Latest News

Showing posts with label KITAB SUCI. Show all posts
Showing posts with label KITAB SUCI. Show all posts

Tuesday, March 25, 2014

Perbedaan Teologi Katolik dan Teologi Protestan

Tanpa mengurangi rasa hormat, beberapa perbedaan yang memang nyata antara teologi Katolik dan *teologi Protestan secara umum, kalau mau disarikan adalah:
*Protestan di sini tak semuanya tapi sebagian besar, karena denominasi protestan itu puluhan ribu.

(1) Konsep pilar kebenaran
(2) Konsep otoritas
(3) Konsep ekklesiologi
(4) Konsep sakramen
(5) Konsep keselamatan
(6) Maria dan Para Kudus


1. Tiga pilar (Kitab Suci, Tradisi Suci, Magisterium Gereja) vs Sola Scriptura.

a. Protestan: mempercayai hanya Kitab Suci sebagai satu-satunya sumber kebenaran (sola scriptura).

b. Katolik: mempercayai tiga pilar kebenaran: Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja.

Gereja Katolik menolak bahwa satu-satunya pilar kebenaran hanyalah Kitab Suci (Sola Scriptura). Penolakan ini disebabkan karena: (a) Kitab Suci sendiri tidak pernah mengatakan demikian bahkan menekankan pentingnya Magisterium Gereja dan sumber tertulis maupun lisan, (b) Gereja lahir terlebih dahulu sebelum Kitab Suci, (c) Gereja dengan inspirasi Roh Kudus yang menentukan buku-buku mana yang masuk dalam Kitab Suci, (d) Sola Scriptura tanpa ada otoritas yang menentukan interpretasi yang benar membawa perpecahan.

Mempercayai tiga pilar ini (Kitab Suci, Tradisi Suci, Magisterium Gereja) sebetulnya lebih alkitabiah dibandingkan hanya mempercayai Sola Scriptura.



2. Konsep tentang otoritas

a. Protestan: semua umat beriman mempunyai otoritas dan bertanggungjawab secara langsung kepada Kristus dan tidak perlu mentaati pengajaran dari siapapun.

b. Katolik: Karena Kristus sendiri yang memberikan otoritas kepada para Paus dan para uskup, maka umat Katolik dengan kerendahan hati mengikuti apa yang diperintahkan Kristus dan memberikan diri untuk mentaati pengajaran yang diberikan oleh Magisterium Gereja yang bersumber pada Kitab Suci dan Tradisi Suci.



3. Konsep ekklesiologi

a. Protestan: gereja dipandang hanya sebagai persatuan umat beriman yang percaya kepada Kristus, walaupun antar gereja mempunyai pengajaran yang berbeda-beda.

b. Katolik: Bagi Gereja Katolik, Kristus mendirikan satu Gereja, yaitu Gereja Katolik (lih. Mat 16:16-19). Gereja Katolik inilah yang menjadi Tubuh Mistik Kristus (Ef 1:23; Ef 5), yang mempunyai empat tanda yaitu satu, kudus, katolik dan apostolik.



4. Konsep Sakramen

a. Protestan: hanya mengenal Sakramen Baptis dan Sakramen Perjamuan Kudus (kadang termasuk juga Sakramen Tobat) bagi Lutheran.

b. Katolik: Gereja Katolik mengenal adanya tujuh sakramen: Sakramen Baptis, Sakramen Krisma, Sakramen Ekaristi, Sakramen Tobat, Sakramen Perkawinan, Sakramen Imamat, Sakramen Minyak Suci.



5. Konsep keselamatan

a. Protestan: hanya karena iman saja, kita diselamatkan (sola fide). "Once Saved, Always Saved" - sekali selamat selalu selamat.

b. Katolik: tidak mempercayai hanya iman (sola fide) saja kita diselamatkan, tetapi juga pentingnya iman untuk keselamatan, baptisan yang menjadi syarat keselamatan, dan orang akan diadili menurut perbuatannya.



6. Maria dan Para Kudus

a. Protestan: memandang bahwa orang-orang yang telah meninggal sama sekali terpisah dari umat Allah yang masih mengembara di dunia ini.

b. Katolik: kematian tidaklah memisahkan orang-orang yang telah dibenarkan oleh Allah dengan umat Allah di dunia ini. (lih. Rom 8:38-39).

Gereja Katolik mempercayai bahwa semua orang dipanggil untuk menjadi rekan sekerja Kristus. (lih. 1Kor 3:9) Kalau kita semua dipanggil menjadi teman sekerja Kristus, apalagi Maria, Bunda Allah dan para kudus. Bunda Maria dan para kudus adalah mereka yang sungguh telah berjasa dengan rahmat Allah, sehingga mereka dapat berpartisipasi dalam karya keselamatan Allah.

Tuesday, March 11, 2014

Mengenal Pembaruan Karismatik Katolik Dari Dekat

Mengenal Pembaruan Karismatik Katolik Dari Dekat (02/08/2006)

Narasumber: Sr. Helene, MASF dan Bapak Richie Handoko (Abun). Host: Carolline Silka & David Constantiyn Senduk.


Silka: Sr. Helene, bagaimana sejarah singkat Pembaruan Karismatik Katolik? 

 
Sr. Helene: Pembaruan Karismatik Katolik dilahirkan tepatnya pada bulan Februari 1967 ketika mahasiswa/i dari Universitas Dequesne (AS) mengalami Pencurahan Roh Kudus dalam sebuah retret di kota Pittsburgh, AS. Setelah mengalami Pencurahan Roh Kudus, mereka mulai mengalami Karunia-karunia Roh Kudus dan mempunyai hubungan pribadi yang lebih dekat dengan Yesus. Sejak tahun 1967 itu, berjuta-juta orang Katolik dari kurang lebih 120 negara di dunia ini telah mengalami pembaruan rohani yang luar biasa dalam hidup kristiani mereka, disertai dengan banyak karunia-karunia karismatis dari Roh Kudus.
Paus Yohanes Paulus II, 11 Desember 1979, dalam audiensi dengan para pimpinan Pembaruan Karismatik Katolik seluruh dunia mengatakan: �Saya yakin, bahwa gerakan ini adalah tanda karya Roh Kudus. Dunia masa kini sangat membutuhkan karya Roh Kudus dan orang-orang yang dipakai oleh Roh Kudus. Situasi dunia adalah sangat gawat. Materialisme adalah penolakan terhadap hal-hal yang rohani, maka kita sangat membutuhkan peranan Roh Kudus. Sebagai akibatnya saya yakin, bahwa Pembaruan Karismatik Katolik ini merupakan sebagian yang sangat penting di dalam keseluruhan pembaruan Gereja!�


Silka: Bagaimana dengan perkembangan Karismatik di negara Indonesia sendiri, Suster?


