Latest News

Showing posts with label Keutamaan Petrus. Show all posts
Showing posts with label Keutamaan Petrus. Show all posts

Sunday, April 28, 2013

Mengapa Rasul Petrus Tidak Disebutkan Oleh Rasul Paulus Dalam Surat Kepada Jemaat Di Roma?




Kenyataan bahwa Petrus tidak disebut di dalam surat rasul Paulus kepada jemaat di Roma, itu tidak menjadi bukti yang kuat bahwa Petrus tidak ada/ tidak pernah ke Roma. Terdapat beberapa kemungkinan mengapa nama Petrus tidak disebutkan di sini:

1. Rasul Petrus melakukan perjalanan dengan sangat ekstensif pada saat itu.
Maka dapat diperkirakan bahwa ia mengadakan perjalanan ke daerah-daerah yang lain sementara menggunakan Roma sebagai “home base“, atau ia membantu Gereja dari daerah lain. Karena ia diberi tugas untuk mengabarkan Injil kepada umat Yahudi, maka ia akan merasa wajib untuk mengunjungi daerah-daerah di mana ada kaum diaspora Yahudi. Dalam hal ini Roma merupakan kemungkinan besar, karena sejumlah besar kaum Yahudi di sana. Roma yang juga adalah pusat kerajaan Romawi, juga menjadi pusat Gereja. Kita ketahui dari surat Rasul Paulus bahwa Rasul Petrus melakukan perjalanan untuk pewartaan Injil, disertai oleh istrinya (1 Kor 9:5).
2. Juga, kemungkinan pada tahun 49, Rasul Petrus, bersama dengan orang- orang Yahudi lainnya diusir keluar Roma oleh Kaisar Claudius, dan hanya menyisakan sejumlah jemaat Kristen non- Yahudi. Kita mengetahui dari bukti sejarah bahwa pada tahun itu terjadi kesalahpahaman dari pihak Kaisar Roma (Claudius) bahwa terjadi keributan yang disebabkan oleh seorang “Chrestus”, yang kemungkinan mengacu pada Kristus, di mana Petrus adalah pemimpinnya, yang dianggap sebagai sekte Kristus Yahudi oleh pemimpin kerajaan Roma. 

Keadaan ini ditulis juga di Kis 18:12. Tak ada seorang Kristen-pun yang ingin mengekspos Petrus atau pemimpin yang lain terhadap ancaman hukuman ini, membuat mereka menjadi sasaran bagi kerajaan Roma. Dengan demikian, adalah bijaksana bagi rasul Paulus untuk tidak menyebutkan Rasul Petrus dalam suratnya yang dapat jatuh ke tangan penguasa Roma, sebab jika tidak, pendirian Gereja di Roma akan menjadi berantakan jika dokumen itu jatuh ke tangan orang Roma yang membenci Gereja. “Orang- orang Kristen saat itu sangat berhati-hati untuk tidak membiarkan gerakan-gerakan dan tindakan- tindakan para Uskup mereka diketahui oleh pihak penguasa negara pagan tersebut. Pernyataan Rasul Paulus bahwa ia tidak akan membangun pada ‘pondasi yang sudah diletakkan oleh orang lain’ adalah referensi yang cukup memadai bagi mereka yang kepadanya surat itu dituliskan.

4. Ada kemungkinan, Rasul Paulus menuliskan suratnya kepada sebuah kelompok khusus dalam komunitas Kristen di Roma. Sebab di sini ia tidak menyebut komunitas tersebut sebagai ‘Gereja’ seperti yang disebutkan pada surat- suratnya yang lain, namun hanya secara umum ‘semua yang di Roma’.
5. Seperti telah disebutkan di point 3, ada kemungkinan juga Rasul Paulus sudah menyebutkan Rasul Petrus walau secara terselubung, “….aku telah memberitakan sepenuhnya Injil Kristus. Dan dalam pemberitaan itu aku menganggap sebagai kehormatanku, bahwa aku tidak melakukannya di tempat-tempat, di mana nama Kristus telah dikenal orang, supaya aku jangan membangun di atas dasar, yang telah diletakkan orang lain, …Itulah sebabnya aku selalu terhalang untuk mengunjungi kamu. Tetapi sekarang, karena aku tidak lagi mempunyai tempat kerja di daerah ini dan karena aku telah beberapa tahun lamanya ingin mengunjungi kamu, aku harap dalam perjalananku ke Spanyol aku dapat singgah di tempatmu dan bertemu dengan kamu, sehingga kamu dapat mengantarkan aku ke sana, setelah aku seketika menikmati pertemuan dengan kamu.” (Rom 15: 19-20, 22-24) Ayat ini menunjukkan bahwa seseorang rasul yang lain telah membangun Gereja (lih. Ef 2:20) di Roma. Karenanya Rasul Paulus percaya bahwa Gereja di Roma telah dibangun dengan baik, dan hanya bermaksud singgah saja dalam perjalanannya ke Spanyol (Rom 15:24, 28).

Menarik di sini untuk melihat bahwa Calvin telah menolak bahwa Rasul Petrus pernah ke Roma, dan menyebutkan bahwa yang tidak setuju dengannya sebagai ‘tersesat’. Namun dalam komentarnya terhadap ayat 1 Kor 15 tersebut, Calvin mengatakan, “… kita dapat menganggap bahwa para rasul adalah para pendiri Gereja, sementara para pastor yang meneruskan mereka mempunyai tugas untuk menjaga dan meningkatkan struktur yang telah didirikan oleh mereka (para rasul). Rasul Paulus mengacu kepada pondasi yang telah didrikan oleh seorang  rasul lainnya sebagai ‘pondasi yang diletakkan oleh orang lain’.[14]. Maka memang pertanyaannya adalah siapakah rasul lain yang sudah mendirikan Gereja di Roma sebelum Rasul Paulus mengunjungi Roma? Tentunya ini mudah dijawab dan diketahui seandainya seseorang mau mempelajari Kitab Suci dan kaitannya dengan fakta sejarah dan tulisan para Bapa Gereja, bahwa ‘seorang rasul lain’ yang telah mendirikan Gereja di Roma, adalah Rasul Petrus.

Di atas adalah beberapa kemungkinan yang dapat terjadi, sehingga Rasul Petrus tidak dituliskan di dalam surat Rasul Paulus kepada umat di Roma. Kita harus mengakui bahwa Kitab suci memang secara relatif tidak menuliskan banyak tentang akhir hidup para rasul, termasuk di antaranya tahun- tahun terakhir Rasul Petrus dan Paulus. Di sinilah peran sejarah dan tradisi Gereja awal untuk menjelaskannya. Tradisi ini tidak dipermasalahkan selama 16 abad, dan baru setelah ada Reformasi, keberadaan rasul Petrus di Roma dan keutamaannya sebagai pemimpin para rasul dipertanyakan.

