Latest News

Showing posts with label Doa. Show all posts
Showing posts with label Doa. Show all posts

Tuesday, January 14, 2014

Gerakan Karismatik Katolik dalam Pembaharuan Gereja Katolik


Sejarah Karismatik di Dunia

Menurut catatan sejarah, pekerjaan besar Roh Kudus terus berlanjut sejak hari Pentakosta. Beberapa orang kudus secara tegas mengalami bimbingan Roh Kudus, seperti Santo Antonius dari Mesir, sampai kepada zaman Santo Benardus.

Orang-orang kudus lain juga dengan setia terus berkarya dan tekun mendengarkan bimbingan Roh Kudus, seperti Santo Dominikus, Santo Fransiskus, Santa Clara dari Assisi, Santo Ignasius dari Loyola, Santa Theresia Avila dan Santo Yohanes dari Salib.

Pada abad 20 banyak �gerakan awam� yang terus membangun semangat spiritualitas umat dengan dorongan yang kuat dari Roh Kudus.

Gerakan Pembaruan Karismatik Katolik modern secara besar-besaran muncul khususnya setelah Konsili Vatikan II yang menciptakan semangat baru yang lebih terbuka di dalam Gereja Katolik. Saat itu, Paus Yohanes XXIII menyusun suatu doa yang dibacakan setiap hari selama konsili berlangsung. Di dalam doa tersebut Bapa Suci menyampaikan permohonannya agar Roh Kudus memperbaharui kehidupan umat Katolik.

Kelompok Karismatik Katolik yang pertama kali tercatat dalam sejarah modern diperkirakan dimulai oleh beberapa siswa Katolik yang mengalami pencurahan Roh di Duquesne (baca: du-kein) di daerah Pittsburgh, Amerika pada tahun 1967 yang terkenal dengan istilah The Duquesne Weekend atau akhir pekan di Duquesne.

Pada tahun 1972, Kardinal Suenens mengalami secara pribadi pembaruan karismatik ini ketika ia datang ke Amerika. Ia begitu terpesona dengan pengalaman dalam Roh Kudus tersebut, dia ingin agar gereja Katolik dapat tumbuh seperti apa yang terjadi saat Pentakosta ketika Roh Kudus turun atas para rasul.

Kemudian Gerakan Pembaruan Karismatik Katolik terus berkembang dengan pesat ke seluruh dunia termasuk ke Indonesia.

Menurut catatan sejarah, pada tahun 1970-an muncul berbagai persekutuan doa ekumenik yang dengan cepat banyak memukau umat Katolik. Untuk mendukung mereka, dan dalam kerangka penggembalaan gerejawi, Uskup Agung Jakarta ketika itu, Mgr. Leo Soekoto, SJ mengundang tokoh Pembaruan Karismatik Katolik untuk menyelenggarakan �Seminar Hidup Baru�. Pada bulan Mei tahun 1976, Pastor O Brien, SJ dan H. Schneider, SJ diminta untuk menyelenggarakan seminar yang bersejarah tersebut di Jakarta.

Sejak saat itu, Gerakan Pembaruan Karismatik Katolik bertumbuh dan berkembang sampai sekarang. 


Permulaan Gerakan Karismatik Katolik di Indonesia

Pada bulan mei 1976, Pastor O Brien SJ dari Bangkok dan Pastor H. Schneider SJ dari Manila diundang oleh Bapak Uskup Agung Jakarta (Alm.) Mgr Leo Soekoto SJ. Mereka memberikan ceramah dan seminar untuk para biarawan dan kaum awam. Kira-kira 150 orang telah mengikuti seminar yang pertama itu dalam bahasa Inggris.

Pada bulan Januari 1977, kelompok doa yang kecil ini mulai dengan seminar dalam bahasa Indonesia yang pertama untuk 80 orang peserta dari seluruh kota Jakarta. Beberapa tahun sebelumnya, seorang Pastor Frasiskan dari dioses Bogor juga telah mulai membentuk suatu kelompok doa, tetapi dia meninggal dalam suatu kecelakaan dan kelompok tersebut juga mati. Juga Pastor John Indrakusuma O Carm telah mulai dengan suatu kelompok doa yang kecil di Malang Jawa Timur yang hingga kini tumbuh dan berkembang bersama kelompok yang lain.

Sesudah seminar yang pertama itu, Pastor L. Sugiri SJ menjadi Moderator dari kelompok doa di Jakarta dan minta bantuan dari mereka yang lebih dahulu sudah terjun dalam bidang tersebut untuk menyelenggarakan suatu seminar di parokinya yang besar Mangga Besar yang terletak di pusat perdagangan (pada waktu itu mempunyai 6.000 umat katolik dan sekarang lebih 9.000 orang dengan 600 orang katekumen / calon baptis).

Dalam seminar tersebut hadir 300 orang dan mereka dipermandikan dalam Roh. Hal ini membawa suatu kekuatan yang mengherankan dalam pembaruan di paroki secara menyeluruh. Umat mulai lebih tertarik dalam kehidupan gerejani, mereka membentuk kelompok kitab suci dalam lingkungannya, datang bersama-sama untuk menghadiri Perayaan Ekaristi, berdoa dan bernyanyi nyanyian Karismatik, mulai berdoa dan saling mendoakan sutu sama lain secara pribadi dan spontan, membentuk hubungan yang lebih baik dengan sesama orang kristen, lebih banyak turut mengambil bagian dalam kegiatan paroki (13 wilayah dan masing-masing lingkungannya mempunyai paduan suara sendiri), berusaha untuk membina kehidupan sosial dan lebih memperhatikan kehidupan anggota lain yang lebih miskin dalam parokinya. 

Amat banyak buah-buah kebaikan yang dapat dipetik : liturgi yang lebih hidup, lebih bayak panggilan, lebih banyak tenaga suka rela untuk pekerjaan part-timer sebagai rasul, lebih banyak calon baptis / katekumin dan sebagainya. Juga di bagian lain di Jakarta mereka menyelenggarakan Seminar-seminar dan membentuk kelompok doa dan hal ini memberikan semangat Roh kepada kelompok di paroki lain. Sampai sekarang di Jakarta terdapat kurang lebih 20 buah kelompok doa yang terdaftar dan beberapa yang belum terdaftar. Yang disebut belakangan ini kebanyakan lebih bersifat oikumene.


Perkembangan di Jawa 

Perubahan yang sama juga terjadi di Keuskupan lain : dari Jakarta mereka diundang ke Keuskupan lain untuk memberikan ceramah, seminar, retret dan lain-lain. Juga Wanita Katolik telah mencantumkan Pembaruan dan Marriage Encounter dalam program mereka. Sekarang pembaruan sudah diterima di Jawa dalam 5 daerah Keuskupan (dari 6 daerah Keuskupan yang ada) dan di pulau-pulau lain di Bali, Sumatera, Kalimantan dan Flores yang berarti sudah diterima dalam 10 daerah Keuskupan dari 34 daerah Keuskupan yang ada di Indonesia. Di Jakarta sendiri gerakan karismatik katolik mempunyai kelompok doa yang terbanyak. Berikutnya menyusul Keuskupan Agung Semarang yang terletak di Jawa Tengah, dengan kurang lebih 18 buah kelompok doa. Kami perkirakan di seluruh Indonesia ada kurang lebih 100 buah kelompok doa dengan peserta mencapai jumlah hampir 5.000 orang.

Kelompok doa Protestan sudah melampaui jauh dari kelompok doa pembaruan Katolik, kemungkinan sudah lebih dahulu 10 tahun! Karena persekutuan doa pembaruan Katolik ini masih muda dan tidak mempunyai cukup pengetahuan dan keberanian untuk berkembang sendiri - tanpa dorongan dan bimbingan dari para imam - kaum awam mulai berdoa dan mengharapkan imam-imam mereka mengambil bagian dalam pembaruan itu dan hadir dalam retret karismatik.


Retret para Imam

Sudah beberapa retret campuran, pada tahun ini untuk pertama kalinya 2 buah retret khusus untuk para imam, yang pertama diberikan oleh Pastor Tom Forrest CSSR dalam bulan Februari 1981 (dihadiri oleh 35 orang imam) dan yang satu lagi diberikan oleh Pastor Fio Mascarenhasa SJ dan Pastor Rufus Pereira Pr dari Bombay, India dalam bulan Juni 1981. Diperkirakan ada 100 orang imam yang telah mengikuti seminar Kehidupan dalam Roh atau retret karismatik, maka diaharpkan akan lebih banyak imam akan sanggup dan senang membimbing kelompok doa karismatik.
 
