Latest News

Showing posts with label Doa Rosario. Show all posts
Showing posts with label Doa Rosario. Show all posts

Friday, November 22, 2013

Tujuh Dukacita Maria: Apa maksudnya ?



Tujuh Dukacita Maria: Apa maksudnya ? 

Mengapa liturgi Gereja mengistimewakan dukacita Maria dan merayakan sebagai peringatan setiap 15 September? Mengapa sukacita Maria tidak dirayakan? Apa peran tujuh dukacita Maria?

Paulus Hadi Sigit, Malang

Pertama, peringatan Maria berdukacita pada 15 September berkaitan dengan Pesta Salib Suci yang dirayakan setiap 14 September. Salib adalah simbol sengsara, penderitaan, wafat, dan kebangkitan Yesus, sedangkan dukacita Maria seringkali dirinci dalam tujuh dukacita Maria. Kedua perayaan itu didekatkan hendak menunjukkan kedekatan Maria mengikuti Yesus dalam karya penebusan. Artinya, Maria ikut serta menderita bersama Yesus. Karena keikutsertaan Maria yang begitu dekat inilah Maria juga diberi gelar sebagai rekan-penebus (bdk. HIDUP, no 43, 21 Oktober 2012). Kedekatan ini juga tercermin dalam berbagai perayaan paralel antara Yesus dan Maria, antara lain dalam perayaan Hati Yesus yang Mahakudus dan Hati Maria yang tak bercela.

Kedua, sukacita Maria juga dirayakan, yaitu pada perayaan Maria Diangkat ke Surga (15 Agustus), Maria Dimahkotai sebagai Ratu Surga (22 Agustus), dan pada pesta Natal (25 Desember). Memang perayaan-perayaan ini tak menonjolkan sukacita Maria, tetapi secara implisit kita bisa mengandaikan sukacita Maria yang berlimpah pada peristiwa-peristiwa ini.

Ketiga, dukacita Maria mungkin terasa lebih ditonjolkan karena berkaitan dengan sengsara dan penderitaan Yesus. Penderitaan atau dukacita Maria, seperti dikatakan Paulus (Rom 8:17; Fil 3:10; Kol 1:24), juga ikut andil dalam memperlancar penerapan penebusan Kristus pada kita, yaitu sebagai silih atas dosa-dosa manusia. Dalam arti inilah pendalaman atas tujuh dukacita Maria membantu kita mengerti kehebatan Maria sebagai teladan iman dalam penderitaan.

Tujuh dukacita Maria itu ialah mendengar ramalan Simeon (Luk 2:21-35), pengungsian ke Mesir (Mat 2:13-15), kehilangan Yesus di Kenisah (Luk 2:41-52), mengikuti jalan salib Yesus (Luk 23:26-32), memandang Yesus tergantung di salib (Yoh 19:25- 27), memangku jenazah Yesus (Yoh 19:38-40), dan memakamkan Yesus (Yoh 19:41-42). Merenungkan tujuh dukacita Maria juga membantu kita menyadari, bahwa perjalanan iman Maria tidaklah tanpa masalah dan penderitaan. Alih-alih dibebaskan dari penderitaan, penderitaan Maria jauh lebih menyakitkan daripada apa yang kita alami.

Selain sebagai teladan iman, Maria juga menjadi penghibur kita yang sedang menderita. Paus Yohanes Paulus II menunjukkan peran ini; Bunda Maria yang Tersuci senantiasa menjadi penghibur yang penuh kasih bagi mereka yang mengalami berbagai penderitaan,baik fisik maupun moral, yang menyengsarakan serta menyiksa umat manusia. Ia memahami segala sengsara dan derita kita sebab ia sendiri juga menderita, dari Betlehem hingga Kalvari. ‘Dan jiwa mereka pula akan ditembusi sebilah pedang’. Bunda Maria adalah Bunda Rohani kita, dan seorang ibunda senantiasa memahami anak-anaknya serta menghibur dalam penderitaan mereka.

Bunda Maria mengemban suatu misi istimewa untuk mencintai kita, misi yang diterima dari Yesus yang tergantung di salib, untuk mencintai kita selalu dan senantiasa, dan untuk menyelamatkan kita! Lebih dari segalanya, Bunda Maria menghibur kita dengan menunjuk pada Dia yang Tersalib dan Firdaus!” (bdk juga LG 58).

Keempat, tujuh dukacita Maria membuat kita juga mengerti, bahwa Maria tak melarikan diri dari penderitaan. Maria menghadapi dan menghayati penderitaan sebagai sarana untuk semakin menyatukan diri dengan Yesus. Dukacitanya adalah jalan menuju kepersatuannya dengan Kristus. Dukacita Maria juga menunjukkan betapa besar pengorbanan dan kasih Maria yang merelakan Anaknya. Rasa keibuan dan rasa memiliki sebagai ibu dikalahkan oleh kasih ini. Tanpa kasih yang sebesar itu sulit dibayangkan dukacita yang luar biasa hebat itu bisa dilewatinya. Inilah perwujudan penyerahan diri Maria yang menyeluruh.