Sr. Helene: Di Indonesia, Pembaruan Karismatik Katolik dimulai pada tahun 1975 dengan berdirinya sebuah kelompok doa yang pada mulanya beranggotakan 12 orang di Malang. Lalu pada tahun 1976, secara independen juga dimulai di Jakarta dan dari keduanya ini akhirnya menyebar ke seluruh Indonesia.


Silka: Bagaimana kondisi umat Karismatik di Indonesia dan di Kalimantan khususnya?


Sr. Helene: Di Balikpapan, Pembaruan Karismatik Katolik sudah masuk sejak 1987. Namun, dua tahun yang lalu perkembangan karismatik di Balikpapan sangat berkembang, mereka berani untuk memberi renungan, kendati masih jatuh bangun, tapi keberanian cukup membanggakan. Persekutuan Doa Karismatik Katolik juga memberi ruang para anggotanya untuk sharing kesaksian iman.


Silka: Apa itu Pembaruan Karismatik Katolik?


Sr. Helene: Kardinal Suenens mengatakan: Pembaruan Karismatik Katolik tidak ingin hanya menjadi salah satu dari beberapa gerakan-gerakan rohani, tetapi Pembaruan Karismatik Katolik dapat dilukiskan sebagai �suatu aliran rahmat�:
  • berlaku bagi setiap orang Kristiani,
  • tidak pandang �gerakan� atau asosiasi dimana mereka menjadi anggotanya,
  • tidak pandang apakah orang itu seorang awam, religius (biarawan-biarawati), seorang imam atau seorang uskup.
  • Kita tidak �masuk� ke dalam Pembaharuan. Tetapi Pembaruan Karismatik yang masuk ke dalam diri kita, bila kita menerima rahmat-Nya�.
Pembaruan Karismatik Katolik tidak bermaksud membawa Gereja ke dalam gerakan Karismatik. Pembaruan Karismatik Katolik menemukan kembali mutlak pentingnya peranan kuasa Roh Kudus dalam kehidupan Gereja. Gereja lahir, tumbuh, berkembang dan berbuah hanya oleh kuasa Roh Kudus. Lewat pembaruan hidup kristiani dalam segala aspeknya, baik hidup umat secara keseluruhan maupun secara pribadi dalam Roh Kudus, Gereja dapat diperbarui.
Pembaruan Karismatik Katolik ingin menghadirkan bagi kita kehidupan Gereja perdana, dimana kita jumpai unsur-unsur hakiki dari kehidupan Gereja :
  1. Hidup yang berpusat pada Allah dan Yesus sebagai Tuhan dan Penyelamat kita, dimana Yesus sungguh diakui dan dialami sebagai Yang Hidup, oleh kuasa Roh Kudus.
  2. Keyakinan yang mendalam, bahwa memang memungkinkan orang hidup dalam Roh, dimana orang mengalami kehadiran, kuasa dan bimbingan nyata Roh Kudus, seperti yang dialami para murid Yesus dalam gereja perdana.
  3. Keterbukaan terhadap semua karunia Roh Kudus seperti yang kita jumpai dalam Gereja perdana dan seperti yang antara lain disebutkan dalam 1 Kor 12 dan 14.
  4. Keyakinan yang mendalam, yang diperkuat oleh pengalaman, bahwa memang mungkin sekali memberikan kesaksian tentang Yesus Kristus, dengan tanda dan kuasa, seperti yang antara lain disebutkan dalam Injil Mrk.16:17-18.

Silka: Tadi disebutkan bahwa Pembaruan Karismatik Katolik ini ingin menghadirkan Kehidupan Gereja Perdana, apakah artinya itu Suster? Apakah Gereja jaman kini sudah mengalami perubahan dan modernisasi sehingga arti �Gereja� itu sendiri menjadi kabur?


Sr. Helene: Sebetulnya kita sudah hidup di dalam gereja perdana, dan memang setelah ada pembaharuan karismatik, dunia mengalami kelengkapan. Karismatik bukan menghapus yang lama, tapi membaharui, melengkapi apa yang sudah ada. 


Abun: Benar sekali, dan lewat pembaruan yang dilakukan oleh Roh Kudus, kita dapat benar-benar mengalami Trinitas yaitu Bapa, Putra, dan Roh Kudus, sebagai Yang Hidup di dalam diri kita. Bukan hanya sekedar mengetahui saja, tapi juga membarui hidup rohani kita yang sudah mengalami kekeringan dimana seakan-akan hal-hal yang berbau rohani tidak lagi dibutuhkan.


Silka: Sr. Helene, apa Visi Pembaharuan Karismatik Katolik atau yang kita sebut sebagai �PKK�?


Sr. Helene: Visi dari Pembaruan Karismatik Katolik adalah sama dengan visi dari Gereja Katolik ialah membangun Tubuh Kristus (efesus 4:12). Dan Tubuh Kristus adalah kita semua umat Katolik dan kita masing-masing adalah anggota Tubuh Kristus (1 kor 12:27). Maka kita masing-masing perlu dibangun.


David: Tadi di sesi sebelumnya sudah disebutkan bahwa Visi Pembaruan Karismatik Katolik adalah: membangun Tubuh Kristus. Lalu, apa Tujuan dan Misi dari Pembaruan Karismatik Katolik ini?


Sr. Helene: Tujuan dan Misi dari Pembaruan Karismatik Katolik adalah :
1.  Menolong orang-orang Katolik mengalami suatu �Baptisan dalam Roh Kudus�       (KIS 2). Maksudnya : pengalaman pribadi rahmat pemuridan Kristus, yaitu :
  • Kasih yang berkobar dan komitmen yang besar kepada Yesus sebagai Juru Selamat dan Tuhan Pribadinya,
  • Kepercayaan seperti anak-anak kepada Allah Bapa,
  • Keterbukaan terhadap bimbingan dan karunia-karunia Roh Kudus, dan
  • Komitmen yang hangat kepada Tubuh Kristus, yaitu Gereja.
2.  Menolong orang-orang Katolik memahami, mendapatkan, dan mempergunakan karunia-karunia karismatis (Lumen Gentium Bab I No. 12), yang merupakan sumber kekuatan bagi orang-orang Kristiani dalam melaksanakan tugas perutusan mereka dan dalam perjalanan mereka menuju kekudusan.
3.  Menolong orang-orang Katolik menemukan keindahan dan kuasa doa, baik doa kolektif maupun doa pribadi, dengan tekanan khusus pada doa pujian, doa syafaat yang penuh iman, dan ikut serta dalam pertemuan doa mingguan bersama-sama dengan saudara-saudara seiman.
4.  Menolong menumbuhkan dan mengembangkan karya evangelisasi dalam Kuasa Roh Kudus, dengan mewartakan Injil dalam kata dan perbuatan dan dengan memberikan kesaksian tentang Yesus Kristus melalui kesaksian pribadi dan karya-karya iman serta keadilan. 
5.  Memupuk pertumbuhan yang terus menerus dalam kekudusan melalui pengintegrasian hal-hal yang penting dalam karismatik ini dengan kehidupan yang penuh dari Gereja, melalui partisipasi dalam kehidupan sakramental dan kehidupan liturgis, penghargaan terhadap tradisi doa dan spiritual Katolik, pendidikan yang terus menerus dalam doktrin Katolik, dan partisipasi dalam rencana pastoral Gereja lokal.