Kelompok doa karismatik katolik juga diselenggarakan bagi para biarawati dan melalui pusat kehidupan religius / keagamaan tersebut akan didapat pengaruh yang besar untuk pembaruan di semua bidang dari kehidupan gerejani. Sesudah retret para imam yang pertama itu timbul reaksi dari 16 imam Jesuit yang hadir bahwa mereka ingin sekali untuk mengadakan retret semacam itu setiap tahun.


Masalah yang dihadapi

Disamping cepatnya penyebaran pembaruan tersebut di seluruh kepulaun Indonesia, tetapi cukup banyak kesulitan / masalah yang harus diselesaikan : 
  1. kurangnya pengetahuan akan bahasa Inggris, kurangnya terjemahan dan penterjemah 
  2. kurangnya pemimpin yang terlatih untuk memimpin kelompok doa 
  3. kurangnya kesadaran akan persekutuan, kurangnya pendalaman, semangat berkurban untuk kelompok 
  4. kurangnya sarana untuk mempermudah hubungan yang disebabkan oleh jarak dan biaya transportasi 
  5. banyak orang mau hadir dalam seminar dan kelompok doa untuk beberapa saat atau beberapa kali saja, tetapi setelah mereka mendapatkan sedikit pembaruan mereka tidak mau hadir lagi, meskipun benar mereka menjadi lebih baik dalam kehidupan di parokinya. Tetapi mereka tidak tertarik untuk membentuk suatu kelompok doa untuk saling melayani dan hidup menurut teladan Yesus secara menyeluruh. Mereka yang aktif dalam kelompoknya tidak terikat pada kelompok tersebut tetapi tumbuh dalam kedalaman kehidupan kristiani yang matang. Mereka mengikuti setiap ceramah yang diberikan oleh penceramah dari luar negeri yang didatangkan oleh berbagai denominasi. Penceramah-penceramah itu bepergian ke berbagai negara dan berbicara di hotel-hotel yang mewah.
Jadi kita lihat begitu mudahnya penyebaran pembaruan di Indonesia, tetapi masih agak dangkal dan dengan berbagai kesulitan yang timbul dimana-mana. Pendalaman kehidupan kristiani lewat pengabdian dalam persekutuan, hanya akan tercapai oleh lingkungan dalam paroki dalam kurun waktu yang panjang dan dengan memperbaharui kelompok religius yang ada disitu. Kita adalah gereja muda, semua paroki dan kelompok keagamaan / kerohanian hidup dan berkembang / tumbuh, gereja-gereja penuh sesak.

Jadi pembaruan ini dapat menyumbang pembaruan dalam Roh, kekuatan dalam Roh, dengan karisma-karima dan sebagainya. Di atas semua itu, kita harus bersabar dan bersyukur, karena semuanya adalah Tuhan sendiri yang berkarya di antara kita. 

In Spiritu Domini

Sumber :
http://www.karismatikkatolik.org/pengajaran/462-sejarah-karismatik-di-dunia
http://oaseintim.org/kharismatik/resources/karissejarah.htm

Friday, November 22, 2013

Tujuh Dukacita Maria: Apa maksudnya ?



Tujuh Dukacita Maria: Apa maksudnya ? 

Mengapa liturgi Gereja mengistimewakan dukacita Maria dan merayakan sebagai peringatan setiap 15 September? Mengapa sukacita Maria tidak dirayakan? Apa peran tujuh dukacita Maria?

Paulus Hadi Sigit, Malang

Pertama, peringatan Maria berdukacita pada 15 September berkaitan dengan Pesta Salib Suci yang dirayakan setiap 14 September. Salib adalah simbol sengsara, penderitaan, wafat, dan kebangkitan Yesus, sedangkan dukacita Maria seringkali dirinci dalam tujuh dukacita Maria. Kedua perayaan itu didekatkan hendak menunjukkan kedekatan Maria mengikuti Yesus dalam karya penebusan. Artinya, Maria ikut serta menderita bersama Yesus. Karena keikutsertaan Maria yang begitu dekat inilah Maria juga diberi gelar sebagai rekan-penebus (bdk. HIDUP, no 43, 21 Oktober 2012). Kedekatan ini juga tercermin dalam berbagai perayaan paralel antara Yesus dan Maria, antara lain dalam perayaan Hati Yesus yang Mahakudus dan Hati Maria yang tak bercela.

Kedua, sukacita Maria juga dirayakan, yaitu pada perayaan Maria Diangkat ke Surga (15 Agustus), Maria Dimahkotai sebagai Ratu Surga (22 Agustus), dan pada pesta Natal (25 Desember). Memang perayaan-perayaan ini tak menonjolkan sukacita Maria, tetapi secara implisit kita bisa mengandaikan sukacita Maria yang berlimpah pada peristiwa-peristiwa ini.

Ketiga, dukacita Maria mungkin terasa lebih ditonjolkan karena berkaitan dengan sengsara dan penderitaan Yesus. Penderitaan atau dukacita Maria, seperti dikatakan Paulus (Rom 8:17; Fil 3:10; Kol 1:24), juga ikut andil dalam memperlancar penerapan penebusan Kristus pada kita, yaitu sebagai silih atas dosa-dosa manusia. Dalam arti inilah pendalaman atas tujuh dukacita Maria membantu kita mengerti kehebatan Maria sebagai teladan iman dalam penderitaan.

Tujuh dukacita Maria itu ialah mendengar ramalan Simeon (Luk 2:21-35), pengungsian ke Mesir (Mat 2:13-15), kehilangan Yesus di Kenisah (Luk 2:41-52), mengikuti jalan salib Yesus (Luk 23:26-32), memandang Yesus tergantung di salib (Yoh 19:25- 27), memangku jenazah Yesus (Yoh 19:38-40), dan memakamkan Yesus (Yoh 19:41-42). Merenungkan tujuh dukacita Maria juga membantu kita menyadari, bahwa perjalanan iman Maria tidaklah tanpa masalah dan penderitaan. Alih-alih dibebaskan dari penderitaan, penderitaan Maria jauh lebih menyakitkan daripada apa yang kita alami.

Selain sebagai teladan iman, Maria juga menjadi penghibur kita yang sedang menderita. Paus Yohanes Paulus II menunjukkan peran ini; Bunda Maria yang Tersuci senantiasa menjadi penghibur yang penuh kasih bagi mereka yang mengalami berbagai penderitaan,baik fisik maupun moral, yang menyengsarakan serta menyiksa umat manusia. Ia memahami segala sengsara dan derita kita sebab ia sendiri juga menderita, dari Betlehem hingga Kalvari. ‘Dan jiwa mereka pula akan ditembusi sebilah pedang’. Bunda Maria adalah Bunda Rohani kita, dan seorang ibunda senantiasa memahami anak-anaknya serta menghibur dalam penderitaan mereka.

Bunda Maria mengemban suatu misi istimewa untuk mencintai kita, misi yang diterima dari Yesus yang tergantung di salib, untuk mencintai kita selalu dan senantiasa, dan untuk menyelamatkan kita! Lebih dari segalanya, Bunda Maria menghibur kita dengan menunjuk pada Dia yang Tersalib dan Firdaus!” (bdk juga LG 58).

Keempat, tujuh dukacita Maria membuat kita juga mengerti, bahwa Maria tak melarikan diri dari penderitaan. Maria menghadapi dan menghayati penderitaan sebagai sarana untuk semakin menyatukan diri dengan Yesus. Dukacitanya adalah jalan menuju kepersatuannya dengan Kristus. Dukacita Maria juga menunjukkan betapa besar pengorbanan dan kasih Maria yang merelakan Anaknya. Rasa keibuan dan rasa memiliki sebagai ibu dikalahkan oleh kasih ini. Tanpa kasih yang sebesar itu sulit dibayangkan dukacita yang luar biasa hebat itu bisa dilewatinya. Inilah perwujudan penyerahan diri Maria yang menyeluruh.