Pastor Dr Petrus Maria Handoko CM - HidupKatolik.com
--Deo Gratias--


Source : FBGereja Katolik

Sunday, December 30, 2012

Apakah umat Katolik harus berdoa melalui Bunda Maria?


Pertanyaan:

Shalom bu Ingrid,
Beberapa waktu yg lalu kakak ipar saya melontarkan pertanyaan kepada saya: “kenapa kamu kalo berdoa harus melalui Bunda Maria,bukan langsung ke Yesus saja?Mohon kiranya bu Ingrid dapat membantu saya untuk memberikan jawaban yg dapat diterima oleh kakak ipar saya itu,terima kasih atas bantuannya,(maaf bila pertanyaannya diluar topik), Andi

Jawaban:

Shalom Andi,
Sebenarnya, sepanjang pengetahuan saya, umat Katolik tidak diharuskan untuk berdoa melalui Bunda Maria. Ya, kita dapat berdoa langsung kepada Yesus, atau kepada Allah Bapa, dengan Pengantaraan Yesus. Itu jelas terlihat dalam doa penyembahan yang tertinggi bagi umat Katolik, yaitu di dalam Misa/ Ekaristi Kudus. Atau di dalam doa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus sendiri, Doa Bapa Kami, juga langsung ditujukan kepada Tuhan. Jadi kelihatannya pertanyaan yang ditanyakan itu kelihatannya sudah agak bias, karena mengandaikan bahwa orang Katolik tidak bisa atau tidak boleh berdoa langsung kepada Tuhan. Dan ini tidak benar.
Namun memang, Magisterium Gereja Katolik menganjurkan umat untuk memohon dukungan doa dari Bunda Maria, dan belajar dari teladan Bunda Maria, untuk dapat bertumbuh secara spiritual. Hal ini memang diajarkan oleh para Bapa Gereja, para orang kudus (Santo/ Santa), Bapa Paus, dan jelas tertulis dalam dokumen Konsili Vatikan II (lihatLumen Gentium 66- 68). Bunda Maria, Bunda Allah dan Bunda Gereja, yang mendampingi Gereja awal dengan doa-doanya juga akan terus mendampingi Gereja sampai akhir jaman. Ya doa-doa Bunda Maria dan para kudus di surga selalu menyertai kita semua yang masih berziarah di dunia ini, karena kita telah dipersatukan oleh Kristus menjadi anggota Tubuh-Nya yang tak terpisahkan oleh maut. Maka kita sebagai umat beriman dapat menyampaikan doa permohonan kepada Tuhan dengan memohon pertolongan Bunda Maria (dan para kudus lainnya), agar mendoakan ujud doa-doa kita itu di hadapan Yesus. Selanjutnya diskusi tentang doa orang kudus, silakan klik di sini, dan di sini.
Maka jika seseorang tidak mau memohon dukungan doa dari Bunda Maria atau dukungan doa para kudus di surga, ia tidak dapat dikatakan berdosa, namun sebetulnya yang ‘rugi’ adalah orang itu sendiri. Memang kita tidak harus berdoa memohon pengantaraan mereka, namun jika kita melakukannya, itu berguna bagi kita sendiri, karena itu melatih kita untuk bertumbuh dalam kerendahan hati. Karena kita melihat kepada para orang kudus itu sebagai teladan, agar kita terpacu untuk hidup seperti mereka. Ini seperti layaknya adik kelas yang belajar dari kakak kelas/ atau mereka yang sudah lebih dahulu lulus. Kita bisa belajar langsung dari dosen/ profesor kita, tetapi bisa juga disamping belajar dari dosen, kita belajar dari kakak kelas. Tidak ada keharusan kita belajar dari kakak kelas, namun tentu baik bagi yang mau melakukannya, karena akan sangat banyak manfaatnya. Jika di dunia ini kitapun sering meminta dukungan doa dari orang-orang lain yang kita pandang ‘lebih dekat’ dengan Yesus, maka seharusnya kita tidak ragu untuk memohon dukungan doa dari para orang kudus yang sudah jelas lebih kudus daripada kita semua yang masih hidup di dunia. Dan mereka (para kudus itu) adalah orang-orang yang sudah dibenarkan oleh Tuhan -karena mereka telah bersatu dengan-Nya di surga, maka sungguh besarlah kuasa doa mereka! (Yak 5:16).
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- www.katolisitas.org

Apakah Doa Rosario adalah doa pengulangan yang dilarang Alkitab?