David: Apa itu Karunia-karunia Karismatis Roh Kudus? Dan apa saja yang disebut sebagai Karunia-karunia Karismatis tersebut?


Sr. Helene: Karunia Roh Kudus = Kebijaksanaan, Pengertian, Nasihat, Kekuatan, Pengetahuan, Kesalehan, Takut akan Tuhan. Karunia Karismatis Roh Kudus = bahasa roh, nubuat, penafsiran bahasa roh, penyembuhan, penyembuhan batin, pelayanan pelepasan, berkata-kata dengan pengetahuan (sabda pengetahuan), sabda kebijaksanaan, karunia membuat mukjizat, karunia iman, membedakan roh-roh, resting in spirit, penumpangan tangan. 


David: Berangkat dari visi dan misi Pembaruan Karismatik Katolik tadi, akhirnya melahirkan suatu kegiatan yang disebut Persekutuan Doa (PD). Abun, mungkin bisa dijelaskan apa yang dimaksud dengan Persekutuan Doa? 


Abun: Persekutuan Doa atau sering disebut �PD� merupakan sekelompok orang yang bertemu pada waktu-waktu tertentu yang mencoba menghayati hidup Kristiani yang bersemangat dalam dunia modern. 
Maksud dari Pembaruan Karismatik Katolik adalah membawa hidup baru dalam Roh ke dalam Gereja. Persekutuan doa merupakan pelengkap Misa Kudus (bukan pengganti). Tujuan utama dari persekutuan doa adalah memuji dan menyembah Allah (Ef 5:18-20). Dengan nyanyian, karunia bahasa Roh, doa-doa, tepuk tangan, menari, mengangkat tangan, bermacam-macam alat musik, kesaksian-kesaksian pribadi yang berhubungan dengan berkat Allah dan karya-Nya dalam hidup mereka.
Tujuan kedua dari persekutuan doa adalah menerima makanan dari Firman Allah, dari karunia-karunia (nubuat, sabda pengetahuan, dan sabda kebijaksanaan), dari pengajaran dan kesaksian.   Menjelang akhir persekutuan doa biasanya ada waktu untuk doa permohonan baik untuk orang lain maupun untuk diri sendiri dan ada waktu juga untuk mendoakan orang lain dengan penumpangan tangan atau pelayanan secara lain bagi mereka yang membutuhkannya.


David: Menurut Abun, hal-hal apa yang ditawarkan Persekutuan Doa Karismatik Katolik bagi kehidupan Gereja?


Abun:
  • Suasana dimana orang dapat bertumbuh dalam kehidupan rohaninya
  • Suasana dimana orang bisa membawa orang lain kepada Tuhan
  • Suasana dimana orang ingin melewatkan waktu cukup lama untuk berdoa, sharing, dan belajar tentang kerohanian
  • Kesempatan untuk mendapatkan ajaran atau bimbingan rohani yang lebih dalam.
Persekutuan Doa Karismatik Katolik memainkan peranan yang sangat penting dalam Pembaruan Karismatik Katolik sehingga Pembaruan Karismatik Katolik tak mungkin berlangsung tanpa persekutuan doa tersebut.


David: Saya sering mendengar pengumuman di Gereja, diadakannya Misa Karismatik, kalo tidak salah pada tiap-tiap bulan di hari Senin. Sebetulnya apa bedanya Misa Karismatik dengan Misa Kudus biasanya?


Abun: Misa karismatik tidak berbeda dengan misa biasanya. Mulai dari pembukaan sampai selesainya. Hanya lagu-lagunya saja yang tidak semua menggunakan lagu-lagu madah bakti. Tetapi menggunakan lagu-lagu yang umumnya dijual di toko-toko kaset rohani. Jadi bukannya mengubah atau mengurangi atau menambahkan tata perayaan Ekaristi.
Penyembahan bisa dilakukan di awal � sebagai pengantar Pastor masuk ke Altar atau pada bait pengantar Injil.


Silka: Abun, mungkin boleh dishare dengan rekan setia di rumah, bagaimana pengalaman iman seorang Abun menerima Yesus Kristus dalam hidup Abun dan mengapa tertarik dengan  Karismatik Katolik?


Abun: Saya mengalami hidup baru bersama Kristus pada tahun 1996. Sebelumnya saya hanya mengenal agama Kristen dan tidak tahu sama sekali tentang agama Katolik. Dan hidup saya sebagai orang Kristen biasa-biasa saja. Doa, baca Firman, dan ke gereja itu kalo ingat saja. Saya pun bukan termasuk orang yang tertarik akan hal-hal yang berbau rohani, sama sekali. 
Tetapi pada tahun 1996, Puji Tuhan hidup saya berubah 180 derajat. Saya melihat sendiri bagaimana dahsyatnya Kuasa Allah mengalahkan roh-roh jahat dalam diri seseorang dalam pelayanan pelepasan. Saya pun tidak tahu kalo itu adalah kumpulan orang-orang Katolik. Sejak itu muncul kerinduan saya untuk mengalami kasih Alllah dalam hidup saya secara pribadi. Hati saya mulai terbuka, dan jam 24 malam saya didoakan pencurahan Roh Kudus oleh tim pelayanan. Sejak itu, hati saya berkobar-kobar dan selalu dipenuhi kerinduan untuk benar-benar mengenal dan mengalami secara pribadi Kasih Allah tiap hari, saya seperti hidup baru/dilahirkan kembali di dalam Kristus. Contohnya, dulu baca Firman ya sekedar baca saja, ga ada rasanya. Tetapi setelah Roh Kudus membarui, Firman itu menjadi hidup; mulailah saya membeli kaset-kaset rohani yang saya pakai untuk memuji dan menyembah sebelum berdoa; ikut terlibat aktif dalam pelayanan persekutuan doa karismatik. Saya bersyukur, Pembimbing saya tidak juga memaksa untuk masuk Katolik tapi membiarkan saya memilih mau katolik atau kristen. Namun saya akhirnya memilih Katolik. 
Saya memilih terlibat aktif melayani di Karismatik Katolik karena disitulah saya mengalami hidup baru dalam Roh, dan karena Roh Kudus-lah saya diijinkan untuk terus melayani sampai saat ini. Itu bukan karena kuat dan gagah saya, tetapi semata-mata oleh kasih karunia Allah saja.