Pastor Dr Petrus Maria Handoko CM - HidupKatolik.com
--Deo Gratias--


Source : FBGereja Katolik

Wednesday, November 13, 2013

Paus Francis & Puluhan Ribu Katolik Doakan Korban Topan Haiyan Filipina


Bencana Topan Haiyan yang memporak-porandakan Filipina mendapat perhatian dunia. Berbagai organisasi bangsa termasuk PBB dan Uni Eropa menggalang bantuan untuk para korban yang diperkirakan mencapai 10 ribu orang itu.

Paus Francis juga menyampaikan kesedihan yang mendalam atas bencana itu dan akan meminta umat Katolik memberi bantuan nyata. Dia akan memimpin 60 ribu umat untuk berdoa bagi Filipina yang mayoritas warganya beragama Katolik itu. "Sangat berduka, ada banyak, banyak sekali korban dan kerusakan yang parah," ujarnya.

Dengan dipimpin oleh Paus Francis, puluhan ribu orang di Vatikan mendoakan korban badai topan Haiyan di Filipina. Paus mengajak mereka untuk merenungkan kedahsyatan bencana tersebut dan banyaknya jumlah korban yang berjatuhan.

Doa tersebut diselenggarakan di Lapangan Santo Petrus dan diikuti oleh puluhan ribu turis, peziarah, dan warga Roma pada Minggu (10/11). Paus berharap masyarakat Filipina dan negara-negara sekitar dapat merasa dekat dengannya. Paus juga mengajak pendoa untuk memberikan bantuan yang konkret bagi korban badai.

Topan Haiyan telah menerjang negara kepulauan Filipina selama 2 hari. Sampai berita ini diturunkan korban tewas di salah satu kota, yakni Tacloban, saja sudah mencapai 10.000 jiwa.

Filipina adalah negara dengan jumlah penganut Katolik terbesar di Asia. Masyarakat Filipina sendiri merupakan salah satu komunitas imigran terbesar di Roma.

Filipina benar-benar luluh lantak akibat salah satu topan terkuat sepanjang sejarah ini. Sebastian Rhodes Stampa, kepala PBB untuk Disaster Assessment Coordination Team, mengklaim bahwa dampak dari badai ini hampir serupa dengan tsunami Samudera Hindia tahun 2004 silam. Mari kita turut serta menaikkan doa bagi para korban dan para penyalur bantuan yang bekerja keras di sana.


Gereja Katolik Filipina untuk sementara menjadi tempat pengungsian korban topan Haiyan :



  

Friday, February 15, 2013

Mohon Doa! Krisis Iman di Eropa



Krisis Iman Kristen di Eropa yang sejatinya adalah mayoritas negara-negara Kristen (historically) sudah semakin tampak. Identitas ke-Kristen-an mereka semakin pupus. Keterbukaan dan sikap toleransi orang-orang Eropa membuat mereka sedikit terlena, karena budaya dari luar yang masuk seiring bertambahnya imigran dari negara-negara Timur Tengah lebih dominan tampak di permukaan, sehingga budaya asli orang Eropa semakin tenggelam.

Demikian juga dengan iman kristiani mereka juga mulai tergerus pupus dan bahkan mulai sirna. Banyak orang-orang Eropa sekarang tidak mengenal identitas asli mereka, gereja kosong melompong, mereka cenderung berduyun duyun murtad ke iman yang lain, dan meninggalkan iman Kristen mereka. Gereja-gereja banyak dijual, dijadikan kafe, hotel, supermarket, diskotik dan bahkan sekarang menjadi tempat ibadah imigran (masjid).

Kejadian ini berbanding terbalik dengan yang terjadi di benua Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Dimana di wilayah itu, gereja dan iman kristiani berkembang cukup pesat. Lalu mengapa di Eropa sendiri yang mayoritas Kristen justru mengalami kemrosotan iman? 

Satu penyebabnya adalah persentasi orang Eropa yang beragama Kristen turun drastis, dari 95 persen tahun 1910 menjadi 76 persen tahun 2010. Namun, di tempat lain persentasi ini menunjukkan kenaikan yang tajam. Selama abad ini, jumlah umat Kristiani di kawasan Asia-Pasifik tumbuh dari tiga persen menjadi tujuh persen. Peningkatan jumlah umat Kristiani malah lebih dramatis lagi di Benua Afrika. Satu abad lalu, sembilan persen orang di wilayah itu adalah umat Kristiani, saat ini jumlah tersebut meningkat menjadi 63 persen.

Fenomena penurunan dan pertumbuhan tersebut terjadi di semua gereja, termasuk Katolik. Selama ini Gereja Katolik yang merupakan komunitas kristiani terbesar mengalami penurunan di Eropa, sedangkan di Afrika, Amerika dan Asia-Pasifik mengalami kenaikan drastis.

Paus Benediktus telah menetapkan sinode para uskup pada Oktober mendatang tentang Evangelisasi Baru bagi Penyebaran Iman Kristiani.�  Asumsi penetapan sinode dan �Tahun Iman� adalah bahwa misi Gereja sedang goyah, dan memang sedang goyah jika titik acuannya adalah Eropa. Akan tetapi, Gereja bertumbuh dan berkembang pesat di luar benua itu. Kemungkinan suatu saat nanti bisa saja terjadi negara di Asia-Pasifik atau Afrika akan mengirimkan misionaris-misionaris mereka untuk menginjili Tanah Eropa.

Sampai sedemikian ludeskah merosotnya budaya dan iman kristiani di Eropa? Kita harus ingat bahwa Tahta Suci Vatikan juga berada di Eropa. Apakah mungkin juga nasib Vatikan akan sama terjadi seperti itu? Kita yang masih punya iman kristiani sangat prihatin dan bimbang dengan hal ini. Kalau sampai hal ini terjadi dengan Tahta Suci Vatikan, apakah masih relevan kata kata Yesus : "Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya." (Matius 16:18)

Gagal melakukan itu, pada akhirnya Vatikan dan Katolik Eropa akan menjadi seperti kebanyakan gereja tua di Eropa, menjadi tempat tujuan bagi wisatawan Asia dan lainnya yang hidup kekristenannya tidak banyak bergantung pada Vatikan.

Mari Kita renungkan dan doakan Vatikan agar tetap menjadi Tahta Suci, pusat pemerintahan dan kontrol kedamaian dunia. Mari kita berdoa untuk Eropa yang sedang mengalami krisis iman agar segera dipulihkan dan kembali mengirimkan misionaris-misionaris untuk negara lain. 

"Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir." (Matius 20:16)

Pray and save for Vatican

Thursday, January 17, 2013

Mohon Doa! Di Blitar, Sekolah Katolik Dipaksa Ajarkan Agama Islam


TEMPO.CO, Blitar - Kantor Wilayah Kementerian Agama Kota Blitar mewajibkan enam sekolah Katolik memberikan pelajaran agama non Katolik kepada siswanya. Instruksi ini dikeluarkan menyusul penolakan sekolah memberikan layanan pelajaran agama Islam.

Kantor Wilayah Kementerian Agama Kota Blitar mememanggil pengurus Yayasan Katolik untuk membahas tentang peraturan sekolah yang tidak memberikan layanan pendidikan agama selain Katolik kepada siswanya. Padahal, banyak pelajar tersebut yang memeluk agama lain.

Menurut dia, banyak orang tua siswa protes karena menganggap sekolah tersebut diskriminatif. �Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan setara,� kata Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Blitar, Imam Muchlis, Rabu 16 Januari 2013.

Sebelumnya, enam sekolah yang bernaung di bawah Yayasan Katolik Kota Blitar tidak menyediakan pelajaran agama lain kepada siswa-siswanya. Kebijakan ini dilakukan mulai sekolah tingkat Sekolah Menengah Atas Katolik, Sekolah Menengah Atas Kejuruan Diponegoro, Sekolah Teknik Menengah Katolik, Sekolah Menengah Pertama Yos Sudarso, Sekolah Dasar Santa Maria, dan Taman Kanak-kanak Santa Maria.

Kebijakan tersebut menuai protes di kalangan orang tua siswa dan masyarakat. Pemerintah bahkan mengancam akan menutup sekolah tersebut jika tetap menolak instruksi. Ancaman itulah yang pada akhirnya membuat Yayasan Katolik berubah sikap dan berjanji memberikan layanan pelajaran agama non Katolik. �Kami akan mengevaluasi,� kata Romo Rafael, perwakilan Yayasan Katolik.