Dikutip dari Katolisitas.org

Saturday, December 29, 2012

Keberatan dan Jawaban : PEMBAHASAN


Banyak orang yang menolak doktrin tentang keutamaan kepemimpinan dan infalibilitas Bapa Paus, mengemukakan alasannya bahwa doktrin itu tidak diajarkan pada abad- abad awal. Namun sebenarnya ini bukan argumen yang baik; sebab kita mengetahui bahwa kanon Kitab Suci dan juga doktrin tentang Allah Trinitas, juga baru dinyatakan secara definitif di abad ke-4, walaupun doktrin itu sudah ada sejak awal mula Gereja. Apakah dengan demikian artinya Tuhan Yesus tidak dengan jelas mengajarkan tentang Trinitas dan ajaran yang dituliskan dalam Kitab Suci? Tentu saja tidak. Kedua hal itu, termasuk juga hal kepausan telah ada di dalam Kitab Suci seperti halnya sebuah embrio, yang terus mengalami pertumbuhan organik di dalam Gereja. Ini seperti pertumbuhan biji menjadi pohon yang rimbun (lih. Mat 13:31-32).
Keberatan lainnya berkaitan dengan hal otoritas. Seperti halnya di bidang lain -bisnis, keluarga dan organisasi- hal otoritas dapat menjadi akar dari perselisihan; tak terkecuali juga dengan Gereja. Otoritas Gereja ditentang dari semua segi. Kita sering mendengar pandangan yang demikian, “Gereja Katolik memerlukan pemimpin yang kelihatan bagi Gerejanya, sedangkan kami di gereja non- Katolik tidak, sebab kami mempunyai Kristus sebagai Pemimpin kami yang tidak kelihatan.” Apakah pernyataan ini benar? Sebenarnya, tidak juga, sebab kenyataannya gereja- gereja non Katolik masih tetap memiliki pastor/ pendeta (yang kelihatan) untuk memimpin gereja mereka. Apakah Kristus tidak dapat melakukan hal ini bagi mereka? Mengapa mereka tetap memiliki pemimpin yang kelihatan juga, seperti Gereja Katolik? Jawabannya sederhana saja, sebab Kristus sebagai Kepala keluarga (Ef 3:14-15), melibatkan juga kepemimpinan orang- orang tertentu yang memang telah ditugaskan-Nya untuk mengambil bagian dalam hal otoritas kepemimpinan-Nya. Ini sama seperti kepemimpinan seorang ayah dalam keluarga. Maka jika di gereja- gereja non Katolik ada pendeta pemimpin jemaat, maka sangat wajarlah jika di Gereja Katolik juga ada Bapa Paus yang menjadi pemimpin seluruh umat Katolik di dunia.
Melalui artikel seri Keutamaan Paus ini telah kita ketahui dasar Kitab Suci, bukti- bukti yang menunjukkan keberadaan Petrus di Roma, kepemimpinannya, yang jelas terlihat dalam surat- surat Bapa Gereja abad- abad awal. Fakta sejarah menunjukkan bahwa Roma tidak pernah mensyaratkan pengakuan dari gereja- gereja di lainnya, sebab kepemimpinannya sudah diterima dengan damai.[1]. Dari tulisan para Bapa Gereja kita ketahui bahwa jika sampai terjadi perselisihan di Gereja- gereja lokal, maka mereka akan datang kepada Uskup untuk menyelesaikannya dan akhirnya para Uskup itu akan meminta dukungan dari Roma.

