Latest News

Showing posts with label KEILAHIAN YESUS. Show all posts
Showing posts with label KEILAHIAN YESUS. Show all posts

Monday, July 2, 2007

Jika Yesus adalah Allah mengapa Ia tidak tahu kapan Ia akan kembali ?



Jika Yesus adalah Allah mengapa Ia tidak tahu kapan Ia akan kembali ?

Markus 13:32 Jika Yesus adalah Allah mengapa Ia tidak tahu kapan Ia akan kembali?
JAWAB:
(Markus 13:30-32), Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya itu terjadi. Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.  Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa saja."
 Pernyataan ini hanya ditemukan dalam Injil Markus. Jawabannya sederhana. Yesus itu adalah Allah sekaligus manusia (Yohanes 1:1,14; 20:28; Kolose 2:9) dan selama pelayanan-Nya di Yerusalem, Ia bekerja dalam keterbatasan-Nya sebagai manusia. Sebagai manusia, Yesus berjalan dan berbicara. Sebagai Allah Ia disembah (Matius 14:33; 28:9; Ibrani 1:6), kepadanya kita berdoa (Zakharia 13:9, 1 Korintus 1:2), dll. Ini disebut Hypostatic Union.
Selama pekerjaan-Nya di dunia Ia bergerak dalam kekuasaan Roh Kudus dan melakukan mujizat-Nya dengan kekuasaan Roh Kudus bukan kekuasaan-Nya sendiri. Hal ini karena Ia telah dibuat sedikit lebih rendah daripada malaikat (Ibrani 2:9) dan telah mengosongkan Diri-Nya dan telah mengambil rupa seorang manusia (Filipi 2:7). Hal ini menjelaskan mengapa dalam Matius 12:22-32, ketika kaum Farisi menuduh bahwa Yesus telah menggunakan kekutan iblis untuk mengusir setan, Yesus mengatakan hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni. Mengapa? Karena Yesus sebagai seorang manusia yang melayani sebagai manusia yang berada di bawah Hukum Taurat (Galatia 4:4-5) melakukan mujizat itu dengan memakai kekuasaan Roh Kudus. Hal ini menunjukkan bahwa Kristus adalah sepenuh-Nya manusia dan bergantung sepenuhnya pada Allah dan bahwa Ia bekerja dalam keterbatasan-Nya sebagai manusia. Itulah mengapa Ia mengatakan bahwa Ia tidak tahu hari maupun jam kedatangan-Nya kembali. 
Bagaimana pun, kita lihat bahwa setelah kebangkitan-Nya, Kristus dikatakan mengetahui segala sesuatu-Nya (Yohanes 21:17) dan Dia juga Mahakuasa (Matius 28:20). Karenanya, setelah kebangkitan-Nya dan pemuliaan-Nya, Tuhan Yesus benar-benar tahu segala sesuatu. 

Tuesday, December 14, 2004

52) Yesus mengutuk pohon Ara

52) Yesus mengutuk pohon Ara

MARKUS 11:11-14 VS KONSEP TUHAN.

Dalam Markus 11, TERTULIS: "Keesokan harinya sesudah Yesus dan kedua belas murid-Nya meninggalkan Betania, Yesus merasa lapar. Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara. Maka kata-Nya kepada pohon itu: "Jangan lagi seorangpun makan buahmu selama-lamanya!" Dan murid-murid-Nya pun mendengarnya." Kisah ini juga sangat menggelikan, mana mungkin Tuhan mengutuk pohon yang tidak bersalah gara-gara tidak berbuah.

JAWAB: (Kategori : salah memahami cara kerja Tuhan dalam sejarah)

Mengapa Yesus mengutuk pohon ara ?

Yesus memakai pohon ara sebagai simbol !