Meski tidak menyediakan guru agama selain Katolik, Romo Rafael berjanji akan menitipkan anak didiknya yang beragama lain untuk belajar agama di sekolah terdekat. Sebab posisi sekolah Katolik tersebut berdekatan dengan lembaga sekolah lain yang menyelenggarakan pendidikan selain Katolik.

Romo Rafael menjelaskan kebijakan tidak menyediakan guru pengajar selain Katolik ini merupakan keputusan yang diambil pengurus Yayasan di Surabaya. Ketentuan ini berlaku kepada seluruh lembaga pendidikan yang bernaung di bawah yayasan tersebut. Karena itu pelaksanaan perubahan kebijakan ini masih menunggu sikap pusat. �Yang jelas pelaksanaan pelajaran (agama selain Katolik) di luar sekolah,� katanya.

Walikota Blitar, Samahudi Anwar, meminta pengurus sekolah Yayasan Katolik memberikan pelajaran agama Islam bagi siswanya. Apalagi dia telah mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 8 Tahun 2012 yang mewajibkan setiap anak didik beragama Islam di Kota Blitar harus mampu membaca Al Quran. SK tersebut mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 Tentang Pendidikan Agama.

Sumber : http://www.tempo.co/read/news/2013/01/16/079454882/Di-Blitar-Sekolah-Katolik-Dipaksa-Ajarkan-Agama-Islam

Tuesday, January 15, 2013

Mohon Doa! Walikota Blitar Ancam Penutupan 6 Sekolah Katolik


indosiar.com, Blitar - (Selasa, 15.01.2013) Sebanyak 6 sekolah swasta di kota Blitar, Jawa Timur terancam ditutup oleh pemerintah daerah karena menolak memberikan tambahan pelajaran agama bagi siswanya yang beragama Islam. Walikota Blitar mengeluarkan aturan yang mewajibkan setiap anak didik harus bisa membaca Al Quran.

6 sekolah swasta di kota Blitar yang diperingatkan oleh pemerintah kota Blitar karena tidak menerapkan pendidikan agama bagi siswanya yang beragama lain adalah SMA Katolik Diponegoro, STM Katolik, TK Santa Maria, SD Katolik Santa Maria serta SD Katolik dan SMP Yos Sudarso.

Ke 6 sekolah tersebut tidak bersedia memberikan tambahan kurikulum atau pelajaran agama bagi siswanya yang beragama Islam. Pihak sekolah beralasan, penerapan kurikulum yang diberlakukan sekolahnya bisa diterima siswa ataupun wali murid.

Sementara peringatan Walikota Blitar terkait SK No.8 tahun 2012 yang mewajibkan setiap anak didik harus bisa membaca Al Quran mengacu pada Peraturan Pemerintah No.55 tahun 2007 tentang pendidikan agama.

Pemkot Blitar mewajibkan seluruh sekolah menjalankan kurikulum agama Islam hingga 19 Januari 2013, namun pihak sekolah masih menunggu hasil petunjuk dari pimpinan yayasan yang berada di Jakarta.

Kepala Seksi Madrasyah dan Pendidikan Agama Islam (kasi Mapenda) Kantor Kementrian Agama Kota Blitar Baharudin mengatakan, pihaknya sudah melakukan sosialisasi terhadap sekolah-sekolah yang berada di kota Blitar sejak akhir tahun 2012. Namun, hingga kini ada 6 sekolah swasta yang tidak bersedia memberikan pelajaran tambahan bagi anak yang beragama Islam.

Pihak kantor Kementrian Agama sudah tiga kali memberi peringatan. Jika hingga batas waktu 19 Januari 2013, pihak sekolah belum menyatakan kesiapan untuk memberikan tambahan pelajaran, maka pemerintah akan mencabut ijin operasional 6 sekolah tersebut.

Rencananya ke 6 pengelola sekolah swasta ini akan menggelar rapat tertutup membahas ancaman penutupan sekolah mereka melibatkan para pengurus yayasan, komite, alumni serta wali murid.


Sunday, December 30, 2012

Toleransi Tingkat Tinggi, 12 Mahasiswa IAIN Walisanga Ikuti Misa Natal


Misa malam Natal di Gereja St Fransiskus Xaverius Kebon Dalem, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (25/12) tampak berbeda dari perayaan Natal tahun yang lalu.

Sebelum misa malam Natal, Senin (24/12), yang dipimpin Romo Aloysius Budi Purnomo PR itu, belasan pemuda dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisanga Semarang datang. Mereka bahkan duduk di kursi lipat paling depan dalam gereja yang disediakan secara mendadak karena kursi yang disediakan telah habis.

Kedatangan 12 mahasiswa dari IAIN Walisanga itu sebelumnya sempat membuat terkejut para staf gereja, tidak terkecuali Romo Budi. Mereka ternyata menunjukkan rasa hormat dan sikap toleransi yang tinggi. Bagaimana tidak, kedatangan mereka di tengah oknum elite keagamaan Islam yang melarang, bahkan memfatwakan haram, memberi ucapan selamat Natal kepada umat Kristiani oleh umat Islam.

Ke-12 mahasiswa tersebut berasal dari Fakultas Ilmu Perbandingan Agama IAIN Walisanga Semarang. Kedatangan mereka memberitahukan dan memohon izin untuk mengikuti misa malam Natal di gereja.

Romo Kepala Paroki St Fransiskus Xaverius Kebon Dalem, Aloysius Budi Purnomo PR, mengatakan kedatangan teman-teman mahasiswa dan mahasiswi IAIN Walisanga Semarang itu bermaksud mengikuti perayaan misa malam Natal. �Saya pikir, mereka datang untuk ikut mengamankan jalannya perayaan misa malam Natal, ternyata mereka mengatakan mau ikut serta dari awal sampai selesai,� kata dia.

Namun, karena semua bangku dan kursi di dalam dan di luar gereja sudah dipadati oleh ribuan umat yang hadir, mereka dipersilakan duduk di kursi lipat yang disediakan secara mendadak di bagian paling depan di dalam gereja. Mereka dengan khidmat mengikuti jalannya upacara misa malam Natal.

Tepuk tangan dan senyuman penuh arti oleh ribuan umat Katolik yang mengikuti misa tersebut riuh saat Romo Budi memperkenalkan kepada umat akan kedatangan mereka. �Yesus Kristus memang lahir bukan hanya untuk orang Kristiani, tetapi untuk siapa pun juga,� ujar dia.

Menurut Romo Budi yang juga Ketua Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan (HAK) Keuskupan Agung Semarang, peristiwa ini menjadi penting di tengah disertifikasi spiritual saat orang mudah terjebak dalam padang gurun kekeringan rohani yang bahkan membuat orang menolak keberadaan Tuhan.

�Apa pun yang menjadi motivasi mereka, kehadiran mereka dalam misa malam Natal hingga selesai memberikan kesejukan harmoni di tengah padang gurun kehausan orang mendambakan hidup rukun dan damai,� ungkap dia.

Aktualisasi Pemahaman Keagamaan

Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Perbandingan Agama IAIN Walisanga Semarang yang hadir pada misa malam di Gereja Kebon Dalem, Ahmad Muqsith, mengatakan apa yang dilakukannya bersama teman-teman adalah wujud tolorensi beragama yang diaktualisasikan. Wujud toleransi itu diaktualisasikan dengan menghadiri acara misa malam Natal.

�Kami mencoba mengambil bagian dalam upaya melestarikan kerukunan antarumat beragama. Saya rasa saat semua orang sudah mampu mempelajari agama dari beberapa aspek sosial. Mereka akan sangat menghargai umat agama lain. Karena saat kita berbuat baik, orang tidak akan menanyakan apa agama kita,� ujar dia. Demikian dikutp dari Koran Jakarta.

Fatwa MUI Melarang Ikut Ritual Natal

Berdasarkan Fatwa MUI tahun 1987, mengikuti upacara natal bersama bagi umat Islam hukumnya haram.

