Latest News

Showing posts with label Kesaksian. Show all posts
Showing posts with label Kesaksian. Show all posts

Tuesday, March 11, 2014

Mengenal Pembaruan Karismatik Katolik Dari Dekat

Mengenal Pembaruan Karismatik Katolik Dari Dekat (02/08/2006)

Narasumber: Sr. Helene, MASF dan Bapak Richie Handoko (Abun). Host: Carolline Silka & David Constantiyn Senduk.


Silka: Sr. Helene, bagaimana sejarah singkat Pembaruan Karismatik Katolik? 

 
Sr. Helene: Pembaruan Karismatik Katolik dilahirkan tepatnya pada bulan Februari 1967 ketika mahasiswa/i dari Universitas Dequesne (AS) mengalami Pencurahan Roh Kudus dalam sebuah retret di kota Pittsburgh, AS. Setelah mengalami Pencurahan Roh Kudus, mereka mulai mengalami Karunia-karunia Roh Kudus dan mempunyai hubungan pribadi yang lebih dekat dengan Yesus. Sejak tahun 1967 itu, berjuta-juta orang Katolik dari kurang lebih 120 negara di dunia ini telah mengalami pembaruan rohani yang luar biasa dalam hidup kristiani mereka, disertai dengan banyak karunia-karunia karismatis dari Roh Kudus.
Paus Yohanes Paulus II, 11 Desember 1979, dalam audiensi dengan para pimpinan Pembaruan Karismatik Katolik seluruh dunia mengatakan: �Saya yakin, bahwa gerakan ini adalah tanda karya Roh Kudus. Dunia masa kini sangat membutuhkan karya Roh Kudus dan orang-orang yang dipakai oleh Roh Kudus. Situasi dunia adalah sangat gawat. Materialisme adalah penolakan terhadap hal-hal yang rohani, maka kita sangat membutuhkan peranan Roh Kudus. Sebagai akibatnya saya yakin, bahwa Pembaruan Karismatik Katolik ini merupakan sebagian yang sangat penting di dalam keseluruhan pembaruan Gereja!�


Silka: Bagaimana dengan perkembangan Karismatik di negara Indonesia sendiri, Suster?


Sr. Helene: Di Indonesia, Pembaruan Karismatik Katolik dimulai pada tahun 1975 dengan berdirinya sebuah kelompok doa yang pada mulanya beranggotakan 12 orang di Malang. Lalu pada tahun 1976, secara independen juga dimulai di Jakarta dan dari keduanya ini akhirnya menyebar ke seluruh Indonesia.


Silka: Bagaimana kondisi umat Karismatik di Indonesia dan di Kalimantan khususnya?


Sr. Helene: Di Balikpapan, Pembaruan Karismatik Katolik sudah masuk sejak 1987. Namun, dua tahun yang lalu perkembangan karismatik di Balikpapan sangat berkembang, mereka berani untuk memberi renungan, kendati masih jatuh bangun, tapi keberanian cukup membanggakan. Persekutuan Doa Karismatik Katolik juga memberi ruang para anggotanya untuk sharing kesaksian iman.


Silka: Apa itu Pembaruan Karismatik Katolik?


Sr. Helene: Kardinal Suenens mengatakan: Pembaruan Karismatik Katolik tidak ingin hanya menjadi salah satu dari beberapa gerakan-gerakan rohani, tetapi Pembaruan Karismatik Katolik dapat dilukiskan sebagai �suatu aliran rahmat�:
  • berlaku bagi setiap orang Kristiani,
  • tidak pandang �gerakan� atau asosiasi dimana mereka menjadi anggotanya,
  • tidak pandang apakah orang itu seorang awam, religius (biarawan-biarawati), seorang imam atau seorang uskup.
  • Kita tidak �masuk� ke dalam Pembaharuan. Tetapi Pembaruan Karismatik yang masuk ke dalam diri kita, bila kita menerima rahmat-Nya�.
Pembaruan Karismatik Katolik tidak bermaksud membawa Gereja ke dalam gerakan Karismatik. Pembaruan Karismatik Katolik menemukan kembali mutlak pentingnya peranan kuasa Roh Kudus dalam kehidupan Gereja. Gereja lahir, tumbuh, berkembang dan berbuah hanya oleh kuasa Roh Kudus. Lewat pembaruan hidup kristiani dalam segala aspeknya, baik hidup umat secara keseluruhan maupun secara pribadi dalam Roh Kudus, Gereja dapat diperbarui.
Pembaruan Karismatik Katolik ingin menghadirkan bagi kita kehidupan Gereja perdana, dimana kita jumpai unsur-unsur hakiki dari kehidupan Gereja :
  1. Hidup yang berpusat pada Allah dan Yesus sebagai Tuhan dan Penyelamat kita, dimana Yesus sungguh diakui dan dialami sebagai Yang Hidup, oleh kuasa Roh Kudus.
  2. Keyakinan yang mendalam, bahwa memang memungkinkan orang hidup dalam Roh, dimana orang mengalami kehadiran, kuasa dan bimbingan nyata Roh Kudus, seperti yang dialami para murid Yesus dalam gereja perdana.
  3. Keterbukaan terhadap semua karunia Roh Kudus seperti yang kita jumpai dalam Gereja perdana dan seperti yang antara lain disebutkan dalam 1 Kor 12 dan 14.
  4. Keyakinan yang mendalam, yang diperkuat oleh pengalaman, bahwa memang mungkin sekali memberikan kesaksian tentang Yesus Kristus, dengan tanda dan kuasa, seperti yang antara lain disebutkan dalam Injil Mrk.16:17-18.

Silka: Tadi disebutkan bahwa Pembaruan Karismatik Katolik ini ingin menghadirkan Kehidupan Gereja Perdana, apakah artinya itu Suster? Apakah Gereja jaman kini sudah mengalami perubahan dan modernisasi sehingga arti �Gereja� itu sendiri menjadi kabur?


Sr. Helene: Sebetulnya kita sudah hidup di dalam gereja perdana, dan memang setelah ada pembaharuan karismatik, dunia mengalami kelengkapan. Karismatik bukan menghapus yang lama, tapi membaharui, melengkapi apa yang sudah ada. 


Abun: Benar sekali, dan lewat pembaruan yang dilakukan oleh Roh Kudus, kita dapat benar-benar mengalami Trinitas yaitu Bapa, Putra, dan Roh Kudus, sebagai Yang Hidup di dalam diri kita. Bukan hanya sekedar mengetahui saja, tapi juga membarui hidup rohani kita yang sudah mengalami kekeringan dimana seakan-akan hal-hal yang berbau rohani tidak lagi dibutuhkan.


Silka: Sr. Helene, apa Visi Pembaharuan Karismatik Katolik atau yang kita sebut sebagai �PKK�?


Sr. Helene: Visi dari Pembaruan Karismatik Katolik adalah sama dengan visi dari Gereja Katolik ialah membangun Tubuh Kristus (efesus 4:12). Dan Tubuh Kristus adalah kita semua umat Katolik dan kita masing-masing adalah anggota Tubuh Kristus (1 kor 12:27). Maka kita masing-masing perlu dibangun.


David: Tadi di sesi sebelumnya sudah disebutkan bahwa Visi Pembaruan Karismatik Katolik adalah: membangun Tubuh Kristus. Lalu, apa Tujuan dan Misi dari Pembaruan Karismatik Katolik ini?


