadi kebiasaan bahwa pernyataan dituliskan kepada kami [Roma], dan bahwa keputusan yang adil akan dikeluarkan dari tempat ini? Jika terdapat kecurigaan atas Uskup di sana, catatan tentang itu harus dikirimkan ke Gereja di sini [Roma]…. Aku memohon kepadamu… apa yang kutuliskan adalah demi kepentingan bersama. Sebab apa yang kami terima dari Rasul Petrus yang terberkati, kami tunjukkan kepadamu… Demikianlah dituliskan di Konsili Roma, oleh Yulius, Uskup Roma.”[42]
Berikut ini adalah tulisan St. Athanasius tentang dua orang yang memberikan tuduhan- tuduhan kepadanya, namun kemudian bertobat, atas teguran dari Paus Yulius:
“Ketika Ursacius dan Valens melihat semua ini, mereka menghukum mereka sendiri atas segala yang telah dilakukannya, dan pergi ke Roma, mengakui kejahatan mereka, dan menyatakan diri menyesal dan memohon ampun, mengirimkan surat kepada Yulius, Uskup Roma, dan kepada kami. Salinannya dikirimkan kepadaku dari Paulinus, Uskup Triveri.”[43].“Ursacius dan Valens kepada tuan yang sangat terberkati, Paus Yulius. Telah dikenal luas bahwa kami seperti disebut dalam surat-surat telah melakukan tuntutan- tuntutan yang berat terhadap Uskup Athanasius, dan bahwa, ketika kami ditegur oleh surat- surat Kebaikanmu, kami tidak dapat menanggung akibat dari pernyataan yang kami buat; kami sekarang mengaku di hadapan Kebaikanmu … dengan demikian kami menginginkan persekutuan dengan Athanasius, terutama oleh sebab kekudusanmu, dengan kemurahan hatimu yang khas, yang mengampuni kesalahan kami…. kami tidak akan melawan keputusanmu. Saya Ursacius, menyerahkan pengakuan ini secara langsung, demikian juga saya, Valens.”[44].
CATATAN KAKI:
- lihat J. Michael Miller, The Shepherd and the Rock, (Huntington, Ind: Our Sunday Visitor, 1995), 88 [↩]
- disarikan dari Stephen Ray, Upon This Rock, (San Francisco: Ignatius Press, 1999), p. 145-242. Sebelum menjadi Katolik, Stephen Ray adalah seorang Evangelis non Katolik. Ia menyadari bahwa hal yang paling membedakan antara Katolik dan non- Katolik adalah hal otoritas. Maka ia mempelajari Kitab Suci dan tulisan jemaat di lima abad pertama, untuk membuktikan bahwa hal keutamaan Petrus sudah ada sejak Gereja awal. [↩]
- John Henry Cardinal Newman, An Essay on the Development of Christian Doctrine 4,3,2 and 4, in Consciense, Consensus, and the Development of Doctrine (New York: Double Day, 1992), 157-158. Cardinal Newman adalah seorang imam gereja Anglikan, sebelum bergabung dalam Gereja Katolik, dan menjadi Kardinal [↩]
- John Lowe, Saint Peter (New York: Oxford Univ. Press: 1956), p. 55-56 [↩]
- St. Yustinus Martir, Dialogue with Trypho 100, 4-5, ANF 1:249 [↩]
- St. Irenaeus, Letter to Victor of Rome, quoted in Eusebius 5, 24, 16-17, NPNF 2, 1:243-244 [↩]
- Eusebius, Church History 4, 23, NPNF 2, 1:201 [↩]
- Eusebius, Church History 5, 4, NPNF2, 1:219 [↩]
- lih. Eusebius, Church History 4, 22, 1, NPNF2, 1:198 [↩]
- Eusebius, Church History 4, 22, 2-3 NPNF2, 1:198-99 [↩]
- Eusebius, Church History 5, 23, 2-3 NPNF2, 1:241-42 [↩]
- Eusebius, Church History 5, 28, 2-3 NPNF2, 1:247 [↩]