Umat Kristen non-Katolik sering mengatakan bahwa doa rosario adalah doa yang tidak Alkitabiah dan sesat, karena bertele-tele (lih. Mat 6:7), yaitu dengan mengulang-ulang doa salam Maria. Mat 6:7 menegaskan untuk tidak berdoa secara bertele-tele, atau dalam KJV dikatakan “vain repetition” atau pengulangan sia-sia (vain). Namun, tidak semua doa yang diulang adalah salah, karena di dalam Alkitab, kita dapat menemukan bahwa ada begitu banyak pengulangan, seperti: (a) “Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya” (ada sekitar 41 ayat, 5 ayat di Maz 118 dan 26 ayat di Maz 136), (b) “…dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: “Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, …” (Why 4:8), (c) Tiga kali Yesus mengucapkan doa yang sama “Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!” (Mat 26:39, 42, 44), (d) Dua orang buta berseru-seru perkataan yang sama “Kasihanilah kami, hai Anak Daud.” (Mat 20:30-31). Dengan demikian, kita dapat melihat bahwa tidak semua doa berulang salah, karena pengulangan doa pada contoh di atas bukanlah seperti mantra, namun doa yang didaraskan kepada Tuhan dengan dasar iman, pengharapan dan kasih.
Kalau dasar keberatan dari doa rosario hanyalah karena doa yang sama diulang-ulang, maka sebenarnya banyak umat Kristen non-Katolik juga berdoa dengan pengulangan-pengulangan, seperti dalam doa spontan, merekapun mengulang perkataan “ya Tuhan” atau “ampunilah kami” dan bahkan juga mengulang lagu yang sama berkali-kali dalam puji-pujian. Kalau pengulangan doa spontan dan lagu pujian tidak dianggap sesat, mengapa doa rosario dianggap sesat?
Doa rosario tersusun dari beberapa doa: Aku Percaya (1x), Bapa Kami (6x), Kemuliaan (6x), Terpujilah (6x), Salam Maria (53x), di mana 50x doa Salam Maria adalah untuk merenungkan 5 peristiwa). Kalau kita memahami makna doa rosario, maka kita memahami bahwa fokus doa ini bukanlah pada pengulangan doa Bapa Kami dan Salam Maria, namun kepada misteri inkarnasi Kristus. Katekismus Gereja Katolik mengatakan bahwa rosario adalah ringkasan dari seluruh Injil (lih. KGK, 971). Hal ini dapat kita lihat dari empat kelompok peristiwa, yaitu peristiwa gembira, terang, sedih dan mulia. Peristiwa gembira(didoakan pada hari Senin dan Sabtu) terdiri dari: Maria menerima kabar gembira, kunjungan ke Elizabet, kelahiran Kristus, Yesus dipersembahkan di bait Allah, Yesus ditemukan di bait Allah; Peristiwa terang (Kamis): Yesus dibaptis, mukjizat di Kana, Yesus mewartakan Kerajaan Allah, Transfigurasi, perjamuan terakhir; Peristiwa sedih(Selasa dan Jumat): Yesus di Getsemani, Yesus didera, Yesus dimahkotai duri, Yesus memanggul salib, dan Yesus wafat; Peristiwa mulia (Rabu dan Minggu): Yesus bangkit, Yesus naik ke Sorga, Pentakosta, Maria diangkat ke Sorga, Maria menerima mahkota.
Dengan demikian, selama berdoa rosario, umat Katolik merenungkan kehidupan Yesus. Artinya, orang yang setia berdoa rosario setiap hari adalah orang yang merenungkan misteri kehidupan Kristus secara lengkap dua kali dalam seminggu. Bagaimana mungkin, hal merenungkan kehidupan Kristus dianggap pengulangan yang sia-sia? Bagaimana mungkin hal mengulangi doa Bapa Kami, doa yang diajarkan Yesus, dianggap sesat? Justru setiap saat, kita harus merenungkan kehidupan Kristus dan merenungkan doa Bapa Kami, sehingga Kristus dapat menuntun kehidupan kita. Jadi, apakah ada akibatnya, jika seseorang berdoa rosario secara sungguh-sungguh? Tentu ada, yaitu ia dibawa kepada kekudusan, seperti yang terjadi pada para santa-santo. Jadi, mari kita berdoa rosario, sehingga kita dapat bertumbuh dalam kekudusan dan Kristus benar-benar dapat meraja dalam kehidupan kita.

Dasar Alkitab:

  • Mat 6:7: Doa yang sesat bukanlah doa perulangan, namun pengulangan yang tidak berguna (vain repetition).
  • Maz 118, Maz 136: Pengulang doa terjadi di Mazmur “Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya
  • Why 4:8: Pengulangan doa “kudus, kudus, kudus”
  • Mat 26:39,42,44: Yesus mengulang doa “Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!
  • Mat 20:30-31: Dua orang buta berseru berulang-ulang “Kasihanilah kami, hai Anak Daud.