Sr. Helene: Tujuan dan Misi dari Pembaruan Karismatik Katolik adalah :
1.  Menolong orang-orang Katolik mengalami suatu �Baptisan dalam Roh Kudus�       (KIS 2). Maksudnya : pengalaman pribadi rahmat pemuridan Kristus, yaitu :
  • Kasih yang berkobar dan komitmen yang besar kepada Yesus sebagai Juru Selamat dan Tuhan Pribadinya,
  • Kepercayaan seperti anak-anak kepada Allah Bapa,
  • Keterbukaan terhadap bimbingan dan karunia-karunia Roh Kudus, dan
  • Komitmen yang hangat kepada Tubuh Kristus, yaitu Gereja.
2.  Menolong orang-orang Katolik memahami, mendapatkan, dan mempergunakan karunia-karunia karismatis (Lumen Gentium Bab I No. 12), yang merupakan sumber kekuatan bagi orang-orang Kristiani dalam melaksanakan tugas perutusan mereka dan dalam perjalanan mereka menuju kekudusan.
3.  Menolong orang-orang Katolik menemukan keindahan dan kuasa doa, baik doa kolektif maupun doa pribadi, dengan tekanan khusus pada doa pujian, doa syafaat yang penuh iman, dan ikut serta dalam pertemuan doa mingguan bersama-sama dengan saudara-saudara seiman.
4.  Menolong menumbuhkan dan mengembangkan karya evangelisasi dalam Kuasa Roh Kudus, dengan mewartakan Injil dalam kata dan perbuatan dan dengan memberikan kesaksian tentang Yesus Kristus melalui kesaksian pribadi dan karya-karya iman serta keadilan. 
5.  Memupuk pertumbuhan yang terus menerus dalam kekudusan melalui pengintegrasian hal-hal yang penting dalam karismatik ini dengan kehidupan yang penuh dari Gereja, melalui partisipasi dalam kehidupan sakramental dan kehidupan liturgis, penghargaan terhadap tradisi doa dan spiritual Katolik, pendidikan yang terus menerus dalam doktrin Katolik, dan partisipasi dalam rencana pastoral Gereja lokal.


David: Apa itu Karunia-karunia Karismatis Roh Kudus? Dan apa saja yang disebut sebagai Karunia-karunia Karismatis tersebut?


Sr. Helene: Karunia Roh Kudus = Kebijaksanaan, Pengertian, Nasihat, Kekuatan, Pengetahuan, Kesalehan, Takut akan Tuhan. Karunia Karismatis Roh Kudus = bahasa roh, nubuat, penafsiran bahasa roh, penyembuhan, penyembuhan batin, pelayanan pelepasan, berkata-kata dengan pengetahuan (sabda pengetahuan), sabda kebijaksanaan, karunia membuat mukjizat, karunia iman, membedakan roh-roh, resting in spirit, penumpangan tangan. 


David: Berangkat dari visi dan misi Pembaruan Karismatik Katolik tadi, akhirnya melahirkan suatu kegiatan yang disebut Persekutuan Doa (PD). Abun, mungkin bisa dijelaskan apa yang dimaksud dengan Persekutuan Doa? 


Abun: Persekutuan Doa atau sering disebut �PD� merupakan sekelompok orang yang bertemu pada waktu-waktu tertentu yang mencoba menghayati hidup Kristiani yang bersemangat dalam dunia modern. 
Maksud dari Pembaruan Karismatik Katolik adalah membawa hidup baru dalam Roh ke dalam Gereja. Persekutuan doa merupakan pelengkap Misa Kudus (bukan pengganti). Tujuan utama dari persekutuan doa adalah memuji dan menyembah Allah (Ef 5:18-20). Dengan nyanyian, karunia bahasa Roh, doa-doa, tepuk tangan, menari, mengangkat tangan, bermacam-macam alat musik, kesaksian-kesaksian pribadi yang berhubungan dengan berkat Allah dan karya-Nya dalam hidup mereka.
Tujuan kedua dari persekutuan doa adalah menerima makanan dari Firman Allah, dari karunia-karunia (nubuat, sabda pengetahuan, dan sabda kebijaksanaan), dari pengajaran dan kesaksian.   Menjelang akhir persekutuan doa biasanya ada waktu untuk doa permohonan baik untuk orang lain maupun untuk diri sendiri dan ada waktu juga untuk mendoakan orang lain dengan penumpangan tangan atau pelayanan secara lain bagi mereka yang membutuhkannya.


David: Menurut Abun, hal-hal apa yang ditawarkan Persekutuan Doa Karismatik Katolik bagi kehidupan Gereja?


Abun:
  • Suasana dimana orang dapat bertumbuh dalam kehidupan rohaninya
  • Suasana dimana orang bisa membawa orang lain kepada Tuhan
  • Suasana dimana orang ingin melewatkan waktu cukup lama untuk berdoa, sharing, dan belajar tentang kerohanian
  • Kesempatan untuk mendapatkan ajaran atau bimbingan rohani yang lebih dalam.
Persekutuan Doa Karismatik Katolik memainkan peranan yang sangat penting dalam Pembaruan Karismatik Katolik sehingga Pembaruan Karismatik Katolik tak mungkin berlangsung tanpa persekutuan doa tersebut.


David: Saya sering mendengar pengumuman di Gereja, diadakannya Misa Karismatik, kalo tidak salah pada tiap-tiap bulan di hari Senin. Sebetulnya apa bedanya Misa Karismatik dengan Misa Kudus biasanya?


Abun: Misa karismatik tidak berbeda dengan misa biasanya. Mulai dari pembukaan sampai selesainya. Hanya lagu-lagunya saja yang tidak semua menggunakan lagu-lagu madah bakti. Tetapi menggunakan lagu-lagu yang umumnya dijual di toko-toko kaset rohani. Jadi bukannya mengubah atau mengurangi atau menambahkan tata perayaan Ekaristi.
Penyembahan bisa dilakukan di awal � sebagai pengantar Pastor masuk ke Altar atau pada bait pengantar Injil.


Silka: Abun, mungkin boleh dishare dengan rekan setia di rumah, bagaimana pengalaman iman seorang Abun menerima Yesus Kristus dalam hidup Abun dan mengapa tertarik dengan  Karismatik Katolik?


Abun: Saya mengalami hidup baru bersama Kristus pada tahun 1996. Sebelumnya saya hanya mengenal agama Kristen dan tidak tahu sama sekali tentang agama Katolik. Dan hidup saya sebagai orang Kristen biasa-biasa saja. Doa, baca Firman, dan ke gereja itu kalo ingat saja. Saya pun bukan termasuk orang yang tertarik akan hal-hal yang berbau rohani, sama sekali. 
Tetapi pada tahun 1996, Puji Tuhan hidup saya berubah 180 derajat. Saya melihat sendiri bagaimana dahsyatnya Kuasa Allah mengalahkan roh-roh jahat dalam diri seseorang dalam pelayanan pelepasan. Saya pun tidak tahu kalo itu adalah kumpulan orang-orang Katolik. Sejak itu muncul kerinduan saya untuk mengalami kasih Alllah dalam hidup saya secara pribadi. Hati saya mulai terbuka, dan jam 24 malam saya didoakan pencurahan Roh Kudus oleh tim pelayanan. Sejak itu, hati saya berkobar-kobar dan selalu dipenuhi kerinduan untuk benar-benar mengenal dan mengalami secara pribadi Kasih Allah tiap hari, saya seperti hidup baru/dilahirkan kembali di dalam Kristus. Contohnya, dulu baca Firman ya sekedar baca saja, ga ada rasanya. Tetapi setelah Roh Kudus membarui, Firman itu menjadi hidup; mulailah saya membeli kaset-kaset rohani yang saya pakai untuk memuji dan menyembah sebelum berdoa; ikut terlibat aktif dalam pelayanan persekutuan doa karismatik. Saya bersyukur, Pembimbing saya tidak juga memaksa untuk masuk Katolik tapi membiarkan saya memilih mau katolik atau kristen. Namun saya akhirnya memilih Katolik. 
Saya memilih terlibat aktif melayani di Karismatik Katolik karena disitulah saya mengalami hidup baru dalam Roh, dan karena Roh Kudus-lah saya diijinkan untuk terus melayani sampai saat ini. Itu bukan karena kuat dan gagah saya, tetapi semata-mata oleh kasih karunia Allah saja.


Silka: Sr. Helene, apa keistimewaan Karismatik Katolik dibanding Karismatik lainnya?


Sr. Helene: Ada adorasi (saat hening),�����dan puncaknya pada Perayaan Ekaristi.


Silka: Saat ini anda menjabat sebagai Ketua II PDKK Firdaus, program kegiatan apa saja yang ada di PDKK Firdaus untuk tahun 2006 ini?


Abun:
  1. Kegiatan rutin:PD setiap Senin jam 7-9pm di Aula Prapatan Sta. Theresia dan setiap senin pertama ada misa karismatik
  2. Non rutin:
  • Koor, Lektor dan Tatib
  • Seminar (seminar SHBDR, Pertumbuhan, Penyembuhan Luka Batin, Leadership, dll)
  • KRK 


Silka: Lalu bagaimana tanggapan atau dukungan Pastor Paroki terhadap kegiatan ini?


Abun: Sangat mendukung, tempat diberikan, waktu diberikan.


Silka: Kalau ada umat yang ingin bergabung dalam PD setiap hari Senin itu, gimana caranya? Bisa langsung datang saja atau harus daftar dulu?