CATATAN KAKI:
  1. lihat J. Michael Miller, The Shepherd and the Rock, (Huntington, Ind: Our Sunday Visitor, 1995), 88 []
  2. disarikan dari Stephen Ray, Upon This Rock, (San Francisco: Ignatius Press, 1999), p. 145-242. Sebelum menjadi Katolik, Stephen Ray adalah seorang Evangelis non Katolik. Ia menyadari bahwa hal yang paling membedakan antara Katolik dan non- Katolik adalah hal otoritas. Maka ia mempelajari Kitab Suci dan tulisan jemaat di lima abad pertama, untuk membuktikan bahwa hal keutamaan Petrus sudah ada sejak Gereja awal. []
  3. John Henry Cardinal Newman, An Essay on the Development of Christian Doctrine 4,3,2 and 4, in Consciense, Consensus, and the Development of Doctrine (New York: Double Day, 1992), 157-158. Cardinal Newman adalah seorang imam gereja Anglikan, sebelum bergabung dalam Gereja Katolik, dan menjadi Kardinal []
  4. John Lowe, Saint Peter (New York: Oxford Univ. Press: 1956), p. 55-56 []
  5. St. Yustinus Martir, Dialogue with Trypho 100, 4-5, ANF 1:249 []
  6. St. Irenaeus, Letter to Victor of Rome, quoted in Eusebius 5, 24, 16-17, NPNF 2, 1:243-244 []
  7. Eusebius, Church History 4, 23, NPNF 2, 1:201 []
  8. Eusebius, Church History 5, 4, NPNF2, 1:219 []
  9. lih. Eusebius, Church History 4, 22, 1, NPNF2, 1:198 []
  10. Eusebius, Church History 4, 22, 2-3 NPNF2, 1:198-99 []
  11. Eusebius, Church History 5, 23, 2-3 NPNF2, 1:241-42 []
  12. Eusebius, Church History 5, 28, 2-3 NPNF2, 1:247 []
  13. Gereja perdana mengartikan ‘pertemuan yang tidak sah ini sebagai perkumpulan di luar Gereja Katolik. St. Ignatius dari Antiokhia menyebutkan tentang hal ini demikian, “Siapapun yang mengikuti ia yang membentuk skisma dalam Gereja, ia tidak akan masuk dalam Kerajaan Allah.” (Epistle to the Philadelphians 3,2, ANF 1:80 []
  14. St. Irenaeus, Against Heresies 3,3,4, ANF, 1:415-16 []
  15. St. Irenaeus, Against Heresies, 3,3,3, in ANF 1;416 []
  16. St. Clement of Alexandria, Who is the Rich Man that Shall be Saved? 21, ANF 2:597 []
  17. Tertullian, On Prescription against Heretics 22, ANF 3:253 []
  18. Tertullian, On Prescription against Heretics 23 ANF 3:254 []
  19. Tertullian, On Prescription against Heretics 36, 1 in Jurgens, Faith of the Early Fathers 1:122. Ia juga mengajarkan demikian, “Siapakah yang menjaga iman yang benar? Siapa yang mempunyai Kitab Suci? Oleh siapa dan melalui siapa dan kapan dan kepada siapa ajaran diberikan yang membuat kita menjadi umat Kristen? Ia juga mengajarkan demikian, “Siapakah yang menjaga iman yang benar? Siapa yang mempunyai Kitab Suci? Oleh siapa dan melalui siapa dan kapan dan kepada siapa ajaran diberikan yang membuat kita menjadi umat Kristen? Sebab di manapun kebenaran ajaran Kristen dan iman berada, di sana juga berada Kitab Suci yang benar dan interpretasi yang benar dan semua tradisi Kristen yang benar.” ((James T. Shotwell and Louise Ropes Loomis, The See of Peter, (New York: Columbia, 1927 reprint, 1991) p. 289 []
  20. Poems against the Marcionites, 3, 276-96, In William Jurgen, The Faith of the Early Fathers, (Collegeville, Minnesota: Liturgical Press, 1970), 1:390, written prior to 325, in Tertullian: Adversus Marcionem libri Quinque, in Jurgens []
  21. Origen, Commentaries on John 5,3, in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1:202 []
  22. Origen, Homilies on Exodus 5,4, in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1:205 []
  23. Origen, The Fundamental Doctrines 1, preface 2, (220-230) in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1:190 []
  24. Origen’s Commentary on Mat 12:10-11, ANF 9: 455-456 []
  25. St. Cyprian, The Unity of the Church, 4, (251-256)in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1:220. Menurut Cyprian, The See of Rome is ecclesia principalis unde unitas sacerdotalis exorta est, “The Church which persides in Love” (Gereja yang memimpin di dalam kasih), seperti dikutip dalam John Meyendorff,The Primacy of Peter,  (Crestwood: New York: St. Vladimir’s Seminary Press, 1992) p. 98-99 []
  26. St. Cyprian, Letter of Cyprian to All His People [43 (40),5] in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1:229 []
  27. Letter of Cyprian to Cornelius of Rome 59, 14, in Jurgen, Faith of the Early Fathers, 1: 232 []
  28. Letter of Cyprian to Antonianus, a Bishop in Numidia 55(52), 1, (251-252), in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1:230 []
  29. Letter of Cyprian to Antonianus, a Bishop in Numidia 51, 6, (251-252), ANF, 5:328 []
  30. Letter of Cyprian to Cornelius of Rome 55 (52), 8, in Jurgen, Faith of the Early Fathers, 1: 230 []
  31. St. Cyprian, To Father [Pope] Stephen, concerning Maricianus of Arles, who had joined himself to Novatian; Epistle LXVI, ANF 5:367-369. []
  32. Cyprian berbeda pandangan dengan Paus Stephen dalam hal menerima baptisan yang dilakukan oleh para heretik. Cyprian berkeras untuk membaptis kembali, sedang Paus Stephen, memegang makna satu baptisan (Ef 4:5) menerima para heretik yang bertobat, tanpa perlu membaptis kembali; sepanjang baptisan diadakan dalam intensi, forma dan materia yang sama seperti yang dilakukan oleh Gereja Katolik []
  33. Letter of Cyprian to All His People [43 (40),5] in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1: 229 []
  34. Cornelius [Pope] to Cyprian, on Return of the Confessors to Unity [Epistle 49,2 (45 in Coxe), ANF 5:323 []
  35. Firmilian, Letter to Cyprian 75, 16, (255/256), in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1:245 []
  36. Konsili Ariminum dan Seleucia 3,43, NPNF 2, 4:473 []
  37. Select Demonstration of Aphrahat 21, 13, NPNF, 13:398, written in 336-345. Di sini Aphrahat mengajarkan bahwa Simon mengambil kedudukan sebagai kepala rumah tangga (steward) yang memerintah dengan kuasa raja, pada saat raja tidak ada di tempat. []
  38. Jacob of Nisibis, Oratio 7, De Poenit. 6, 57 in Joseph Berington and John Kirk, comps., The Faith of Catholics, ed. T.J. Capel, (New York: Pustet& Co., 1885) 2:13-14 []
  39. Holimies (Ephraim’s Memre) 4,1, written in 338-373, in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1:311 []
  40. Council of Sardica, canon 3, in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1:311. Hal ini terjadi atas kasus St. Athanasius yang hampir dapat dikatakan melawan doktrin Arianism seorang diri, tanpa mendapat dukungan dari para Uskup dari Gereja Timur. []
  41. Council of Sardica, canon 5, in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1:308 []
  42. St. Athanasius, Defence against the Arians 2, 35, NPNF 2: 4:118-19 []
  43. St. Athanasius, Defence against the Arians 1, 4, 48, NPNF 2: 4:130 []
  44. St. Athanasius, Ibid., 130-131 []
  45. St. Hilary of Potiers, Commentary in Matthew, 7,6, NPNF 2, 9: 105 []
  46. St. Hilary, On the Trinity, 6, 20, NPNF 2,9, 105 []
  47. On the Trinity, 6, 37, NPNF 2,9, 121 []
  48. St. Hilary, Tract. in Ps 131, 8, in Joseph Berington and John Kirk, comps, The Faith of Catholics, ed. T.J. Capel 3 vols,( New York: F. Pustet& Co., 1885), 2:14-15. []
  49. St. Hilary, Commentary on Matthew 7,6, ibid., 2:15 []
  50. St. Hilary, Fragment 2 ex opere Hostorico (ex Epistle Sardic. Council ad Julium) n.9, p. 629, in ibid., 2:68-69 []
  51. St. Macarius, Homily 26, in Joseph Berington and John Kirk, comps, The Faith of Catholics, ed. T.J. Capel 3 vols, (New York: F. Pustet& Co., 1885), 2:22. []