Dasar Magisterium Gereja:

  • Paus Yohanes Paulus II, Surat Apostolik, Rosarium Virginis Mariae.
  • Pesan Paus Benediktus XVI untuk hari nasional pertama dari orang muda Katolik dari Belanda, par.8
    • Pendarasan doa Rosario dapat menolongmu untuk belajar seni berdoa dengan kesederhanaan Maria dan kedalaman [iman]-nya)”
  • Katekismus Gereja Katolik (KGK, 971, 1674, 2678, 2708)
    • KGK, 971. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia” (Luk 1:48). “Penghormatan Gereja untuk Perawan Maria tersuci termasuk dalam inti ibadat Kristen” (MC 56). “Tepatlah bahwa ia dihormati oleh Gereja dengan kebaktian istimewa. Memang sejak zaman kuno santa Perawan dihormati dengan gelar “Bunda Allah”; dan dalam segala bahaya dan kebutuhan mereka umat beriman sambil berdoa mencari perlindungannya… Kebaktian Umat Allah terhadap Maria… meskipun bersifat istimewa, namun secara hakiki berbeda dengan bakti sembah sujud, yang dipersembahkan kepada Sabda yang menjelma seperti juga kepada Bapa dan Roh Kudus, lagi pula sangat mendukungnya” (LG 66). Ia mendapat ungkapannya dalam pesta-pesta liturgi yang dikhususkan untuk Bunda Allah (Bdk. SC 103.) dan dalam doa marian – seperti doa rosario, yang merupakan “ringkasan seluruh Injil” (Bdk. MC 42.)
    • KGK, 1674. Katekese tidak boleh hanya memperhatikan liturgi sakramental dan sakramentali, tetapi juga bentuk-bentuk kesalehan umat beriman dan religiositas rakyat. Semangat religius umat Kristen sejak dulu kala telah dinyatakan dalam pelbagai bentuk kesalehan, yang menyertai kehidupan Gereja seperti penghormatan relikwi, kunjungan tempat-tempat kudus, ziarah dan prosesi, jalan salib, tarian-tarian religius, rosario, dan medali (Bdk. Konsili Nisea: DS 601; 603; Konsili Trente: DS 1882.)
    • KGK, 2678. Dalam kesalehan Barat selama Abad Pertengahan muncullah Doa Rosario sebagai pengganti populer untuk ibadat harian. Di dunia Timur, Litani Akathistos dan Paraklisis lebih mirip dengan ibadat harian dalam Gereja-gereja Bisantin, sementara tradisi Armenia, Koptik, dan Siria lebih mengutamakan himne dan lagu-lagu rakyat, untuk menghormati Bunda Allah. Tetapi tradisi doa pada hakikatnya tetap sama dalam Salam Maria, dalam theotokia, dalam himne santo Efraim, dan santo Gregorius dari Narek. Maria adalah pendoa sempurna dan citra Gereja. Kalau kita berdoa kepadanya, kita menyetujui bersama dia keputusan Bapa, yang mengutus Putera-Nya untuk menyelamatkan semua manusia. Sebagaimana murid yang dicintai Yesus, kita juga menerima Bunda Yesus yang telah menjadi Bunda semua orang hidup, ke dalam rumah kita (Bdk. Yoh 19:27.). Kita dapat berdoa dan memohon bersama dia. Doa Gereja seakan-akan didukung oleh doa Maria; ia disatukan dengan Maria dalam harapan (Bdk. LG 68-69.)
    • KGK, 2708. Meditasi memakai pikiran, daya khayal, gerak perasaan dan kerinduan. Usaha ini penting untuk memperdalam kebenaran iman, untuk menggerakkan pertobatan hati dan memperkuat kehendak guna mengikuti Kristus. Doa Kristen terutama berusaha untuk bermeditasi tentang “misteri Kristus”, sebagaimana terjadi waktu pembacaan Kitab Suci, “lectio divina”, dan pada doa rosario. Bentuk renungan doa ini mempunyai nilai yang besar; tetapi doa Kristen harus mengejar lebih lagi: perkenalan Yesus Kristus penuh cinta dan persatuan dengan Dia.
Ditulis oleh: Stefanus Tay & Ingrid Tay
Stefanus Tay, MTS dan Ingrid Listiati, MTS adalah pasangan suami istri awam dan telah menyelesaikan program studi S2 di bidang teologi di Universitas Ave Maria - Institute for Pastoral Theology, Amerika Serikat. (Katolisitas.org)

Doa Rosario, doa yang sungguh Alkitabiah ?


Doa Rosario, doa yang sungguh Alkitabiah ?