Abun: Langsung datang dan silakan menikmati


David: Sr. Helene/Abun, mengapa dalam memuji dan menyembah Allah, PDKK menggunakan ekspresi seperti tepuk tangan, menari, mengangkat tangan, memakai bermacam-macam alat musik. Bagi kebanyakan umat Katolik merasa hal tersebut terlalu gaduh/ramai, kurang khidmat, mengganggu konsentrasi dan sebagainya. Bisa dijelaskan mengapa Pembaruan Karismatik Katolik berlaku demikian? 


Sr. Helene: Benar, tetapi ekspresi itu bukan merupakan keharusan/wajib untuk dilakukan. Untuk beberapa orang, mengekspresikan pujian penyembahan kepada Allah cukup sulit untuk dilakukan. Mengapa? Mungkin ada pendapat malu jika dilihat dan dinilai orang atau dianggap terlalu berlebihan (over acting) atau berada dalam lingkungan yang tidak lazim melakukan ekspresi semacam itu. Tetapi saat kita berbicara tentang ekspresi dalam memuji dan menyembah Allah, hal ini berkaitan dengan respon tubuh jasmani kita. Sangatlah tidak mungkin jika roh dan jiwa kita merasakan sesuatu (senang, gembira, sedih, bangga dan sebagainya), sementara tubuh jasmani kita tidak memberi respon sama sekali. 
Contoh: Saat koor gereja menyanyi dengan indah, roh dan jiwa kita merasa senang, bangga, sukacita, respon tubuh jasmani kita: bertepuk tangan. Saat roh dan jiwa merasa sedih/berbeban berat, bisakah respon tubuh jasmani kita: bertepuk tangan? Ataupun sebaliknya saat roh dan jiwa merasa gembira, bisakah respon tubuh jasmani kita: seperti orang yang lagi patah hati? 


Abun: Bagi saya pribadi, yang menjadi pertanyaan adalah Apakah nyanyi sambil tepuk tangan, berdosa? Apakah nyanyi sambil angkat tangan, berdosa? Apakah nyanyi sambil menari, berdosa? Prinsipnya: selama perbuatan itu tidak berdosa, lakukan. Apalagi lagu-lagu yang dipakai juga lagu-lagu rohani. Kita melakukannya karena kita tidak akan pernah berhenti melihat / mendengar / merasakan keagungan, kemurahan, kebesaran, kekuatan, kasih, kuasa, anugerah dari Tuhan kita Yesus Kristus. Lakukanlah itu karena saudara mengasihi, menghormati dan mengagungkan Tuhan. Bukan karena paksaan atau tidak enak.


David: Apakah ada usaha-usaha khusus dari Pengurus PDKK Firdaus untuk merangkul umat untuk bergabung/berpartisipasi atau setidaknya memberi ruang bagi kegiatan PDKK?


Abun: Ya, kami sebagai pengurus PDKK Firdaus, kami hanyalah hamba/pelayan dari Allah yang sudah mengasihi dan kami sudah menyediakan sarana untuk pertumbuhan rohani umat. Apa yang menjadi bagian kami sudah kami kerjakan, hasilnya biarlah Tuhan yang mengaturnya.


David: Pertanyaan terakhir sebelum kita mengakhiri program malam hari ini, apakah ada pesan-pesan khusus dari Suster atau Abun untuk para Umat Katolik kita di Balikpapan, khususnya di wilayah Paroki Sta. Theresia, sehubungan dengan keberadaan Karismatik ini?


Abun: Bagi kita umat Katolik, kita perlu menjadi 100% karismatik, tetapi tidak terpisah dari Gereja. Kita juga perlu menjadi 100% Katolik, tapi tanpa tertutup terhadap oikumene dan setia dan taat pada ajaran dan hierarki Gereja. Kita tidak boleh kehilangan identitas kita. Kita tidak perlu mendengar yang negatif-negatif ttg karismatik dari orang lain tetapi alangkah baiknya selidiki sendiri seperti apa kegiatan karismatik. Baru kita mengambil kesimpulan.


Referensi: Buku Pembaharuan Karismatik Katolik (PKK) oleh Pastor Fio Mascarenhas, SJ

Sumber: http://www.carmelia.net/index.php/artikel/karismatik/593-mengenal-pembaruan-karismatik-katolik-dari-dekat

Wednesday, February 12, 2014

Patung Bunda Maria 'Menangis' di Israel, Ribuan Orang Berkumpul


TARSHIHA - Fenomena patung Bunda Maria 'menangis' terjadi di Kota Tarshiha, Israel. Bukan air, melainkan minyak yang jatuh dari mata patung Ibu dari Yesus Kristus itu. Ribuan orang pun datang untuk menyaksikan sendiri keajaiban tersebut.

Patung Bunda Maria yang menangis minyak itu milik sebuah keluarga di desa kecil Kota Tarshiha, di Israel bagian utara, dekat perbatasan Lebanon.

"Istriku Amira yang pertama kali melihat patung Bunda Maria yang ada di ruang keluarga kami berbalur minyak," ujar pemilik rumah, Osama Khoury seperti dikutip News.com.au, Rabu (12/2/2014). "Amira bilang padaku kalau patung Bunda Maria berbicara kepadanya dan mengatakan kepada Amira untuk tidak takut," imbuh dia.

Keluarga mengatakan, minyak itu muncul dari bagian mata di patung tersebut dan bergulir ke pipi. Minyak terus keluar dari patung Bunda Maria itu meski telah dibersihkan dengan air. Saat para tetangga Khoury melihatnya mereka menyaksikan sendiri patung itu menangis minyak dan segera berita cepat menyebar.

Beberapa bagian pipi dari patung itu selalu terlihat licin meski sudah berkali-kali dilap. "Yang paling mencengangkan adalah ketika butiran minyak jatuh dari mata patung Bunda Maria," beber Osama.

Amira Khoury mengaku ingin lebih banyak lagi berdoa setelah melihat patung tersebut. Dirinya kerap merasa aneh dan mendorongnya untuk berdoa.

Berita tentang patung Bunda Maria milik Osama itu menyebar dengan cepat, setelah seorang tetangga Osama datang dan menyaksikan langsung keajaiban tersebut. Sampai saat ini, patung di rumah keluarga Osama sudah dikunjungi oleh sekitar 2.000 orang dari berbagai penjuru Kota Tarshiha, Israel.

Ribuan orang berbondong-bondong mendatangi tempat Patung Bunda Maria menangis

Pada tahun 2011 silam, patung Bunda Maria 'menangis' juga ditemukan di sebuah rumah milik seorang pendeta di kota Taal, Provinsi Batangas, Filipina.

Orang-orang di Filipina tersebut percaya bahwa air mata patung Bunda Maria itu dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Mereka kemudian datang ke rumah si pemilik patung dan menampung air mata tersebut untuk kemudian diminum.

Tuesday, January 14, 2014

Gerakan Karismatik Katolik dalam Pembaharuan Gereja Katolik


Sejarah Karismatik di Dunia

Menurut catatan sejarah, pekerjaan besar Roh Kudus terus berlanjut sejak hari Pentakosta. Beberapa orang kudus secara tegas mengalami bimbingan Roh Kudus, seperti Santo Antonius dari Mesir, sampai kepada zaman Santo Benardus.

Orang-orang kudus lain juga dengan setia terus berkarya dan tekun mendengarkan bimbingan Roh Kudus, seperti Santo Dominikus, Santo Fransiskus, Santa Clara dari Assisi, Santo Ignasius dari Loyola, Santa Theresia Avila dan Santo Yohanes dari Salib.

Pada abad 20 banyak �gerakan awam� yang terus membangun semangat spiritualitas umat dengan dorongan yang kuat dari Roh Kudus.

Gerakan Pembaruan Karismatik Katolik modern secara besar-besaran muncul khususnya setelah Konsili Vatikan II yang menciptakan semangat baru yang lebih terbuka di dalam Gereja Katolik. Saat itu, Paus Yohanes XXIII menyusun suatu doa yang dibacakan setiap hari selama konsili berlangsung. Di dalam doa tersebut Bapa Suci menyampaikan permohonannya agar Roh Kudus memperbaharui kehidupan umat Katolik.

Kelompok Karismatik Katolik yang pertama kali tercatat dalam sejarah modern diperkirakan dimulai oleh beberapa siswa Katolik yang mengalami pencurahan Roh di Duquesne (baca: du-kein) di daerah Pittsburgh, Amerika pada tahun 1967 yang terkenal dengan istilah The Duquesne Weekend atau akhir pekan di Duquesne.