- Gereja perdana mengartikan ‘pertemuan yang tidak sah ini sebagai perkumpulan di luar Gereja Katolik. St. Ignatius dari Antiokhia menyebutkan tentang hal ini demikian, “Siapapun yang mengikuti ia yang membentuk skisma dalam Gereja, ia tidak akan masuk dalam Kerajaan Allah.” (Epistle to the Philadelphians 3,2, ANF 1:80 [↩]
- St. Irenaeus, Against Heresies 3,3,4, ANF, 1:415-16 [↩]
- St. Irenaeus, Against Heresies, 3,3,3, in ANF 1;416 [↩]
- St. Clement of Alexandria, Who is the Rich Man that Shall be Saved? 21, ANF 2:597 [↩]
- Tertullian, On Prescription against Heretics 22, ANF 3:253 [↩]
- Tertullian, On Prescription against Heretics 23 ANF 3:254 [↩]
- Tertullian, On Prescription against Heretics 36, 1 in Jurgens, Faith of the Early Fathers 1:122. Ia juga mengajarkan demikian, “Siapakah yang menjaga iman yang benar? Siapa yang mempunyai Kitab Suci? Oleh siapa dan melalui siapa dan kapan dan kepada siapa ajaran diberikan yang membuat kita menjadi umat Kristen? Ia juga mengajarkan demikian, “Siapakah yang menjaga iman yang benar? Siapa yang mempunyai Kitab Suci? Oleh siapa dan melalui siapa dan kapan dan kepada siapa ajaran diberikan yang membuat kita menjadi umat Kristen? Sebab di manapun kebenaran ajaran Kristen dan iman berada, di sana juga berada Kitab Suci yang benar dan interpretasi yang benar dan semua tradisi Kristen yang benar.” ((James T. Shotwell and Louise Ropes Loomis, The See of Peter, (New York: Columbia, 1927 reprint, 1991) p. 289 [↩]
- Poems against the Marcionites, 3, 276-96, In William Jurgen, The Faith of the Early Fathers, (Collegeville, Minnesota: Liturgical Press, 1970), 1:390, written prior to 325, in Tertullian: Adversus Marcionem libri Quinque, in Jurgens [↩]
- Origen, Commentaries on John 5,3, in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1:202 [↩]
- Origen, Homilies on Exodus 5,4, in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1:205 [↩]
- Origen, The Fundamental Doctrines 1, preface 2, (220-230) in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1:190 [↩]
- Origen’s Commentary on Mat 12:10-11, ANF 9: 455-456 [↩]
- St. Cyprian, The Unity of the Church, 4, (251-256)in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1:220. Menurut Cyprian, The See of Rome is ecclesia principalis unde unitas sacerdotalis exorta est, “The Church which persides in Love” (Gereja yang memimpin di dalam kasih), seperti dikutip dalam John Meyendorff,The Primacy of Peter, (Crestwood: New York: St. Vladimir’s Seminary Press, 1992) p. 98-99 [↩]
- St. Cyprian, Letter of Cyprian to All His People [43 (40),5] in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1:229 [↩]
- Letter of Cyprian to Cornelius of Rome 59, 14, in Jurgen, Faith of the Early Fathers, 1: 232 [↩]
- Letter of Cyprian to Antonianus, a Bishop in Numidia 55(52), 1, (251-252), in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1:230 [↩]
- Letter of Cyprian to Antonianus, a Bishop in Numidia 51, 6, (251-252), ANF, 5:328 [↩]
- Letter of Cyprian to Cornelius of Rome 55 (52), 8, in Jurgen, Faith of the Early Fathers, 1: 230 [↩]
- St. Cyprian, To Father [Pope] Stephen, concerning Maricianus of Arles, who had joined himself to Novatian; Epistle LXVI, ANF 5:367-369. [↩]