  52. Optatus of Milevis, The Schism of the Donatists, 2,2 in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 2:140 []
  53. St. Basil the Great, Adv. Eunom, 4, in Joseph Berington and John Kirk, comps,The Faith of Catholics,  2:22. []
  54. St. Basil, Commentary on Esai 2, 66, in ibid., 2:22 []
  55. St. Basil, Letter 69, to Athanasius, NPNF 2, 8: 165 []
  56. St. Basil, Letter 263, To the Westerns, NPNF2, 8:32, 377AD []
  57. Michael J. Miller, The Shepherd and the Rock, (Huntington, Ind: Our Sunday Visitor, 1995), p.124-125 []
  58. St. Basil, Letter 70, NPNF2, 8:166, 366-384 AD []
  59. NPNF2, 8: 253 []
  60. Ray Ryland, “Papal Primacy and the Council of Nicaea”, This Rock, June 1997, 26-27 []
  61. St. Gregory of Nissa, Homily 15, in Joseph Berington and John Kirk, The Faith of Catholics, (New York: F. Pustet & Co, 1885), 2:20-21 []
  62. St. Gregory, Oration 26, in Berington dan Kirk, Ibid., 2:21 []
  63. St. Gregory, Carm 2., in Berington dan Kirk, Ibid., 2:21 []
  64. St. Damasus, The Decree of Damasus 3, 382AD, in  William Jurgen, The Faith of the Early Fathers, (Collegeville, Minnesota: Liturgical Press, 1970), 1: 406-407 []
  65. Letter of Jerome to Pope Damasus 15,2 374-379AD, NPNF2, 6:18 []
  66. Letter of Jerome to Pope Damasus 16,2 374-379AD, in Jurgens, The Faith of the Church Fathers 2:184 []
  67. St. Jerome, Against Jovianus 1, 26, NPNF2, 6:366 []
  68. St. Alphonsus Liguori, Venita della Fede, 3,7, as quoted by Livius, T, St. Peter,Bishop of Rome, (London: Burns & Oats, 1888), p. 258 []
  69. St. Jerome, Letter 130 to Demetrias, NPNF2, 6:269 []
  70. St. Jerome, Against the Pelagians, 1, 14a, 26, NPNF2, 6:455 []
  71. Synodal Letter of  Ambrose, Sabinus, Bassian, and Others to Pope Siricius, 42, 1, in Jurgen, Faith of the Early Fathers, 2:148 []
  72. St. Ambrose, Commentaries on Twelve of David’s Pslams 40, 30 []
  73. St. Ambrose, in Ps 43, n.40, in Joseph Berrington and John Kirk, Faith of Catholics, (New York: F. Pustet & Co, 1900), p. 26 []
  74. St. Ambrose, Exposition in Luc, in Colin Lindsay, The Evidence for Papacy(London: Longman’s, 1890), p. 37. Di sini terlihat bahwa Yesus memberi nama Simon dengan sebutan Petrus, untuk membuatnya mengambil bagian secara unik di dalam pondasi Gereja []
  75. St. John Chrysostom, Homilies on John 88, 1. NPNF I, 14:331. []
  76. St. John Chrysostom, De Sacerdotio, 53 []
  77. St. John Chrysostom, Homily 3 de Poenit, 4, in Berrington dan Kirk, Ibid ., 2:31 []
  78. cf.  Joseph Hergenrother, Anti Janus, (Dublin: W.B. Kelly, 1870), p. 130-131 []
  79. St. John Chrysostom, Homily 88, 1, on St. John, NPNF 1, 14:332 []
  80. St. John Chrysostom, Homily 3, in Acts, NPNF 1, 11:20 []
  81. St. John Chrysostom, Commentary on Galatians 1, 18, NPNf 1, 13:12-13 []
  82. Socrates Scholasticus, The Ecclesial History 2,8, NPNF 2, 2:38 []
  83. Socrates Scholasticus, The Ecclesial History 2,15, NPNF 2, 2:42 []
  84. The Ecclesial History of Sozomen, 3,8, NPNF 2, 2:287 []
  85. The Ecclesial History of Sozomen, 3,10, NPNF 2, 2:288-89 []
  86. St.Letters of St. Augustine 53, 3, NPNF 1, 1:298. Donatism adalah aliran sesat yang berkembang pada masa St. Agustinus hidup []
  87. Ibid. []
  88. St. Augustine, Epistle 43,7, in Joseph Berrington and John Kirk, Faith of Catholics, ed. T.J. Capel, vol 2 (New York: F. Pustet & Co, 1885) p. 81-82 []
  89. St. Augustine, Sermon 186, n.2, in Luke Rivington, The Primitive Church and the See of Peter, (London: Longmans, Green and Co., 1894), p. 290 []
  90. St. Augustine, Lib., i.c. Julian c.4, in Rivington, Ibid.,p. 290 []
  91. Retractationes 1,20,1, in St. Augustine: The Retractations, trans, Sis. Mary Inez Bogan (Washington DC: Catholic University of America Press, 1968), 60:90-91 []
  92. Contoh tulisan ini adalah: “Dengan memandang bahwa Kristus adalah batu karang (Petra), Petrus adalah umat Kristen. Sebab batu karang (Petra) adalah sebutan aslinya. Oleh karena itu Petrus disebut dari batu karang, bukan batu karang dari Petrus; sebagaimana Kristus tidak disebut dari Kristen, namun Kristen dari Kristus. Oleh karena itu, Dia berkata, “Engkau adalah Petrus; dan di atas Batu Karang ini” yang mana telah engkau akui, diatas Batu Karang ini yang mana telah engkau nyatakan, dengan berkata, “Engkau adalah Kristus, Putera Allah yang hidup’ akan Kubangun GerejaKu;” yaitu atas DiriKu Sendiri, Putera dari Allah yang hidup, “akan Kubangun GerejaKu.” Aku akan membangunmu diatas DiriKu Sendiri, bukan Diri-Ku Sendiri diatasmu.” (St. Augustine of Hippo, Sermon XXVI. 1:2)
    Memang sepertinya dari kutipan ini St. Agustinus mengartikan ‘Batu karang’ sebagai Kristus yang kepada-Nya Petrus menyatakan imannya. Namun kemudian St. Agustinus mempertimbangkan kembali tulisannya ini. Kita ketahui, di saat usianya yang lanjut (72 tahun, 4 tahun sebelum ia wafat) St. Agustinus menuliskan semacam buku review (tinjauan ulang) akan semua tulisan/ ajarannya yang terdahulu dalam suatu tulisan yang diberi judulRetractions yang artinya ‘pertimbangan kembali’. Di sana ia memperjelas maksud pernyataannya tentang hal ini, dan bahwa Batu Karang dalam perikop Mat 16:18 mengacu baik kepada Kristus yang kepada-Nya Petrus menyatakan imannya, maupun kepada Petrus itu sendiri, karena pengakuan imannya itu. []
  93. St. Augustine, Sermons 131,10, William A. Jurgens, The Faith of the Early Fathers, (Collegeville, Minnesota: Liturgical Press), 3:28 []
  94. St. Augustine, Against the Epistle of Manichaeus 5,4-5, in Joseph Cullen Ayer,A Source Book for Ancient Church History, (New York: Charles Scribner’s Sons, 1948), p. 454-455, cf. NPNF 1, 4:130, 131 []
  95. Letter of Pope Innocentius I to the Fathers of the Council of Carthage on Jan 27, 417, in Jurgen, Faith of the Early Church Fathers, Ibid., 3:181-182 []
  96. Letter of Pope Innocentius I to Vitricius, Bishop of Rouen, 2,3,6, dated Feb 15, 404, in in Jurgen, Faith of the Early Church Fathers, Ibid., 3:179 []
  97. Theodoret, Epistle  116 to Renatus, in Hergenrother, Anti- Janus, Ibid., p.67 []
  98. Council Ephesus, third session in The First Seven Ecumenical Councils, 325-787, by Leo Donald Davis (Minneapolis: Liturgical Press, 1990) p.157 []
  99. Letter of Pope Leo I to Bishops of the Province of Vienne, 10, 1-2, July 445, in Jurgen, Faith of the Early Fathers, 3:269 []
  100. Pope Leo I, Sermon 4,2, (461 AD), in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 3:275 []
  101. Pope Leo I, Epistle 105, NPNF2, 12:76,77 []
  102. Response to Pope Leo’s Tome, quoted in John Jay Hughes, Pontiffs: Popes Who Shaped History, (Huntington, Indiana: Our Sunday Visitor, 1994), p.46 []
  103. Letter 98: From the Synod of Chalcedon to Leo, NPNF 2, 12:73 []
  104. S. Herbert Scott, The Eastern Churches and the Papacy, London: Sheed and Ward, 1928), p.189-190 []
  105. St. Cyril, Commentary on John, in Joseph Berrington and John Kirk, The Faith of Catholics, (New York: F. Pustet & Co., 1885), 2:46 []
  106. Ibid. []
  107. St. Cyril, In Concl. Ephes, 1,14, as quoted in Paul Bottalla, The Pope and the Church, (London: Burns, Oates and Co., 1868), p.84 []
  108. Ibid., 86 []
  109. St. Peter Chrysologus, Letter to Eutyches 25,3, (449 AD), in Jurgen, Faith of the Early Fathers, 3:268 []
  110. Letter to Pope Leo, in Vladimir Solovyev, Russia and the Universal Church, (London: Geoffrey Bles,1948), p. 134 []