Pada tahun 1972, Kardinal Suenens mengalami secara pribadi pembaruan karismatik ini ketika ia datang ke Amerika. Ia begitu terpesona dengan pengalaman dalam Roh Kudus tersebut, dia ingin agar gereja Katolik dapat tumbuh seperti apa yang terjadi saat Pentakosta ketika Roh Kudus turun atas para rasul.

Kemudian Gerakan Pembaruan Karismatik Katolik terus berkembang dengan pesat ke seluruh dunia termasuk ke Indonesia.

Menurut catatan sejarah, pada tahun 1970-an muncul berbagai persekutuan doa ekumenik yang dengan cepat banyak memukau umat Katolik. Untuk mendukung mereka, dan dalam kerangka penggembalaan gerejawi, Uskup Agung Jakarta ketika itu, Mgr. Leo Soekoto, SJ mengundang tokoh Pembaruan Karismatik Katolik untuk menyelenggarakan �Seminar Hidup Baru�. Pada bulan Mei tahun 1976, Pastor O Brien, SJ dan H. Schneider, SJ diminta untuk menyelenggarakan seminar yang bersejarah tersebut di Jakarta.

Sejak saat itu, Gerakan Pembaruan Karismatik Katolik bertumbuh dan berkembang sampai sekarang. 


Permulaan Gerakan Karismatik Katolik di Indonesia

Pada bulan mei 1976, Pastor O Brien SJ dari Bangkok dan Pastor H. Schneider SJ dari Manila diundang oleh Bapak Uskup Agung Jakarta (Alm.) Mgr Leo Soekoto SJ. Mereka memberikan ceramah dan seminar untuk para biarawan dan kaum awam. Kira-kira 150 orang telah mengikuti seminar yang pertama itu dalam bahasa Inggris.

Pada bulan Januari 1977, kelompok doa yang kecil ini mulai dengan seminar dalam bahasa Indonesia yang pertama untuk 80 orang peserta dari seluruh kota Jakarta. Beberapa tahun sebelumnya, seorang Pastor Frasiskan dari dioses Bogor juga telah mulai membentuk suatu kelompok doa, tetapi dia meninggal dalam suatu kecelakaan dan kelompok tersebut juga mati. Juga Pastor John Indrakusuma O Carm telah mulai dengan suatu kelompok doa yang kecil di Malang Jawa Timur yang hingga kini tumbuh dan berkembang bersama kelompok yang lain.

Sesudah seminar yang pertama itu, Pastor L. Sugiri SJ menjadi Moderator dari kelompok doa di Jakarta dan minta bantuan dari mereka yang lebih dahulu sudah terjun dalam bidang tersebut untuk menyelenggarakan suatu seminar di parokinya yang besar Mangga Besar yang terletak di pusat perdagangan (pada waktu itu mempunyai 6.000 umat katolik dan sekarang lebih 9.000 orang dengan 600 orang katekumen / calon baptis).

Dalam seminar tersebut hadir 300 orang dan mereka dipermandikan dalam Roh. Hal ini membawa suatu kekuatan yang mengherankan dalam pembaruan di paroki secara menyeluruh. Umat mulai lebih tertarik dalam kehidupan gerejani, mereka membentuk kelompok kitab suci dalam lingkungannya, datang bersama-sama untuk menghadiri Perayaan Ekaristi, berdoa dan bernyanyi nyanyian Karismatik, mulai berdoa dan saling mendoakan sutu sama lain secara pribadi dan spontan, membentuk hubungan yang lebih baik dengan sesama orang kristen, lebih banyak turut mengambil bagian dalam kegiatan paroki (13 wilayah dan masing-masing lingkungannya mempunyai paduan suara sendiri), berusaha untuk membina kehidupan sosial dan lebih memperhatikan kehidupan anggota lain yang lebih miskin dalam parokinya. 

Amat banyak buah-buah kebaikan yang dapat dipetik : liturgi yang lebih hidup, lebih bayak panggilan, lebih banyak tenaga suka rela untuk pekerjaan part-timer sebagai rasul, lebih banyak calon baptis / katekumin dan sebagainya. Juga di bagian lain di Jakarta mereka menyelenggarakan Seminar-seminar dan membentuk kelompok doa dan hal ini memberikan semangat Roh kepada kelompok di paroki lain. Sampai sekarang di Jakarta terdapat kurang lebih 20 buah kelompok doa yang terdaftar dan beberapa yang belum terdaftar. Yang disebut belakangan ini kebanyakan lebih bersifat oikumene.


Perkembangan di Jawa 

Perubahan yang sama juga terjadi di Keuskupan lain : dari Jakarta mereka diundang ke Keuskupan lain untuk memberikan ceramah, seminar, retret dan lain-lain. Juga Wanita Katolik telah mencantumkan Pembaruan dan Marriage Encounter dalam program mereka. Sekarang pembaruan sudah diterima di Jawa dalam 5 daerah Keuskupan (dari 6 daerah Keuskupan yang ada) dan di pulau-pulau lain di Bali, Sumatera, Kalimantan dan Flores yang berarti sudah diterima dalam 10 daerah Keuskupan dari 34 daerah Keuskupan yang ada di Indonesia. Di Jakarta sendiri gerakan karismatik katolik mempunyai kelompok doa yang terbanyak. Berikutnya menyusul Keuskupan Agung Semarang yang terletak di Jawa Tengah, dengan kurang lebih 18 buah kelompok doa. Kami perkirakan di seluruh Indonesia ada kurang lebih 100 buah kelompok doa dengan peserta mencapai jumlah hampir 5.000 orang.

Kelompok doa Protestan sudah melampaui jauh dari kelompok doa pembaruan Katolik, kemungkinan sudah lebih dahulu 10 tahun! Karena persekutuan doa pembaruan Katolik ini masih muda dan tidak mempunyai cukup pengetahuan dan keberanian untuk berkembang sendiri - tanpa dorongan dan bimbingan dari para imam - kaum awam mulai berdoa dan mengharapkan imam-imam mereka mengambil bagian dalam pembaruan itu dan hadir dalam retret karismatik.


Retret para Imam

Sudah beberapa retret campuran, pada tahun ini untuk pertama kalinya 2 buah retret khusus untuk para imam, yang pertama diberikan oleh Pastor Tom Forrest CSSR dalam bulan Februari 1981 (dihadiri oleh 35 orang imam) dan yang satu lagi diberikan oleh Pastor Fio Mascarenhasa SJ dan Pastor Rufus Pereira Pr dari Bombay, India dalam bulan Juni 1981. Diperkirakan ada 100 orang imam yang telah mengikuti seminar Kehidupan dalam Roh atau retret karismatik, maka diaharpkan akan lebih banyak imam akan sanggup dan senang membimbing kelompok doa karismatik.
 
Kelompok doa karismatik katolik juga diselenggarakan bagi para biarawati dan melalui pusat kehidupan religius / keagamaan tersebut akan didapat pengaruh yang besar untuk pembaruan di semua bidang dari kehidupan gerejani. Sesudah retret para imam yang pertama itu timbul reaksi dari 16 imam Jesuit yang hadir bahwa mereka ingin sekali untuk mengadakan retret semacam itu setiap tahun.


Masalah yang dihadapi

Disamping cepatnya penyebaran pembaruan tersebut di seluruh kepulaun Indonesia, tetapi cukup banyak kesulitan / masalah yang harus diselesaikan : 
  1. kurangnya pengetahuan akan bahasa Inggris, kurangnya terjemahan dan penterjemah 
  2. kurangnya pemimpin yang terlatih untuk memimpin kelompok doa 
  3. kurangnya kesadaran akan persekutuan, kurangnya pendalaman, semangat berkurban untuk kelompok 
  4. kurangnya sarana untuk mempermudah hubungan yang disebabkan oleh jarak dan biaya transportasi 
  5. banyak orang mau hadir dalam seminar dan kelompok doa untuk beberapa saat atau beberapa kali saja, tetapi setelah mereka mendapatkan sedikit pembaruan mereka tidak mau hadir lagi, meskipun benar mereka menjadi lebih baik dalam kehidupan di parokinya. Tetapi mereka tidak tertarik untuk membentuk suatu kelompok doa untuk saling melayani dan hidup menurut teladan Yesus secara menyeluruh. Mereka yang aktif dalam kelompoknya tidak terikat pada kelompok tersebut tetapi tumbuh dalam kedalaman kehidupan kristiani yang matang. Mereka mengikuti setiap ceramah yang diberikan oleh penceramah dari luar negeri yang didatangkan oleh berbagai denominasi. Penceramah-penceramah itu bepergian ke berbagai negara dan berbicara di hotel-hotel yang mewah.
Jadi kita lihat begitu mudahnya penyebaran pembaruan di Indonesia, tetapi masih agak dangkal dan dengan berbagai kesulitan yang timbul dimana-mana. Pendalaman kehidupan kristiani lewat pengabdian dalam persekutuan, hanya akan tercapai oleh lingkungan dalam paroki dalam kurun waktu yang panjang dan dengan memperbaharui kelompok religius yang ada disitu. Kita adalah gereja muda, semua paroki dan kelompok keagamaan / kerohanian hidup dan berkembang / tumbuh, gereja-gereja penuh sesak.