- Cyprian berbeda pandangan dengan Paus Stephen dalam hal menerima baptisan yang dilakukan oleh para heretik. Cyprian berkeras untuk membaptis kembali, sedang Paus Stephen, memegang makna satu baptisan (Ef 4:5) menerima para heretik yang bertobat, tanpa perlu membaptis kembali; sepanjang baptisan diadakan dalam intensi, forma dan materia yang sama seperti yang dilakukan oleh Gereja Katolik [↩]
- Letter of Cyprian to All His People [43 (40),5] in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1: 229 [↩]
- Cornelius [Pope] to Cyprian, on Return of the Confessors to Unity [Epistle 49,2 (45 in Coxe), ANF 5:323 [↩]
- Firmilian, Letter to Cyprian 75, 16, (255/256), in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1:245 [↩]
- Konsili Ariminum dan Seleucia 3,43, NPNF 2, 4:473 [↩]
- Select Demonstration of Aphrahat 21, 13, NPNF, 13:398, written in 336-345. Di sini Aphrahat mengajarkan bahwa Simon mengambil kedudukan sebagai kepala rumah tangga (steward) yang memerintah dengan kuasa raja, pada saat raja tidak ada di tempat. [↩]
- Jacob of Nisibis, Oratio 7, De Poenit. 6, 57 in Joseph Berington and John Kirk, comps., The Faith of Catholics, ed. T.J. Capel, (New York: Pustet& Co., 1885) 2:13-14 [↩]
- Holimies (Ephraim’s Memre) 4,1, written in 338-373, in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1:311 [↩]
- Council of Sardica, canon 3, in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1:311. Hal ini terjadi atas kasus St. Athanasius yang hampir dapat dikatakan melawan doktrin Arianism seorang diri, tanpa mendapat dukungan dari para Uskup dari Gereja Timur. [↩]
- Council of Sardica, canon 5, in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1:308 [↩]
- St. Athanasius, Defence against the Arians 2, 35, NPNF 2: 4:118-19 [↩]
- St. Athanasius, Defence against the Arians 1, 4, 48, NPNF 2: 4:130 [↩]
- St. Athanasius, Ibid., 130-131 [↩]
- St. Hilary of Potiers, Commentary in Matthew, 7,6, NPNF 2, 9: 105 [↩]
- St. Hilary, On the Trinity, 6, 20, NPNF 2,9, 105 [↩]
- On the Trinity, 6, 37, NPNF 2,9, 121 [↩]
- St. Hilary, Tract. in Ps 131, 8, in Joseph Berington and John Kirk, comps, The Faith of Catholics, ed. T.J. Capel 3 vols,( New York: F. Pustet& Co., 1885), 2:14-15. [↩]
- St. Hilary, Commentary on Matthew 7,6, ibid., 2:15 [↩]
- St. Hilary, Fragment 2 ex opere Hostorico (ex Epistle Sardic. Council ad Julium) n.9, p. 629, in ibid., 2:68-69 [↩]
- St. Macarius, Homily 26, in Joseph Berington and John Kirk, comps, The Faith of Catholics, ed. T.J. Capel 3 vols, (New York: F. Pustet& Co., 1885), 2:22. [↩]
- Optatus of Milevis, The Schism of the Donatists, 2,2 in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 2:140 [↩]
- St. Basil the Great, Adv. Eunom, 4, in Joseph Berington and John Kirk, comps,The Faith of Catholics, 2:22. [↩]
- St. Basil, Commentary on Esai 2, 66, in ibid., 2:22 [↩]
- St. Basil, Letter 69, to Athanasius, NPNF 2, 8: 165 [↩]
- St. Basil, Letter 263, To the Westerns, NPNF2, 8:32, 377AD [↩]
- Michael J. Miller, The Shepherd and the Rock, (Huntington, Ind: Our Sunday Visitor, 1995), p.124-125 [↩]
- St. Basil, Letter 70, NPNF2, 8:166, 366-384 AD [↩]
- NPNF2, 8: 253 [↩]
- Ray Ryland, “Papal Primacy and the Council of Nicaea”, This Rock, June 1997, 26-27 [↩]
- St. Gregory of Nissa, Homily 15, in Joseph Berington and John Kirk, The Faith of Catholics, (New York: F. Pustet & Co, 1885), 2:20-21 [↩]