jika kita sering berdoa rosario, sehingga proporsi doa kita menjadi jauh lebih banyak untuk bunda Maria daripada yang langsung kepada Tuhan Yesus, dan dalam doa2 kita pun lebih banyak berbincang kepada Bunda Maria, apakah ini tidak apa apa?
Jawaban:
Pertanyaannya tentang doa kepada Bunda Maria dalam doa rosario. Sebenarnya kalau kita melakukan doa rosario dan menghayatinya dengan benar-benar, maka kita berdoa sesuai dengan Kitab Suci. Kita berdoa “Aku Percaya”, yang mengingatkan kita akan iman yang kita percayai. Kita berdoa 6x Bapa Kami, doa yang diajarkan oleh Yesus, dan kita juga berdoa 53x doa Salam Maria. Dan doa Salam Maria sendiri adalah doa yang berdasarkan Alkitab. Mari kita melihat satu-persatu kalimat dari doa ini:
Salam Maria penuh rahmat, Tuhan sertamu: “Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” (Lk 1:28)
Dalam doa Maria bahasa Inggris: Hail Mary, full of grace, the Lord is with you. Bandingkan dengan RSV “And he came to her and said, “Hail full of Grace, the Lord is with you!
Terpujilah engkau di antara wanita dan terpujilah buah tubuhmu, Yesus: “lalu berseru dengan suara nyaring: “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu.” (Lk 1:42).
Santa Maria Bunda Allah: “Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?” (Lk 1:43).
Doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan waktu kami mati. Amin.: “Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.” (Yak 5:16). “Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, –yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota–menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.” (Ef 4:16). Jadi, kalau semua umat Alllah adalah hidup, walaupun tidak berada di dunia ini dan kita harus saling mendoakan, maka adalah sudah seharusnya kita memohon agar Bunda Maria (yang telah dibenarkan oleh Allah dan pasti telah berada di Sorga) mendoakan kita semua yang masih mengembara di dunia ini.
Dan penjabaran yang sangat indah dijabarkan di dalam Katekismus Gereja Katolik (KGK, 2676-2677).
KGK, 2676. Gerakan ganda dari doa kepada Maria, terungkap secara bagus di dalam “Salam Maria“: Salam Maria. Secara harfiah: “Bergembiralah, Maria”. Salam malaikat Gabriel membuka doa Ave. Allah sendiri memberi salam kepada Maria melalui malaikat-Nya. Doa kita berani mengambil alih salam kepada Maria, dengan memandang hamba yang hina, seakan-akan dengan mata Allah Bdk. Luk 1:48. dan mengambil bagian dalam kegembiraan, yang Allah alami karena Maria Bdk. Zef 3:17b.. Penuh rahmat, Tuhan sertamu. Kedua bagian dari salam malaikat saling menjelaskan. Maria penuh rahmat, karena Tuhan ada sertanya. Rahmat yang memenuhi dia seluruhnya adalah kehadiran Dia yang merupakan sumber segala rahmat. “Bersukacitalah dan beria-rialah dengan segenap hati, hai puteri Yerusalem!… Tuhan Allahmu ada di antaramu” (Zef 3:14.17a). Maria, yang didalamnya Tuhan sendiri tinggal, adalah puteri Sion secara pribadi, Tabut Perjanjian dan tempat di mana kemuliaan Tuhan bertakhta. Ia adalah “kemah Allah di tengah-tengah manusia” (Why 21:3). “Penuh rahmat“, Maria menyerahkan diri sepenuhnya kepada Dia yang mengambil tempat tinggal di dalamnya dan hendak ia berikan kepada dunia. Terpujilah engkau di antara wanita dan terpujilah buah tubuhmu, Yesus. Sesudah salam malaikat kita menggunakan sapaan Elisabet. “Dipenuhi oleh Roh Kudus” (Luk 1:41) Elisabet adalah orang pertama dari sederetan panjang angkatan-angkatan yang menyebut Maria bahagia Bdk. Luk 1:48.: “Berbahagialah ia yang telah percaya” (Luk 1:45). Maria “diberkati di antara semua perempuan” (1:42), karena ia telah percaya bahwa Sabda Allah akan dipenuhi. Atas dasar iman, “semua bangsa [telah) mendapat berkat” melalui Abraham (Kej 12:2-3). Atas dasar iman, Maria telah menjadi Bunda kaum beriman. Karena jasa Maria, semua bangsa di dunia dapat menerima Dia, yang adalah berkat Allah sendiri: “Yesus, buah tubuhmu yang terpuji”.
KGK, 2677. Santa Maria, Bunda Allah, doakanlah kami… Bersama Elisabet kita merasa heran, “Siapakah aku ini, sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?” (Luk 1:43). Karena Maria hendak memberi kita Puteranya Yesus, maka ia yang adalah Bunda Allah, juga menjadi Bunda kita. Kita dapat menyampaikan kepadanya segala kesusahan dan permohonan kita. Ia berdoa bagi kita, sebagaimana ia berdoa untuk dirinya sendiri: “Jadilah padaku menurut perkataanmu itu” (Luk 1:38). Kalau kita mempercayakan diri kepada doanya, kita menyerahkan diri bersama dia kepada kehendak Allah: “Jadilah kehendak-Mu”. Doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan pada waktu kami mati. Kalau kita memohon kepada Maria supaya mendoakan kita, kita mengakui diri sebagai orang berdosa dan berpaling kepada “Bunda kerahiman”, yang kudus seutuhnya. Kita mempercayakan diri kepadanya “sekarang”, dalam kehidupan kita hari ini. Dan kepercayaan kita itu meluas lagi, sehingga kita sekarang ini sudah mempercayakan “waktu kematian kita” kepadanya. Semoga ia sungguh hadir, seperti pada waktu kematian Puteranya di salib, dan semoga ia menerima kita pada waktu kematian kita sebagai ibu Bdk. Yoh 19:27., agar mengiringi kita menuju Puteranya Yesus, masuk ke dalam Firdaus.
Hal penting yang lain adalah dalam berdoa rosario, kita merenungkan peristiwa-peristiwa (gembira, sedih, mulia, terang), yang kalau direnungkan dengan baik akan mengantar kita masuk ke dalam misteri kehidupan Kristus. Dengan demikian peristiwa-peristiwa kehidupan Kristus juga mewarnai apa yang terjadi di dalam kehidupan kita, sehingga kita akan mendapatkan inspirasi dan kekuatan dari Kristus sendiri. Jangan kuatir bahwa doa rosario akan menyesatkan kita, bahkan kalau kita mau belajar dari santa-santo, seperti St. Padre Pio, yang terberkati Ibu Teresa dari Kalkuta, mereka berdoa rosario setiap hari. Kalau mau dibilang “resiko“, maka resiko berdoa rosario dengan sungguh-sungguh adalah mengantar kita menjadi santa-santo. Jadi, bersiap-siaplah untuk menanggung resiko ini.
Akhirnya, mari kita merenungkan apa yang dikatakan oleh Paus Yohanes Paulus II tentang doa rosario:
“Sebagai doa damai, rosario selalu dan akan selalu menjadi doa keluarga dan doa untuk keluarga. Ada saatnya dulu, bahwa doa ini menjadi doa kesayangan keluarga, dan doa ini yang membawa setiap anggota keluarga menjadi sekat satu sama lain…. Kita perlu kembali kepada kebiasaan doa keluarga bersama berdoa untuk keluarga-keluarga…. Keluarga yang berdoa bersama, akan tetap tinggal bersama. … Para anggota keluarga, dengan mengarahkan pandangan pada Yesus juga akan mampu memandang satu sama lain dengan mata kasih, siap untuk berbagi, untuk saling mendukung, saling mengampuni dan melihat perjanjian kasih mereka diperbaharui oleh Roh Allah sendiri.” (Rosarium Virginis Mariae, 41, Paus Yohanes Paulus II)
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef –
katolisitas.org