Jadi pembaruan ini dapat menyumbang pembaruan dalam Roh, kekuatan dalam Roh, dengan karisma-karima dan sebagainya. Di atas semua itu, kita harus bersabar dan bersyukur, karena semuanya adalah Tuhan sendiri yang berkarya di antara kita. 

In Spiritu Domini

Sumber :
http://www.karismatikkatolik.org/pengajaran/462-sejarah-karismatik-di-dunia
http://oaseintim.org/kharismatik/resources/karissejarah.htm

Tuesday, December 10, 2013

Karena Menggunakan Kubah yang Mirip Masjid, Gereja Katedral St Yoseph Pontianak Didemo FPI


Sedikit terhenyak dan mengernyitkan dahi ketika membuka beranda facebook-ku. Ada salah satu sahabat yang mengirimkan berita FPI mempermasalahkan pembangunan Katedral Pontianak. Dalam berita tersebut, disebutkan bahwa FPI Kalimantan mempermasalahkan bangunan gereja tersebut karena meniru gaya bangunan Masjid. Karena penasaran, saya pun meluncur ke TKP. Ternyata saya dibawa masuk ke Grup Dukungan untuk FPI �Indonesia tanpa JIL�.

Betapa kaget saya ketika membaca kalimat kedua dalam thread tersebut �Islam Tidak Akan Pernah Mencari Masalah Kalau Musuhnya Tidak Cari Gara-Gara!!!� Sebuah kalimat yang luar biasa. Saya memiliki banyak sahabat Muslim. Tetapi, dari sahabat-sahabat tersebut saya banyak berdiskusi dan bertukar pikiran mengenai perilaku beragama. Apakah umat Katolik telah dianggap sebagai musuh karena mencari gara-gara dengan membangun gereja berkubah?

Karena penasaran, akhirnya saya mencari banyak informasi tentang hubungan kubah yang menghiasai bangunan gereja. Saya pun berselancar mencari informasi lebih jauh.

Pada mulanya seluruh Gereja Katedral mulai dari Siria, Mesir, Yunani hingga Roma pasti menggunakan kubah, dan kubah memang pertama kali digunakan oleh orang beragama yang tempat ibadatnya disebut gereja, mengapa?

Karena kubah pada mulanya bernilai sebagai mahkota apostolik atau mahkota uskup atau paus yang disebut "chiara" dalam bahasa Latin. Setiap mahkota apostolik patriark, uskup dan paus pasti berbentuk kubah, oleh sebab itu gereja katedral memang seharusnya berkubah.

Setiap mahkota apostolik patriark, uskup dan paus pasti berbentuk kubah, oleh sebab itu gereja katedral memang seharusnya berkubah.

Memang pada arsitektur tradisi Romawi yang saat ini berkubah hanya beberapa terutama Gereja Basilika baik St. Yohanes Lateran maupun St. Petrus. Tetapi arsitektur Gereja-Gereja Timur Apostolik masih mempertahankan pemasangan kubah dalam pembangunannya.

Dalam penelusuran tersebut, saya menyimpulkan bahwa model kubah sudah ada jauh sebelum Islam berdiri. Soal kapan persisnya, tinjauan historis bisa menjadi salah satu cara untuk mengetahuinya. Ada beberapa diskusi dan pendapat soal kapan pertama kali model kubah muncul dalam khasanah arsitektur.

Dengan demikian, menjadi aneh ketika bangunan gereja Katedral Pontianak yang mengadopsi model kubah diklaim sebagai meniru kubah Masjid. Sementara, bangunan masjid pertama yang menggunakan model kubah adalah Masjid Ummar di Yerusalem. Masjid ini dibangun saat khalifah Abdul Malik berkuasa (685-688). Klaim tersebut menjadi aneh ketika model kubah sendiri sudah ada lebih dahulu. Model kubah sendiri tidak hanya digunakan untuk bangunan gereja, tetapi juga dipakai untuk bangunan yang lain.

Kiranya sebuah bukti historis tersebut sudah meruntuhkan klaim bangunan gereja Katedral Pontianak meniru gaya bangunan Masjid. Sejarah telah membuktikan bahwa model kubah telah lebih dahulu digunakan. Sejarah tidak pernah bohong, kecuali sejarah itu telah dibelokkan untuk kepentingan tertentu.

Bagaimana mungkin sesuatu yang sudah ada meniru sesuatu yang belum ada? Hanya dengan berpikiran jernih dan luas, maka kita akan mampu melihat sebuah persoalan dengan lebih arif.



Gereja Katedral St Yoseph Pontianak dalam proses pembangunan

Friday, November 15, 2013

Patung Yesus Berdiri Tegak Meski Dihantam Topan Haiyan

Di antara pohon-pohon yang hancur akibat Topan Haiyan, patung Yesus kokoh berdiri tanpa goresan sedikitpun.

MANILA - Sebuah patung Yesus yang diperkirakan mencapai tinggi hingga dua lantai gedung, tetap berdiri kokoh di saat Topan Haiyan melanda Filipina. Ini adalah keajaiban lain yang terjadi di saat bencana dahsyat itu melanda.

Patung Yesus itu berdiri tegak di tengah kehancuran yang terjadi di sekelilingnya usai topan menghantam. Tampak patung itu seperti memberi berkah kepada para korban akibat Topan Haiyan.

Menurut CNN, Kamis (14/11/2013), patung itu ditemukan di Kota Tanauan. Jelas sekali patung itu tidak tersentuh sama sekali oleh Topan Haiyan yang melanda dengan kecepatan mencapai 315 kilometer per jam, Jumat 8 November 2013.

Keajaiban berbau religi beberapa kali terjadi di saat sebuah wilayah yang dilanda bencana. Sebelumnya pada guncangan gempa di Filipina Oktober 2013, dua buah patung Bunda Maria juga tidak mengalami kerusakan sama sekali.

Kekuatan Topan Haiyan memang dahsyat. Bahkan kuatnya hembusan angin membuat puluhan ribu bangunan dilaporkan hancur, khususnya di Tacloban yang menjadi wilayah paling parah dihantam topan. 600 ribu warga pun terpaksa mengungsi akibat bencana ini.

Jumlah resmi korban tewas akibat Topan Haiyan terus bertambah. Pemerintah Filipina menyatakan korban tewas kini bertambah menjadi 2.275 jiwa
. Selain korban tewas, jumlah korban terluka dilaporkan mencapai 3.655 jiwa dan 80 lainnya hilang.

Proses penyelamatan besar-besaran terhadap korban selamat masih terus berlanjut. Namun masih banyak wilayah yang belum tersentuh oleh tim penyelamat, mengingat beratnya medan.

Presiden Aquino pun menetapkan status darurat bencana dan mengerahkan prajurit Filipina ke Tacoblan untuk mencegah penjarahan. Penerapan status darurat itu amat penting untuk mempermudah pengerahan bantuan kepada warga yang terkena imbas topan.

Sumber :  http://international.okezone.com/read/2013/11/14/411/896692/patung-yesus-berdiri-tegak-meski-dihantam-topan-haiyan

Sunday, November 10, 2013

Romo Bagya Ditonjok Saat Bagikan Komuni, Hosti Berjatuhan


Sesawi.Net - Kabar memprihatinkan berhembus dari Yogyakarta, tepatnya dari Gereja Santo Yusup Bintaran. Ketika tengah sibuk membagikan komuni saat misa hari Sabtu (9/11) petang kemarin, tiba-tiba datang orang yang tidak dikenal dan langsung menonjok dari belakang dengan sabetan tangannya (digablok) dan pukulan sabetan tangan itu langsung mendarat di punggung Romo Subagya Pr hingga menyebabkan beliau jatuh tersungkur.