Silka: Sr. Helene, apa keistimewaan Karismatik Katolik dibanding Karismatik lainnya?


Sr. Helene: Ada adorasi (saat hening),�����dan puncaknya pada Perayaan Ekaristi.


Silka: Saat ini anda menjabat sebagai Ketua II PDKK Firdaus, program kegiatan apa saja yang ada di PDKK Firdaus untuk tahun 2006 ini?


Abun:
  1. Kegiatan rutin:PD setiap Senin jam 7-9pm di Aula Prapatan Sta. Theresia dan setiap senin pertama ada misa karismatik
  2. Non rutin:
  • Koor, Lektor dan Tatib
  • Seminar (seminar SHBDR, Pertumbuhan, Penyembuhan Luka Batin, Leadership, dll)
  • KRK 


Silka: Lalu bagaimana tanggapan atau dukungan Pastor Paroki terhadap kegiatan ini?


Abun: Sangat mendukung, tempat diberikan, waktu diberikan.


Silka: Kalau ada umat yang ingin bergabung dalam PD setiap hari Senin itu, gimana caranya? Bisa langsung datang saja atau harus daftar dulu?


Abun: Langsung datang dan silakan menikmati


David: Sr. Helene/Abun, mengapa dalam memuji dan menyembah Allah, PDKK menggunakan ekspresi seperti tepuk tangan, menari, mengangkat tangan, memakai bermacam-macam alat musik. Bagi kebanyakan umat Katolik merasa hal tersebut terlalu gaduh/ramai, kurang khidmat, mengganggu konsentrasi dan sebagainya. Bisa dijelaskan mengapa Pembaruan Karismatik Katolik berlaku demikian? 


Sr. Helene: Benar, tetapi ekspresi itu bukan merupakan keharusan/wajib untuk dilakukan. Untuk beberapa orang, mengekspresikan pujian penyembahan kepada Allah cukup sulit untuk dilakukan. Mengapa? Mungkin ada pendapat malu jika dilihat dan dinilai orang atau dianggap terlalu berlebihan (over acting) atau berada dalam lingkungan yang tidak lazim melakukan ekspresi semacam itu. Tetapi saat kita berbicara tentang ekspresi dalam memuji dan menyembah Allah, hal ini berkaitan dengan respon tubuh jasmani kita. Sangatlah tidak mungkin jika roh dan jiwa kita merasakan sesuatu (senang, gembira, sedih, bangga dan sebagainya), sementara tubuh jasmani kita tidak memberi respon sama sekali. 
Contoh: Saat koor gereja menyanyi dengan indah, roh dan jiwa kita merasa senang, bangga, sukacita, respon tubuh jasmani kita: bertepuk tangan. Saat roh dan jiwa merasa sedih/berbeban berat, bisakah respon tubuh jasmani kita: bertepuk tangan? Ataupun sebaliknya saat roh dan jiwa merasa gembira, bisakah respon tubuh jasmani kita: seperti orang yang lagi patah hati? 


Abun: Bagi saya pribadi, yang menjadi pertanyaan adalah Apakah nyanyi sambil tepuk tangan, berdosa? Apakah nyanyi sambil angkat tangan, berdosa? Apakah nyanyi sambil menari, berdosa? Prinsipnya: selama perbuatan itu tidak berdosa, lakukan. Apalagi lagu-lagu yang dipakai juga lagu-lagu rohani. Kita melakukannya karena kita tidak akan pernah berhenti melihat / mendengar / merasakan keagungan, kemurahan, kebesaran, kekuatan, kasih, kuasa, anugerah dari Tuhan kita Yesus Kristus. Lakukanlah itu karena saudara mengasihi, menghormati dan mengagungkan Tuhan. Bukan karena paksaan atau tidak enak.


David: Apakah ada usaha-usaha khusus dari Pengurus PDKK Firdaus untuk merangkul umat untuk bergabung/berpartisipasi atau setidaknya memberi ruang bagi kegiatan PDKK?


Abun: Ya, kami sebagai pengurus PDKK Firdaus, kami hanyalah hamba/pelayan dari Allah yang sudah mengasihi dan kami sudah menyediakan sarana untuk pertumbuhan rohani umat. Apa yang menjadi bagian kami sudah kami kerjakan, hasilnya biarlah Tuhan yang mengaturnya.


David: Pertanyaan terakhir sebelum kita mengakhiri program malam hari ini, apakah ada pesan-pesan khusus dari Suster atau Abun untuk para Umat Katolik kita di Balikpapan, khususnya di wilayah Paroki Sta. Theresia, sehubungan dengan keberadaan Karismatik ini?


Abun: Bagi kita umat Katolik, kita perlu menjadi 100% karismatik, tetapi tidak terpisah dari Gereja. Kita juga perlu menjadi 100% Katolik, tapi tanpa tertutup terhadap oikumene dan setia dan taat pada ajaran dan hierarki Gereja. Kita tidak boleh kehilangan identitas kita. Kita tidak perlu mendengar yang negatif-negatif ttg karismatik dari orang lain tetapi alangkah baiknya selidiki sendiri seperti apa kegiatan karismatik. Baru kita mengambil kesimpulan.


Referensi: Buku Pembaharuan Karismatik Katolik (PKK) oleh Pastor Fio Mascarenhas, SJ

Sumber: http://www.carmelia.net/index.php/artikel/karismatik/593-mengenal-pembaruan-karismatik-katolik-dari-dekat

Friday, January 3, 2014

Malaysia Sita 300 Kitab Injil Karena Gunakan Kata "Allah", Allah Hanya Tuhan Milik Umat Islam

Protes penggunaan kata "Alllah" bagi non-Muslim

KUALA LUMPUR - Otoritas Islam Malaysia menggrebek kelompok Kristiani dan menyita lebih dari 300 Kitab Injil karena menggunakan kata Allah. Sontak, penyitaan ini menimbulkan kecaman dari banyak pihak.

Otoritas di Selangor menyita sekira 16 kotak berisi lebih dari 300 kitab suci umat Kristen. Penyitaan itu dilakukan terhadap kelompok the Bible Society of Malaysia. Pejabat Bible Society mengatakan, selain menyita Injil, aparat juga sempat menangkap dua anggota komunitas mereka. Bible Society menyatakan keberatannya atas tindakan represif otoritas Malaysia tersebut.

"Saya dengan beberapa rekan juga ditangkap atas dasar melanggar aturan hukum yang melarang penggunaan kata 'Allah' bagi non-Muslim," ujar Ketua Kelompok the Bible Society of Malaysia Lee Min Choon, seperti dikutip The Star, Jumat (3/1/2014).