Ada dua ayat di PB, Matius 21 dan Markus 11, berhubungan dengan cerita "pohon ara", Markus memberikan informasi lebih detail. mari dimulai dengan mengkaji secara lengkap peristiwa tersebut :

Markus 11:12-22

11:12 Keesokan harinya sesudah Yesus dan kedua belas murid-Nya meninggalkan Betania, Yesus merasa lapar.

11:13 Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara.



TR Transliterasi interlinear, kai {lalu} id�n {karena melihat} suk�n {pohon ara} makrothen {(dari) jauh} echousan {(yang) mempunyai} phulla {daun-daun} �lthen {ia datang} ei ara {kalau-kalau} heur�sei {ia akan menemukan} ti {sesuatu} en {pada} aut� {dia} kai {tetapi} elth�n {ketika datang} ep {pada} aut�n {dia} ouden {tidak satupun} euren {Ia menemukan} ei m� {kecuali} phulla {daun-dahun} ou {bukan} gar {sebab} �n kairos {musim} suk�n {buah-buah ara}

11:14 Maka kata-Nya kepada pohon itu: "Jangan lagi seorang pun makan buahmu selama-lamanya!" Dan murid-murid-Nya pun mendengarnya.

11:15 Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerusalem. Sesudah Yesus masuk ke Bait Allah, mulailah Ia mengusir orang-orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dibalikkan-Nya,

11:16 dan Ia tidak memperbolehkan orang membawa barang-barang melintasi halaman Bait Allah.

11:17 Lalu Ia mengajar mereka, kata-Nya: "Bukankah ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa? Tetapi kamu ini telah menjadikannya sarang penyamun!"

11:18 Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat mendengar tentang peristiwa itu, dan mereka berusaha untuk membinasakan Dia, sebab mereka takut kepada-Nya, melihat seluruh orang banyak takjub akan pengajaran-Nya.

11:19 Menjelang malam mereka keluar lagi dari kota.

11:20 Pagi-pagi ketika Yesus dan murid-murid-Nya lewat, mereka melihat pohon ara tadi sudah kering sampai ke akar-akarnya.

11:21 Maka teringatlah Petrus akan apa yang telah terjadi, lalu ia berkata kepada Yesus: "Rabi, lihatlah, pohon ara yang Kaukutuk itu sudah kering."

Kejadian ini dikisahkan oleh Markus, dan juga Matius. Markus mencatat Tuhan Yesus dan murid-murid-Nya setelah memasuki Yerusalem. Di tengah jalan Ia merasa lapar. Dan dari jauh Ia melihat pohon Ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau ia mendapatkan apa-apa dari pohon itu. Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara. Kemudian Ia mengatakan "Jangan lagi seorang pun makan buahmu selama-lamanya!".

Tuhan Yesus dan murid-murid-Nya kemudian meneruskan perjalanan mereka ke Yerusalem dimana hari itu Tuhan Yesus menyucikan Bait Allah. Sore harinya mereka kembali ke Betania. Keesokan harinya ketika mereka melewati tempat yang sama, mereka mendapati pohon ara itu sudah kering sampai ke akar-akarnya, maka teringatlah Petrus akan apa yang telah terjadi, lalu ia berkata kepada Yesus "Rabi, lihatlah, pohon ara yang Kaukutuk itu sudah kering " (ayat 20-21).

Bukankah tidak masuk akal untuk mengutuk pohon ara itu karena tidak berbuah sebab seperti kata Markus memang bukan musim buah ara?

Problem ini telah diatasi dengan sangat memuaskan dalam diskusi mengenai "Pohon Ara yang Tidak Berbuah" yang dipublikasikan bertahun-tahun yang lalu oleh WM Christie. Ia adalah seorang pendeta Gereja Skotlandia di Palestina yang berada dibawah pengawasan pemerintahan Kerajaan Inggris.


Pertama-tama ia menunjukkan di mana kejadian itu berlangsung [kalau Tuhan Yesus disalib pada tanggal 3 April tahun 30 Masehi (tanggal 14 Nisan tahun 3790 kalender Yahudi), maka kejadian itu berlangsung pada hari-hari pertama bulan April].