Hosti yang terdapat dalam sibori di tangan Romo Bagya langsung jatuh berhamburan di lantai Gereja. Umat pun sangat terkejut dan sontak langsung �bereaksi� mengamankan orang yang berbuat tidak sepantasnya di Gereja Santo Yusup Bintaran ini.

Dari perbincangan Romo Aloysius Budipurnama Pr dari Paroki Kebon Dalem Semarang dengan Romo Bagya Pr, informasi yang tertulis di media sosial Keuskupan Agung Semarang (KAS) menyebutkan beberapa fakta berikut ini.
  • Pelaku tindak yang sangat tidak terhormat ini diketahu bernama Sapta
  • Pelaku berasal dari Prawiradirjan, Yogyakarta
  • Saat terjadi insiden di TKP, pelaku memakai kaos T-Shirt bergambar Amien Rais.

Begitu insiden terjadi dan pelaku diamankan petugas tata tertib Gereja, yang bersangkutan segera dibawa ke Polsek Mergangsan, Yogyakarta untuk investigasi insiden dan �proses verbal�. 

Usai misa selesai dan ketika keadaan sudah menjadi tenang, Romo Bagya Pr segera dibawa ke RS Panti Rapih Yogyakarta untuk mendapatkan visum.

Ternyata Pelaku Penonjokan Itu Terganggu Jiwanya

Dari pembicaraan telepon Romo Aloysius Budi Purnama Pr dengan Romo Bagya Pr, ada informasi valid yang menyebutkan bahwa pelaku bernama Sapta ini ternyata secara psikis dan emosional dalam kondisi kejiwaan yang tidak sehat.

�Pernah dua kali dirawat  di sebuah rumah sakit jiwa di kawasan Pakem,� kata Romo Budipurnomo Pr  menjawab Sesawi.Net hari Minggu (10/11) malam. 

Yang bersangkutan pernah menjadi pasien dua kali di sebuah rumah sakit jiwa di Pakem, Yogyakarta.

Ketegangan dan kemarahan umat Katolik di Gereja Santo Yusup Bintaran pun menjadi reda, setelah mengetahui �pelecehan agama� ini terjadi karena pelaku dalam kondisi kejiwaan yang tidak stabil alias gila. 



Keluarga Pelaku Penonjokan Sudah Minta Maaf

Menurut penuturan Romo Willem Pau Pr, mantan Ketua Komsos Keuskupan Agung Semarang kepada Sesawi.Net, keluarga pelaku dengan itikad sangat baik sudah datang mengunjungi Gereja Santo Yusuf Bintaran dan bertemu dengan Romo Bagya Pr di Pasturan.

�Tujuannya menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas �ulah� tak terduga dari Sapta,� kata romo diosesan (praja) KAS putra asli Magelang ini.

Keluarga juga mohon diberikan pengampunan yang sebesar-besarnya dari segenap Umat Katolik Paroki Bintaran atas �ulah� tak terduga itu. �Dan Romo Bagya Pr pun dengan jiwa besar juga sudah memaafkannya,� sambung romo pecinta musik ini.

Menurut penuturan keluarga, Sapta �sang pelaku penggamblogan itu� memang sudah pernah dua kali dirawat intensif di sebuah rumah sakit jiwa di kawasan Pakem, Yogyakarta Utara. Niat keluarga untuk mengirim Sapta kembali ke Pakem untuk perawatan lebih lanjut terhalang oleh kendala finansial.

Romo Willem Pau juga menegaskan, insiden ini sama sekali tidak ada unsur pelecehan agama. Kaos yang dipakai dengan gambar Amien Rais sama sekali juga tidak mencerminkan kaitan �ideologi politik� apa pun. �Ya sekedar baru memakai sebuah kaos T-Shit dengan kebetulan juga gambarnya begitu saja,� tegas Romo Willem Pau Pr.

Wednesday, October 30, 2013

Penampakan Yesus dan Bunda Maria di Google Earth


Walensee - Gambaran seperti sosok Yesus dan Bunda Maria muncul di Google Earth. Figur Yesus dan Bunda Maria itu terlihat seperti berada di atas awan.

Gambar menakjubkan yang terlihat di layanan pencitraan satelit itu menunjukkan sang Mesias didampingi oleh ibunya Bunda Maria, seperti dilansir situs mirror.co.uk, Selasa (29/10).

Sosok yang tampak lebih gelap, yang dikatakan sebagai Yesus dapat dilihat di sebelah kiri. Sementara sosok Bunda Maria, yang terlihat berwarna putih dan merah muda, berada di sebelah kanannya.

Figur Bunda Maria bahkan terlihat seakan diselubungi gaun yang melambai dengan kepala tertunduk dan posisi tangan seperti sedang berdoa.

Gambar itu tertangkap oleh Google Earth di atas sebuah kendaraan melaju dengan pencitraan di sepanjang jalan tol A5 di dekat Walensee, danau terbesar di Swiss.

Penampakan di era modern ini bukan kali pertama terjadi, sebelumnya sebuah awan berwarna jingga muncul di langit Florida Royal Beach, Amerika Serikat, beberapa jam setelah Paus Fransiskus terpilih.

Sebelumnya juga pernah terjadi pemandangan yang unik, ketika Paus Benediktus XVI memutuskan untuk mundur dari jabatannya, cuaca di Vatikan yang tadinya cerah menjadi mendung dan tiba-tiba petir menyambar kubah St. Peter Basilika.

Selain itu, Malaysia juga pernah dihebohkan oleh penampakan Bunda Maria. Sosok menyerupai Bunda Maria muncul di sebuah jendela di Rumah Sakit Sime Darby, di Kota Subang Jaya, Negara Bagian Selangor, Malaysia.

Apa makna dari penampakan-penampakan ini? Hanya Dia yang tahu.

Monday, September 30, 2013

Hadirilah Konser Rohani Katolik di Solo, 12 November 2013


KONSER ROHANI KATOLIK (KRK) 2013
Mempersembahkan "BREAKTROUGH" Charity Worship Concert.


Hari, tgl : Selasa, 12 November 2013
Waktu : 18.30 WIB
Tempat : Diamond Convention Hall Solo - Jl. Slamet Riyadi No. 392 Solo

Turut menghadirkan :
>> JUDIKA SITOHANG
>> REGINA IDOL
>> LEA SIMANJUNTAK
>> HARVEY MALEHOLO
>> JOY TOBING

Kesaksian :
>> Anne Avantie

Didukung oleh :
>> TALENTA COMBO BAND
>> DIDIE SSS
>> CIELLO ( WORKSHIP LEADER )
>> PD KARISMATIK KATOLIK se-SOLO RAYA
>> VOCALISTA DIVINA

Harga tiket :
>> Rp 250.000
>> Rp 150.000
>> Rp 50.000
(Seluruh dana akan didonasikan untuk pelayanan Gereja Katolik kevikepan Surakarta)

Let's come and feel that you are closer with HIM...

Thursday, September 26, 2013

Dua Hari Setelah Membom Gereja, Pakistan Diguncang Gempa Dahsyat 350 Orang Tewas

Bom meledak di depan Gereja di Pakistan, 78 orang tewas
ISLAMABAD - Berita duka kembali menyelimuti Pakistan, pada hari Minggu (22/9), sebanyak 78 orang tewas dan sekitar 120 orang terluka saat sebuah bom bunuh diri meledak di gereja Protestan All Saints Church di Peshawar, Pakistan. Pemboman itu merupakan serangan paling mematikan terhadap umat Kristen di Pakistan, yang mayoritas penduduknya beragama Islam.



Gempa 7.8 SR memporakporandakan Pakistan pada Selasa (24/9).
Dua hari setelah kejadian itu, negeri itu diguncang gempa berkekuatan 7,8 SR yang melanda Provinsi Balochistan di barat daya Pakistan pada Selasa (24/9/2013). Akibat kuatnya getaran gempa, 20.000 rumah tempat bernaung 300.000 warga di enam distrik hancur, rata dengan tanah.

Korban tewas terus bertambah, data terakhir yang diterima sebanyak 350 orang meninggal dunia dan 500 lainnya terluka, lapor Badan Penanggulangan Bencana Provinsi Balochistan, hari Kamis (26/9).