Dalam fatwa tersebut disebutkan, Islam mengajarkan kepada ummatnya untuk menjauhkan diri dari hal-hal yang syubhat dan dari larangan Allah Subhanahu wa Ta�ala serta untuk mendahulukan menolak kerusakan daripada menarik kemaslahatan, berdasarkan atas: hadits Nabi dari Numan bin Basyir (yang artinya): �Sesungguhnya apa-apa yang halal itu telah jelas dan apa-apa yang haran itu pun telah jelas, akan tetapi di antara keduanya itu banyak yang syubhat (seperti halal, seperti haram), kebanyakan orang tidak mengetahui yang syubhat itu. Barang siapa memelihara diri dari yang syubhat itu, maka bersihlah Agamanya dan kehormatannya, tetapi barangsiapa jatuh pada yang syubhat maka berarti ia telah jatuh kepada yang haram, misalnya semacam orang yang menggembalakan binatang di sekitar daerah larangan maka mungkin sekali binatang itu makan di daerah larangan itu. Ketahuilah bahwa setiap raja mempunyai larangan dan ketahuilah bahwa larangan Allah ialah apa-apa yang diharamkanNya (oleh karena itu yang haram jangan didekati).�

Aktualisasi yang Kufur

Menanggapi hal ini, Prof Dr KH Maman Abdurrahman, MA menegaskan, bahwa apa yang dilakukan para mahasiswa IAIN Walisanga itu sudah keluar dari pakem yang dimaksud dengan toleransi.  Menurut Ketua Umum Persatuan Islam (Persis) ini, yang namanya toleransi itu bukan ikut ibadah keyakinan orang lain.

�Mereka ini pemahamannya tentang Islam sudah salah. Mereka didorong oleh orang-orang pelaku paham sekuleris, pluralis, liberalis (SEPILIS), yang tidak bertanggungjawab,� tegas Prof Maman kepada salam-online, Ahad (30/12/2012).

Menurutnya, inilah yang dikehendaki kaum kafir Quraisy kepada Rasulullah shallallahu �alaihi wasallam dan umat Islam ketika para pembesar Quraisy menawarkan konsep toleransi, pekan ini mereka beribadah dalam Islam, setelah itu berikutnya giliran umat Islam ikut dalam ritual mereka, demikian seterusnya. Lalu, turunlah surah Al-Kaafirun yang di akhir ayatnya menegaskan, �Bagimu Din (keyakinan)mu, bagiku keyakinanku.�

Jadi, kata Prof Maman Abdurrahman, Islam sudah sangat jelas dalam hal mengatur toleransi ini. Yang namanya toleransi itu AKTUALISASI-nya bukan mencampuradukkan ibadah atau ikut ritual ibadah keyakinan lain.

Ada wilayah akidah dan ibadah, ada pula ruang toleransi dalam muamalah dan berhubungan sosial, ini semua diatur dalam Islam. Jadi, apa yang dilakukan para mahasiswa ini sudah di luar  jalur toleransi. Salah dalam mengaktualisasikan toleransi.

Kata Prof Maman, sejak awal Islam sudah memagari bagaimana melaksanakan toleransi itu dengan turunnya surah Al-Kaafiruun. Toleransi bukan dalam konteks akidah dan ibadah. Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah jelas dalam hal ini.

�Para mahasiswa ini salah dalam memahami dan menafsirkan aktualisasi toleransi,� tandas Guru Besar Bandung Islamic University ini.

Apa pengertian doa dan meditasi? Apa beda keduanya?


Apa pengertian doa dan meditasi? Apa beda keduanya?

Katekismus Gereja Katolik mengajarkan beberapa pengertian tentang doa, demikian:
KGK 2558    …. Umat beriman harus percaya kepada rahasia ini [rahasia iman], merayakannya dan hidup darinya dalam satu hubungan yang hidup dan pribadi dengan Allah yang hidup dan benar. Hubungan ini adalah doa.
APA ITU DOA?
“Bagiku doa adalah ayunan hati, satu pandangan sederhana ke surga, satu seruan syukur dan cinta kasih di tengah percobaan dan di tengah kegembiraan” (Teresia dari Anak Yesus, ms. autob. 25r).
KGK 2559    “Doa adalah pengangkatan jiwa kepada Tuhan, atau satu permohonan kepada Tuhan demi hal-hal yang baik” (Yohanes dari Damaskus, f.o.3,24). Dari mana kita berbicara, kalau kita berdoa? Dari ketinggian kesombongan dan kehendak kita ke bawah atau “dari jurang” (Mzm 130:1) hati yang rendah dan penuh sesal? Siapa yang merendahkan diri akan ditinggikan (Bdk. Luk 18:9-14). Kerendahan hati adalah dasar doa, karena “kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa” (Rm 8:26). Supaya mendapat anugerah doa, kita harus bersikap rendah hati: Di depan Allah, manusia adalah seorang pengemis (Bdk.Agusfinus, serm. 56,6,9.. 2613, 2736).
KGK     Doa adalah kehidupan hati yang baru. Ia harus tetap menjiwai kita. Tetapi kita cenderung melupakan Dia, yang adalah kehidupan dan keseluruhan kita. Karena itu bapa-bapa rohani – dalam kaitan dengan buku Ulangan dan para nabi – menuntut doa sebagai “satu peringatan akan Allah”, satu pembangkitan kembali “ingatan hati”. “Kita harus lebih sering mengenangkan Allah, daripada bernapas” (Gregorius dari Nasianse, or. theol. 1,4). Tetapi kita tidak dapat berdoa “setiap saat”, kalau kita tidak berdoa dengan sadar pada waktu tertentu. Saat-saat ini merupakan puncak doa Kristen, karena kedalamannya dan lamanya.
KGK 2699    Tuhan membimbing semua manusia pada jalan dan dengan cara yang berkenan kepada-Nya. Setiap warga beriman menjawabnya dengan keputusan hatinya dan dengan bentuk ungkapan doa pribadinya. Tetapi tradisi Kristen mempertahankan tiga bentuk pokok ungkapan kehidupan doa: doa lisan (doa vokal/ dengan kata-kata), doa renung (meditasi), dan doa batin (kontemplasi). Ketiganya mempunyai ciri khas yang sama ialah ketenangan hati. Kewaspadaan yang memelihara Sabda Allah dan membuat kita hidup di hadirat Allah, menjadikan ketiga bentuk ungkapan itu puncak-puncak kehidupan doa.
Maka, menurut Katekismus, meditasi atau doa renung, merupakan salah satu jenis doa. Selanjutnya tentang meditasi (doa renung), Katekismus mengajarkan:
KGK 2705    Doa renung, meditasi, pada dasarnya adalah satu pencarian. Roh mencari agar mengerti alasan dan cara kehidupan Kristen, agar dapat menyetujui dan menjawab apa yang dikehendaki Tuhan. Untuk itu, ia membutuhkan perhatian yang sangat sulit dipertahankan. Biasanya kita mencari bantuan pada sebuah buku. Tradisi Kristen memberi satu pilihan yang sangat luas: Kitab Suci, terutama Injil, ikon, teks-teks liturgis untuk hari bersangkutan, tulisan-tulisan dari bapa-bapa rohani, kepustakaan rohani, buku besar yakni ciptaan dan sejarah, terutama halaman yang dibuka pada “hari ini”.
KGK 2706    Merenungkan apa yang sudah kita baca, berarti kita bertemu dengannya dan menjadikannya milik kita. Dengan cara demikian buku kehidupan kita dibuka: inilah peralihan dari pikiran kepada kenyataan. Sesuai dengan kerendahan hati dan iman, kita menemukan dan menilai di dalam meditasi gerakan-gerakan hati. Kita harus melakukan kebenaran, supaya datang kepada terang. “Tuhan, apakah yang Engkau kehendaki? Apakah yang harus aku lakukan?
KGK 2707    Metode-metode meditasi sangat beragam seperti halnya guru-guru rohani. Seorang Kristen harus bermeditasi secara teratur. Kalau tidak, ia akan menyerupai jalan atau tanah yang berbatu-batu atau yang penuh dengan duri-duri, sebagaimana dikatakan dalam perumpamaan penabur. Tetapi satu metode hanyalah merupakan satu penuntun; yang terpenting ialah maju bersama Roh Kudus menuju Yesus Kristus, jalan doa satu-satunya.
KGK 2708    Meditasi memakai pikiran, daya khayal, gerak perasaan dan kerinduan. Usaha ini penting untuk memperdalam kebenaran iman, untuk menggerakkan pertobatan hati dan memperkuat kehendak guna mengikuti Kristus.Doa Kristen terutama berusaha untuk bermeditasi tentang “misteri Kristus”, sebagaimana terjadi waktu pembacaan Kitab Suci, “lectio divina”, dan pada doa rosario. Bentuk renungan doa ini mempunyai nilai yang besar; tetapi doa Kristen harus mengejar lebih lagi: perkenalan akan kasih Yesus Kristus dan persatuan dengan Dia.
Katekismus meringkas pengertian tentang doa, doa lisan, meditasi dan kontemplasi demikian:
KGK 2720    Gereja mengundang umat beriman untuk berdoa secara teratur: dalam doa-doa harian, ibadat harian, Ekaristi mingguan, dan pada pesta-pesta dalam tahun Gereja.
KGK 2721    Tradisi Kristen mengenal tiga cara utama ungkapan kehidupan doa: doa lisan, doa renung, dan doa batin. Ketiganya menuntut ketenangan hati.
KGK 2722    Doa lisan, yang berdasarkan kesatuan badan dan jiwa dalam kodrat manusia, menghubungkan badan dengan doa hati menurut contoh Yesus, yang berdoa kepada Bapa-Nya, dan yang mengajar murid-murid-Nya doa Bapa Kami.
KGK 2723    Doa renung, meditasi adalah mencari dalam doa. Doa ini mencakup juga pikiran, daya khayal, gerak hati, dan kerinduan. Ia hendak menghubungkan pandangan penuh iman dari orang bermeditasi dengan kenyataan kehidupan kita.
KGK 2724    Doa batin adalah ungkapan sederhana tentang misteri doa. Ia memandang Yesus dengan penuh iman, mendengarkan sabda Allah, dan mencintai tanpa banyak kata. Ia mempersatukan kita dengan doa Kristus, sejauh ia mengikutsertakan kita dalam misteri-Nya.
Maka doa renung (meditasi) Kristiani merupakan salah satu bentuk doa, yang menggunakan pikiran, daya khayal, gerak rasa dan kerinduan tentang misteri Kristus, sebagaimana dapat kita baca dan renungkan dari Kitab Suci, maupun pada doa Rosario. Tujuan meditasi ini adalah agar kita dapat semakin merenungkan iman kita, agar kita semakin mengenal dan bersatu dengan Tuhan, dan mengenali apa yang menjadi kehendak-Nya dalam kehidupan kita, sehingga kita dapat menjawab/ menanggapinya. Di masa ini ada pula kelompok orang-orang yang melakukan meditasi, namun yang menjadi subyek permenungan bukanlah iman Kristiani ataupun misteri Kristus. Meditasi yang semacam ini tidak dapat disebut sebagai doa, sebab menurut definisinya, doa merupakan suatu pandangan ke surga, ataupun permenungan akan iman kita, sehingga selalu melibatkan Tuhan sebagai fokus pandangan batin kita.
Selanjutnya, untuk membaca beberapa contoh meditasi yang diajarkan oleh St. Ignatius dari Loyola, silakan klik di sini.
Sedangkan selanjutnya perbedaan antara meditasi dan kontemplasi, silakan klik di sini.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org