"Maka", tulis Dr. Christie, :

"Fakta-fakta yang bertalian dengan pohon ara ialah sebagai berikut. Menjelang akhir Maret, daun-daun mulai bersemi dan dalam waktu kira-kira satu minggu, penuhlah pohon itu dengan daun. Bersamaan dengan ini, atau bahkan kadang-kadang lebih awal, muncullah kuntum-kuntum buah yang kecil. Ini belum merupakan buah ara yang sesungguhnya, tetapi merupakan buah ara pendahulu. Kalau besarnya sudah seperti buah almond hijau, maka buah itu bisa dimakan oleh petani atau siapa saja yang lapar. Bila buah pendahulu itu sudah mencapai taraf kemasakannya, buah ini akan rontok sendiri" (WM Christie, Palestine Calling, London 1939, p 118-120)

Dalam Ensiklopedia Britanica di bab "Pohon Ara", menulis demikian "yang paling primitif adalah Ara Capri, pada umumnya dikenal sebagai jenis buah ara yang dapat dimakan. Pohon Ara Capri berbuah tiga kali pada setiap musim pertumbuhannya. yang pertama adalah buah musim semi (profichi), kedua buah musim panas (mammoni) dan ketiga buah musim dingin (mamme)".

Untuk pembaca awam, yang mungkin menganggap aneh mengapa Yesus mencari buah ara ketika pada saat itu bukan musim berbuah. Dia sebenarnya tidak mengharapkan adanya buah, tetapi sesuatu yang lain.

Perhatikan dalam pasal 13, Yesus tidak mengharapkan menemukan buah ara, tetapi ia mencari "sesuatu" (Yunani, "t?? - tis"). Kemungkinan yang dicari adalah tipe Mamme. yang dapat diharapkan masih ada hingga akhir musim dingin menuju musim semi. Atau juga yang dimaksud oleh Dr Christie yang ia istilahkan dengan "buah ara pendahulu" (sebelum adanya profichi). Untuk diingat bahwa pohon ara adalah termasuk salah satu makanan utama/dasar di Timur tengah. Yesus tidak menemukan "sesuatu" untuk dimakan di pohon tersebut dan Ia mengutuk-nya.

Kalau keterangan di atas ini merupakan makna yang sebenarnya dari kata-kata Tuhan Yesus, mengapa ada orang-orang tertentu yang menganggap kejadian tersebut mempunyai arti khusus? Karena memang ada arti khususnya. Seperti dicatat oleh Markus, perumpamaan ini merupakan kejadian sesungguhnya.

Peristiwa ini bukan kasus kekecewaan Yesus, yang mengakibatkan ungkapan ketidaksabaran. Hal ini adalah pelajaran iman yang sangat besar dan tak terlupakan oleh Anak Manusia tentang JANGANLAH HIDUPMU TIDAK BERBUAH.

Pohon ara adalah lambang bangsa Yahudi, yang berlimpah-limpah dalam daun-daun pekerjaan keagamaan, tapi mandul dalam buah-buah kebenaran. Pengutukan pohon itu menubuatkan nasib para pembesar Yahudi, yang saat itu siap untuk menolak Mesias mereka. Israel memang diumpamakan dengan pohon ara.


Hosea 9:10

Seperti buah-buah anggur di padang gurun Aku mendapati Israel dahulu; seperti buah sulung sebagai hasil pertama pohon ara Aku melihat nenek moyangmu. Tetapi mereka itu telah pergi kepada Baal-Peor dan telah membaktikan diri kepada dewa keaiban, sehingga mereka menjadi kejijikan sama seperti apa yang mereka cintai itu.

Tindakan Yesus Kristus melambangkan hukuman yang akan datang atas Israel yang tidak percaya. Israel diumpamakan dengan pohon ara dalam Hosea 9:10, suatu bagian tentang hukuman karena melanggar penjanjian Allah.