Skala kerusakan yang ditimbulkan tergolong sangat luas, yakni mencakup 45 persen dari total luas negara itu. Wilayah terparah karena dampak gempa yakni Awaran, wilayah berpenduduk miskin dengan luas daerah 21.000 kilometer persegi.

Juru bicara pemerintah provinsi, Jan Muhammad Buledi, mengatakan dampak gempa dirasakan warga di distrik Awaran, Kech, Gwadar, Panjgur, Chaghi dan Khuzdar.

Sementara itu, pasukan militer beserta staf medis dengan dibantu enam helikopter, belum seluruhnya menjangkau daerah yang hancur akibat gempa. "Kita kesulitan mencapai daerah-daerah yang mengalami gempa," tutur Bulaidi.

Upaya penyelamatan korban terhalang medan yang sulit, dan jebakan militan separatis. Namun, sejak kemarin (25/9) tak kurang tujuh ton makanan dan satu ton obat-obatan dikirim ke lokasi bencana.

"Kita sangat memerlukan fasilitas medis dan tidak ada tempat untuk merawat warga yang mengalami luka-luka di beberapa rumah sakit setempat," kata Buledi, menambahkan ribuan orang menghabiskan malam di tempat-tempat terbuka.

Sumber : http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2013/09/26/173481/Korban-Tewas-Gempa-Pakistan-Jadi-350-Jiwa

"Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu." (1 Korintus 3:17)

"Sebab memang adil bagi Allah untuk membalaskan penindasan kepada mereka yang menindas kamu." (2 Tesalonika 1:6)

Wednesday, September 11, 2013

Paus Fransiskus Ganti Mobil Mewah dengan Mobil Bekas


VATIKAN � Paus Fransiskus kembali menunjukkan sikapnya yang sederhana. Dia mengganti mobil mewah yang selama ini dikendarainya dengan mobil bekas.

Sang Paus menerima mobil bekas tersebut dari seorang pastor bernama Renzo Zocca. Dia mengaku terkejut Paus Fransiskus senang mendapat mobil bekas miliknya.

�Saya sangat terkejut. Saya sampai susah bernafas,� ujar Zocca, seperti dikutip AFP, Rabu (11/9/2013).

Zocca menerangkan, mobil bekas miliknya bertipe Renault 4. Mobil itu telah digunakannya selama lebih dari 20 tahun.

Pemimpin Vatikan selama ini menggunakan mobil khusus yang terkenal dengan nama popemobile. Setelah menerima mobil bekas Zocca, Paus Fransiskus lebih memilih mengendarai mobil sendiri daripada disupiri menggunakan popemobile.

�Petugas Vatikan khawatir karena Paus Fransiskus kini menggunakan mobil bekas saya jika ingin bepergian. Saya telah memasang ban khusus sebagai pengamanan jika musim dingin tiba dan jalanan ditutupi salju,�  terang Zocca.

Tuesday, September 10, 2013

Merasa Diintimidasi Guru Agama, Afirdo Takut Masuk Sekolah


Bandung - Afirdo Pakpahan (9) sudah empat hari tak bersekolah. Ia takut masuk sekolah setelah mendapatkan perlakuan tak mengenakan dari guru agama di sekolahnya yang menyuruhnya menghapal salah satu surat Quran. Afirdo bukan seorang muslim.

Kejadian tersebut terjadi pada Rabu (4/9). Afirdo merupakan siswa kelas 4C SDN Leuwigajah Mandiri I. Hari itu ia mengikuti pelajaran agama bersama teman-teman kelasnya. Biasanya ia menunggu di luar atau pulang jika pelajaran agama digelar.

Saat guru agama, Tati keluar kelas ia menitipkan pada KM (Ketua Murid) untuk mencatat siswa yang mengobrol atau keluar dari bangku.

"Waktu minggu kemarin saya pulang. Tapi kemarin enggak boleh pulang," ujar Afirdo saat ditemui di rumahnya di Jalan Cibogo RT 02 RW 07 Kelurahan Leuwigajah Kecamatan Cimahi Selatan.

Karena harus mengikuti pelajaran tersebut, Afrido pun bertanya jam berapa pulang. Hal itu membuatnya dicatat oleh temannya sebagai anak yang mengobrol.

Saat guru masuk kelas, daftar anak yang dicatat dipanggil ke depan. Saat itu Afirdo diminta membaca surat Quran. Ia pun mengaku disuruh menghapal surat yang akan dites pada Rabu selanjutnya.

"Saya disuruh baca arab, saya enggak bisa. Jadi enggak baca," katanya.

Saat itu Afirdo mendengar gurunya mengatakan pada dirinya jika bukan Islam, ia akan masuk neraka.

"Kalau bukan islam kamu tahu ngga bisa masuk neraka, cepat tobat nanti masuk neraka," tutur Afirdo menirukan ucapan gurunya saat itu. Ia pun hanya bisa diam saja.

Sementara itu menurut teman sekelas Afirdo, Fauzi (10), guru agama meminta Afirdo menghapal surat Al Falaq. Tapi saat itu tak ada paksaan dari guru agama saat Afirdo menyatakan tak bisa.

Namun Fauzi mengaku memang mendengar kata-kata akan masuk neraka jika bukan muslim dari gurunya itu. "Iya, bilang gitu," kata Fauzi.

Sepulang sekolah, Afirdo menceritakan kejadian tersebut pada ibunya, Kasaria (37). Ia mengaku tak mau pergi sekolah lagi karena takut pada guru agamanya itu.

"Enggak pantas guru begitu. Soal keyakinan kan tidak bisa dipaksa. Nilai agama dia selama ini dapat dari gereja. Sebelum ini tidak ada masalah," katanya.

Ayah Afirdo, Torang pakpahan pun sempat datang ke sekolah, namun menurutnya tidak mendapatkan tanggapan. Wali Kelas anaknya baru menelepon ayah Afirdo tadi pagi dan diberitahu soal masalah tersebut. Selama ini Wali Kelas mengira Afirdo tak masuk karena sakit.

Kasaria berharap ada permintaan maaf dan penjelasan dari sekolah khususnya guru agama tersebut.

"Saya juga pengen anak nyaman sekolah. Kalau begini mungkin pengennya dipindah saja, kasihan soalnya anak saya kalau takut sekolah begini. Dia selama ini enggak pernah bolos sekolah," tuturnya.

Ditemui secara terpisah di SD Leuwigajah Mandiri I, Jalan Sadar Manah, Wali Kelas 4C, Tarmidi mengatakan tidak mengetahui persis bagaimana kejadiannya. Menurutnya kini meski pelajaran Agama Islam, siswa non muslim tidak boleh pulang. Sebab kurikulum saat ini, pelajaran agama itu menyangkut budi pekerti.

"Tapi menurut saya tidak ada pemaksaan. Mungkin hanya meminta untuk tidak pulang," katanya.

Ia justru menyayangkan pihak keluarga yang tidak segera menyampaikan jika ada hal-hal yang tidak berkenan pada sekolah.

"Andaikata ada hal-hal yang kurang mengenakan bisa datang ke sekolah untuk menyampaikan keberatan. Kita kan bisa ubah," tuturnya.

Ia menyayangkan jika Afirdo jadi tak masuk sekolah karena alasan takut pada guru agama. "Guru agama kan hanya masuk seminggu sekali. Ini enggak masuk sudah 4 hari kan kasihan jadi tertinggal," katanya.

Ditemui di Kantor DPRD Kota Cimahi, Kabid Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kota Cimahi Hartati menuturkan jika mereka telah meminta keterangan dari pihak kepala sekolah dan guru agama yang bersangkutan.

"Intinya, kami sudah mengarahkan pihak sekolah dan guru itu supaya siswa non muslim bisa diarahkan ke perpustakaan atau ruang seni saat ada pelajaran agama kalau tidak boleh pulang," ujar Hartati.

Menurut pengakuan dari guru tersebut, tidak ada pemaksaan yang dilakukan. Meski begitu, guru tersebut menyatakan akan menemui keluarga siswanya untuk meminta maaf dan memberi penjelasan.

"Kita akan melakukan pembinaan pada sekolah," katanya.

Usai menerima aduan dari keluarga siswa, Wakil Ketua Komizi IV Bambang Suprihatin menuturkan jika kasus ini adalah soal etika mengajar.