Namun Lee menambahkan dirinya dibebaskan tidak lama setelah penahanan. Tetapi Lee bersama dengan anggota kelompoknya harus melakukan wajib lapor.

Sebagian besar dari Injil tersebut diimpor dari Indonesia. Beberapa dari kitab suci tersebut turut menggunakan bahasa Iban, yang merupakan bahasa etnis pedalaman di Malaysia.

"Kami sudah menggunakan Injil itu secara kelompok ini dibangun pada 1985 dan bahkan jauh sebelum itu," tutur Lee.

Sementara Pejabat Departemen Religi Islam Malaysia tidak bersedia mengomentari penyitaan ini. Sedangkan Dewan Gereja Malaysia mengetahui penyitaan tersebut dan meminta pemerintah melindungi hak kebebasan beragama.

Komentator di beberapa negara yang menerapkan syariat Islam lebih ketat dibanding Malaysia mengecam keputusan tersebut dengan alasan kata Allah telah digunakan oleh agama yang berbeda selama berabad-abad. Warga Kristen di Malaysia bagian timur, Sabah dan Sarawak telah menggunakan kata itu dari generasi ke generasi seperti warga Kristen di Timur Tengah.

Reza Aslan, seorang teolog Muslim terkemuka di AS menyebut keputusan itu merupakan keputusan politik dan membuat Malaysia menjadi bahan tertawaan internasional. "Ini memalukan... itu tidak layak untuk sebuah negara besar seperti Malaysia," katanya dilansir Al-Arabiya, Kamis (24/10).

Menurut Reza, putusan pengadilan berdampak negatif bagi negara yang menjadi model bagi umat Islam di seluruh dunia tersebut. Reza mencatat bahwa kata Allah secara harfiah berarti Tuhan dan dengan demikian tidak dapat dianggap sebagai nama.

"Ini hampir menjadi pikiran menghujat untuk menganggap Tuhan memiliki nama," ujarnya.

"Allah" berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti sebagai "Tuhan". Kata "Allah" juga sering digunakan dalam bahasa Melayu untuk menyebut Tuhan semesta alam. Akan tetapi pemerintah Malaysia mengecilkan peran Allah dari Tuhan semesta alam menjadi Tuhan bagi kaum Muslim saja.


Setelah putusan itu keluar Perdana Menteri Malaysia Najib Razak berupaya keras untuk mengeluarkan kebijakan yang mendukung kalangan konservatif Islam. Najib Razak mencari dukungan pada mayoritas Islam etnis Melayu dan mengamankan dukungan untuk pemilihan nasional Mei mendatang.

Pemimpin oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim mengatakan dalam opini pekan ini bahwa isu "Allah" sangat tidak masuk akal dan mengecam keras kebijakan Najib Razak.

Monday, October 14, 2013

Malaysia Larang Warga Non Muslim Gunakan Kata "Allah", Allah Hanya Tuhan Milik Umat Islam

Pemerintah Malaysia (14/10) memutuskan bahwa Allah hanya Tuhan untuk umat Islam saja.

Kuala Lumpur - Pengadilan Malaysia memutuskan, Senin (14/10), bahwa Non Muslim tidak boleh menggunakan kata 'Allah' untuk menyebut Tuhan. Ini merupakan keputusan penting dalam sejarah Malaysia terhadap peristiwa yang telah memicu ketegangan umat beragama dan menimbulkan pertanyaan atas hak-hak minoritas di negara mayoritas Muslim.

Keputusan mutlak tiga hakim Muslim di pengadilan banding Malaysia itu membatalkan putusan pengadilan yang lebih rendah pada 2009 yang memungkinkan surat kabar Katolik The Herald versi bahasa Melayu menggunakan kata Allah. Kata Allah banyak digunakan orang Kristen di Malaysia dan telah terjadi selama berabad-abad silam.

Majelis hakim yang diketuai Hakim Mohammad Apandi Ali memutuskan kata "Allah" bukan merupakan bagian integral dari iman dan praktik agama Kristen. "Kami memutuskan bahwa tak ada pelanggaran hak-hak konstitusional dalam masalah ini," ujarnya.

"Kami tidak menemukan alasan mengapa sebuah surat kabar Katolik begitu kukuh menggunakan kata 'Allah' dalam penerbitan mereka. Penggunaan kata itu memunculkan kebingungan di kalangan masyarakat," sambungnya.

Sementara itu, editor surat kabar Katolik, The Herald, Lawrence Andrew mengatakan bahwa pihaknya akan terus berjuang dan berencana meneruskan putusan ini ke Pengadilan Federal Malaysia. "Kami sangat kecewa dan khawatir atas keputusan ini. Keputusan ini tidak realistis. Ini merupakan langkah mundur hukum dan hubungannya dengan kebebasan beragama kelompok minoritas," tutur Andrew.

Masalah penggunaan kata "Allah" ini sudah lama menjadi perselisihan di Malaysia. Sejumlah pengamat khawatir Pemerintah Malaysia kemudian juga akan melarang penggunaan kata "Allah" dalam Alkitab.

Perselisihan soal kata "Allah" ini muncul pada 2008 dan pada 2009. Saat itu Pengadilan Tinggi Malaysia membuat keputusan yang mendukung Gereja Katolik. Saat itu Pengadilan Tinggi Malaysia memutuskan bahwa "Allah" bukan milik umat Islam saja.

"Allah" berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti sebagai "Tuhan". Kata "Allah" juga sering digunakan dalam bahasa Melayu untuk menyebut Tuhan semesta alam. Akan tetapi pemerintah Malaysia mengecilkan peran Allah dari Tuhan semesta alam menjadi Tuhan bagi kaum Muslim saja.

Seperti dilansir dari arabnews, Selasa (15/10/2013), umat Kristen, Budha dan Hindu yang merupakan agama minoritas di Malaysia sering mengeluh bahwa pemerintah melanggar hak konstitusional mereka untuk menjalankan agama secara bebas. Hal tersebut langsung disangkal pihak pemerintah. Seperti diketahui, muslim adalah agama mayoritas di Malaysia dengan jumlah penganut mencapai 60 persen dari 28 juta penduduk negara tersebut.

Monday, March 4, 2013

Kitab Deuterokanonika dalam Gereja Katolik dan Gereja Ortodoks

Kitab-kitab Deuterokanonika dalam Alkitab adalah kitab-kitab yang dipandang sebagai bagian yang kanonik dari Perjanjian Lama Kristiani oleh Gereja Katolik Roma dan Kekristenan Timur akan tetapi tidak terdapat dalam Alkitab Ibrani, yang kerap dipandang protokanonik. Perbedaan ini telah menimbulkan perdebatan dalam Gereja awal mengenai apakah kitab-kitab tersebut dapat dibacakan dalam gedung-gedung Gereja dan karena itu dapat diklasifikasikan sebagai naskah-naskah yang kanonik.