Apa yang diajarkan oleh sejarah Gereja di lima abad pertama?[2]


1. Cardinal Newman, menjelaskan demikian:

“…. ketika para rasul masih ada, maka tidak diperlukan kuasa Uskup maupun Paus, karena kuasa itu telah dilakukan oleh para Rasul itu sendiri. Sejalan dengan waktu, kuasa Uskup terlihat dengan sendirinya, dan kemudian kuasa Paus. Ketika para Rasul tidak ada lagi, dunia Kristiani tidak dengan sendirinya terbagi menjadi beberapa bagian; tetapi beberapa daerah lokal dapat mengalami perselisihan internal, dan sebagai akibatnya pemimpin lokal diperlukan… Ketika Gereja ditinggal sendiri [tanpa para rasul], gangguan lokal mengakibatkan perlunya kuasa uskup- uskup, dan gangguan ekumenikal [Gereja yang satu dengan yang lain] mengakibatkan perlunya kuasa Paus…. Adalah lebih sedikit kesulitannya bahwa keutamaan Paus tidak [belum] diakui secara resmi di abad ke-2 daripada kesulitannya bahwa tidak ada pengakuan resmi tentang doktrin Trinitas sampai abad ke-4. Tidak ada doktrin didefinisikan, sampai doktrin tersebut dilanggar.”[3].
Maka, jika doktrin itu belum dijabarkan secara tertulis, bukan berarti bahwa ajaran itu tidak ada. Namun pada saat ada pelanggarannya di tempat- tempat tertentu, maka Gereja perlu untuk kembali kepada ajaran awal dari para rasul, dan kepada kuasa mengajar dari Rasul Petrus dan para penerusnya, untuk meluruskan dan menjabarkan ajaran tersebut dengan lebih jelas. Inilah yang terjadi pada ajaran tentang Keutamaan Paus dan Trinitas. Tentang Trinitas, sebelum didefinisikan dengan jelas di Konsili Nicea (325), doktrin tersebut sudah diajarkan oleh para Bapa Gereja di abad- abad sebelumnya, seperti pernah dibahas di sini,silakan klik. Sedangkan tentang keutamaan Petrus dan para penerus Petrus di abad pertama nyata dari dokumen paling awal Gereja dari St. Clement dan St. Ignatius dari Antiokhia, seperti sudah pernah ditulis di sini, silakan klik.

2. Para Bapa Gereja mengartikan perikop Mat 16:18 secara literal dan allegoris/ simbolis

Perikop Kitab Suci umumnya mempunyai arti literal, namun dapat juga mempunyai arti dan penerapan lainnya (allegoris, moral, anagogis). Perikop Mat 16, secara literal dapat diartikan sebagai penugasan kepada Rasul Petrus, yang diberikan oleh Kristus. Jika ada Bapa Gereja (misalnya Origen, St. Agustinus) yang mengajarkan bahwa Batu Karang yang disebutkan di sana adalah Kristus, ataupun pengakuan Petrus, ataupun iman Petrus, mereka tidak menolak arti literal dari perikop tersebut.
John Lowe seorang teolog Anglikan menulis, “Pernyataan “Kamu adalah Petrus (Kefas) dan di atas batu karang (kefas) ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku” harus diambil sebagai mengacu kepada Rasul Petrus sendiri. Walaupun benar juga jika dikatakan bahwa pada akhirnya Kristus itulah Batu Karang, (lih. Mat 21:42 dan 1 Kor 3:11), hal itu tidak dikatakan di sini. Dan walaupun juga wajar untuk menjelaskan bahwa batu karang-nya adalah iman Petrus yang melaluinya ia [Petrus] telah mengakui bahwa Yesus adalah Mesias. Tidak diragukan ini adalah dasar homili untuk menjelaskan ke- Mesias-an Tuhan Yesus dan iman Petrus; tetapi dari sudut pandang eksegesis murni… adalah tidak mungkin untuk menyatakan bahwa artinya mengacu kepada kedua arti di atas. Di sini jelas, permainan katanya mengharuskan identifikasi batu karang dengan seseorang yang bernama Petrus. Keengganan untuk menerima hal ini…. disebabkan karena sadar atau tidak sadar berkaitan dengan apa yang disebut kontroversi persyaratan pengakuan [iman Petrus, menurut Protestan]…. Jika kita memutuskan diri dengan kontroversi ini dan melihat hanya kepada teksnya sendiri, kita harus, menurut pandangan saya, setuju bahwa Petrus sendiri-lah yang disebut di sini sebagai batu karang yang di atasnya Gereja akan dibangun.”[4]