Ada 2 pelajaran utama yang dapat kita pelajari dari kisah ini. di dalam pasal 14 kita membaca Yesus mengutuki pohon: "Jangan lagi seorangpun makan buahmu selama-lamanya!" (Markus 11:14)

Pelajaran pertama yaitu, Pengikut Kristus harus memproduksi buah-Roh. Kegagalan melakukan ini akan mengakibatkan kutukan akhir yaitu dicampakkan ke dalam lautan api. Matius 25:14-30.

Pelajaran kedua, tentang percaya/iman bahwa Yesus berkuasa. Kita baca dalam di dalam : Markus 11:20-24

11:20 Pagi-pagi ketika Yesus dan murid-murid-Nya lewat, mereka melihat pohon ara tadi sudah kering sampai ke akar-akarnya.

11:21 Maka teringatlah Petrus akan apa yang telah terjadi, lalu ia berkata kepada Yesus: "Rabi, lihatlah, pohon ara yang Kaukutuk itu sudah kering."

11:22 Yesus menjawab mereka: "Percayalah kepada Allah!

11:23 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya.

11:24 Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.

Tuhan memberikan investasi kepada umat yang dipanggil-Nya. Dia memberikan mereka harta yang berharga yaitu Roh Kudus dan dia mengharapkan pengikutNya untuk menggunakannya dan bertumbuh dalam karakter spiritual.

Pelajaran yang terkandung peristiwa pengutukan pohon ara dalam Markus 11 ini, sama dengan pelajaran yang terkandung dalam perumpamaan yang dicatat dalam Lukas mengenai Perumpamaan tentang pohon ara yang tidak berbuah : Lukas 13:6-9

13:6 Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya.

13:7 Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma!

13:8 Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya,

13:9 mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!"

Di dalam perumpamaan itu dikisahkan seorang pemilik kebun anggur datang selama tiga tahun berturut-turut untuk mencari buah pohon ara yang tumbuh di kebunnya. Tetapi tahun lepas tahun lewat dan ternyata pohon ara itu tidak berbuah. Maka ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu untuk menebang pohon ara itu karena pohon itu hidup di tanah itu dengan percuma.


Maka Tuhan Yesus jelas-jelas menggunakan pohon ara sebagai simbol ketika Ia mengajar. Kutukan-Nya pada pohon ara yang tidak menghasilkan buah itu sesungguhnya adalah kutukan terhadap orang-orang Yahudi dan kematian rohani mereka. Pohon ara juga dipakai dalam bagian lain dari Alkitab sebagai lambang para pemimpin (Hakim-hakim 9:10-11). Perhatikanlah konteksnya yakni Kristus men
yucikan Bait Allah (Markus 11:15-17) dan kutipan-Nya dari Yesaya 56:7 dan Yeremia 7:11.

Di dalam kedua perumpamaan ini, baik yang merupakan kejadian sebenarnya maupun yang berupa sebuah perumpamaan, tanpa kesukaran bisa ditarik kesimpulan bahwa pohon ara itu menggambarkan Israel. Orang-orang Yahudi yang tak mau menerima Tuhan Yesus datang membawa pesan Allah. Sikap mereka itu mengakibatkan kehancurannya. Di bagian lain Lukas mencatat bagaimana Tuhan Yesus menangisi kota Yerusalem. Kota Yerusalem sebagai pusat dari Israel yang tidak mengerti apa yang perlu bagi kesejahteraannya yang sesungguhnya. Ia menubuatkan kehancuran kota itu "karena engkau tidak mengetahui saat bilamana Allah melawat engkau" (Lukas 19:41-44).

Dalam implikasi kehidupan kita sekarang ini, Gereja/jemaat bisa juga digambarkan sebagai pohon yang sedang bertumbuh; maka jika jemaat itu tidak ada buahnya, jemaat digambarkan seperti Pohon Ara yang tidak pernah berbuah.

Recent Post