"Ini lebih pada persoalan harus seperti apa etika mengejar di kelas. Namun kami harus meminta klarifikasi dari pihak sekolah untuk mencari solusi yang ada," tuturnya.

Tuesday, September 3, 2013

Dampak Paus Fransiskus, jumlah umat Katolik menghadiri pengakuan meningkat


Para imam Katolik Roma melaporkan kenaikan tajam jumlah orang yang menghadiri pengakuan sejak terpilihnya Paus Fransiskus, termasuk orang-orang muda dan beberapa orang yang tidak menghadiri Gereja selama beberapa dekade.

Sebuah survei informal klerus yang berbasis di katedral-katedral di seluruh Inggris dan Wales menemukan bahwa sekitar dua pertiga umat mulai mengambil bagian dalam sakramen tersebut, banyak dari mereka dikaitkan dengan pengaruh Paus Fransiskus.

Gereja mengatakan bahwa umat memiliki keinginan besar untuk �mencurahkan� diri mereka sendiri dan menangani �masalah� mereka daripada di masa lalu.

Mgr Kieran Conry, Uskup Arundel dan Brighton, mengatakan pendekatan yang lebih informal terkait pengakuan juga telah membantu menarik orang muda � termasuk meningkatkan jumlah.

Survei para diakon atau imam itu � yang tinggal di sejumlah tempat menemukan bahwa sekitar sepertiga telah memperlihatkan peningkatan yang disebabkan dampak dari Paus baru dan kunjungan Paus Benediktus XVI ke Inggris tiga tahun lalu.

Para responden mengatakan pengaturan khusus diperlukan untuk mengakomodasi permintaan tambahan untuk pengakuan musim panas ini.

Seorang responden mengatakan: �Sejumlah orang datang dengan mengatakan saya tidak tahu apa yang harus dikatakan atau dilakukan karena mereka tidak pernah menjalankan sakramen tersebut sejak mereka berada di bangku sekolah atau selama 30 tahun, dan meminta pentunjuk.�

Wednesday, August 28, 2013

Anggap Dinamika Biasa, Hanya Ingin Bekerja

Susan Jasmine Zulkifli, Lurah yang Sempat Ditolak Warga karena Beda Agama

Mendapat penolakan dari sebagian warga, lurah Lenteng Agung, Jakarta Selatan, ini bergeming. Dia tetap menjalankan tugas dengan giat. Protes warga dinilainya dinamika sosial yang lumrah di tengah heterogenitas masyarakat.

Susan Jasmine Zulkifli bersiap-siap turun lapangan saat Jawa Pos menyambangi kantornya kemarin pagi (28/8). Berseragam "kebesaran" cokelat-cokelat, lengkap dengan topi dan kacamata, lurah perempuan itu hendak menuju lokasi kegiatan di Posyandu RT 06 RW 04 Kelurahan Lenteng Agung. Lokasinya tak jauh dari kantor kelurahan, sehingga dia cukup berjalan kaki. Di lokasi yang dituju, Susan sudah ditunggu ibu-ibu yang membawa serta balitanya untuk mendapatkan layanan kesehatan.

Begitu sampai di posyandu, ibu-ibu pun berebut menyalami Bu Lurah cantik dan rombongan. Suasana tampak cair. Susan langsung akrab dengan warganya itu.

"Bagaimana kabarnya, ibu-ibu" Sehat semua kan" Mudah-mudahan begitu," sapa Susan dengan ramah.

Pemandangan itu menghilangkan kesan bahwa ada sebagian masyarakat Lenteng Agung yang pernah menolak kehadirannya sebagai lurah karena beragama Kristen Protestan. Susan seperti tidak peduli dengan penolakan itu. Sebab, kenyataannya, dia menjadi pemimpin di wilayah berpenduduk 55 ribu jiwa itu bukan atas kehendak pribadi atau golongan (agama). Dia menjadi lurah berdasar surat keputusan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo per Juli 2013.

"Saya memang penganut Kristen, tapi saya nggak fanatik. Saya santai saja menghadapi itu semua, karena saya berpegang kepada keputusan gubernur," kata ibu satu anak ini.

Demo menuntut pencopotan lurah Lenteng Agung karena berbeda agama.

Meski begitu, desakan sebagian masyarakat yang menghendaki dirinya mundur dinilai sebagai aspirasi tulus dari masyarakat. Hanya, aspirasi itu tidak bisa dipaksakan, apalagi menyangkut keputusan dan kepercayaan gubernur terhadap dirinya. Bagi dia, penolakan sebagian warga itu tidak akan mengganggu program-program kerjanya selama memimpin di LA (Lenteng Agung).

"Setiap pemimpin harus kuat menghadapi tekanan. Begitu seharusnya jiwa seorang pamong," kata mantan kepala seksi sarana dan prasarana Kelurahan Senen ini.

Menurut Susan, setiap perubahan yang terjadi selalu mengandung konsekuensi penerimaan atau penolakan. Pro dan kontra. Dia bisa menerima perbedaan pandangan itu sebagai sebuah kelaziman di tengah masyarakat yang heterogen. Karena itu, istri Revian D. Kaunang ini menganggap bahwa dinamika yang terjadi itu bukan untuk ditakuti, melainkan untuk dihadapi dengan penuh percaya diri.

"Karena heterogenitasnya, pasti ada saja gejolak seperti ini," ujar alumnus Fisip Universitas Indonesia (UI) ini.

Sebagaimana diketahui, pengangkatan Susan menjadi lurah LA pada Juli lalu mendapat reaksi pro dan kontra. Sebagian warga, yang dipimpin salah seorang tokohnya, Mochamad Rusli, menolak kehadiran perempuan 43 tahun itu menjadi lurah. Mereka mengumpulkan sekitar 1.500 KTP dan 2.300 tanda tangan untuk menggalang aksi itu. Meski begitu, Susan bergeming. Dia tidak akan mundur dari jabatan itu karena menjadi pejabat yang sah untuk memimpin kelurahan itu.

Menurut Susan, gubernur dan wakil gubernur DKI telah memperhitungkan secara matang mengapa dirinya ditempatkan di Kelurahan LA. Dia pun akan menjalankan amanat dan kepercayaan itu sebaik-baiknya.

"Saya hadir di sini untuk mengabdi. Untuk kerja, kerja, dan kerja. Saya nggak mau terganggu karena dinamika yang sudah biasa itu. Saya sadar betul tidak semua orang suka sama saya. Tapi, itu tidak masalah. Lumrah saja," kata ibunda Claudia Gabriel Kaunang itu.

Memang, kendati baru sebulan menjadi lurah LA, Susan langsung ngetop. Selain lantaran adanya pro dan kontra, dia cantik dan modis. Susan juga tipe perempuan pekerja keras.

"Ya, pokoknya saya ingin kerja saja. Saya akan berusaha mengayomi seluruh warga, melayani kebutuhan mereka," ujar kelahiran Jakarta, 4 April 1970 itu.

Untuk meredam gejolak yang terjadi, ibu berdarah Padang-Manado ini mengaku telah membicarakannya dengan para tokoh masyarakat sekitar. Saat pertemuan itulah dia memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa dirinya hanya akan mengabdi sepenuhnya kepada masyarakat tanpa dibatasi oleh sekat perbedaan apa pun.

"Saya tegaskan lagi, saya memang Kristen, tapi saya nggak fanatik. Saya di sini hanya perpanjangan tangan pemerintah di atas," ujarnya.

Pada saatnya nanti, kata dia, masyarakat melihat ketulusannya mengabdi tanpa dibatasi sekat-sekat apa pun. Apalagi, hanya karena perbedaan keyakinan. "Saya tidak terganggu. Nanti mereka juga lihat kerja saya. Sebab, saya ke sini bukan untuk membawa misi agama. Tidak," tegasnya.

Ditanya mengenai program kerja yang akan diwujudkannya, Susan mengaku ada beberapa yang mendesak. Salah satunya mengatur tempat pembuangan sampah akhir (TPSA) di Jalan Lontar. Sebab, TPSA itu berada di pinggir jalan. Tak jarang sampahnya meluber hingga memakan setengah jalan. Sampah-sampah itu menumpuk karena tidak hanya dari masyarakat Kelurahan LA, tetapi juga buangan warga kelurahan lain di Kecamatan Jagakarsa.

"Itu sangat mengganggu lalu lintas di sini," katanya.


=========

Ternyata lurah Susan Jasmine gemar blusukan, berikut beberapa foto dia turun langsung menemui warganya :

Recent Post