Kesaksian Para Bapa Gereja

Mari sekarang kita melihat cuplikan tulisan para Bapa Gereja sejak abad pertama sampai dengan abad kelima, untuk mengetahui bahwa sudah sejak awal Gereja mengakui keutamaan Rasul Petrus dan para penerusnya, sebagai pemimpin tertinggi Gereja, yang mempunyai kuasa mengajar, memimpin dan menjaga kesatuan Gereja, sesuai dengan apa yang diterima dari Kristus dan para rasul.


CATATAN KAKI:
  1. lihat J. Michael Miller, The Shepherd and the Rock, (Huntington, Ind: Our Sunday Visitor, 1995), 88 []
  2. disarikan dari Stephen Ray, Upon This Rock, (San Francisco: Ignatius Press, 1999), p. 145-242. Sebelum menjadi Katolik, Stephen Ray adalah seorang Evangelis non Katolik. Ia menyadari bahwa hal yang paling membedakan antara Katolik dan non- Katolik adalah hal otoritas. Maka ia mempelajari Kitab Suci dan tulisan jemaat di lima abad pertama, untuk membuktikan bahwa hal keutamaan Petrus sudah ada sejak Gereja awal. []
  3. John Henry Cardinal Newman, An Essay on the Development of Christian Doctrine 4,3,2 and 4, in Consciense, Consensus, and the Development of Doctrine (New York: Double Day, 1992), 157-158. Cardinal Newman adalah seorang imam gereja Anglikan, sebelum bergabung dalam Gereja Katolik, dan menjadi Kardinal []
  4. John Lowe, Saint Peter (New York: Oxford Univ. Press: 1956), p. 55-56 []
  5. St. Yustinus Martir, Dialogue with Trypho 100, 4-5, ANF 1:249 []
  6. St. Irenaeus, Letter to Victor of Rome, quoted in Eusebius 5, 24, 16-17, NPNF 2, 1:243-244 []
  7. Eusebius, Church History 4, 23, NPNF 2, 1:201 []
  8. Eusebius, Church History 5, 4, NPNF2, 1:219 []
  9. lih. Eusebius, Church History 4, 22, 1, NPNF2, 1:198 []
  10. Eusebius, Church History 4, 22, 2-3 NPNF2, 1:198-99 []
  11. Eusebius, Church History 5, 23, 2-3 NPNF2, 1:241-42 []
  12. Eusebius, Church History 5, 28, 2-3 NPNF2, 1:247 []
  13. Gereja perdana mengartikan ‘pertemuan yang tidak sah ini sebagai perkumpulan di luar Gereja Katolik. St. Ignatius dari Antiokhia menyebutkan tentang hal ini demikian, “Siapapun yang mengikuti ia yang membentuk skisma dalam Gereja, ia tidak akan masuk dalam Kerajaan Allah.” (Epistle to the Philadelphians 3,2, ANF 1:80 []
  14. St. Irenaeus, Against Heresies 3,3,4, ANF, 1:415-16 []
  15. St. Irenaeus, Against Heresies, 3,3,3, in ANF 1;416 []
  16. St. Clement of Alexandria, Who is the Rich Man that Shall be Saved? 21, ANF 2:597 []
  17. Tertullian, On Prescription against Heretics 22, ANF 3:253 []
  18. Tertullian, On Prescription against Heretics 23 ANF 3:254 []
  19. Tertullian, On Prescription against Heretics 36, 1 in Jurgens, Faith of the Early Fathers 1:122. Ia juga mengajarkan demikian, “Siapakah yang menjaga iman yang benar? Siapa yang mempunyai Kitab Suci? Oleh siapa dan melalui siapa dan kapan dan kepada siapa ajaran diberikan yang membuat kita menjadi umat Kristen? Ia juga mengajarkan demikian, “Siapakah yang menjaga iman yang benar? Siapa yang mempunyai Kitab Suci? Oleh siapa dan melalui siapa dan kapan dan kepada siapa ajaran diberikan yang membuat kita menjadi umat Kristen? Sebab di manapun kebenaran ajaran Kristen dan iman berada, di sana juga berada Kitab Suci yang benar dan interpretasi yang benar dan semua tradisi Kristen yang benar.” ((James T. Shotwell and Louise Ropes Loomis, The See of Peter, (New York: Columbia, 1927 reprint, 1991) p. 289 []
  20. Poems against the Marcionites, 3, 276-96, In William Jurgen, The Faith of the Early Fathers, (Collegeville, Minnesota: Liturgical Press, 1970), 1:390, written prior to 325, in Tertullian: Adversus Marcionem libri Quinque, in Jurgens []
  21. Origen, Commentaries on John 5,3, in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1:202 []
  22. Origen, Homilies on Exodus 5,4, in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1:205 []
  23. Origen, The Fundamental Doctrines 1, preface 2, (220-230) in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1:190 []
  24. Origen’s Commentary on Mat 12:10-11, ANF 9: 455-456 []
  25. St. Cyprian, The Unity of the Church, 4, (251-256)in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1:220. Menurut Cyprian, The See of Rome is ecclesia principalis unde unitas sacerdotalis exorta est, “The Church which persides in Love” (Gereja yang memimpin di dalam kasih), seperti dikutip dalam John Meyendorff,The Primacy of Peter,  (Crestwood: New York: St. Vladimir’s Seminary Press, 1992) p. 98-99 []
  26. St. Cyprian, Letter of Cyprian to All His People [43 (40),5] in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1:229 []
  27. Letter of Cyprian to Cornelius of Rome 59, 14, in Jurgen, Faith of the Early Fathers, 1: 232 []
  28. Letter of Cyprian to Antonianus, a Bishop in Numidia 55(52), 1, (251-252), in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1:230 []
  29. Letter of Cyprian to Antonianus, a Bishop in Numidia 51, 6, (251-252), ANF, 5:328 []
  30. Letter of Cyprian to Cornelius of Rome 55 (52), 8, in Jurgen, Faith of the Early Fathers, 1: 230 []