- St. Gregory, Oration 26, in Berington dan Kirk, Ibid., 2:21 [↩]
- St. Gregory, Carm 2., in Berington dan Kirk, Ibid., 2:21 [↩]
- St. Damasus, The Decree of Damasus 3, 382AD, in William Jurgen, The Faith of the Early Fathers, (Collegeville, Minnesota: Liturgical Press, 1970), 1: 406-407 [↩]
- Letter of Jerome to Pope Damasus 15,2 374-379AD, NPNF2, 6:18 [↩]
- Letter of Jerome to Pope Damasus 16,2 374-379AD, in Jurgens, The Faith of the Church Fathers 2:184 [↩]
- St. Jerome, Against Jovianus 1, 26, NPNF2, 6:366 [↩]
- St. Alphonsus Liguori, Venita della Fede, 3,7, as quoted by Livius, T, St. Peter,Bishop of Rome, (London: Burns & Oats, 1888), p. 258 [↩]
- St. Jerome, Letter 130 to Demetrias, NPNF2, 6:269 [↩]
- St. Jerome, Against the Pelagians, 1, 14a, 26, NPNF2, 6:455 [↩]
- Synodal Letter of Ambrose, Sabinus, Bassian, and Others to Pope Siricius, 42, 1, in Jurgen, Faith of the Early Fathers, 2:148 [↩]
- St. Ambrose, Commentaries on Twelve of David’s Pslams 40, 30 [↩]
- St. Ambrose, in Ps 43, n.40, in Joseph Berrington and John Kirk, Faith of Catholics, (New York: F. Pustet & Co, 1900), p. 26 [↩]
- St. Ambrose, Exposition in Luc, in Colin Lindsay, The Evidence for Papacy(London: Longman’s, 1890), p. 37. Di sini terlihat bahwa Yesus memberi nama Simon dengan sebutan Petrus, untuk membuatnya mengambil bagian secara unik di dalam pondasi Gereja [↩]
- St. John Chrysostom, Homilies on John 88, 1. NPNF I, 14:331. [↩]
- St. John Chrysostom, De Sacerdotio, 53 [↩]
- St. John Chrysostom, Homily 3 de Poenit, 4, in Berrington dan Kirk, Ibid ., 2:31 [↩]
- cf. Joseph Hergenrother, Anti Janus, (Dublin: W.B. Kelly, 1870), p. 130-131 [↩]
- St. John Chrysostom, Homily 88, 1, on St. John, NPNF 1, 14:332 [↩]
- St. John Chrysostom, Homily 3, in Acts, NPNF 1, 11:20 [↩]
- St. John Chrysostom, Commentary on Galatians 1, 18, NPNf 1, 13:12-13 [↩]
- Socrates Scholasticus, The Ecclesial History 2,8, NPNF 2, 2:38 [↩]
- Socrates Scholasticus, The Ecclesial History 2,15, NPNF 2, 2:42 [↩]
- The Ecclesial History of Sozomen, 3,8, NPNF 2, 2:287 [↩]
- The Ecclesial History of Sozomen, 3,10, NPNF 2, 2:288-89 [↩]
- St.Letters of St. Augustine 53, 3, NPNF 1, 1:298. Donatism adalah aliran sesat yang berkembang pada masa St. Agustinus hidup [↩]
- Ibid. [↩]
- St. Augustine, Epistle 43,7, in Joseph Berrington and John Kirk, Faith of Catholics, ed. T.J. Capel, vol 2 (New York: F. Pustet & Co, 1885) p. 81-82 [↩]
- St. Augustine, Sermon 186, n.2, in Luke Rivington, The Primitive Church and the See of Peter, (London: Longmans, Green and Co., 1894), p. 290 [↩]
- St. Augustine, Lib., i.c. Julian c.4, in Rivington, Ibid.,p. 290 [↩]
- Retractationes 1,20,1, in St. Augustine: The Retractations, trans, Sis. Mary Inez Bogan (Washington DC: Catholic University of America Press, 1968), 60:90-91 [↩]