Bagaimanakah asal-usul rosario?


Pertanyaan:

Bagaimana sejarah Rosario? Kapan Rosario digunakan pertama kalinya oleh umat Katolik?
Salam – Andryhart

Jawaban:

1) Asal usul doa rosario tidak dapat ditentukan secara jelas secara histories, karena terbentuknya setahap semi setahap. Digunakannya ‘butir-butir’ sebagai alat bantu doa juga merupakan tradisi sejak jaman Gereja awal, atau bahkan sebelumnya. Pada abad pertengahan, butir-butir ini dipakai untuk menghitung doa Bapa Kami dan Salam Maria di biara-biara.
2) Struktur doa rosario berkembang antara abad 12 dan 15. Pada waktu itu, 50 doa Salam Maria dihubungkan dengan ayat-ayat Mazmur, untuk memperingati kehidupan Tuhan Yesus dan Bunda Maria. Pada saat inilah doa ini dikenal sebagai “rosarium”/ rose garden. Pada abad ke 16, terbentuklah doa rosario yang terbagi menjadi 5 dekade dalam 3 misteri gembira, sedih dan mulia.
3) Tradisi mengatakan bahwa St. Dominic (1221) adalah santo yang menyebarkan doa rosario, seperti yang kita kenal sekarang. Ia berkhotbah tentang rosario ini pada pelayanannya di antara para Albigensian yang tidak mempercayai misteri kehidupan Kristus sebagai Allah yang menjelma menjadi manusia. Jadi, walaupun bukan St. Dominic yang pertama kali ‘menciptakan’ doa rosario, namun peran St. Dominic cukup besar dalam menyebarkannya, dan ia sendiri sebagai saksi hidup yang mendoakan doa rosario tersebut. Doa rosario sendiri mulai popular di tahun 1500.
4) “Sebagai doa damai, rosario selalu dan akan selalu menjadi doa keluarga dan doa untuk keluarga. Ada saatnya dulu, bahwa doa ini menjadi doa kesayangan keluarga, dan doa ini yang membawa setiap anggota keluarga menjadi sekat satu sama lain…. Kita perlu kembali kepada kebiasaan doa keluarga bersama berdoa untuk keluarga-keluarga…. Keluarga yang berdoa bersama, akan tetap tinggal bersama. … Para anggota keluarga, dengan mengarahkan pandangan pada Yesus juga akan mempu memandang satu sama lain dengan mata kasih, siap untuk berbagi, untuk saling mendukung, saling mengampuni dan melihat perjanjian kasih mereka diperbaharui oleh Roh Allah sendiri.”(Rosarium Virginis Mariae, 41, Paus Yohanes Paulus II) Itulah jawaban dari kami, semoga dapat menjawab pertanyaan Andryhart. Mari kita bersama-sama berjuang untuk setia dalam kehidupan doa kita, sehingga kita dapat semakin mengasihi Tuhan.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – www.katolisitas.org

Mengapa doa rosario menjadi salah satu doa favorit umat Katolik?