Bagaimana agar tidak lupa kepada Tuhan dalam keseharian kita ?


Kita semua memang harus berjuang setiap hari agar tidak ‘lupa’ akan Tuhan. Sebab walaupun mulut kita sering mengucapkan kita mengasihi Tuhan, namun di dalam perbuatan, sering kita gagal mewujudkannya. Contoh yang sederhana ialah di dalam keseharian kita sering ‘lupa’ kepada-Nya, atau tepatnya lebih banyak memperhatikan diri sendiri dan kehendak sendiri daripada Tuhan dan kehendak-Nya. Singkatnya, kita cenderung lebih ‘cinta diri’ ketimbang ‘cinta Tuhan’.
Tulisan “Refleksi Praktis tentang Kekudusan”, silakan klik- mungkin dapat membantu, namun memang benar bahwa untuk senantiasa ingat akan Tuhan kita harus membawa serta Dia di dalam kehidupan kita sehari-hari. Berikut ini adalah tips sederhana yang mungkin dapat diterapkan, yang pada dasarnya melibatkan Tuhan di dalam segala hal yang kita lakukan setiap hari, baik pada saat yang senang ataupun susah:
1) Usahakan bangun lebih pagi setiap hari, dan awali dengan ucapan syukur. Pajanglah gambar Yesus di kamar tidur, atau di dekat tempat tidur kita, sehingga begitu kita terjaga/ terbangun, Yesuslah yang kita ingat terlebih dahulu. Begitu kita mengingatNya, kita mengucap syukur, bahwa kita diberi karunia ‘hidup’ hari itu.
2) Jangan lupa, mohonlah di dalam doa pagi, “Tuhan, bantulah aku untuk lebih mengingat Engkau hari ini.”
3) Sediakanlah ‘pojok doa’/ tempat berdoa di rumah. Letakkanlah di situ Kitab suci, buku doa/ renungan, rosario dan salib Tuhan Yesus.
4) Sediakan waktu secara khusus untuk berdoa (pagi dan malam) dan merenungkan bacaan harian hari itu, misalnya 1/2 jam sehari. Jika dirasakan kurang dapat ditambahkan kemudian hingga 1 jam atau lebih. Carilah waktu yang paling baik, jangan mengambil waktu terlalu malam, supaya tidak ngantuk dan terburu-buru. Lakukan doa hening, doa Yesus, atau doa lain, seperti Ibadat harian/Liturgy of the Hour, atau doa rosario sambil merenungkan peristiwa-peristiwa kehidupan Yesus (Gembira, Terang, Sedih, Mulia), ataupun doa spontan.
5) Ambillah sepenggal ayat/ kata dari bacaan Kitab suci hari itu, dan ulangi dalam batin sepanjang hari. Seperti misalnya kita terkesan dengan kata, “menghasilkan buah yang baik” (Luk 6:43). Doakanlah terus, “Tuhan, bantu aku agar aku menghasilkan buah yang baik hari ini.”
6) Jika mengendarai mobil, pasanglah kaset/ CD rohani, entah berupa lagu-lagu, ataupun doa rosario, atau jika ada/ memungkinkan dengarkanlah siaran radio Katolik.
7) Temukanlah Tuhan dalam hal-hal yang biasa dan rutin. Untuk ini mari kita teliti, kegiatan apa yang paling mendominasi hari-hari kita: Misalnya, jika kita bekerja di kantor, begitu sampai di meja kerja, ucapkanlah syukur. Jika mengalami kesulitan dalam pekerjaan, ucapkanlah, “Tuhan, kasihanilah aku.” Jika mengalami pujian dan berkat, “Tuhan, terima kasih, Engkau sungguh ajaib.”
8) Temukanlah Tuhan dalam hal-hal yang sederhana bahkan dalam hal-hal yang membosankan, seperti ketika sedang membersihkan rumah/ mencuci piring, olah raga/ jogging, atau sedang menunggu sesuatu, berdoalah Salam Maria. Ingatlah akan orang-orang yang membutuhkan doa kita, dan doakanlah mereka bersama dengan Bunda Maria, “Bunda Maria, doakanlah ….(nama yang mau di doakan) di hadapan Yesus. Salam Maria….dst” atau berdoalah rosario.
9) Temukanlah Tuhan pada saat kita melakukan hal-hal yang tidak kita sukai atau yang membutuhkan pengorbanan kita. Katakanlah dalam hati, “…ini kulakukan demi kasihku kepada Yesus… ini bukan apa-apa jika dibandingkan dengan salib Kristus… mari, Yesus, bantulah aku memikul salibku ini…. semoga salib kecil ini nanti menghantarku / dan ….. (nama orang yang kudoakan) ke surga”.
10) Temukanlah Tuhan dalam orang-orang yang kita jumpai. Mulai dari suami/ istri/ orang tua/ anak-anak yang terdekat dengan kita (atau bagi para biarawan biarawati, temukanlah Tuhan dalam diri superior, atau sesama rekan biarawan/ biarawati). Mulailah hari dengan menyapa dan memberikan ungkapan kasih kepada mereka.
11) Temukanlah Tuhan dalam orang-orang yang datang kepada kita/ yang kita jumpai pada hari itu, misalnya: tamu asing, teman yang berkeluh kesah, orang yang minta tolong, atau bahkan orang yang membuat kita sedih/ kesal. Ingatlah bahwa apa yang kita lakukan pada mereka, kita lakukan terhadap Yesus.
12) Temukanlah Tuhan dalam berita dunia hari itu. Jika anda membaca koran/ mendengar berita TV, lihatlah apa yang terjadi di dunia sekitar kita, ucapkanlah syukur untuk segala berita baik, dan mohonlah pertolongan Tuhan jika ada bencana. Doakanlah mereka yang menderita, para pemimpin negara dan pemimpin Gereja.
13) Ingatlah untuk selalu berdoa mengucap syukur sebelum dan sesudah makan.
14) Jika kita mau berdisiplin, pasanglah alarm pada jam-jam tertentu untuk mengingatkan bahwa pada saat itu anda perlu berdoa singkat, misal setiap jam 12 siang/ jam 3 siang. Begitu sudah terbiasa, maka alarm itu tidak dibutuhkan lagi.
Doa- doa singkat ini dapat sangat sederhana, “Terpujilah Engkau, Tuhan”,atau “Jesus and Mother Mary, I love you, save sinners.” Atau jika mau lebih khusus, doakanlah anggota keluarga atau teman atau siapapun yang ingin kita doakan pada saat itu.
15) Pasanglah sticker/’post-it’ polos di tempat-tempat tertentu yang paling sering kita lihat. Pada saat kita melihatnya, ucapkanlah syukur kepada Tuhan. Jika sudah terbiasa, kita tidak memerlukan post-it lagi.
16) Usahakan mengikuti Misa Kudus, lebih dari sekali seminggu. Persiapkan hati sungguh-sungguh sebelum mengikuti misa, dan pada saat konsekrasi, mohonlah sekali lagi, “Tuhan, bantulah aku mengingat dan mengasihi Engkau.”
17) Sediakanlah waktu untuk bersekutu dengan saudara/saudari seiman, dan mendalami iman Katolik anda.
18) Periksalah batin sebelum tidur. Persembahkan kepada Tuhan, segala yang baik yang kita perbuat hari itu. Dan mohonlah ampun atas kegagalan kita untuk berbuat baik hari itu. Sediakan waktu hening di dalam Tuhan. Contoh doa malam, klik di sini.
19) Jika kita temukan dosa dalam pemeriksaan batin itu, kita secepatnya mengaku dosa dalam Sakramen Tobat, sedapat mungkin pada hari berikutnya, dan mohon agar Tuhan membantu kita agar tidak mengulangi dosa itu lagi.
20) Tutuplah hari dengan senyuman, “Yesus, aku bersyukur, terpujilah Engkau!”
Marilah kita berdoa, agar Tuhan memberikan kepada kita rahmat untuk senantiasa mengingat dan mengasihi-Nya. Mengingat akan Tuhan adalah bagian dari ‘doa’, dan oleh karena keinginan untuk berdoa itu sendiri adalah suatu rahmat (“…for the desire to pray is in itself a gift“), marilah kita bersyukur untuk rahmat ini, dan memohon agar Tuhan memampukan kita untuk menanggapi rahmat tersebut.