Kata deuterokanonika berasal dari Bahasa Yunani yang artinya 'termasuk kanon kedua'. Etimologi kata ini membingungkan, namun mengindikasikan keragu-raguan dalam penerimaan kitab-kitab tersebut ke dalam kanon oleh beberapa pihak. Perlu dicermati bahwa istilah tersebut tidak berarti non-kanonik; sekalipun istilah tersebut kadang-kadang digunakan sebagai eufemisme untuk menyebut kitab-kitab Apokrif.

Umat Kristiani Protestan biasanya tidak menggolongkan kitab apapun sebagai kitab "deuterokanonika"; kitab-kitab itu mereka keluarkan dari Alkitab, atau mengelompokkannya dalam bagian tersendiri yang disebut Apokrif. Kemiripan makna antara istilah-istilah yang berbeda ini menimbulkan kebingungan antara deuterokanonika Katolik Roma dan Ortodoks dengan naskah-naskah yang dianggap non-kanonik oleh satu atau kedua kelompok umat Kristiani tersebut.


Gereja Katolik

Istilah Deuterokanonika pertama kali digunakan pada tahun 1566 oleh orang-orang Kristen yang sebelumnya beragama Yahudi dan teolog Katolik Sixtus dari Siena untuk menyebut naskah-naskah Kitab Suci Perjanjian Lama yang kanonisitasnya ditetapkan bagi umat Katolik oleh Konsili Trente, namun telah dikeluarkan dari beberapa kanon terdahulu, teristimewa di Timur. Penerimaan akan kitab-kitab tersebut di antara umat Kristiani awal tidaklah universal, namun konsili-konsili regional di Barat menerbitkan kanon-kanon resmi yang memasukkan kitab-kitab tersebut sejak abad ke-4 dan ke-5.

Naskah-naskah Kitab Suci deuterokanonika adalah:


    Pengaruh Septuaginta

    Sebagian besar kutipan Perjanjian Lama dalam Perjanjian Baru diambil dari Septuaginta Yunani�yang mencakup kitab-kitab deuterokanonika maupun apokrifa�baik deterokanonika maupun apokrifa secara kolektif disebut anagignoskomena. Beberapa kitab tampaknya telah ditulis naskah aslinya dalam Bahasa Ibrani, namun naskah asli tersebut sudah lama hilang. Namun temuan-temuan arkelogis pada abad terakhir telah menemukan sebuah naskah yang berisi hampir ? dari kitab Sirakh, dan fragmen-fragmen dari kitab-kitab lainnya telah ditemukan pula. Septuaginta secara luas diterima dan digunakan oleh orang-orang Yahudi pada abad pertama Masehi, bahkan di wilayah Romawi Provinsi Iudaea, dan oleh karena itu secara alami menjadi naskah yang paling luas digunakan oleh umat Kristiani purba.

    Dalam Perjanjian Baru, Ibrani 11:35 menyebutkan suatu kejadian yang hanya secara eksplisit tercatat dalam salah satu dari kitab-kitab deuterokanonika (2 Makabe 7). bahkan dapat dikatakan bahwa, 1 Korintus 15:29 diambil dari 2 Makabe 12: 44, "karena jika dia tidak mengharapkan orang-orang mati bangkit kembali, maka merupakan kesia-siaan dan kebodohan untuk berdoa bagi orang-orang yang sudah mati". 1 Korintus 15:29 tentunya menunjukkan adanya jerih-payah untuk membantu orang-orang mati agar terbebas dari dosa-dosa mereka. (Pembaptisan juga bermakna jerih payah penyelamatan bagi orang lain dalam Perjanjian Baru, bdk. Matius 20:22-23, Markus 10:38-39 dan Lukas 12:50)

    Kendati demikian, Yosefus (sejarawan Yahudi) sepenuhnya menolak kitab-kitab deuterokanonika, sementara Athanasius yakin bahwa kitab-kitab tersebut berfaedah untuk dibacakan, namun kecuali Kitab Barukh dan Surat Yeremia, kitab-kitab tersebut tidak terdapat di dalam kanon.


    Pengaruh Vulgata

    Hieronimus dalam prolognya menyebutkan sebuah kanon yang tanpa kitab-kitab deuterokanonika, kecuali kitab Barukh. Sekalipun demikian, Vulgata Hieronimus memasukkan kitab-kitab deuterokanonika serta apokrif. Dia mengaanggap kitab-kitab tersebut sebagai Kitab Suci dan mengutip kalimat-kalimat dari kitab-kitab itu sekalipun dia menyebutkan bahwa kitab-kitab itu "tidak terdapat dalam kanon". Dalam prolognya untuk kitab Yudit, tanpa menggunakan kata kanon, dia menyebutkan bahwa Yudit dianggap sebagai Kitab Suci oleh Konsili Nicea Pertama. Dalam balasannya kepada Rufinus, dengan gigih dia membela bagian-bagian deuterokanonika dari kitab Daniel sekalipun orang-orang Yahudi pada zaman itu tidak melakukan hal itu:
    Dosa apakah yang telah kuperbuat jikalau aku mengikuti penilaian gereja-gereja? Namun barang siapa yang menuduh aku mengikuti keberatan-keberatan bahwa orang-orang Ibrani lazimnya menolak Riwayat Susana, Nyanyian Tiga Anak Suci, dan riwayat Baal dan Naga, yang tidak terdapat dalam gulungan kitab Ibrani, membuktikan bahwa dia hanyalah seorang penjilat yang dungu. Karena aku tidak mengikuti pandangan-pandangan pribadiku sendiri, melainkan keterangan-keterangan bahwa mereka [orang-orang Yahudi] lazimnya menentang kita. (Terhadap Rufinus, 11:33 402 Masehi]).
    Dengan demikian Hieronimus mengakui prinsip yang digunakan untuk menerapkan kanon �penilaian Gereja, bukannya penilaiannya sendiri atau pun penilaian orang-orang Yahudi.
    Vulgata juga penting sebagai tolok ukur kanon dalam hal kitab-kitab manakah yang kanonik. ketika Konsili Trente menyusun daftar kitab-kitab yang termasuk dalam kanon, konsili ini mengkualifikasikan kitab-kitab "seluruhnya beserta semua bagiannya, sebagaimana yang biasa dibacakan dalam Gereja Katolik, dan sebagaimana yang terdapat dalam edisi Vulgata Latin Kuno".



    Ortodoks Timur

    Gereja Ortodoks Timur secara tradisional memasukkan semua kitab dari Septuaginta ke dalam Perjanjian Lamanya. Perbedaan-perbedaan regional timbul karena adanya variasi-variasi yang berbeda dari Septuaginta, sehingga ada yang jumlah kitabnya lebih banyak dari pada yang lain.