  31. St. Cyprian, To Father [Pope] Stephen, concerning Maricianus of Arles, who had joined himself to Novatian; Epistle LXVI, ANF 5:367-369. []
  32. Cyprian berbeda pandangan dengan Paus Stephen dalam hal menerima baptisan yang dilakukan oleh para heretik. Cyprian berkeras untuk membaptis kembali, sedang Paus Stephen, memegang makna satu baptisan (Ef 4:5) menerima para heretik yang bertobat, tanpa perlu membaptis kembali; sepanjang baptisan diadakan dalam intensi, forma dan materia yang sama seperti yang dilakukan oleh Gereja Katolik []
  33. Letter of Cyprian to All His People [43 (40),5] in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1: 229 []
  34. Cornelius [Pope] to Cyprian, on Return of the Confessors to Unity [Epistle 49,2 (45 in Coxe), ANF 5:323 []
  35. Firmilian, Letter to Cyprian 75, 16, (255/256), in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1:245 []
  36. Konsili Ariminum dan Seleucia 3,43, NPNF 2, 4:473 []
  37. Select Demonstration of Aphrahat 21, 13, NPNF, 13:398, written in 336-345. Di sini Aphrahat mengajarkan bahwa Simon mengambil kedudukan sebagai kepala rumah tangga (steward) yang memerintah dengan kuasa raja, pada saat raja tidak ada di tempat. []
  38. Jacob of Nisibis, Oratio 7, De Poenit. 6, 57 in Joseph Berington and John Kirk, comps., The Faith of Catholics, ed. T.J. Capel, (New York: Pustet& Co., 1885) 2:13-14 []
  39. Holimies (Ephraim’s Memre) 4,1, written in 338-373, in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1:311 []
  40. Council of Sardica, canon 3, in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1:311. Hal ini terjadi atas kasus St. Athanasius yang hampir dapat dikatakan melawan doktrin Arianism seorang diri, tanpa mendapat dukungan dari para Uskup dari Gereja Timur. []
  41. Council of Sardica, canon 5, in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 1:308 []
  42. St. Athanasius, Defence against the Arians 2, 35, NPNF 2: 4:118-19 []
  43. St. Athanasius, Defence against the Arians 1, 4, 48, NPNF 2: 4:130 []
  44. St. Athanasius, Ibid., 130-131 []
  45. St. Hilary of Potiers, Commentary in Matthew, 7,6, NPNF 2, 9: 105 []
  46. St. Hilary, On the Trinity, 6, 20, NPNF 2,9, 105 []
  47. On the Trinity, 6, 37, NPNF 2,9, 121 []
  48. St. Hilary, Tract. in Ps 131, 8, in Joseph Berington and John Kirk, comps, The Faith of Catholics, ed. T.J. Capel 3 vols,( New York: F. Pustet& Co., 1885), 2:14-15. []
  49. St. Hilary, Commentary on Matthew 7,6, ibid., 2:15 []
  50. St. Hilary, Fragment 2 ex opere Hostorico (ex Epistle Sardic. Council ad Julium) n.9, p. 629, in ibid., 2:68-69 []
  51. St. Macarius, Homily 26, in Joseph Berington and John Kirk, comps, The Faith of Catholics, ed. T.J. Capel 3 vols, (New York: F. Pustet& Co., 1885), 2:22. []
  52. Optatus of Milevis, The Schism of the Donatists, 2,2 in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 2:140 []
  53. St. Basil the Great, Adv. Eunom, 4, in Joseph Berington and John Kirk, comps,The Faith of Catholics,  2:22. []
  54. St. Basil, Commentary on Esai 2, 66, in ibid., 2:22 []
  55. St. Basil, Letter 69, to Athanasius, NPNF 2, 8: 165 []
  56. St. Basil, Letter 263, To the Westerns, NPNF2, 8:32, 377AD []
  57. Michael J. Miller, The Shepherd and the Rock, (Huntington, Ind: Our Sunday Visitor, 1995), p.124-125 []
  58. St. Basil, Letter 70, NPNF2, 8:166, 366-384 AD []
  59. NPNF2, 8: 253 []
  60. Ray Ryland, “Papal Primacy and the Council of Nicaea”, This Rock, June 1997, 26-27 []
  61. St. Gregory of Nissa, Homily 15, in Joseph Berington and John Kirk, The Faith of Catholics, (New York: F. Pustet & Co, 1885), 2:20-21 []
  62. St. Gregory, Oration 26, in Berington dan Kirk, Ibid., 2:21 []
  63. St. Gregory, Carm 2., in Berington dan Kirk, Ibid., 2:21 []
  64. St. Damasus, The Decree of Damasus 3, 382AD, in  William Jurgen, The Faith of the Early Fathers, (Collegeville, Minnesota: Liturgical Press, 1970), 1: 406-407 []
  65. Letter of Jerome to Pope Damasus 15,2 374-379AD, NPNF2, 6:18 []
  66. Letter of Jerome to Pope Damasus 16,2 374-379AD, in Jurgens, The Faith of the Church Fathers 2:184 []
  67. St. Jerome, Against Jovianus 1, 26, NPNF2, 6:366 []
  68. St. Alphonsus Liguori, Venita della Fede, 3,7, as quoted by Livius, T, St. Peter,Bishop of Rome, (London: Burns & Oats, 1888), p. 258 []
  69. St. Jerome, Letter 130 to Demetrias, NPNF2, 6:269 []
  70. St. Jerome, Against the Pelagians, 1, 14a, 26, NPNF2, 6:455 []
  71. Synodal Letter of  Ambrose, Sabinus, Bassian, and Others to Pope Siricius, 42, 1, in Jurgen, Faith of the Early Fathers, 2:148 []
  72. St. Ambrose, Commentaries on Twelve of David’s Pslams 40, 30 []
  73. St. Ambrose, in Ps 43, n.40, in Joseph Berrington and John Kirk, Faith of Catholics, (New York: F. Pustet & Co, 1900), p. 26 []
  74. St. Ambrose, Exposition in Luc, in Colin Lindsay, The Evidence for Papacy(London: Longman’s, 1890), p. 37. Di sini terlihat bahwa Yesus memberi nama Simon dengan sebutan Petrus, untuk membuatnya mengambil bagian secara unik di dalam pondasi Gereja []
  75. St. John Chrysostom, Homilies on John 88, 1. NPNF I, 14:331. []