Beberapa alasan mengapa doa rosario menjadi salah satu doa yang disukai oleh kita umat Katolik adalah karena: 1) doa ini sederhana, mendalam maknanya, dan besar kuasanya, 2) doa rosario menggabungkan kita dengan misteri inkarnasi dan keselamatan Kristus, 3) doa rosario merupakan doa bersama Bunda Maria untuk meng-kontemplasi-kan wajah Kristus 4) doa rosario merupakan doa yang membuahkan damai sejahtera dan kasih, 5) doa rosario merupakan doa keluarga dan doa Gereja.
Pertama- tama, doa rosario digemari karena kesederhanaannya, dan bahkan anak- anakpun dapat mendaraskannya, karena terdiri dari doa- doa yang umum dikenal semua umat Katolik, yaitu doa Aku percaya, Kemuliaan, Bapa Kami, dan Salam Maria.  Di dalam kesederhanaan inilah terletak kedalaman maknanya,  karena bagian utama dari doa rosario adalah permenungan peristiwa hidup Yesus sejak awal penjelmaan-Nya dalam rahim Maria, karya- karya-Nya, sampai dengan wafat, kebangkitan dan kenaikan-Nya ke surga. Sedang doa Salam Maria yang melatarbelakangi permenungan tersebut, adalah doa yang Alkitabiah (lih. Luk 1:28, 42, 43). Doa rosario besar kuasanya, karena melibatkan pengantaraan doa Bunda Maria, seorang yang telah dibenarkan Allah di surga (lih. Yak 5:16). Melalui doa rosario kita berdoa bersama Bunda Maria dan memohon agar ia menghantar doa- doa kita kepada Tuhan Yesus.
Dengan merenungkan peristiwa hidup Yesus dalam doa rosario (Peristiwa Gembira, Terang, Sedih, Mulia), kita dibawa kepada penghayatan yang lebih mendalam tentang misteri keselamatan. Melalui rosario, kita seolah menapak tilas misteri keselamatan Kristus bersama dengan Bunda Maria, sehingga kita dapat memperoleh peningkatan pengetahuan akan maknanya sesuai dengan pertumbuhan rohani kita (lih. Surat apostolik Paus Yohanes Paulus II, Rosarium Virginis Mariae, 17). Kita masuk dalam kehidupan Kristus, bersama dengan Bunda Maria, yang telah terlebih dahulu tinggal dalam kesatuan dengan Dia.
Maka pada dasarnya doa rosario merupakan doa bersama Bunda Maria untuk mengkontemplasi-kan wajah Kristus.  Artinya, kita memandang Kristus, sebagaimana Bunda Maria memandang-Nya. Kita memandang-Nya dengan pandangan bertanya (lih. Luk 2:48); pandangan penuh iman akan campur tangan-Nya (lih. Yoh 2:5); pandangan duka cita di kaki salib-Nya, dan kesediaan untuk menerima Maria sebagai ibu bagi kita (lih. Yoh 19:25-27); pandangan suka cita pada saat kebangkitan-Nya dan saat menerima Roh Kudus (lih. Kis 1:14). Dengan doa kontemplasi ini, kita mengenang Kristus dan karya penebusan-Nya bagi kita manusia.
Buah doa kontemplasi akan Kristus, Sang Raja Damai, yang adalah “damai sejahtera kita” (Ef 2:14; lih. Paus Yohanes Paulus II, Ibid. 40) adalah damai itu sendiri. Karena itu, doa rosario secara kodrati adalah doa damai.  Disebut sebagai doa damai, karena doa rosario menghasilkan buah- buah kasih.  Sebab jika didoakan dengan permenungan yang sungguh tentang peristiwa- peristiwa hidup Yesus, doa rosario akan membawa kita kepada pertemuan dengan Kristus dalam misteri- misteri-Nya, sehingga kita terbantu untuk mengenali wajah Kristus di dalam sesama kita, terutama di dalam mereka yang sakit dan menderita (Ibid.). Kasih yang kita bagikan ini mendatangkan damai sejahtera bagi sesama yang kita sapa/ beri, maupun juga kepada diri kita sendiri yang memberikannya.
Karena doa rosario membuahkan damai dan kasih, maka doa rosario menjadi doa yang penting dalam keluarga dan Gereja. Keluarga yang mendoakan doa rosario akan bertumbuh dalam kasih kepada Kristus, dan karenanya persatuan kasih mereka dikokohkan dan senantiasa diperbaharui. Demikian pula doa rosario merupakan doa yang membangun kesatuan umat di dalam Gereja, sebab yang pusat permenungan dalam doa tersebut adalah Kristus, yang adalah Sang Kepala Gereja.

Dasar Kitab Suci

  • Luk 1:28: Salam Maria, penuh rahmat (Hail, full of grace)
  • Luk 1:42: Terpujilah engkau di antara wanita dan terpujilah buah tubuh-mu
  • Luk 1:43: “Ibu Tuhan”
  • Luk 1:48: segala keturunan akan menyebut aku [Maria] berbahagia
  • Yak 5:16: Doa orang benar besar kuasanya.