    Orang Yunani menggunakan kata Anagignoskomena untuk menamakan kitab-kitab dari Septuaginta Yunani yang tidak terdapat dalam Tanakh Ibrani. Kitab-kitab tersebut mencakup seluruh kitab deuterokanonika Katolik Roma di atas, plus naskah-naskah berikut ini:

    Seperti halnya kitab-kitab deuterokanonika Katolik, naskah-naskah tersebut diintegrasikan dengan keseluruhan Perjanjian lama, bukannya dicetak dalam bagian terpisah. Sebagian besar versi Alkitab Protestan meniadakan kitab-kitab tersebut. Umumnya diyakini bahwa Yudaisme secara resmi mengeluarkan kitab-kitab deuterokanonika dan naskah-naskah tambahan berbahasa Yunani yang ada dalam daftar di atas dari Kitab Suci mereka dalam Konsili Jamnia kira-kira tahun 100 Masehi, namun pernyataan ini juga masih dierdebatkan.

    Berbagai Gereja Ortodoks umumnya memasukkan naskah-naskah (yang aslinya terdapat dalam Bahasa Yunani) tersebut, dan beberapa di antaranya memasukkan Mazmur Salomo ke dalam Alkitabnya. Dalam Gereja-Gereja ini, kitab 4 Makabe kerap dimasukkan ke dalam suatu appendix, karena di dalamnya terkandung semacam tendensi ke arah faham pagan.

    Dalam Gereja Ortodoks Ethiopia, salah satu denominasi dalam Ortodoksi Oriental, terdapat pula tradisi yang kuat untuk mempelajari Kitab Henokh dan Kitab Yobel. Kitab Henokh disebut-sebut di Surat Yudas dalam Perjanjian Baru (Yudas 1:14-15).


     

    Perjanjian Baru

    Istilah deuterokanonika kadang-kadang digunakan untuk menyebut antilegomena yang kanonik, yakni kitab-kitab Perjanjian Baru yang, seperti kitab-kitab deuterokanonika Perjanjian lama, tidak diterima secara universal oleh Gereja purba, namun yang kini tercakup dalam ke-27 kitab Perjanjian Baru yang diakui oleh hampir semua umat Kristiani. Kitab-kitab deuterokanonika Perjanjian Baru adalah sebagai berikut:

    Friday, February 22, 2013

    Klarifikasi Berita-Berita HOAX Pengunduran Diri Paus Benediktus XVI


    Di Facebook, twitter dan jejaring sosial lainnya, bahkan lewat BBM dan SMS beredar berita bahwa Bapa Suci Benediktus mengundurkan diri karena telah meninggalkan Gereja Katolik dan keyakinannya sebagai penerus Kristus dan para rasul..

    Ini berita yang sangat lucu dan penuh kebohongan.. Hanya karena sebuah foto kunjungan Bapa Suci pada tahun 2006 yang melakukan kunjungan ke sebuah Mesjid di Turki, dikatakan bahwa Bapa Suci sedang melakukan ritual keagamaan lain.. Jelas terlihat bahwa di foto ini Bapa Suci hanya menundukkan kepala sedangkan orang-orang di belakangnya tidak melakukan hal serupa..

    Prihatinnya adalah banyak umat Katolik terprovokasi dan menjadi goncang imannya karena berita bohong ini..

    Bapa Suci Benediktus mengundurkan diri karena ALASAN KESEHATAN dan Beliau bukan Paus pertama yg mengundurkan diri.. Apakah hal ini aneh? TIDAK..

    For your info, Bapa Suci Beato Yohanes Paulus II juga digosipkan meninggalkan Gereja Katolik..

    Dimana-mana entah di Indonesia dan mancanegara, Gereja Katolik selalu menjadi pusat perhatian karena Gereja adalah institusi tertua di muka bumi ini yang telah bertahan selama 2000 tahun.. Gereja telah melewati banyak tantangan dan tetap bertahan karena apa?

    Janji Yesus sendiri "Di atas Batu Karang ini, Aku akan mendirikan jemaatKu dan ALAM MAUT TAKKAN MENGUASAINYA"

    Apakah Iblis menyukai kebenaran? Tidak! Sampai kapanpun ia akan terus menyerang kebenaran itu, dan mereka yg menyerang Gereja dengan berita-berita HOAX adalah rekan sekerja Iblis..

    Apakah anda mau setia pada Kristus dan GerejaNya?
    Tak pernah ada alasan utk meninggalkan Kristus dan Gereja Katolik..

    Friday, February 15, 2013

    Mohon Doa! Krisis Iman di Eropa



    Krisis Iman Kristen di Eropa yang sejatinya adalah mayoritas negara-negara Kristen (historically) sudah semakin tampak. Identitas ke-Kristen-an mereka semakin pupus. Keterbukaan dan sikap toleransi orang-orang Eropa membuat mereka sedikit terlena, karena budaya dari luar yang masuk seiring bertambahnya imigran dari negara-negara Timur Tengah lebih dominan tampak di permukaan, sehingga budaya asli orang Eropa semakin tenggelam.

    Demikian juga dengan iman kristiani mereka juga mulai tergerus pupus dan bahkan mulai sirna. Banyak orang-orang Eropa sekarang tidak mengenal identitas asli mereka, gereja kosong melompong, mereka cenderung berduyun duyun murtad ke iman yang lain, dan meninggalkan iman Kristen mereka. Gereja-gereja banyak dijual, dijadikan kafe, hotel, supermarket, diskotik dan bahkan sekarang menjadi tempat ibadah imigran (masjid).

    Kejadian ini berbanding terbalik dengan yang terjadi di benua Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Dimana di wilayah itu, gereja dan iman kristiani berkembang cukup pesat. Lalu mengapa di Eropa sendiri yang mayoritas Kristen justru mengalami kemrosotan iman? 

    Satu penyebabnya adalah persentasi orang Eropa yang beragama Kristen turun drastis, dari 95 persen tahun 1910 menjadi 76 persen tahun 2010. Namun, di tempat lain persentasi ini menunjukkan kenaikan yang tajam. Selama abad ini, jumlah umat Kristiani di kawasan Asia-Pasifik tumbuh dari tiga persen menjadi tujuh persen. Peningkatan jumlah umat Kristiani malah lebih dramatis lagi di Benua Afrika. Satu abad lalu, sembilan persen orang di wilayah itu adalah umat Kristiani, saat ini jumlah tersebut meningkat menjadi 63 persen.

    Fenomena penurunan dan pertumbuhan tersebut terjadi di semua gereja, termasuk Katolik. Selama ini Gereja Katolik yang merupakan komunitas kristiani terbesar mengalami penurunan di Eropa, sedangkan di Afrika, Amerika dan Asia-Pasifik mengalami kenaikan drastis.