  76. St. John Chrysostom, De Sacerdotio, 53 []
  77. St. John Chrysostom, Homily 3 de Poenit, 4, in Berrington dan Kirk, Ibid ., 2:31 []
  78. cf.  Joseph Hergenrother, Anti Janus, (Dublin: W.B. Kelly, 1870), p. 130-131 []
  79. St. John Chrysostom, Homily 88, 1, on St. John, NPNF 1, 14:332 []
  80. St. John Chrysostom, Homily 3, in Acts, NPNF 1, 11:20 []
  81. St. John Chrysostom, Commentary on Galatians 1, 18, NPNf 1, 13:12-13 []
  82. Socrates Scholasticus, The Ecclesial History 2,8, NPNF 2, 2:38 []
  83. Socrates Scholasticus, The Ecclesial History 2,15, NPNF 2, 2:42 []
  84. The Ecclesial History of Sozomen, 3,8, NPNF 2, 2:287 []
  85. The Ecclesial History of Sozomen, 3,10, NPNF 2, 2:288-89 []
  86. St.Letters of St. Augustine 53, 3, NPNF 1, 1:298. Donatism adalah aliran sesat yang berkembang pada masa St. Agustinus hidup []
  87. Ibid. []
  88. St. Augustine, Epistle 43,7, in Joseph Berrington and John Kirk, Faith of Catholics, ed. T.J. Capel, vol 2 (New York: F. Pustet & Co, 1885) p. 81-82 []
  89. St. Augustine, Sermon 186, n.2, in Luke Rivington, The Primitive Church and the See of Peter, (London: Longmans, Green and Co., 1894), p. 290 []
  90. St. Augustine, Lib., i.c. Julian c.4, in Rivington, Ibid.,p. 290 []
  91. Retractationes 1,20,1, in St. Augustine: The Retractations, trans, Sis. Mary Inez Bogan (Washington DC: Catholic University of America Press, 1968), 60:90-91 []
  92. Contoh tulisan ini adalah: “Dengan memandang bahwa Kristus adalah batu karang (Petra), Petrus adalah umat Kristen. Sebab batu karang (Petra) adalah sebutan aslinya. Oleh karena itu Petrus disebut dari batu karang, bukan batu karang dari Petrus; sebagaimana Kristus tidak disebut dari Kristen, namun Kristen dari Kristus. Oleh karena itu, Dia berkata, “Engkau adalah Petrus; dan di atas Batu Karang ini” yang mana telah engkau akui, diatas Batu Karang ini yang mana telah engkau nyatakan, dengan berkata, “Engkau adalah Kristus, Putera Allah yang hidup’ akan Kubangun GerejaKu;” yaitu atas DiriKu Sendiri, Putera dari Allah yang hidup, “akan Kubangun GerejaKu.” Aku akan membangunmu diatas DiriKu Sendiri, bukan Diri-Ku Sendiri diatasmu.” (St. Augustine of Hippo, Sermon XXVI. 1:2)
    Memang sepertinya dari kutipan ini St. Agustinus mengartikan ‘Batu karang’ sebagai Kristus yang kepada-Nya Petrus menyatakan imannya. Namun kemudian St. Agustinus mempertimbangkan kembali tulisannya ini. Kita ketahui, di saat usianya yang lanjut (72 tahun, 4 tahun sebelum ia wafat) St. Agustinus menuliskan semacam buku review (tinjauan ulang) akan semua tulisan/ ajarannya yang terdahulu dalam suatu tulisan yang diberi judulRetractions yang artinya ‘pertimbangan kembali’. Di sana ia memperjelas maksud pernyataannya tentang hal ini, dan bahwa Batu Karang dalam perikop Mat 16:18 mengacu baik kepada Kristus yang kepada-Nya Petrus menyatakan imannya, maupun kepada Petrus itu sendiri, karena pengakuan imannya itu. []
  93. St. Augustine, Sermons 131,10, William A. Jurgens, The Faith of the Early Fathers, (Collegeville, Minnesota: Liturgical Press), 3:28 []
  94. St. Augustine, Against the Epistle of Manichaeus 5,4-5, in Joseph Cullen Ayer,A Source Book for Ancient Church History, (New York: Charles Scribner’s Sons, 1948), p. 454-455, cf. NPNF 1, 4:130, 131 []
  95. Letter of Pope Innocentius I to the Fathers of the Council of Carthage on Jan 27, 417, in Jurgen, Faith of the Early Church Fathers, Ibid., 3:181-182 []
  96. Letter of Pope Innocentius I to Vitricius, Bishop of Rouen, 2,3,6, dated Feb 15, 404, in in Jurgen, Faith of the Early Church Fathers, Ibid., 3:179 []
  97. Theodoret, Epistle  116 to Renatus, in Hergenrother, Anti- Janus, Ibid., p.67 []
  98. Council Ephesus, third session in The First Seven Ecumenical Councils, 325-787, by Leo Donald Davis (Minneapolis: Liturgical Press, 1990) p.157 []
  99. Letter of Pope Leo I to Bishops of the Province of Vienne, 10, 1-2, July 445, in Jurgen, Faith of the Early Fathers, 3:269 []
  100. Pope Leo I, Sermon 4,2, (461 AD), in Jurgens, Faith of the Early Fathers, 3:275 []
  101. Pope Leo I, Epistle 105, NPNF2, 12:76,77 []
  102. Response to Pope Leo’s Tome, quoted in John Jay Hughes, Pontiffs: Popes Who Shaped History, (Huntington, Indiana: Our Sunday Visitor, 1994), p.46 []
  103. Letter 98: From the Synod of Chalcedon to Leo, NPNF 2, 12:73 []
  104. S. Herbert Scott, The Eastern Churches and the Papacy, London: Sheed and Ward, 1928), p.189-190 []
  105. St. Cyril, Commentary on John, in Joseph Berrington and John Kirk, The Faith of Catholics, (New York: F. Pustet & Co., 1885), 2:46 []
  106. Ibid. []
  107. St. Cyril, In Concl. Ephes, 1,14, as quoted in Paul Bottalla, The Pope and the Church, (London: Burns, Oates and Co., 1868), p.84 []
  108. Ibid., 86 []
  109. St. Peter Chrysologus, Letter to Eutyches 25,3, (449 AD), in Jurgen, Faith of the Early Fathers, 3:268 []
  110. Letter to Pope Leo, in Vladimir Solovyev, Russia and the Universal Church, (London: Geoffrey Bles,1948), p. 134 []

Recent Post