Dasar Tradisi Suci

  • “[Perempuan] yang pertama [Hawa] terpengaruh untuk tidak taat kepada Tuhan, namun perempuan yang berikutnya [Maria]… taat kepada Tuhan, sehingga Perawan Maria dapat menjadi pembela bagi Hawa. Sebagaimana umat manusia tunduk kepada maut melalui perbuatan seorang perawan, maka umat manusia diselamatkan oleh [ketaatan] seorang perawan.” (Irenaeus, Against Heresies, V:19,1 (A.D. 180).
  • Di bawah belas kasihanmu kami berlindung, O Bunda Tuhan. Jangan menolak permohonan kami dalam kesesakan, tetapi bebaskanlah kami dari mara bahaya, [o engkau] yang suci dan terberkati.” (Sub Tuum Praesidium, dari Rylands Papyrus, Mesir, abad ke- 3)
  • “Diangkat ke surga, ia [Maria], tetap menjadi tempat perlindungan bagi umat manusia, menjadi pendoa syafaat bagi kita di hadapan Putera-nya dan Allah Bapa.” (Theoteknos dari Livias, Assumption 29, sebelum 560 AD)
  • “Ia [Maria] bertindak sebagai mediatrix (pengantara) antara kebesaran Tuhan dan kerendahan manusia …. (Andreas dari Kreta,  Homily 1 on Mary’s Nativity (ante A.D. 740).
  • “Ibu Tuhan adalah ibu kita. Semoga bunda yang baik memohon bagi kita, semoga ia memohon dan memperoleh apa yang baik bagi kita.” (St. Anselmus, Oration 7, (sebelum 1109 AD)

Dasar Magisterium

  • Katekismus Gereja Katolik:
KGK 971        “Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia” (Luk 1:48). “Penghormatan Gereja untuk Perawan Maria tersuci termasuk dalam inti ibadat Kristen” (MC 56). “Tepatlah bahwa ia dihormati oleh Gereja dengan kebaktian istimewa. Memang sejak zaman kuno santa Perawan dihormati dengan gelar “Bunda Allah”; dan dalam segala bahaya dan kebutuhan mereka umat beriman sambil berdoa mencari perlindungannya… Kebaktian Umat Allah terhadap Maria… meskipun bersifat istimewa, namun secara hakiki berbeda dengan bakti sembah sujud, yang dipersembahkan kepada Sabda yang menjelma seperti juga kepada Bapa dan Roh Kudus, lagi pula sangat mendukungnya” (LG 66). Ia mendapat ungkapannya dalam pesta-pesta liturgi yang dikhususkan untuk Bunda Allah (Bdk. SC 103). dan dalam doa marian – seperti doa rosario, yang merupakan “ringkasan seluruh Injil” (Bdk. MC 42).
KGK 2708    Meditasi memakai pikiran, daya khayal, gerak perasaan dan kerinduan. Usaha ini penting untuk memperdalam kebenaran iman, untuk menggerakkan pertobatan hati dan memperkuat kehendak guna mengikuti Kristus. Doa Kristen terutama berusaha untuk bermeditasi tentang “misteri Kristus”, sebagaimana terjadi waktu pembacaan Kitab Suci, “lectio divina“, dan pada doa rosario. Bentuk renungan doa ini mempunyai nilai yang besar; tetapi doa Kristen harus mengejar lebih lagi: perkenalan Yesus Kristus penuh cinta dan persatuan dengan Dia.
  • “Tanpa kontemplasi [akan peristiwa- peristiwa hidup Yesus], doa rosario adalah sebuah tubuh tanpa jiwa, dan pendarasannya dapat beresiko menjadi pengulangan rumusan secara mekanis, yang melanggar peringatan Kristus: “…dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan.” (Mat 6:7). Secara kodrati pendarasan doa rosario mensyaratkan ritme yang hening dan tahapan yang tetap hidup; membantu setiap orang untuk merenungkan misteri- misteri kehidupan Tuhan sebagaimana dilihat oleh dia [Maria] yang terdekat dengan-Nya. Dengan cara ini, kekayaan yang tak terpahami dari misteri- misteri ini akan terungkap.” (Paus Paulus VI, Ekshortasi Apostolik, Marialis Cultus, 47: AAS, 156).
  • “Tidak mungkin untuk menyebutkan  semua nama para orang kudus yang menemukan di dalam doa rosario, sebuah jalan yang asli untuk bertumbuh di dalam kekudusan. Namun kita perlu menyebut St. Louis Marie Grignon de Monfort …., Padre Pio dari Pietrelcina…., Bartolo Longo yang terberkati…. (Paus Yohanes Paulus II, Rosarium Virginis Mariae, 8).
  • “Ketika di dalam doa rosario, kita memohon bersama Maria, tempat kediaman Roh Kudus (lih. Luk 1:35), ia berdoa syafaat bagi kita di hadapan Allah Bapa yang telah memenuhinya dengan rahmat, dan di hadapan Sang Putera yang lahir dari rahimnya, berdoa bersama kita dan untuk kita.” (Ibid., 16)
Source :katolisitas.org

Recent Post