- Contoh tulisan ini adalah: “Dengan memandang bahwa Kristus adalah batu karang (Petra), Petrus adalah umat Kristen. Sebab batu karang (Petra) adalah sebutan aslinya. Oleh karena itu Petrus disebut dari batu karang, bukan batu karang dari Petrus; sebagaimana Kristus tidak disebut dari Kristen, namun Kristen dari Kristus. Oleh karena itu, Dia berkata, “Engkau adalah Petrus; dan di atas Batu Karang ini” yang mana telah engkau akui, diatas Batu Karang ini yang mana telah engkau nyatakan, dengan berkata, “Engkau adalah Kristus, Putera Allah yang hidup’ akan Kubangun GerejaKu;” yaitu atas DiriKu Sendiri, Putera dari Allah yang hidup, “akan Kubangun GerejaKu.” Aku akan membangunmu diatas DiriKu Sendiri, bukan Diri-Ku Sendiri diatasmu.” (St. Augustine of Hippo, Sermon XXVI. 1:2)Memang sepertinya dari kutipan ini St. Agustinus mengartikan ‘Batu karang’ sebagai Kristus yang kepada-Nya Petrus menyatakan imannya. Namun kemudian St. Agustinus mempertimbangkan kembali tulisannya ini. Kita ketahui, di saat usianya yang lanjut (72 tahun, 4 tahun sebelum ia wafat) St. Agustinus menuliskan semacam buku review (tinjauan ulang) akan semua tulisan/ ajarannya yang terdahulu dalam suatu tulisan yang diberi judulRetractions yang artinya ‘pertimbangan kembali’. Di sana ia memperjelas maksud pernyataannya tentang hal ini, dan bahwa Batu Karang dalam perikop Mat 16:18 mengacu baik kepada Kristus yang kepada-Nya Petrus menyatakan imannya, maupun kepada Petrus itu sendiri, karena pengakuan imannya itu. [↩]
- St. Augustine, Sermons 131,10, William A. Jurgens, The Faith of the Early Fathers, (Collegeville, Minnesota: Liturgical Press), 3:28 [↩]
- St. Augustine, Against the Epistle of Manichaeus 5,4-5, in Joseph Cullen Ayer,A Source Book for Ancient Church History, (New York: Charles Scribner’s Sons, 1948), p. 454-455, cf. NPNF 1, 4:130, 131 [↩]
- Letter of Pope Innocentius I to the Fathers of the Council of Carthage on Jan 27, 417, in Jurgen, Faith of the Early Church Fathers, Ibid., 3:181-182 [↩]
- Letter of Pope Innocentius I to Vitricius, Bishop of Rouen, 2,3,6, dated Feb 15, 404, in in Jurgen, Faith of the Early Church Fathers, Ibid., 3:179 [↩]
- Theodoret, Epistle 116 to Renatus, in Hergenrother, Anti- Janus, Ibid., p.67 [↩]
- Council Ephesus, third session in The First Seven Ecumenical Councils, 325-787, by Leo Donald Davis (Minneapolis: Liturgical Press, 1990) p.157 [↩]
- Letter of Pope Leo I to Bishops of the Province of Vienne, 10, 1-2, July 445, in Jurgen, Faith of the Early Fathers, 3:269 [↩]
- Pope Leo I, Sermon 4,2, (461 AD), in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 3:275 [↩]
- Pope Leo I, Epistle 105, NPNF2, 12:76,77 [↩]
- Response to Pope Leo’s Tome, quoted in John Jay Hughes, Pontiffs: Popes Who Shaped History, (Huntington, Indiana: Our Sunday Visitor, 1994), p.46 [↩]
- Letter 98: From the Synod of Chalcedon to Leo, NPNF 2, 12:73 [↩]
- S. Herbert Scott, The Eastern Churches and the Papacy, London: Sheed and Ward, 1928), p.189-190 [↩]
- St. Cyril, Commentary on John, in Joseph Berrington and John Kirk, The Faith of Catholics, (New York: F. Pustet & Co., 1885), 2:46 [↩]
- Ibid. [↩]
- St. Cyril, In Concl. Ephes, 1,14, as quoted in Paul Bottalla, The Pope and the Church, (London: Burns, Oates and Co., 1868), p.84 [↩]
- Ibid., 86 [↩]
- St. Peter Chrysologus, Letter to Eutyches 25,3, (449 AD), in Jurgen, Faith of the Early Fathers, 3:268 [↩]
- Letter to Pope Leo, in Vladimir Solovyev, Russia and the Universal Church, (London: Geoffrey Bles,1948), p. 134 [↩]
إرسال تعليق