Ditulis oleh: Stefanus Tay & Ingrid Tay
Stefanus Tay, MTS dan Ingrid Listiati, MTS adalah pasangan suami istri awam dan telah menyelesaikan program studi S2 di bidang teologi di Universitas Ave Maria - Institute for Pastoral Theology, Amerika Serikat. (Katolisitas.org)


Mengapa doa Bunda Maria tidak mungkin ditolak oleh Tuhan sendiri?


Sesungguhnya doa dari setiap kita tidak ada yang ditolak oleh Tuhan. Maka kalau dikatakan bahwa “semua doa kita tidak mungkin ditolak oleh Kristus”, itu tidak otomatis mengatakan bahwa kita sejajar dengan Kristus. Allah selalu menerima doa setiap orang, namun tentang hal pengabulan doa, memang Tuhan yang menentukan, sesuai dengan kehendak-Nya, yang kadang tidak sama dengan kehendak orang yang berdoa.
Nah, tentang doa Bunda Maria [dan doa para orang kudus di surga], memang ada kekhususannya tersendiri, sebab mereka telah bersatu sepenuhnya dengan Allah dan menjadi sama seperti Dia (lih. 1 Yoh 3:2), sehingga kehendak mereka sama dengan kehendak Allah. Dengan demikian, maka Allah mengabulkan doa-doa mereka, sebab yang dimohonkan sesuai dengan kehendak-Nya. Bunda Maria dan para orang kudus itu dapat turut mendoakan kita, dan dengan demikian turut mendukung Perngantaraan Kristus kepada Allah Bapa, untuk mendatangkan yang terbaik demi keselamatan kita.
Maka bahwa kuasa doa Bunda Maria [dan para kudus di surga] sangat besar, itu sungguh terbukti. Sebab Kitab Suci mengajarkan, “Doa orang benar besar kuasanya” (Yak 5:16), dan ini tergenapi di dalam diri Bunda Maria [dan para kudus di surga] yang telah dibenarkan oleh Allah. Secara istimewa, Bunda Maria telah dipilih dan dikuduskan Allah sejak semua untuk menjadi ibu bagi Putera-Nya Yesus Kristus, yang taat setia kepada-Nya sampai akhir. Maka ia dibenarkan Allah, dan besarlah kuasa doanya. Namun besarnya kuasa doa Bunda Maria tidak menjadikannya sejajar dengan Allah, sebab pada dasarnya, yang mengabulkan doa manusia tetaplah Allah saja. Bunda Maria hanya turut menyampaikan doa permohonan kita, dan mempercayakan hal pengabulannya kepada Allah, sebagaimana yang dilakukannya dalam perjamuan perkawinan di Kana (lih. Yoh 2:1-11). Maka jika Allah mengabulkan doanya, itu adalah karena kebijaksanaan Allah.
Marilah kita menghormati kebijaksanaan-Nya itu, yang memang mengizinkan para orang kudus-Nya untuk turut mengambil bagian dalam karya keselamatan-Nya. Sebab demikianlah kehendak Allah, Ia berkarya di dalam diri manusia-manusia ciptaan-Nya, dalam keterbatasan mereka sebagai manusia, namun justru dalam kelemahan inilah kuasa Tuhan menjadi sempurna (lih. 2 Kor 12:9); sehingga tergenapilah kehendak-Nya: “Allah menjadi semua di dalam semua” (1Kor 15:28). Jadi dalam rencana keselamatan Allah itu, Pengantaraan Kristus juga melibatkan para anggota-Nya yang lain, sebagaimana Kepala melibatkan anggota-anggota Tubuh-Nya.


Ditulis oleh: Stefanus Tay & Ingrid Tay
Stefanus Tay, MTS dan Ingrid Listiati, MTS adalah pasangan suami istri awam dan telah menyelesaikan program studi S2 di bidang teologi di Universitas Ave Maria - Institute for Pastoral Theology, Amerika Serikat. (Katolisitas.org)

Apakah ada jam khusus untuk berdoa?


Katekismus Gereja Katolik mengajarkan tentang waktu doa sebagai berikut:
KGK 2742        “Tetaplah berdoa” (1 Tes 5:17). “Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita” (Ef 5:20). “Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang kudus” (Ef 6:18). “Kita tidak diwajibkan untuk tetap bekerja, berjaga-jaga, dan berpuasa. Tetapi adalah satu hukum bagi kita, supaya berdoa dengan tidak putus-putusnya” (Evagrius, cap. pract. 49). Semangat yang tidak kenal lelah ini hanya dapat berasal dari cinta. Perjuangan doa melawan kelambanan dan kemalasan kita adalah perjuangan untuk mendapatkan cinta yang rendah hati, penuh kepercayaan dan ketabahan. Cinta ini membuka hati kita untuk tiga kepastian iman yang gemilang dan menghidupkan:
Memang ada orang-orang yang menyukai memilih jam-jam tertentu untuk berdoa, misalnya jam 3 siang, mengacu kepada jam wafat-Nya Kristus, sebagaimana dianjurkan pada devosi Kerahiman Ilahi. Ada yang memilih untuk melakukan doa jam 6 pagi, 12 siang dan 6 sore, diawali dengan doa Malaikat Tuhan (Angelus) untuk merenungkan peristiwa penjelmaan Kristus Sang Sabda menjadi manusia untuk menyelamatkan kita. Atau ada orang-orang lain yang memilih waktu-waktu lainnya untuk berdoa. Semua itu baik, sebab dikatakan bahwa yang dikehendaki Tuhan adalah sepanjang hari, kita mengarahkan hati kita kepada Tuhan, dan menujukan segala sesuatu yang kita pikirkan, katakan dan kerjakan sebagai persembahan dan ucapan syukur kepada Tuhan. Ini adalah perjuangan bagi kita semua sebagai murid Kristus, dan umumnya, kita jatuh bangun di dalamnya, justru karena kita tidak/ belum terbiasa membawa serta Tuhan dalam segala hal yang kita pikirkan, katakan dan lakukan, padahal seharusnya demikian. Jika kita mengikutsertakan Tuhan di dalam segala sesuatu, kita akan dapat menghindari prasangka buruk terhadap orang lain, mengucapkan kata-kata kasar, dan bersikap atau berbuat jahat ataupun merugikan orang lain. Di sinilah seharusnya kita menggabungkan sifat Marta dan Maria, yaitu bekerja dan berdoa (dan sebaliknya), dan menjadikan keseluruhan hidup kita sebagai doa tanpa henti kepada Allah. Penggabungan doa dan karya inilah yang secara mengagumkan terjadi dalam kehidupan banyak para orang kudus (Santa dan Santo) dalam Gereja Katolik, dan karena itu kita perlu meniru teladan hidup mereka.
Jika seluruh pikiran dan hati kita terarah kepada Tuhan, maka kehendak-Nya menjadi kehendak kita, sehingga apa yang kita doakan terkabul, sebab memang itulah yang kita mohonkan dalam doa Bapa Kami, yang diajarkan oleh Kristus kepada kita, “Jadilah kehendak-Mu, di atas bumi seperti di dalam Surga”. Dan sukacita dan damai sejahtera menyertai kita, sebab kita percaya bahwa Allah adalah Bapa kita yang selalu menghendaki yang terbaik untuk terjadi dalam kehidupan kita.