    Paus Benediktus telah menetapkan sinode para uskup pada Oktober mendatang tentang Evangelisasi Baru bagi Penyebaran Iman Kristiani.�  Asumsi penetapan sinode dan �Tahun Iman� adalah bahwa misi Gereja sedang goyah, dan memang sedang goyah jika titik acuannya adalah Eropa. Akan tetapi, Gereja bertumbuh dan berkembang pesat di luar benua itu. Kemungkinan suatu saat nanti bisa saja terjadi negara di Asia-Pasifik atau Afrika akan mengirimkan misionaris-misionaris mereka untuk menginjili Tanah Eropa.

    Sampai sedemikian ludeskah merosotnya budaya dan iman kristiani di Eropa? Kita harus ingat bahwa Tahta Suci Vatikan juga berada di Eropa. Apakah mungkin juga nasib Vatikan akan sama terjadi seperti itu? Kita yang masih punya iman kristiani sangat prihatin dan bimbang dengan hal ini. Kalau sampai hal ini terjadi dengan Tahta Suci Vatikan, apakah masih relevan kata kata Yesus : "Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya." (Matius 16:18)

    Gagal melakukan itu, pada akhirnya Vatikan dan Katolik Eropa akan menjadi seperti kebanyakan gereja tua di Eropa, menjadi tempat tujuan bagi wisatawan Asia dan lainnya yang hidup kekristenannya tidak banyak bergantung pada Vatikan.

    Mari Kita renungkan dan doakan Vatikan agar tetap menjadi Tahta Suci, pusat pemerintahan dan kontrol kedamaian dunia. Mari kita berdoa untuk Eropa yang sedang mengalami krisis iman agar segera dipulihkan dan kembali mengirimkan misionaris-misionaris untuk negara lain. 

    "Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir." (Matius 20:16)

    Pray and save for Vatican

    Thursday, February 14, 2013

    Apakah Paus adalah Antikris? Paus Melegalkan Homoseksual?

    Saya mendapat pesan yang isinya berbunyi seperti ini :

    Selamat sore, sy hanya ingin mengabarkan bahwa Solo ada gereja protestan GBI yg dalam kotbahnya menjelek2kan vatikan saya baca disms hp seorang teman, katanya dlm kotbah di GBI keluarga Allah menyatakan bahwa vatikan itu merupakan salah satu antikris, termasuk pausnya yg ktnya melegalkan homosexual. Apakah itu benar? Trm ksh atas pencerahannya.

    ======

    Berikut screenshot dari isi pesan tersebut (nama pengirim dihilangkan) :

     GBI Keluarga Allah Solo
    GBI Keluarga Allah Solo (Eksterior)
    GBI Keluarga Allah Solo (Interior)

    Terlepas dari isi pesan tersebut benar atau tidak, saya belum melakukan konfirmasi secara langsung pada GBI Keluarga Allah, tetapi saya berharap jika pesan tersebut tidaklah benar. Saya akan mencoba menjawab pertanyaan yang diajukan supaya tidak ada salah pengertian.


    1. GBI keluarga Allah menyatakan bahwa vatikan itu merupakan salah satu antikris

    Ini adalah tuduhan yang tidak berdasar, karena definisi antikristus menurut Kitab Suci adalah mereka yang menentang Kristus/ Mesias:
    • �Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir. �.. Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus? Dia itu adalah antikristus, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak.� (1 Yoh 2:18, 22)
    • ��dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia.� (1 Yoh 4:3)
    • �Sebab banyak penyesat telah muncul dan pergi ke seluruh dunia, yang tidak mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia. Itu adalah si penyesat dan antikristus.� (2 Yoh 1:7)
    Jika seseorang dengan jujur membaca teks ini, maka ia akan mengetahui bahwa Paus bukanlah antikristus, karena justru Paus tidak pernah menyangkal Kristus, tidak pernah tidak mengakui Kristus, tidak pernah tidak mengakui bahwa Yesus telah datang sebagai manusia. Malahan ajaran Paus sungguh berpusat pada Kristus dan bahwa Kristus telah menjelma menjadi manusia melalui Bunda Maria yang dipilih Allah untuk melahirkan Dia.

    Jadi tuduhan bahwa paus adalah antikristus sangatlah tidak Alkitabiah. Sebab Kitab Suci juga tidak pernah menuliskan demikian, ini hanya interpretasi pribadi orang yang menuduh.


    2. termasuk pausnya yg ktnya melegalkan homosexual

    Gereja Katolik sangat menentang perkawinan homoseksual. Tidak pernah sekalipun paus melegalkan perkawinan homoseksual apapun alasannya. Katekismus Gereja Katolik mendefinisikan homoseksualitas sebagai berikut:
    • KGK 2357    Homoseksualitas adalah hubungan antara para pria atau wanita, yang merasa diri tertarik dalam hubungan seksual, semata-mata atau terutama, kepada orang sejenis kelamin. Homoseksualitas muncul dalam berbagai waktu dan kebudayaan dalam bentuk yang sangat bervariasi. Asal-usul psikisnya masih belum jelas sama sekali. Berdasarkan Kitab Suci yang melukiskannya sebagai penyelewengan besarBdk.Kej 19:1-29; Rm 1:24-27; 1 Kor 6:10; 1 Tim 1:10., tradisi Gereja selalu menjelaskan, bahwa �perbuatan homoseksual itu tidak baik� (CDF, Perny. �Persona humana� 8). Perbuatan itu melawan hukum kodrat, karena kelanjutan kehidupan tidak mungkin terjadi waktu persetubuhan. Perbuatan itu tidak berasal dari satu kebutuhan benar untuk saling melengkapi secara afektif dan seksual. Bagaimanapun perbuatan itu tidak dapat dibenarkan.
    Gereja Katolik tidak menolak para gay dan lesbian, namun tidak membenarkan perbuatan mereka; melainkan mengarahkan mereka untuk hidup sesuai dengan perintah Tuhan untuk menerapkan kemurnian/ chastity. Maka di sini perlu dibedakan akan perbuatan/ dosa homoseksual dan orangnya. Dosa/ praktek homoseksual perlu kita tolak karena merupakan dosa berat yang melanggar kemurnian, namun manusianya tetap harus dihormati dan dikasihi. Walaupun demikian, Gereja tetap memegang bahwa kecenderungan homoseksual adalah menyimpang.(berdasarkan Congregation for the Doctrine of Faith yang dikeluarkan tgl 3 Juni 2003 mengenai, Considerations regarding Proposals to give legal recognition to unions between Homosexual Persons, 4).

    Referensi : Katolisitas.org

    Recent Post