Ditulis oleh: Stefanus Tay & Ingrid Tay
Stefanus Tay, MTS dan Ingrid Listiati, MTS adalah pasangan suami istri awam dan telah menyelesaikan program studi S2 di bidang teologi di Universitas Ave Maria - Institute for Pastoral Theology, Amerika Serikat. (Katolisitas.org)

Thursday, December 27, 2012

FPI Gugat Bupati Soal Misa Natal di Alun-alun


TEMPO.CO, Ungaran - Front Pembela Islam (FPI) Jawa Tengah mengancam menggugat Bupati Semarang, Mundjirin, karena telah mengizinkan umat Kristiani melaksanakan Misa Natal di Alun-alun Kabupaten pada Senin malam, 24 Desember 2012.

"Ini hanya untuk kepentingan Bupati yang sok gagah agar kelihatan melindungi umat," ujar Sekretaris Front Pembela Islam Jawa Tengah, Jindan, Selasa, 25 Desember 2012.

Semula, Jindan hendak membuat acara di Alun-alun Kabupaten Semarang untuk menandingi Misa Malam Natal. Namun upaya itu urung dilakukan. Menurut dia, Bupati Mundjirin mengedepankan kepentingan pribadi dan golongan untuk memunculkan konflik antar umat beragama.

Menanggapi tudingan itu, Bupati Mundjirin mengatakan izin misa saat Natal di Alun-alun Mini atau Sidomulyo Kabupaten Semarang punya landasan hukum, yakni Peraturan Bupati Nomor 52 Tahun 2008 tentang pedoman izin penggunaan lapangan di Kabupaten Semarang.

"Lapangan itu fasilitas publik. Kegunaanya untuk kegiatan keagamaan, ormas dan pedagang kaki lima," ujar Mundjirin.

Ia menjelaskan lapangan tempat dilaksanakannya Misa Natal bukan ini halaman Masjid Agung Alun-alun Kabupaten Semarang. Bahkan, kata Mundjirin, kegiatan misa ini telah dilakukan selama 10 kali dan baru menimbulkan protes saat FPI hadir di Kabupaten Semarang.

Di lain pihak, Kepala Kantor Kesatuan Kebangsaan Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Semarang, Purbatinhadi, menilai protes misa saat Natal baru terjadi kali ini. "Organisasi itu (FPI) juga tak terdaftar di kantor Kesbangpolinmas," ujarnya.


Monday, December 3, 2012

Penampakan Bunda Maria Hebohkan Malaysia

Penampakan Bunda Maria di jendela RS Sime Darby

Sosok menyerupai Bunda Maria muncul di sebuah jendela di Rumah Sakit Sime Darby, di Kota Subang Jaya, Negara Bagian Selangor, Malaysia. Alhasil, gambar terletak di lantai tujuh itu langsung menghebohkan umat Katolik di negara jiran itu sejak dua hari lalu.

Situs emirates247.com melaporkan, Senin (12/11), gambar Bunda Maria itu langsung menyebar di kalangan umat Kristen setempat melalui media sosial Facebook. Sejumlah orang langsung memadati rumah sakit untuk melihat secara langsung.

Bahkan, mereka yang menginap menyebut telah melihat sosok seperti Yesus tidak jauh dari penampakan Bunda Maria. Mereka melihat Yesus selang dua jendela di sebelah Bunda Maria.

Umat Katolik berduyun-duyun datang memadati lokasi penampakan Bunda Maria

Ibu rumah tangga tinggal tidak jauh dari situ, Eunice Fernandez, percaya Bunda Maria mencoba mengirim pesan kepada semua orang. Ini lantaran gambar Bunda Maria seperti melihat ke arah bawah dan bendera Malaysia. "Kita juga melihat Yesus dan seperti bergerak. Keduanya tidak diam," ujar Fernandez. Perempuan 54 tahun ini membantah penampakan Bunda Maria itu tipuan belaka.

Kurang lebih seratus umat Katolik menginap di sekitar rumah sakit sambil menyalakan lilin, menyanyikan lagu pujian, dan berdoa. Beberapa bus pelancong terlihat memacetkan jalan menuju rumah sakit. Tidak hanya warga Malaysia, beberapa orang di antaranya berasal dari Singapura. Mereka datang untuk melihat gambar dipercaya sebagai mukjizat itu.

Rumah sakit yang terletak di Kota Subang Jaya, negara bagian Selangor, Malaysia ini, dikunjungi sejumlah wisatawan yang memadati wilayah RS hingga menimbulkan kemacetan. Menurut Simon Labrooy, imam terdekat di Paroki St Thomas More Subang Jaya, panel kaca jendela akan dipindahkan ke Gereja Maria Our Lady of Lourdes di Klang, Malaysia, agar umat dapat berdoa lebih kondusif. Demikian dilansir The Sun, Rabu, (14/11/2012).
Panel Kaca Jendela dipindahkan ke Gereja Maria Our Lady of Lourdes di Klang, Malaysia

Redaktur majalah mingguan Katolik asal Malaysia, the Herald, Lawrence Andrew, mengatakan gereja akan meneliti keaslian gambar dan memeriksa saksi. "Bisa saja ini wahyu. Tapi memang harus dipastikan lebih dulu apakah gambar ini buatan atau benar-benar Bunda Maria," katanya.

Rumah sakit yang terletak di Kota Subang Jaya, negara bagian Selangor, Malaysia ini, dikunjungi sejumlah wisatawan yang memadati wilayah RS hingga menimbulkan kemacetan. Menurut Simon Labrooy, imam terdekat di Paroki St Thomas More Subang Jaya, panel kaca jendela akan dipindahkan ke Gereja Maria Our Lady of Lourdes di Klang, Malaysia, agar umat dapat berdoa lebih kondusif. Demikian dilansir The Sun, Rabu, (14/11/2012).

Lebih lanjut klik: http://www.kabargereja.tk/2012/11/fenomena-menarik-penampakan-sosok-mirip.html
Copyright � 2011 TimPPGI di KabarGereja
Rumah sakit yang terletak di Kota Subang Jaya, negara bagian Selangor, Malaysia ini, dikunjungi sejumlah wisatawan yang memadati wilayah RS hingga menimbulkan kemacetan. Menurut Simon Labrooy, imam terdekat di Paroki St Thomas More Subang Jaya, panel kaca jendela akan dipindahkan ke Gereja Maria Our Lady of Lourdes di Klang, Malaysia, agar umat dapat berdoa lebih kondusif. Demikian dilansir The Sun, Rabu, (14/11/2012).

Lebih lanjut klik: http://www.kabargereja.tk/2012/11/fenomena-menarik-penampakan-sosok-mirip.html
Copyright � 2011 TimPPGI di KabarGereja

Recent Post